FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKTI

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKTIVITAS KERJA SEKSI TIRE BUILDING DI DEPARTEMEN PRODUKSI PT. INTIRUB, JAKARTA

Oleh : ISMAIDA HERNALYTA SORMIN

A14102003

PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

RINGKASAN

ISMAIDA HERNALYTA SORMIN. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produktivitas Kerja Seksi Tire Building Di Departemen Produksi PT. Intirub, Jakarta. Di bawah bimbingan NUNUNG KUSNADI.

Memasuki era globalisasi dan persaingan pasar yang semakin ketat, perlu adanya pengembangan agroindustri yang berdaya saing kuat. Suatu perusahaan agroindustri dapat bersaing dan bertahan jika perusahaan mampu mempertahankan dan meningkatkan produktivitasnya. PT. Intirub sebagai salah satu perusahaan agroindustri yang bergerak dalam bidang industri ban ternyata mengalami masalah penurunan produktivitas tenaga kerja. Selama lima tahun terakhir, produktivitas tenaga kerjanya selalu mengalami peningkatan dari tahun 2001 – 2004, namun pada tahun 2005 produktivitas tenaga kerjanya mengalami penurunan. Peningkatan produktivitas tenaga kerja dari tahun 2001-2002 sebesar

2.5 persen, dari tahun 2002-2003 sebesar 13 persen, dari tahun 2003-2004 sebesar

3.6 persen. Penurunan produktivitas kerja dari tahun 2004-2005 sebesar enam persen. Hal ini menunjukkan bahwa PT. Intirub perlu mencermati masalah produktivas kerja yang mengalami penurunan pada setahun terakhir ini. Tujuan dari penelitian ini adalah 1) Mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap produktivitas kerja seksi Tire Building khususnya operator di Departemen Produksi PT. Intirub, dan 2) Menganalisis pengaruh faktor-faktor produktivitas kerja terhadap tingkat produktivitas kerja seksi Tire Building khususnya operator di Departemen Produksi PT. Intirub.

Penelitian ini dilaksanakan di PT. Intirub dengan pertimbangan bahwa PT. Intirub merupakan perusahaan yang bergerak dalam sektor agroindustri yang di dalam kegiatan operasionalnya berorientasi pada sumber daya manusia yang dimilikinya. Pengumpulan data dilaksanakan selama tiga bulan dari bulan Mei sampai dengan Juli 2006. Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari wawancara dan hasil penyebaran kuisioner yang dilakukan pada operator seksi Tire Building di Departemen Produksi. Data sekunder diperoleh dari komposisi tenaga kerja, formasi kerja Departemen Produksi, laporan hasil produksi seksi Tire Building, absensi operator Tire Building, laporan hasil penjualan, produksi, persediaan ban, dan berbagai literatur perusahaan lainnya, data dari BPS, Depnakertrans, DPN, APINDO, Asian Productivity Organization (APO), serta berbagai situs website terkait lainnya. Sampel dalam penelitian ini adalah operator Tire Building yang terdiri dari operator GPC (radial), operator U2 (truk/bus), dan operator Ceko (mini light truk, ultra light truk, light truk, dan passanger). Jumlah operator Tire Building yang bertugas merakit ban mentah di PT. Intirub sebanyak 59 orang.

Analisis data yang digunakan dalam menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja adalah analisis data secara statistika dekripsi dan statistika kuantitatif. Statistika deskripsi digunakan untuk mengumpulkan, menyederhanakan, dan menyajikan data sehingga dapat memberikan informasi mengenai produktivitas kerja operator Tire Building dan faktor- faktor yang mempengaruhinya. Analisis data secara statistika kuantitatif dilakukan dengan menggunakan analisis regresi berganda yang dilanjutkan dengan analisis regresi komponen utama dan menggunakan bantuan program komputer MINITAB 14.

Analisis kuantitatif ini digunakan untuk mengetahui pengaruh antara variabel berpengaruh (X) yaitu faktor- faktor produktivitas pekerja dengan variabel

terpengaruh (Y) yaitu tingkat produktivitas pekerja per individu. Karakteristik responden menunjukkan bahwa rata-rata produktivitas kerja operator Tire Building mencapai 64.06 persen. Rata-rata usia operator adalah 29.7 tahun dengan masa kerja rata-rata 6.6 tahun, dan sebagian besar telah menikah dengan tanggungan keluarga terbanyak 1-2 orang. Sebagian besar operator Tire Building berpendidikan SMU, berstatus pekerja tetap, dan memiliki status gizi (IMT) normal. Sebagian besar operator pernah mendapat pelatihan kerja di luar PT. Intirub, tetapi hanya 18 operator yang pernah bekerja di industri ban sebelumnya. Sebagian besar operator Tire Building berpendapat bahwa tugas pekerjaannya memuaskan, pendapatan yang diterima memuaskan, disiplin kerja perusahaan memuaskan, kondisi fisik PT. Intirub memuaskan, hubungan rekan kerja terjalin erat, dan hubungan kepemimpinan bersifat demokratis. Operator Tire Building menghadapi rata-rata kendala ketersediaan bahan baku mencapai 17.88 persen dan rata-rata kendala kelancaran mesin mencapai 2.64 persen.

Hasil analisis model regresi awal menga lami masalah multikolinieritas yang ditunjukkan pada nilai VIF variabel usia dan masa kerja yang lebih besar dari sepuluh sehingga variabel usia dihilangkan pada analisis model regresi akhir untuk mengatasi masalah multikolinieritas. Keterandalan dari model regresi akhir sebesar 85.9 persen yang menunjukkan bahwa variasi nilai produktivitas kerja

dapat dijelaskan 85.9 persen oleh variasi dari nilai faktor-faktor produktivitas kerja dalam model regresi akhir, sedangkan 14.1 persen diterangkan oleh faktor- faktor lain yang tidak terdapat dalam model regresi akhir ini. Pada tingkat kepercayaan 95 persen, faktor- faktor yang berpengaruh positif dan nyata adalah pelatihan kerja di luar PT. Intirub, status pernikahan, persepsi terhadap tugas

pekerjaan, dan pendapatan tambahan dari pekerjaan sampingan, sedangkan faktor- faktor yang berpengaruh negatif dan nyata adalah banyaknya ijin sakit, jenis peringatan tertulis, banyaknya ketidakhadiran tanpa keterangan, kendala ketersediaan bahan baku, dan kendala kelancaran mesin. Dari sembilan faktor- faktor yang berpengaruh nyata tersebut hanya tiga faktor yang berpengaruh nyata

pada tingkat kepercayaan 99 persen yaitu pelatihan kerja di luar PT. Intirub, banyaknya ketidakhadiran tanpa keterangan, dan kendala ketersediaan bahan baku.

Faktor-faktor produktivitas kerja dapat dikelompokkan menjadi tiga faktor dengan menggunakan analisis regresi komponen utama yang merupakan

kombinasi linier variabel asalnya. Faktor ketrampilan dan dorongan keluarga secara simultan berpengaruh positif terhadap produktivitas kerja yang didominasi oleh pengaruh dari usia pekerja, pendidikan, status kerja, masa kerja, status pernikahan, dan jumlah tanggungan keluarga. Faktor kondisi fisik dan kondisi mental pekerja secara simultan berpengaruh positif terhadap produktivitas kerja

yang didominasi oleh pengaruh dari status gizi (Indeks Massa Tubuh), banyaknya ijin sakit, pengalaman kerja di industri ban, pelatihan kerja di luar PT. Intirub, kepuasan pendapatan, pendapatan istri, peringatan tertulis, ketidakhadiran tanpa keterangan, dan persepsi disiplin kerja. Faktor hambatan dalam situasi kerja secara simultan berpengaruh negatif terhadap produktivitas kerja yang didominasi

oleh pengaruh dari frekuensi penyakit ringan, penyakit berat, persepsi tugas pekerjaan, pendapatan tambahan, kondisi fisik tempat kerja, hubungan rekan oleh pengaruh dari frekuensi penyakit ringan, penyakit berat, persepsi tugas pekerjaan, pendapatan tambahan, kondisi fisik tempat kerja, hubungan rekan

Upaya yang dapat dilakukan perusahaan untuk meningkatkan produktivitas kerja operator seksi Tire Building adalah meningkatkan pelatihan kerja, menindaklanjuti operator yang sering mengambil ijin sakit dengan meningkatkan pelayanan kesehatan, dan meningkatkan kedisiplinan kerja untuk mengurangi banyaknya pelanggaran yang terjadi. Selain itu, perusahaan sebaiknya segera mengatasi kendala bahan baku yang menjadi akar dari permasalahan produktivitas sehingga perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai pengendalian persediaan bahan baku di PT. Intirub dan perlu adanya penggantian mesin karena sebagian besar mesin- mesin yang digunakan diimpor dari luar negeri pada saat PT. Intirub masih berstatus perusahaan negara sehingga usianya sudah cukup tua.

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKTIVITAS KERJA SEKSI TIRE BUILDING DI DEPARTEMEN PRODUKSI PT. INTIRUB, JAKARTA

Skripsi Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor

Oleh : Ismaida Hernalyta Sormin A14102003 PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

PERNYATAAN

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA KARYA ILMIAH INI ADALAH BENAR-BENAR MERUPAKAN HASIL KARYA SAYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIAJUKAN SEBAGAI KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN DAN TIDAK MENGANDUNG BAHAN-BAHAN YANG PERNAH DITULIS ATAU DITERBITKAN OLEH PIHAK LAIN, KECUALI SEBAGAI BAHAN RUJUKAN YANG DINYATAKAN DALAM NASKAH.

Bogor, September 2006

Ismaida Hernalyta Sormin A14102003

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Madiun pada tanggal 20 Agustus 1984, dari pasangan Parsaoran Marjoka Sormin dan Rufty Heryna Sianipar. Penulis merupakan putri kedua dari lima bersaudara.

Penulis menyelesaikan pendidikan formal di Sekolah Dasar PIUS Pekalongan pada tahun 1996, Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama PIUS Pekalongan pada tahun 1999, dan Sekolah Menengah Umum Negeri 1 Pekalongan pada tahun 2002. Pada tahun yang sama, penulis diterima pada Program Studi Manajemen Agribisnis, Departemen Ilmu- ilmu Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor melalui jalur USMI (Undangan Seleksi Masuk IPB).

Selama masa perkuliahan, penulis aktif pada Komisi Pelayanan Siswa (KPS), Unit Kegiatan Mahasiswa Persekutuan Mahasiswa Kristen, Institut Pertanian Bogor (UKM-PMK-IPB) pada tahun 2003 sampai 2006. Penulis juga menjadi pembimbing siswa kristen di SLTP Negeri 11 Bogor pada tahun 2003 sampai tahun 2005.

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala kasih karunia-Nya sehingga skripsi yang berjudul “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produktivitas Kerja Seksi Tire Building Di Departemen Produksi PT. Intirub, Jakarta" ini dapat diselesaikan dengan baik. Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Pemilihan topik skripsi ini didasarkan pada kondisi tenaga kerja PT. Intirub yang mulai mengalami penurunan produktivitas kerja. Melalui penelitian ini diharapkan perusahaan dapat lebih memperhatikan faktor- faktor yang berpengaruh terhadap produktivitas kerja sehingga produktivitas perusahaan dapat lebih ditingkatkan.

Karya ilmiah ini merupakan upaya terbaik penulis, namun penulis menyadari skripsi ini masih memiliki keterbatasan. Dengan segala keterbatasan yang ada, skripsi ini diharapkan dapat bermanfaat bagi perusahaan, penelitian selanjutnya, dan semua pihak-pihak yang membut uhkan. Penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari kerjasama dan dukungan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Dr. Ir. Nunung Kusnadi, MS selaku Dosen Pembimbing yang selalu meluangkan waktu dan tenaga untuk membimbing penulis, serta memberikan banyak pengetahuan yang berharga kepada penulis.

2. Ir. Popong Nurhayati, MM selaku Dosen Penguji Utama yang telah memberikan masukan untuk penyempurnaan penulisan skripsi ini.

3. Anita Primaswari, SP, Msi selaku Dosen Penguji Wakil Departemen yang telah memberikan masukan untuk penulisan yang lebih baik.

4. Pihak manajemen PT. Intirub, Bapak Suwondo selaku Manajer bagian SDM, Bapak Sri Hadi, staf-staf bagian SDM, staf-staf bagian produksi, dan seluruh operator Tire Building atas kesediaannya meluangkan waktu dan memberikan informasi- informasi yang mendukung penulisan skripsi ini.

5. P.M. Sormin Siregar dan R.H. Sianipar selaku orangtua tercinta yang selalu memberikan doa restu dan kasih sayang, kakakku Fitryda H.S.I. Sormin, SE, dan adik-adikku Simon, Martthauly, Yohanes, yang selalu memberikan semangat dan motivasi untuk menjadi yang lebih baik.

6. Seluruh keluarga besar Ompung Patiar Sormin dan Ompung Parlaungan Sianipar yang selalu mendoakan, mendukung, serta membantu selama proses belajar di IPB.

7. Sahabat-sahabat yang selalu bersamaku dalam suka dan duka : Murni, Demak, Disney, dan Asyanna, yang telah memberikan banyak pengalaman- pengalaman berharga selama di IPB. Itan, Kak Anna, Maurin, Grace, Adit, Yugo, Eko, dan Pamungkas yang selalu memberikan semangat. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu

dalam penyelesaian skripsi ini.

Bogor, September 2006

Penulis

25. Nilai Loading Factor dari Faktor Ketrampilan dan Dorongan Keluarga ................................................................................................. 92

26. Nilai Loading Factor dari Faktor Kondisi Fisik dan Kondisi Mental Pekerja .................................................................................................... 94

27. Nilai Loading Factor dari Faktor Hambatan dalam Situasi Kerja ......... 95

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

1. Produktivitas Tenaga Kerja di Industri Pengolahan pada Negara-Negara Perekonomian di Asia tahun 1980-2001 (dalam 1,000 US$).................. 3

2. Perkembangan Volume Produksi PT. Intirub tahun 1999-2005 (dalam

satuan unit) .............................................................................................. 5

3. Produktivitas Kerja Operator dan Tenaga Kerja PT. Intirub ................. 7

4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produktivitas Pekerja .................... 27

5. Plot antara Standardized Residual dengan Fitted Value (Y) .................. 76

6. Normal Probability Plot dari Residual ................................................... 77

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Memasuki era globalisasi dan persaingan pasar yang semakin ketat, perlu adanya pengembangan agroindustri yang berdaya saing kuat. Beberapa keunggulan sektor agroindustri adalah menggunakan sumber daya alam yang dapat diperbaharui, memiliki keunggulan komparatif maupun kompetitif, dan dapat menampung tenaga kerja dalam jumlah yang banyak sehingga dapat memperluas pasar dan meningkatkan pendapatan masyarakat. Dengan sistem ekonomi yang semakin terbuka, suatu perusahaan agroindustri dapat bersaing dan bertahan jika perusahaan mampu mempertahankan dan meningkatkan produktivitasnya.

Secara makro ekonomi, produktivitas terkait dengan Gross Domestic Product (GDP) dari sebuah negara. GDP dapat digunakan untuk menghitung seberapa besar Total Factor Productivity (TFP) dari sebuah negara. TFP menggambarkan sejauh mana modal dan tenaga kerja dapat bersinergi sehingga menghasilkan output yang lebih besar. Berdasarkan data Asian Productivity Organization (2004) dalam Nugroho (2005), bagi negara- negara yang telah maju seperti Jepang dan Cina, peran TFP (produktivitas) terhadap pertumbuhan GDP menunjukkan nilai positif. Hal ini berarti pertumbuhan TFP merupakan faktor utama dalam penyumbangan nilai terhadap pertumbuhan GDP (Tabel 1).

Bila dibandingkan dengan negara- negara berkembang di Asia, produktivitas di Indonesia jauh tertinggal dari produktivitas negara- negara berkembang lainnya. Bila dilihat dari kontribusinya bagi GDP, produktivitas (TFP) justru menjadi faktor pengurang bagi GDP. Hal ini dapat dilihat dari nilai persentase kontribusi

dari pertumbuhan TFP terhadap pertumbuhan GDP sebesar -14.80 persen (Tabel 1). Sebelum tahun 1998, GDP ternyata lebih didominasi oleh faktor modal dan tenaga kerja yang justru tidak produktif sehingga me nyebabkan tidak adanya ketahanan yang baik ketika krisis ekonomi menimpa Indonesia. Hal ini terlihat dari nilai kontribusi dari pertumbuhan TFP terhadap pertumbuhan GDP Indonesia pada tahun 1995-1999 sebesar -255.49 persen (Tabel 1). Oleh karena itu, banyak perusahaan yang tutup, banyak investor yang mengalihkan investasinya ke negara lain karena tidak kompetitif, dan semakin banyak tenaga kerja yang menganggur, serta pertumbuhan ekonomi negara semakin berjalan lambat. Tabel 1. Kontribusi dari Pertumbuhan TFP terhadap Pertumbuhan GDP (dalam

satuan persen)

Negara 1980-1984

1985-1989

1990-1994

1995-1999 1980-2001

Cina 3.06 31.79 39.88 26.01 25.24 Filipina

26.00 -14.68 India

7.71 11.18 -255.49 -14.80

Iran -135.71

Korea 11.45 29.32 22.20 39.85 25.26 Malaysia

10.78 4.76 36.09 6.25 25.95 Nepal

12.11 22.55 41.80 3.41 26.74 Singapura

-3.72 20.70 30.11 -6.05 10.95 Thailand

6.97 42.59 24.79 -183.42 16.91 Vietnam

Sumber : Asian Productivity Organization (2004) dalam Nugroho (2005) Menghadapi tantangan ke depan, permasalahan mengenai produktivitas tidak dapat diabaikan lagi. Bila dikaitkan dengan ketenagakerjaan, produktivitas tenaga kerja sangat penting, mengingat jumlah tenaga kerja Indonesia yang melebihi permintaan. Produktivitas tenaga kerja dapat dihitung dengan melihat perbandingan GDP terhadap jumlah tenaga kerja. Bila dibandingkan dengan negara Jepang, Cina, Taiwan, dan Korea, produktivitas tenaga kerja Indonesia pada industri pengolahan sangat rendah bahkan kurang dari US$ 10,000 per tenaga kerja (Gambar 1).

30 Taiwan,Cina

GDP per tenaga kerja

10 Indonesia

India

80 82 84 86 88 90 92 94 96 98 00 Gambar 1. Produktivitas Tenaga Kerja di Industri Pengolahan pada Negara-

Negara Perekonomian di Asia tahun 1980-2001 (dalam 1,000 US$) Sumber : World Economic Forums dalam Nugroho (2005)

Perusahaan-perusahaan internasional kini melihat negara berkembang tidak hanya sebagai penyedia upah buruh yang murah tetapi juga harus mampu menawarkan teknologi dan pekerja ahli. Berdasarkan penelitian yang dilakukan International Labour Organization (2005) dalam Joseph (2005), produktivitas pekerja Indonesia tergolong rendah dibandingkan dengan produktivitas pekerja dari negara ASEAN lainnya. Dalam sebuah pengerjaan tugas yang sama, pekerja Indonesia menyelesaikan tugas selama delapan jam. Pekerja Thailand dapat menyelesaikan tugas yang sama dalam waktu 2 jam 45 menit, pekerja Malaysia hanya satu jam lima menit, dan pekerja Singapura hanya sebelas menit. Melihat perbandingan produktivitas pekerja Indonesia yang sangat jauh tertinggal dari negara-negara ASEAN, pemerintah, perusahaan, dan segala pihak yang terkait Perusahaan-perusahaan internasional kini melihat negara berkembang tidak hanya sebagai penyedia upah buruh yang murah tetapi juga harus mampu menawarkan teknologi dan pekerja ahli. Berdasarkan penelitian yang dilakukan International Labour Organization (2005) dalam Joseph (2005), produktivitas pekerja Indonesia tergolong rendah dibandingkan dengan produktivitas pekerja dari negara ASEAN lainnya. Dalam sebuah pengerjaan tugas yang sama, pekerja Indonesia menyelesaikan tugas selama delapan jam. Pekerja Thailand dapat menyelesaikan tugas yang sama dalam waktu 2 jam 45 menit, pekerja Malaysia hanya satu jam lima menit, dan pekerja Singapura hanya sebelas menit. Melihat perbandingan produktivitas pekerja Indonesia yang sangat jauh tertinggal dari negara-negara ASEAN, pemerintah, perusahaan, dan segala pihak yang terkait

1.2. Perumusan Masalah

PT. Intirub adalah salah satu perusahaan agroindustri yang bergerak dalam bidang industri ban. Perusahaan ini menjual produknya ke pasar dalam negeri dan sebagian produknya diekspor ke mancanegara. Dalam proses produksinya, perusahaan selalu memperhatikan atau memprioritaskan mutu dan inovasi, serta mempertahankan kepercayaan pelanggan dan para pemegang saham. Perusahaan sangat mengutamakan kualitas produk, berusaha memberikan kepuasan kepada pelanggan, menciptakan proses kerja berkualitas untuk menjamin mutu, dan terus melakukan inovasi menjadi salah satu kunci keberhasilan PT. Intirub dalam menghadapi para pesaing di pasar domestik maupun internasional.

PT. Intirub memproduksi lima jenis ban yaitu ban radial, passanger, mini light truck , ultra light truck, light truck, dan truck/bus. Kelima jenis ban tersebut terbagi menjadi beberapa tipe dan ukuran ban. Perkembangan volume produksi PT. Intirub dari tahun 1999-2005 dapat dilihat pada Gambar 2. Jenis ban yang paling banyak diproduksi PT. Intirub adalah ban radial dan ultra light truck. Sedangkan jenis ban passanger dan truck/bus sangat sedikit diproduksi PT. Intirub.

Mini Light Truck Ultra Light Truck

Radial

Passanger

Light Truck

Truck/Bus

Gambar 2. Perkembangan Volume Produksi PT. Intirub tahun 1999-2005 (dalam satuan unit) Sumber : PT. Intirub (2006)

Sejak tahun 1999 sampai dengan sekarang, produksi PT. Intirub terus mengalami fluktuasi. Hal ini diikuti dengan volume penjuala n baik pasar dalam negeri maupun ekspor yang juga mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun. Pada Tabel 2, peningkatan produksi terjadi pada tahun 2000 sebesar 10.2 persen, pada tahun 2001 sebesar 0.8 persen, dan pada tahun 2004 sebesar 4.6 persen. Sedangkan penurunan produksi terjadi pada tahun 2002 sebesar 3.3 persen, pada tahun 2003 sebesar 8.5 persen, dan pada tahun 2005 sebesar 6.7 persen. Atau secara sederhana dapat disimpulkan bahwa PT. Intirub mengalami penurunan produksi sebesar 4.2 persen dari tahun 1999-2005. Tabel 2. Jumlah produksi, penjualan, dan persediaan PT. Intirub tahun 1999-2005

(dalam satuan unit)

Volume

Produksi

494,66 517,18 482,47 5 0 0 2 0 9 4 Replacemen

314,10 275,50 216,22 t

7 0 6 1 6 1 5 Penjuala

Ekspor

Sumber : PT. Intirub (2006, data diolah) Penurunan jumlah produksi diperkirakan karena menurunnya jumlah

permintaan ban terhadap PT. Intirub. Hal ini dapat dilihat dari besarnya penjualan ban PT. Intirub yang mengalami fluktuasi. Berdasarkan data perusahaan, peningkatan penjualan terjadi pada tahun 2000 sebesar 13.7 persen, pada tahun 2002 sebesar 9.9 persen, dan pada tahun 2004 sebesar 6 persen. Sedangkan penurunan penjualan terjadi pada tahun 2001 sebesar 2.8 persen, pada tahun 2003 sebesar 18.3 persen, dan pada tahun 2005 sebesar 2.3 persen (Tabel 2).

Selain itu, penurunan produksi ban PT. Intirub juga diperkirakan karena menurunnya produktivitas tenaga kerja. Peran tenaga kerja khususnya tenaga kerja bagian produksi di sektor industri pengolahan sangat mempengaruhi produktivitas perusahaan. Berdasarkan data BPS (2003), jumlah tenaga kerja produksi pada industri ban sebesar 24.853 orang atau 82.3 persen dari jumlah tenaga kerja keseluruhan, dimana 90.2 persen merupakan tenaga kerja laki- laki. Hal ini menunjukkan bahwa peranan tenaga kerja bagian produksi sangat penting dalam proses produksi.

Komposisi tenaga kerja PT. Intirub dapat dibedakan menjadi dua yaitu tenaga kerja bagian kantor dan tenaga kerja bagian pabrik. Tenaga kerja bagian pabrik terdiri dari lima departemen yaitu Departemen Produksi, PPC & IE, Engineering, Technical, dan Quality Assurance. Tenaga kerja yang berpengaruh langsung terhadap produktivitas perusahaan adalah tenaga kerja bagian Departemen Produksi khususnya operator. Lebih dari 60 persen tenaga kerja di

PT. Intirub adalah operator pabrik. Oleh karena itu, produktivitas operator pabrik sangat berpengaruh terhadap produktivitas perusahaan.

Selama tahun 2001-2004, produktivitas tenaga kerja PT. Intirub terus mengalami peningkatan. Peningkatan produktivitas tenaga kerja total ini diikut i pula dengan peningkatan produktivitas kerja operator. Berdasarkan Gambar 3, peningkatan produktivitas tenaga kerja terbesar terjadi pada tahun 2003 sebesar 13 persen. Peningkatan produktivitas tenaga kerja terjadi pula pada tahun 2004 sebesar 3.6 persen dan pada tahun 2002 sebesar 2.5 persen. Begitu pula halnya dengan produktivitas operator juga mengalami peningkatan produktivitas kerja sebesar 13.6 persen pada tahun 2003, 6.9 persen pada tahun 2002, 0.6 persen pada tahun 2004.

Produktivitas Operator

Produktivitas Tenaga Kerja

Gambar 3. Produktivitas kerja operator dan tenaga kerja PT. Intirub Sumber : PT. Intirub (2006, data diolah)

Pada tahun 2005, produktivitas operator PT. Intirub mengalami penurunan sebesar delapan persen, sedangkan produktivitas tenaga kerja total mengalami penurunan sebesar enam persen. Selama lima tahun terakhir, produktivitas tenaga Pada tahun 2005, produktivitas operator PT. Intirub mengalami penurunan sebesar delapan persen, sedangkan produktivitas tenaga kerja total mengalami penurunan sebesar enam persen. Selama lima tahun terakhir, produktivitas tenaga

Upaya peningkatan kualitas produk, kuantitas produk, dan peningkatan kepuasan pelanggan, tidak terlepas dari peranan sumber daya manusia terutama tenaga kerja produksi karena tenaga kerja produksi merupakan motor penggerak utama dalam proses produksi sehingga memiliki peran yang vital dalam menentukan keberhasilan dan pencapaian tujuan perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan perlu mengetahui dan memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas tenaga kerja produksi.

Produktivitas kerja dapat ditingkatkan melalui pengelolaan yang baik terhadap karakter dan perilaku yang dimiliki pekerja. Dengan mengetahui faktor- faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja, maka dapat disusun suatu strategi dalam manajemen produksi agar produktivitas kerja dapat dipertahankan dan ditingkatkan. Berdasarkan uraian di atas, perumusan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah :

1. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi produktivitas kerja seksi Tire Building khususnya operator di Departemen Produksi PT. Intirub?

2. Bagaimana pengaruh faktor-faktor produktivitas kerja terhadap tingkat produktivitas kerja seksi Tire Building khususnya operator di Departemen Produksi PT. Intirub?

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :

1. Mengetahui faktor- faktor yang berpengaruh terhadap produktivitas kerja seksi Tire Building khususnya operator di Departemen Produksi PT. Intirub.

2. Menganalisis pengaruh faktor-faktor produktivitas kerja terhadap tingkat produktivitas kerja seksi Tire Building khususnya operator di Departemen Produksi PT. Intirub.

1.4. Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi :

1. Perusahaan, sebagai bahan evaluasi terhadap kebijakan yang sudah diterapkan agar dapat mengambil langkah- langkah yang tepat dalam upaya peningkatan produktivitas tenaga kerja.

2. Penelitian selanjutnya, sebagai tambahan informasi yang bermanfaat untuk menelaah lebih mendalam tentang sumber daya manusia khususnya produktivitas tenaga kerja.

1.5. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini menganalisis faktor- faktor yang berpengaruh terhadap produktivitas tenaga kerja produksi. Penelitian ini terbatas pada tenaga kerja seksi Tire Building khususnya operator dengan pertimbangan bahwa operator di Departemen Produksi sangat memiliki peranan penting dalam kontinuitas produksi, menentukan kualitas produk, waktu produksi, dan jumlah yang diproduksi. Pemilihan operator seksi Tire Building karena pengukuran produktivitas kerja per individu hanya dapat dilakukan pada operator seksi Tire Building sedangkan perhitungan produktivitas kerja operator di bagian seksi kerja yang lain harus menggunakan produktivitas kerja tim.

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu Tentang Produktivitas Kerja

Mashuri (2004) mengkaji produktivitas tenaga kerja dan faktor-faktor yang mempengaruhinya di PT. Muhara Dwitunggal Laju, Citereup Bogor. Metode pengambilan sampel yang digunakan secara tidak acak dengan metode purposive sampling dan model analisis data yang digunakan adalah uji korelasi Rank Spearman . Mashuri melakukan pengukuran produktivitas kerja tenaga operasional dengan menggunakan metode waktu kerja henti, sedangkan untuk karyawan level manajemen lini menengah dan puncak menggunakan kuisioner.

Faktor-faktor produktivitas yang diteliti dalam penelitian Mashuri adalah faktor internal tenaga kerja (usia, tingkat pendidikan, frekuensi pindah kerja, lama kerja, semangat kerja, partisipasi kerja, dan kepuasan kerja), faktor eksternal tenaga kerja (lingkunga n kerja, sistem kompensasi, gaya kepemimpinan, dan budaya perusahaan), dan faktor internal perusahaan (teknologi). Hasil uji korelasi menunjukkan bahwa faktor- faktor yang berpengaruh kuat dan positif terhadap produktivitas tenaga operasional adalah lama kerja, semangat kerja, partisipasi kerja, kepuasan kerja, lingkungan kerja, sistem kompensasi, gaya kepemimpinan, budaya perusahaan, dan teknologi. Sedangkan variabel usia dan frekuensi pindah kerja berpengaruh sangat kuat dan negatif terhadap produktivitas kerja tenaga operasional. Sebaliknya variabel tingkat pendidikan tidak berpengaruh nyata terhadap produktivitas kerja tenaga operasional. Pada karyawan level manajemen Faktor-faktor produktivitas yang diteliti dalam penelitian Mashuri adalah faktor internal tenaga kerja (usia, tingkat pendidikan, frekuensi pindah kerja, lama kerja, semangat kerja, partisipasi kerja, dan kepuasan kerja), faktor eksternal tenaga kerja (lingkunga n kerja, sistem kompensasi, gaya kepemimpinan, dan budaya perusahaan), dan faktor internal perusahaan (teknologi). Hasil uji korelasi menunjukkan bahwa faktor- faktor yang berpengaruh kuat dan positif terhadap produktivitas tenaga operasional adalah lama kerja, semangat kerja, partisipasi kerja, kepuasan kerja, lingkungan kerja, sistem kompensasi, gaya kepemimpinan, budaya perusahaan, dan teknologi. Sedangkan variabel usia dan frekuensi pindah kerja berpengaruh sangat kuat dan negatif terhadap produktivitas kerja tenaga operasional. Sebaliknya variabel tingkat pendidikan tidak berpengaruh nyata terhadap produktivitas kerja tenaga operasional. Pada karyawan level manajemen

Puspitaloka (2005) melakukan penelitian mengenai analisis faktor- faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja pemetik teh di Perkebunan Goalpara, Sukabumi. Model analisis yang digunakan untuk menganalisis produktivitas kerja pemetik teh adalah analisis Regresi Linier Berganda, dilanjutkan dengan metode backward untuk mengeluarkan variabel- variabel bebas yang tidak nyata dengan menggunakan program Minitab 13. Faktor-faktor produktivitas yang diteliti adalah jenis kelamin, usia, status kerja, tingkat pendidikan formal, pengalaman kerja, pendapatan dari usaha pemetikan, jarak ke tempat pemetikan, jumlah tanggungan keluarga, hubungan atasan dengan bawahan, dan hubungan dengan sesama pemetik. Hasil analisis regresi berganda menunjukkan bahwa usia dan pendapatan dari hasil memetik berpengaruh nyata pada taraf kepercayaan 5 persen, sedangkan status kerja berpengaruh nyata pada taraf kepercayaan 10 persen. Faktor- faktor yang tidak berpengaruh nyata adalah jenis kelamin, pengalaman kerja, tingkat pendidikan formal, jumlah tanggungan keluarga, jarak ke tempat pemetikan, hubungan atasan dengan bawahan, dan hubungan dengan sesama pemetik.

Puspitarini (2005) juga menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja buruh pengolahan PTPN VIII Kebun Rancabali. Model analisis yang digunakan untuk menganalisis faktor- faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja adalah model regresi linier berganda dengan menggunakan program Minitab 13. Faktor- faktor yang diteliti adalah usia, tingkat pendidikan, masa kerja, alokasi waktu kerja, jumlah tanggungan keluarga, jumlah pendapatan Puspitarini (2005) juga menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja buruh pengolahan PTPN VIII Kebun Rancabali. Model analisis yang digunakan untuk menganalisis faktor- faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja adalah model regresi linier berganda dengan menggunakan program Minitab 13. Faktor- faktor yang diteliti adalah usia, tingkat pendidikan, masa kerja, alokasi waktu kerja, jumlah tanggungan keluarga, jumlah pendapatan

Hasil analisis regresi berganda menunjukkan bahwa faktor usia berpengaruh negatif dan nyata pada taraf 1 persen. Faktor masa kerja, jumlah tanggungan keluarga, pendapatan pokok, bonus akhir tahun, dan status kerja berpengaruh positif dan nyata pada taraf 5 persen. Faktor kepuasan kompensasi berpengaruh positif dan nyata pada taraf 10 persen. Faktor hubungan atasan dan bawahan berpengaruh positif dan nyata pada taraf 15 persen. Sedangkan pada taraf 20 persen, faktor tunjangan gaji berpengaruh negatif dan nyata, dan faktor sistem kerja berpengaruh positif dan nyata.

Penelitian tentang produktivitas kerja yang dilakukan di PT. Intirub tidak mengukur produktivitas kerja dengan metode waktu kerja henti seperti yang dilakukan Mashuri. Penghitungan produktivitas kerja dengan membandingkan jumlah ban mentah yang berhasil dirakit dengan target jumlah ban mentah. Metode yang digunakan tidak seperti yang dilakukan Mashuri yang menggunakan uji korelasi. Metode yang digunakan tidak hanya melihat hubungan di antara variabel bebas dan variabel tak bebas, tetapi juga melihat seberapa besar pengaruh variabel bebas terhadap variabel tak bebas. Sama halnya dengan penelitian yang dilakukan Puspitaloka dan Pusptarini, penelitian ini juga menggunakan metode analisis regresi linier berganda, tetapi hasil analisis dilanjutkan dengan metode analisis regresi komponen utama untuk melihat pengelompokkan beberapa faktor dan pengaruhnya terhadap produktivitas kerja.

2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu Tentang Motivasi

Handayani (2004) melakukan penelitian tentang analisis hubungan faktor- faktor motivasi dengan motivasi kerja dan produktivitas kerja karyawan. Penelitian ini dilakukan di departemen produksi PT. Goodyear Indonesi Tbk. dengan jumlah responden sebanyak 30 orang dari populasi sebanyak 750 orang. Berdasarkan hasil uji korelasi Rank Spearman, faktor eksternal motivasi kerja karyawan yang memiliki hubungan paling kuat terhadap motivasi kerja karyawan adalah peraturan dan kebijakan perusahaan. Selanjutnya diikuti oleh variabel kompensasi, kondisi kerja, hubungan antara atasan dan bawahan, serta hubungan antara sesama rekan kerja. Selain itu, hasil uji korelasi Rank Spearman menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang nyata antara motivasi kerja karyawan dengan produktivitas kerja karyawan karena menghasilkan nilai korelasi sebesar 0,585. Hal ini berarti semakin meningkat motivasi kerja akan meningkatkan produktivitas kerja karyawan.

Sultika (2005) menganalisis faktor- faktor yang berhubungan dengan motivasi kerja karyawan Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Tasikmalaya. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah judgment sample atau dengan pertimbangan pribadi sebanyak 33 responden. Penelitian ini menggunakan metode uji korelasi Rank Spearman dan Chi-Square.

Motivasi kerja karyawan dibagi menjadi tiga yaitu motivasi kerja untuk bertanggungjawab, bekerjasama, dan bekerja secara sukarela. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat motivasi kerja untuk bertanggungjawab, bekerjasama, dan bekerja secara sukarela berada pada level termotivasi. Kondisi Motivasi kerja karyawan dibagi menjadi tiga yaitu motivasi kerja untuk bertanggungjawab, bekerjasama, dan bekerja secara sukarela. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat motivasi kerja untuk bertanggungjawab, bekerjasama, dan bekerja secara sukarela berada pada level termotivasi. Kondisi

Faktor yang berhubungan nyata dan positif dengan motivasi kerja untuk bertanggungjawab adalah peraturan dan kebijakan instansi (faktor eksternal), sedangkan faktor internal tidak ada yang berhubungan nyata. Faktor yang berhubungan nyata dan positif dengan motivasi kerja untuk bekerjasama adalah hubungan atasan dengan bawahan dan kondisi kerja (faktor eksternal), sedangkan faktor yang berhubungan nyata dan negatif adalah usia dan masa kerja karyawan (faktor internal). Faktor yang berhubungan nyata dan positif dengan motivasi kerja untuk bekerja secara sukarela adalah hubungan atasan dengan bawahan dan kondisi kerja (faktor eksternal), sedangkan faktor internal tidak ada yang berhubungan nyata.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan Handayani dan Sultika, penelitian yang dilakukan penulis mengukur motivasi kerja dengan menggunakan faaktor kompensasi, kondisi kerja, hubungan antara atasan dan bawahan (kepemimpinan), hubungan antara sesama rekan kerja. Faktor-faktor tersebut digunakan secara langsung untuk mengukur pengaruhnya terhadap produktivitas kerja operator dan tidak digunakan untuk mengukur pengaruhnya terhadap motivasi kerja..

2.3 Tinjauan Penelitian Terdahulu Tentang Hubungan Kompensasi, Motivasi, dan Produktivitas Kerja

Fahmi (2004) mengkaji penerapan kompensasi, motivasi kerja karyawan, dan kinerja karyawan di Restoran Cepat Saji Makanan Khas Sunda ”Baraya”. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik sensus sehingga karyawan yang menjadi responden dalam penelitian ini sebanyak 45 orang yang Fahmi (2004) mengkaji penerapan kompensasi, motivasi kerja karyawan, dan kinerja karyawan di Restoran Cepat Saji Makanan Khas Sunda ”Baraya”. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik sensus sehingga karyawan yang menjadi responden dalam penelitian ini sebanyak 45 orang yang

Dalam penelitian yang dilakukan Fahmi, variabel kompensasi yang diteliti meliputi kompensasi finansial (gaji atau uph, upah lembur, bonus, tunjangan, dan jaminan asuransi) dan kompensasi non finansial (sistem penggajian, ijin khusus dan cuti, kondisi fisik atau fasilitas kerja, dan fasilitas bangunan). Variabel motivasi yang diteliti meliputi unsur ekstrinsik yaitu komponen kompensasi finansial dan non finansial, hubungan dengan teman kerja, hubungan dengan atasan, penghargaan atasan atas prestasi kerja, dan peluang pekerjaan. Variabel kinerja karyawan yang diteliti meliputi efisiensi kinerja, efektivitas kinerja, tanggung jawab, disiplin, kemampuan komunikasi, kerjasama karyawan, loyalitas, dan suasana kerja. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kompensasi berpengaruh nyata terhadap motivasi kerja dan memiliki hubungan agak kuat. Sedangkan motivasi kerja juga berpengaruh nyata terhadap kinerja karyawan dan memiliki hubungan agak kuat.

Zulkarnain (2004) menganalisis sistem kompensasi serta pengaruhnya terhadap motivasi dan produktivitas tenaga pemetik teh di Perkebunan Cianten PTPN VIII, Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogo r. Pengambilan sampel dilakukan secara proporsional dengan teknik pengambilan sampel berstrata yaitu

34 orang responden dari 340 populasi. Analisis yang digunakan adalah analisis korelasi untuk mengetahui hubungan antara kepuasan dengan faktor- faktor yang mempengaruhinya (kondisi kerja perkebunan, peraturan kerja, hubungan dengan teman, hubungan dengan atasan, upah pokok, upah kulir, dan benefit), analisis 34 orang responden dari 340 populasi. Analisis yang digunakan adalah analisis korelasi untuk mengetahui hubungan antara kepuasan dengan faktor- faktor yang mempengaruhinya (kondisi kerja perkebunan, peraturan kerja, hubungan dengan teman, hubungan dengan atasan, upah pokok, upah kulir, dan benefit), analisis

Hasil analisis korelasi menunjukkan bahwa kondisi kerja, peraturan kerja, dan upah pokok berkorelasi positif secara nyata terhadap kepuasan artinya perbaikan dan peningkatan faktor kondisi kerja, peraturan kerja, dan upah pokok akan meningkatkan kepuasan secara signifikan. Faktor benefit berkorelasi negatif secara nyata terhadap kepuasan kompensasi artinya semakin baik penyelenggaraan benefit maka kepuasan kompensasi akan menurun. Sedangkan faktor hubungan dengan teman, hubungan dengan atasan, dan upah kulir tidak berpengaruh nyata terhadap kepuasan. Jadi, faktor kondisi kerja, peraturan kerja, dan upah pokok dapat menjadi motivator bagi pemetik tetap.

Hasil analisis regresi menunjukkan bahwa faktor tinggi badan merupakan satu-satunya faktor yang dapat mempengaruhi produktivitas kerja pemetik teh. Sedangkan faktor usia, jenis kelamin, tinggi badan, pengalaman kerja, jarak rumah ke lokasi kerja, kondisi perjalanan ke lokasi kerja, jumlah anggota keluarga yang bekerja, serta kepuasan kompensasi dan non kompensasi ternyata tidak ada yang berpengaruh secara nyata terhadap produktivitas kerja pemetik teh.

Kintarti (2005) menganalisis tentang hubungan kompensasi, motivasi, dan produktivitas kerja karyawan KPH Bogor Perum Perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten. Penelitian ini menggunakan uji Kruskal Wallis untuk menganalisa ada tidaknya perbedaan kepuasan kompensasi, motivasi dan produktivitas kerja berdasarkan status pegawai, dan menggunakan pendekatan Structural Equation Modelling (SEM) untuk menganalisa hubungan antar variabel kompensasi, motivasi, dan produktivitas kerja.

Hasil uji Kruskal Wallis menunjukkan bahwa kompensasi yang diberikan cukup memuaskan dan tidak terdapat perbedaan yang signifikan berdasarkan status pegawai, motivasi kerja dan produktivitas kerja tergolong tinggi serta tidak terdapat perbedaan yang signifikan berdasarkan status pegawai.

Pendekatan Structural Equation Modelling (SEM) menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif dan tidak signifikan antara kompensasi dan motivasi kerja, dan terdapat hubungan positif yang signifikan antara motivasi dan produktivitas kerja. Hal ini berarti perbaikan dalam pemberian kompensasi tidak menyebabkan perubahan terhadap motivasi kerja, tetapi peningkatan motivasi kerja berpengaruh terhadap peningkatan produktivitas kerja.

Penelitian yang dilakukan Fahmi, Zulkarnain, dan Kintarti meneliti hubungan dan pengaruh antara kompensasi, motivasi, dan produktivitas kerja. Pengaruh kompensasi dan motivasi kerja tidak diteliti secara khusus oleh penulis, tetapi dimasukkan sebagai salah satu faktor yang diteliti pengaruhnya terhadap produktivitas kerja.

III. KERANGKA PEMIKIRAN

3.1. Pengertian Produktivitas

Menurut Encyclopedia of Professional Management dalam Atmosoeprapto (2001), produktivitas adalah suatu ukuran sejauh mana sumber-sumber daya digabungkan dan dipergunakan dengan baik dapat mewujudkan hasil- hasil tertentu yang diinginkan. Produktivitas mengandung pengertian yang berkenaan dengan konsep ekonomis, filosofis, dan sistem yang dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Sebagai konsep ekonomis, produktivitas berkenaan dengan usaha atau kegiatan manusia untuk menghasilkan barang atau jasa yang berguna untuk pemenuhan kebutuhan hidup manusia dan masyarakat pada umumnya (Anoraga dan Suyati, 1995). Atau dengan kata lain, menurut Kussriyanto (1986), produktivitas merupakan nisbah atau rasio antara hasil kegiatan (output) dan segala pengorbanan (biaya) untuk mewujudkan hasil tersebut.

2. Sebagai konsep filosofis, menurut Dewan Produktivitas Nasional dalam Kussriyanto (1986), produktivitas mengandung pengertian sikap mental yang selalu mempunyai pandangan bahwa mutu kehidupan hari ini harus lebih baik dari hari kemarin dan hari esok harus lebih baik dari hari ini. Selanjutnya pandangan hidup dan sikap mental yang demikian akan mendorong manusia untuk tidak cepat merasa puas, tetapi berusaha untuk mengembangkan diri dan meningkatkan kemampuan kerja (Simanjuntak, 1985). Dengan kata lain, produktivitas merupakan keinginan dan upaya manusia untuk meningkatkan

kualitas kehidupannya di sega la bidang (Joseph, 2005).

3. Sebagai konsep sistem, produktivitas memberikan pedoman pemikiran bahwa pencapaian suatu tujuan harus ada kerjasama atau keterpaduan dari unsur-unsur yang relevan sebagai sistem (Anoraga dan Suyati, 1995). Artinya, produktivitas secara terpadu melibatkan semua usaha manusia dengan menggunakan modal, ketrampilan, teknologi, manajemen, informasi, energi, dan sumber-sumber daya lainnya.

Berdasarkan beberapa pengertian tentang produktivitas, secara sederhana produktivitas merupakan hub ungan yang ada antara barang yang diproduksi atau jasa-jasa yang diberikan (output/keluaran) dan sumber daya yang dikonsumsi dalam melakukan kegiatan produksi (input/masukan) yang biasanya dinyatakan sebagai berikut :

Keluaran ( ouput )

Produktivitas =

Masukan ( input )

Produktivitas tidak hanya dilihat sebagai hasil bagi antara keluaran dan masukan, tetapi juga dapat dilihat sebagai hasil penjumlahan antara efektivitas dan efisiensi. Bettignies dalam Atmosoeprapto (2001) menjabarkan produktivitas dalam persamaan lain yang cukup sederhana pula yaitu :

Produktivitas = Efisiensi + Efektivitas Produktivitas adalah pencapaian tingkat tertinggi dari kinerja dengan

pemakaian sumber daya yang minimum, artinya produktivitas mencakup dua dimensi yaitu efisiensi dan efektivitas. Menurut Umar (2001), efisiensi merupakan suatu ukuran dalam membandingkan input yang direncanakan dengan input yang sebenarnya. Apabila semakin besar penghematan input yang sebenarnya digunakan, maka tingkat efisiensi semakin tinggi. Akan tetapi semakin kecil input yang dapat dihemat, maka semakin rendah tingkat efisiensinya. Jadi dapat pemakaian sumber daya yang minimum, artinya produktivitas mencakup dua dimensi yaitu efisiensi dan efektivitas. Menurut Umar (2001), efisiensi merupakan suatu ukuran dalam membandingkan input yang direncanakan dengan input yang sebenarnya. Apabila semakin besar penghematan input yang sebenarnya digunakan, maka tingkat efisiensi semakin tinggi. Akan tetapi semakin kecil input yang dapat dihemat, maka semakin rendah tingkat efisiensinya. Jadi dapat

Menurut Umar (2001), efektivitas merupakan ukuran yang memberikan gambaran seberapa jauh target dapat dicapai atau menunjukkan apakah persoalan tertentu dapat diselesaikan dengan baik. Jadi, efektivitas berhubungan dengan hasil guna dan efisiensi berhubungan dengan daya guna.

Efisiensi dan efektivitas yang tinggi menghasilkan produktivitas yang tinggi. Akan tetapi efektivitas yang tinggi dan efisiensi yang rendah mengakibatkan terjadinya pemborosan. Sedangkan efisiensi yang tinggi dan effektivitas yang rendah artinya tidak mencapai sasaran (lebih rendah dari target atau menyimpang dari target). Apabila efisiensi dikaitkan dengan efektivitas, meskipun terjadi peningkatan efektivitas belum tentu terjadi peningkatan efisiensi, begitu pula sebaliknya. Berdasarkan penjelasan diatas, produktivitas dapat pula dirumuskan sebagai berikut :

Produktivitas = Efektivitas menghasilkan output

Efisiensi menggunakan input

3.2. Produktivitas Tenaga Kerja

3.2.1. Pengertian Produktivitas Tenaga Kerja

Ravianto (1995) membagi produktivitas menjadi produktivitas tenaga kerja, produktivitas modal, produktivitas organisasi, produktivitas penjualan, produktivitas produksi, dan produktivitas produk. Sampai saat ini tenaga kerja yang lazim dijadikan faktor pengukur produktivitas sehingga produktivitas tenaga kerja sangat besar pengaruhnya terhadap produktivitas. Menurut Kussriyanto (1986), hal ini dikarenakan besarnya biaya yang dikeluarkan untuk tenaga kerja Ravianto (1995) membagi produktivitas menjadi produktivitas tenaga kerja, produktivitas modal, produktivitas organisasi, produktivitas penjualan, produktivitas produksi, dan produktivitas produk. Sampai saat ini tenaga kerja yang lazim dijadikan faktor pengukur produktivitas sehingga produktivitas tenaga kerja sangat besar pengaruhnya terhadap produktivitas. Menurut Kussriyanto (1986), hal ini dikarenakan besarnya biaya yang dikeluarkan untuk tenaga kerja

Produktivitas tenaga kerja adalah perbandingan antara hasil yang dicapai dengan peran serta tenaga kerja per satuan waktu atau lazimnya per jam orang (Kussriyanto, 1986). Sedangkan Dewan Produktivitas Nasional dalam Ravianto (1995) memberi batasan produktivitas tenaga kerja sebagai kemampuan seorang tenaga kerja atau sekelompok orang untuk menghasilkan barang atau jasa.

Berdasarkan beberapa pengertian tentang produktivitas tenaga kerja, secara sederhana dapat disimpulkan bahwa produktivitas tenaga kerja adalah jumlah yang dapat dikerjakan oleh setiap pekerja dalam jangka waktu tertentu.

3.2.2. Pengukuran Produktivitas Tenaga Kerja

Produktivitas tenaga kerja merupakan hal yang sangat menarik karena mengukur hasil- hasil tenaga kerja manusia dengan segala masalah yang bervariasi. Produktivitas tenaga kerja sebagai suatu konsep menunjukkan adanya kaitan antara hasil kerja seorang tenaga kerja dengan satuan waktu yang dibutuhkannya untuk menghasilkan suatu produk. Seorang tenaga kerja dinilai produktif bila ia mampu menghasilkan keluaran yang lebih banyak dibanding tenaga kerja lain dalam satuan waktu yang sama, atau apabila ia menghasilkan keluaran yang sama dengan memakai sumber daya yang sedikit. Pengukuran produktivitas tenaga kerja secara umum dapat dirumuskan sebagai berikut :

Jumlah hasil produksi Produktivitas Tenaga Kerja =

satuan wak tu

Pengukuran lain produktivitas pekerja antara lain dengan membandingkan jumlah hasil produksi dan target produksi. Semakin tinggi seorang pekerja mampu mencapai target produksi maka semakin tinggi produktivitas kerjanya. Produktivitas pekerja dapat diukur dengan produktivitas rata-rata pekerja, yang menyatakan rasio antara nilai tambah yang dihasilkan dan jumlah pekerja. Produktivitas pekerja juga dapat diukur dengan ukuran yang lebih baik, yaitu produktivitas marginal pekerja, yang menyatakan besarnya balas jasa terhadap kenaikan produktivitas pekerja.

3.2.3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pro duktivitas Tenaga Kerja

Analisis tingkat produktivitas kerja bertujuan untuk menentukan faktor- faktor yang menyebabkan terjadinya fluktuasi tingkat produktivitas. Hasil analisis dapat dijadikan pedoman dalam memperbaiki tingkat produktivitas melalui pengalokasian sumber daya dan perbaikan metode kerja serta penggunaan input terhadap produksi yang lebih efisien guna menghasilkan output yang berkualitas. Dengan demikian faktor- faktor yang mempengaruhi tingkat produktivitas tenaga kerja itu sendiri perlu diketahui untuk menentukan kondisi tenaga kerja dan perusahaan.

Faktor ketrampilan merupakan salah satu faktor yang menentukan kualitas dan kemampuan pekerja (Simanjuntak, 1985). Kualitas dan kemampuan pekerja ditentukan oleh usia, tingkat pendidikan, masa kerja, pengalaman kerja, dan pelatihan. Usia berhubungan dengan kemampuan fisik pekerja dalam melakukan tugas pekerjaan dan menentukan kematangan pribadi pekerja dalam pengambilan keputusan.