Kerangka Berpikir

C. Kerangka Berpikir

Kerangka berpikir merupakan sintesa tentang hubungan antar variabel yang disusun dari berbagai teori yang telah dideskripsikan, Sugiyono (2010 : 89). Kerangka berpikir dalam penelitian ini digambarkan sebagai berikut :

1. Pengaruh Current Ratio terhadap perubahan laba

Martono dan Harjito (2010 : 55) mengemukakan pengaruh Current Ratio terhadap perubahan laba sebagai berikut : Current ratio yang tinggi memberikan indikasi jaminan yang baik

bagi kreditor jangka pendek dalam arti setiap saat perusahaan memiliki kemampuan untuk melunasi kewajiban-kewajiban finansial jangka pendeknya. Akan tetapi, Current Rasio yang tinggi akan berpengaruh negatif terhadap kemampuan memperoleh laba ( rentabilitas ), karena sebagian modal kerja tidak berputar atau mengalami pengangguran.

Dari segi profitabilitas, nilai Current Rasio yang tinggi belum tentu baik walaupun dari segi likuiditas menunjukkan resiko yang rendah. Dalam hasil penelitian sebelumnya ada beberapa peneliti yang menggunakan Current Ratio dalam pengaruhnya terhadap perubahan laba yaitu Wulansari (2013), Agung, Fitrah, Zirman, dan Rofika (2011) membuktikan Current Ratio berpengaruh positif signifikan terhadap perubahan laba, namun Shaliha (2013), Fatimah (2014), Sitanggang dan Vivandi (2012), Paramawardhani, Gumanti, dan Puspitasari (2013), Agustina dan Silvia (2012) menemukan Current Ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap perubahan laba. Dari hasil penelitian yang tidak konsisten tersebut maka dapat diuji dan dibuktikan apakah Current Ratio secara parsial mempunyai pengaruh signifikan terhadap perubahan laba.

2. Pengaruh Debt To Equity Ratio terhadap perubahan laba

Kasmir (2008 : 112) mengemukakan pengaruh Debt to Equity Ratio terhadap perubahan laba sebagai berikut : Debt to Equity Ratio merupakan rasio yang digunakan untuk menilai

utang dan ekuitas. Debt to Equity Ratio berguna untuk mengetahui jumlah dana yang disediakan peminjam (kreditor) dengan pemilik perusahaan. Debt to Equity Ratio mempunyai dampak yang buruk, karena tingkat hutang yang semakin tinggi berarti beban bunga akan semakin besar dan menunujukkan keuntungan berkurang. Maka tinggi Debt to Equity Ratio, makin besar financial leverage dan makin besar proporsi dana kreditor yang digunakan untuk menghasilkan laba.

Dapat disimpulkan Debt to Equity Ratio yang kecil maka semakin baik karena mempunyai resiko kerugian lebih kecil dan mengakibatkan rendahnya tingkat hasil pengembalian ( return ) pada saat perekonomian tinggi. Dalam hasil penelitian sebelumnya yang menggunakan Debt to Equity Ratio dalam pengaruhnya terhadap perubahan laba yaitu Agung, Fitrah, Zirman dan Rofika (2011), Paramawardhani, Gumanti dan Puspitasari (2013), Oktanto dan Nuryatno (2014), Shaliha (2013), Wulansari (2013) menunjukkan Debt to Equity Ratio berpengaruh positif signifikan terhadap perubahan laba, tetapi terdapat hasil penelitian yang tidak sejalan yaitu Agustina dan Silvia (2012) yang menunjukkan Debt to Equity Ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap perubahan laba. Dari hasil penelitian yang tidak konsisten tersebut maka dapat diuji dan dibuktikan apakah Debt to Equity Ratio secara parsial mempunyai pengaruh signifikan terhadap perubahan laba.

3. Pengaruh Return On Assets terhadap perubahan laba

Dalam Syamni dan Martunis (2013 : 21) mengemukakan pengaruh Return On Assets terhadap perubahan laba sebagai berikut : Return On Assets menunjukkan sejauh mana kemampuan asset yang

dimiliki perusahaan untuk menghasilkan laba setelah pajak, semakin besar Return On Assets perusahaan, semakin besar pula posisi perusahaan tersebut dan semakin baik pula posisi perusahaan tersebut dari segi penggunaan aset. Oleh karena itu bagi manajemen atau pihak-pihak yang lain, rentabilitas yang tinggi lebih penting daripada keuntungan yang besar. Rentabilitas suatu perusahaan diukur dengan kesuksesan perusahaan dan kemampuan menggunakan aktiva secara produktif, dengan demikian rentabilitas suatu perusahaan dapat diketahui dengan memperbandingkan antara laba yang diperoleh dalam suatu periode dengan jumlah aktiva atau jumlah modal perusahaan tersebut. Perusahaan yang sehat seharusnya memiliki Return On Assets positif yang menandakan bahwa perusahaan tersebut menghasilkan laba.

Syamni dan Martunis (2013) membuktikan Return On Asset berpengaruh positif signifikan terhadap perubahan laba, namun Fatimah (2014) menunjukkan Return On Asset berpengaruh negatif signifikan terhadap perubahan laba, sedangkan Sitanggang dan Vivandi (2012) membuktikan Return On Asset tidak berpengaruh signifikan terhadap perubahan laba. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa Return On Asset mampu digunakan dalam memprediksi perubahan laba. Dengan adanya hasil penelitian yang tidak konsisten tersebut, maka dapat diuji dan dibuktikan apakah Return On Asset secara parsial mempunyai pengaruh signifikan terhadap perubahan laba.

4. Pengaruh Return On Equity terhadap perubahan laba

Munawir (2008 : 84) mengemukakan “ Return On Equity sangat menarik bagi pemegang saham maupun para calon pemegang saham, dan juga bagi manajemen karena rasio tersebut merupakan ukuran atau indikator penting dari shareholder value creation ”. Return On Equity sangat tidak menarik bagi menejer devisi karena mereka lebih berkepentingan dengan efisiensi penggunaan aktiva, dari pada sumber dana untuk membiayai aktiva tersebut (dari kreditor atau dari pemegang saham). Banyak perusahaan telah memperoleh hasil atas dana yang telah diinvestasikan oleh pemegang saham (baik secara langsung atau dengan laba yang ditahan).

Dalam Syamni dan Martunis (2013 : 21) menyatakan pengaruh Return On Equity terhadap perubahan laba sebagai berikut : Pengaruh Return On Equity terhadap perubahan laba perusahaan

adalah semakin rendah nilai rasio, semakin kecil tingkat keuntungan yang diperoleh pemegang saham perusahaan. Semakin tinggi tingkat pengembalian dari modal ini ( Return On Equity) melebihi biaya modal yang digunakan, maka laba yang dihasilkan akan mengalami peningkatan dari tahun-tahun sebelumnya karena sejauh mana perusahaan mengelola modal sendiri ( net worth ) secara efektif, mengukur tingkat keuntungan dari investasi yang telah dilakukan oleh pemilik modal sendiri pemegang saham.

Syamni dan Martunis (2013) menemukan Return On Equity berpengaruh negatif signifikan terhadap perubahan laba, sedangkan Sitanggang dan Vivandi (2012), Fatimah (2014) membuktikan Return On Equity tidak berpengaruh signifikan terhadap perubahan laba. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa rasio Return On Equity mampu digunakan dalam memprediksi perubahan laba. Dengan adanya hasil Syamni dan Martunis (2013) menemukan Return On Equity berpengaruh negatif signifikan terhadap perubahan laba, sedangkan Sitanggang dan Vivandi (2012), Fatimah (2014) membuktikan Return On Equity tidak berpengaruh signifikan terhadap perubahan laba. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa rasio Return On Equity mampu digunakan dalam memprediksi perubahan laba. Dengan adanya hasil

5. Pengaruh Net Profit Margin terhadap perubahan laba

Harahap (2011 : 304) mengemukakan pengaruh Net Profit Margin terhadap perubahan laba sebagai berikut : Net Profit Margin menunjukkan sejauh mana kemampuan perusahaan

menghasilkan laba bersih pada tingkat penjualan tertentu. Net Profit Margin juga diinterpretasikan sebagai kemampuan perusahaan menekan biaya-biaya (ukuran efisiensi) di perusahaan pada periode tertentu. Semakin besar rasio maka semakin baik karena dianggap kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba cukup tinggi. Perusahaan yang sehat seharusnya memiliki Net Profit Margin positif yang menandakan bahwa perusahaan tersebut menghasilkan laba bersih.

Pengaruh Net Profit Margin terhadap perubahan laba perusahaan adalah semakin tinggi nilai rasio maka laba bersih yang dihasilkan juga semakin meningkat karena penjualan bertambah lebih besar daripada biaya usaha. Net profit margin berpengaruh positif signifikan terhadap perubahan laba yang dibuktikan oleh Indriastuti (2014), sedangkan hasil penelitian Agustina dan Silvia (2012), Sholiha (2013), Wulansari (2013) membuktikan Net Profit Margin tidak berpengaruh signifikan terhadap perubahan laba. Dengan adanya hasil penelitian yang tidak konsisiten tersebut, maka dapat diuji dan dibuktikan apakah Net Profit Margin secara parsial mempunyai pengaruh signifikan terhadap perubahan laba.