Peranan Plasenta Trimester ketiga

energi janin. Selain itu kebutuhan vitamin dapat juga diperkirakan berdasarkan konsumsi energi pada janin, misalnya thiamin diperlukan sekitar 0,04 mg, niasin 1,2 mg, dan riboflavin 0,075 mg. b. Mineral Kebutuhan mineral juga diperkirakan melalui informasi kandungan mineral pada janin. Selama 2 minggu terakhir kehamilan, rata-rata janin memerlukan 3,1 mghr, angka ini lebih besar dibandingkan dengan kebutuhan bayi pada tahun pertama kehidupan yang hanya sekitar 0,6 mghr. Rata-rata kandungan zinc dalam tubuh janin sekitar 2,0 mghr atau 0,6 mgkghr. Sedangkan kalsium sekitar 300 mghr Rosso, 1990

2.3.3 Peranan Plasenta

Plasenta bukan sekedar organ untuk transport makanan, tetapi juga mampu menyeleksi zat-zat makanan yang masuk dan proses lain resintesis sebelum mencapai janin. Suplai zat-zat makanan ke janin yang sedang tumbuh tergantung pada jumlah darah ibu yang mengalir melalui plasenta dan zat-zat makanan yang diangkutnya. Efisiensi plasenta dalam mengkonsentrasikan, mensintesis dan transport zat-zat makanan yang menentukan suplai makanan ke janin. Janin yang malnutrisi pada umumnya disebabkan oleh gangguan suplai makan dari ibu, misalnya pada kelainan pembuluh darah plasenta, ibu dengan KEP Kurang Energi Protein atau akibat berkurangnya transport zat-zat makanan melalui plasenta. Diperkirakan 13 – ½ bayi yang BBLR Berat Bayi Lahir Rendah dilahirkan pada usia kehamilan diatas 37 minggu, yang berarti kejadian BBLR tersebut disebabkan gangguan pertumbuhan sejak dalam kandungan, bukan karena usia kehamilan yang kurang. Berbagai bagian dari plasenta ikut aktif dalam mentransfer, memproses dan mensintesis zat-zat makanan dalam pengaruh hormon ibu, janin dan plasenta. Udara dan air berdifusi bebas menembus plasenta, tetapi bagaimana mekanismenya belum diketahui. Zat-zat makanan tidak langsung dari darah ibu ke darah janin, tetapi dari darah ibu ke plasenta pada sisi ibu, dimana protein, Universitas Sumatera Utara enzim dan asam nukleat disintesis. Konversi dan sintesis selanjutnya terjadi pada plasenta di sisi janin. Karbohidrat merupakan sumber utama bagi janin dan ini diperoleh secara kontinu dari transfer glukosa darah ibu melalui plasenta. Sedangkan lemak bukan sumber energi utama, hanya ditransfer secara terbatas dalam bentuk asam lemak melalui plasenta. Pertumbuhan sel janin adalah hasil dari sintesis protein yang berasal dari asam amino yang ditransfer melalui plasenta. Ibu yang malnutrisi atau berasal dari golongan sosial ekonomi rendah, mempunyai plasenta yang beratnya lebih rendah dibandingkan dengan ibu yang tidak malnutrisi. Dari berbagai penelitian, penurunan berat plasenta berkisar 14- 50 , jumlah DNA juga menrun, rasio proteinDNA menurun, permukaan villous berkurang, akibat pertukaran darah janin-ibu yang menurun. Berat badan lahir mempunyai korelasi yang bermakna dengan berat plasenta. Infeksi berat pada plasenta karena malaria dapat mempengaruhi pertumbuhan janin. Universitas Sumatera Utara

III. GIZI IBU HAMIL

3.1 Kebutuhan Gizi Ibu Hamil

3.1.1 Kebutuhan Energi

Besaran energi yang dikonsumsi merupakan faktor gizi yang paling penting bila dikaitkan dengan berat badan lahir bayi. Jumlah energi yang harus disiapkan hingga kehamilan berakhir sekitar 80.000 Kkal National Academy of Sciences, 1990, atau kira-kira 300 Kkal per hari di atas kebutuhan wanita tidak hamil. Angka ini dihitung berdasarkan kesetaraan dengan protein dan lemak yang tertimbun untuk pertumbuhan janin dan keperluan ibu. Energi yang tersembunyi dalam protein ditaksir sebanyak 5180 kkal, dan lemak 36.337 Kkal. Agar energi ini bisa ditabung masih dibutuhkan tambahan energi sebanyak 26.244 Kkal, yang digunakan untuk mengubah energi yang terikat dalam makanan menjadi energi yang bisa dimetabolisir. Dengan demikian jumlah total energi yang harus tersedia selama kehamilan adalah 74.537 Kkal, dibulatkan menjadi 80.000 Kkal. Sementara Durin, dkk. membulatkan ke bawah menjadi 70.000 Kkal, bahkan menganjurkan kisaran 69.000 – 70.000 Kkal National Academy of Sciences, 1990. Untuk memperoleh besaran energi per hari, hasil penjumlahan ini kemudian dibagi dengan angka 250 perkiraaan lamanya kehamilan dalam hari sehingga diperoleh angka 300 Kkal, sedangkan Durin, dkk memperoleh hasil 100- 150 Kkal per hari. Perbedaan angka perkiraabn ini berawal dari perbedaan menaksir cadangan lemak ibu, perubahan derajat kegiatan fisik dan keefisienan energi selama hamil disamping lamanya kehamilan. Kebutuhan energi pada trimester I meningkat secara minimal. Kemudian sepanjang trimester II dan III kebutuhan energi terus meningkat sampai akhir kehamilan. Energi tambahan selama trimester II diperlukan untuk pemekaran jaringan ibu seperti penambahan volume darah, pertumbuhan uterus, dan payudara, serta penumpukan lemak. Selama trimester III energi tambahan digunakan untuk pertumbuhan janin dan plasenta. Karena banyaknya perbedaan kebutuhan energi selama hamil, maka WHO yang dikutip Arisman 2002 menganjurkan jumlah tambahan sebesar 150 Kkal Universitas Sumatera Utara