Definisi Operasional

4.7. Definisi Operasional

Penetapan variabel penelitian memerlukan definisi operasional sehingga pengukuran variabel dapat dilakukan dengan mudah. Disamping itu juga dibutuhkan indikator atau tolak ukur untuk memperjelas dan memudahkan penilaian terhadap obyek yang akan diteliti. Berikut ini adalah definisi operasional variabel yang diteliti dalam penelitian ini.

1. Operator Tire Building adalah pekerja seksi Tire Building di Departemen Produksi PT. Intirub yang bertugas merakit komponen-komponen ban mentah menjadi ban mentah.

2. Produktivitas kerja adalah suatu konsep yang menunjukkan seberapa baik kemampuan seorang pekerja mencapai schedule (jadwal produksi) yang telah ditargetkan perusahaan. Pengukuran produktivitas kerja operator dilakukan dengan cara membandingkan hasil realisasi ban mentah yang berhasil dibuat dengan jadwal produksi yang dinyatakan dalam satuan persen (%).

3. Usia adalah lama hidup yang dijalani seseorang sejak dilahirkan hingga waktu tertentu. Dalam penelitian ini besaran usia dihitung sampai dengan bulan Juni 2006 karena produktivitas kerja yang diukur adalah produktivitas kerja rata- rata per individu selama bulan Mei 2006.

4. Jenjang pendidikan adalah jenjang pendidikan formal terakhir yang pernah dijalani seseorang dan dibuktikan dengan ijasah sebagai tanda kelulusan. Dalam penelitian ini, jenjang pendidikan hanya dibedakan menjadi dua yaitu lulusan SMU dan lulusan dibawah SMU karena sebagian besar operator telah lulus SMU.

5. Status kerja adalah status seorang pekerja dalam suatu perusahaan yang telah terikat dalam jangka waktu tertentu. Status kerja dibedakan menjadi dua yaitu pekerja tetap dan pekerja kontrak. Variabel status kerja diukur dengan menggunakan dummy, artinya status kerja tetap diberi nilai satu dan status kerja kontrak diberi nilai nol.

6. Masa kerja adalah lama waktu yang telah dijalani seorang pekerja ketika bekerja di PT. Intirub yang dinyatakan dalam satuan tahun.

7. Pengalaman kerja di industri ban terkait adalah lama waktu yang telah dijalani seorang pekerja ketika bekerja di suatu tempat kerja (diluar PT. Intirub) yang masih berkaitan dengan industri ban yang dinyatakan dalam satuan tahun.

8. Status pernikahan adalah status seseorang apakah telah menikah atau belum menikah. Variabel status pernikahan diukur dengan menggunakan variabel dummy , artinya jika statusnya menikah maka bernilai satu, jika belum menikah maka bernilai nol.

9. Pendapatan istri adalah besarnya pendapatan yang diperoleh dari istri seorang pekerja yang juga bekerja dan dinyatakan dalam satuan rupiah.

10. Jumlah tanggungan keluarga adalah banyaknya anggota keluarga yang menjadi kewajiban pekerja untuk memenuhi kebutuhan sehari- harinya yang dinyatakan dalam satuan orang.

11. Indeks Massa Tubuh (IMT) adalah pengukuran status gizi seorang pekerja dengan membandingkan berat badan dengan kuadrat tinggi badan. Dalam penelitian ini, IMT dinyatakan dengan variabel dummy dan hanya dibedakan menjadi dua yaitu IMT yang berada pada status gizi normal diberi nilai satu dan IMT yang berada di bawah atau di atas status gizi normal diberi nilai nol.

12. Penyakit ringan adalah penyakit yang masih berada pada kategori ringan yang umum di derita seorang pekerja seperti batuk, influenza, demam, masuk angin, sakit kepala, dan lain- lain. Pengukuran variabel ini menggunakan variabel dummy artinya seorang pekerja yang sering menderita penyakit ringan diberi nilai satu dan pekerja yang jarang menderita penyakit ringan diberi nilai nol.

13. Penyakit berat adalah penyakit yang sudah berada pada kategori berat seperti tipes, demam berdarah, diabetes, asma, TBC, gangguan ginjal, kanker, dan lain- lain. Pengukuran variabel ini menggunakan variabel dummy artinya seorang pekerja yang memiliki penyakit berat diberi nilai satu dan pekerja yang tidak memiliki penyakit berat diberi nilai nol.

14. Banyaknya surat ijin sakit adalah tingkat kesehatan fisik seorang pekerja yang dilihat dari banyaknya ijin yang diambil seorang pekerja dengan menggunakan surat ijin dokter, rumah sakit, ataupun surat keterangan sakit. Pengukuran surat ijin sakit terhitung selama bulan Mei 2006 yang diambil dari laporan absensi dan dinyatakan dalam satuan hari.

15. Pelatihan kerja dari luar PT. Intirub adalah pelatihan kerja formal maupun informal yang pernah diterima seorang pekerja dari luar PT. Intirub yang masih berkaitan dengan industri ban. Dalam penelitian ini, variabel pelatihan kerja dari luar PT. Intirub diukur dengan menggunakan variabel dummy, artinya jika pernah menjalani pelatihan maka bernilai satu, jika tidak pernah menjalani pelatihan maka bernilai nol.

16. Persepsi tugas pekerjaan adalah persepsi seorang pekerja terhadap tugas pekerjaaan yang dilakukannya seperti kebanggaan melakukan pekerjaan, kesulitan dalam melakukan pekerjaan, kejenuhan atau kebosanan, tantangan dalam pekerjaan, dan urutan arus kerja dalam perusahaan.

17. Pendapatan tambahan adalah besarnya pendapatan yang diperoleh pekerja dari pekerjaan lain atau pendapatan yang diperoleh dari bekerja di tempat lain (diluar PT. Intirub) yang dinyatakan dalam satuan rupiah.

18. Persepsi kepuasan pendapatan adalah persepsi seorang pekerja terhadap pendapatan dan sistem kompensasi yang diterimanya seperti kesesuaian pendapatan dengan masa kerja dan bagian kerja, kesepakatan besarnya pendapatan, kecukupan pendapatan dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari, kejelasan tunjangan yang diterima, dan ketepatan waktu sistem penggajian.

19. Peringatan tertulis adalah peringatan yang disampaikan pihak perusahaan secara tertulis kepada seorang pekerja yang dinilai telah melanggar peraturan dan kebijakan perusahaan. Jenis peringatan tertulis dibedakan menjadi tiga yaitu peringatan tertulis I, peringatan tertulis II, dan peringatan tertulis III.

20. Ketidakhadiran tanpa keterangan adalah ketidakhadiran seorang pekerja dalam jadwal kerja yang tidak disertai keterangan apapun. Pengukuran variabel ketidakhadiran tanpa keterangan terhitung selama bulan Mei 2006 yang tercatat dalam laporan absensi dan dinyatakan dalam satuan hari.

21. Persepsi displin kerja adalah persepsi seorang pekerja terhadap ketentuan- ketentuan yang ditetapkan oleh perusahaan dan berlaku bagi semua pekerja seperti setuju dengan peraturan yang berlaku, keterlambatan kerja, kesesuaian pemberian sanksi dan peringatan tertulis terhadap kesalahan yang dilakukan, dan kedisiplinan perusahaan menerapkan peraturan.

22. Persepsi kondisi fisik tempat kerja adalah persepsi seorang pekerja terhadap kondisi fisik tempat kerja yang diukur berdasarkan kepuasan terhadap kenyamanan dan ketenangan, kebersihan dan kesehatan, sirkulasi udara dan pencahayaan, keamanan tempat kerja, fasilitas keselamatan, dan kelengkapan perlengkapan kerja.

23. Persepsi hubungan sesama rekan kerja adalah persepsi seorang pekerja terhadap interaksi yang terjadi antara seorang pekerja dengan sesama rekan kerja seperti hubungan dengan sesama rekan kerja dalam satu bagian maupun di luar bagian, adanya dorongan atau semangat kerja yang diberikan kepada rekan kerja, bantuan dan kerjasama, dan hubungan dengan keluarga rekan kerja.

24. Persepsi kepemimpinan adalah persepsi seorang pekerja terhadap interaksi yang terjadi antara seorang pekerja dengan atasan langsung yang berada di atasnya baik di dalam pekerjaan maupun di luar pekerjaan seperti pengawasan yang ketat dalam pekerjaan, kesediaan atasan dalam memperhatikan ide atau saran, memberikan bimbingan dan kritik, penghargaan atas hasil kerja yang memuaskan, kesediaan memberikan bantuan saat mengalami kendala dalam pekerjaan, musyawarah mufakat dengan bawahan dalam pengambilan keputusan, dan atasan mengetahui kehidupan keluarga bawahan.

25. Kendala ketersediaan bahan baku adalah kendala yang dihadapi oleh seorang pekerja dalam melakukan proses produksi karena ketidaktersediaan bahan baku. Kendala bahan baku yang dihadapi pekerja dalam merakit ban mentah seperti tidak tersedianya tread, base, sidewall, ply, breaker, chafer, bead, dan obal . Pengukuran kendala bahan baku yaitu dengan membandingkan jumlah produksi ban mentah yang tidak berhasil terealisasi yang dikarenakan tidak tersedianya bahan baku dengan jumlah jadwal (target produksi) dan dinyatakan dalam satuan persen.

26. Kendala kelancaran mesin adalah kendala yang dihadapi oleh seorang pekerja dalam melakukan proses produksi karena adanya gangguan, kerusakan, 26. Kendala kelancaran mesin adalah kendala yang dihadapi oleh seorang pekerja dalam melakukan proses produksi karena adanya gangguan, kerusakan,