Kebutuhan Zat Gizi Makro Kebutuhan Zat Gizi Mikro

Tabel 2.1 Komposisi Tubuh Janin dari minggu ke 24 – 40 kehamilan Per 100 g berat janin Usia kehamilan minggu Berat janin g Air g Protein g Lipid g Lainnya g 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 690 770 880 1.010 1.160 1.318 1.480 1.650 1.830 2.020 2.230 2.450 2.690 2.940 3.160 3.330 3.450 88,6 87,8 86,8 85,7 84,6 83,6 82,6 81,7 80,7 79,8 79,0 78,1 77,3 76,4 75,6 74,8 74,0 8,8 9,0 9,2 9,4 9,6 9,9 10,1 10,3 10,6 10,8 11,0 11,2 11,4 11,6 11,8 11,9 12,0 0,1 0,7 1,5 2,4 3,3 4,1 4,9 5,6 6,3 6,9 7,5 8,1 8,7 9,3 9,9 10,5 11,2 2,5 2,5 2,5 2,5 2,4 2,4 2,4 2,4 2,4 2,5 2,5 2,6 2,6 2,7 2,7 2,8 2,8 Sumber : Ziegler et.al, 1976, dalam Rosso 1990

2.3 Kebutuhan Gizi untuk Janin

Untuk pertumbuhan janin yang memadai diperlukan zat-zat makanan yang cukup, dimana peranan plasenta besar artinya dalam transfer zat-zat makanan tersebut. Pertumbuhan janin yang paling pesat terutama terjadi pada stadium akhir kehamilan. Misalnya pada akhir bulan ketiga kehamilan berat janin hanya sekitar 30 gram dan kecepatan maksimum pertumbuhan janin terjadi pada minggu ke 32-38. sehingga dibutuhkan lebih banyak zat-zat makanan pada stadium akhir tersebut Suryani, 2002. Kebutuhan gizi janin diperkirakan dengan berbagai cara antara lain : 1 perkiraan konsumsi oksigen dan produksi karbondioksida; 2 transfer zat gizi dari ibu ke janin; 3 perubahan perkembangan komposisi tubuh janin Rosso, 1990

2.3.1 Kebutuhan Zat Gizi Makro

a. Kebutuhan energi Kebutuhan energi janin digunakan untuk proses metabolisme, pertumbuhan fisik, dan kebutuhan minimal aktifitas fisik. Janin tidak memerlukan energi untuk pemeliharaan temperatur tubuh, karena ibu telah memberikan janin Universitas Sumatera Utara suhu lingkungan 37 o C. Energi yang dibutuhkan janin menjelang kelahiran diperkirakan sekitar 96kkalkghr atau 336 kkalhr dengan berat janin 3,5 kg. b. Protein Transpor protein melalui plasenta terutama asam amino yang kemudian disintesis oleh fetus menjadi protein jaringan. Pada akhir kehamilan, diperkirakan kebutuhan protein sekitar 1,8 gkghr. c. Lemak Sebagian besar dari 500 gram lemak tubuh janin ditimbun antara minggu ke 35-40 kehamilan. Pada stadium awal kehamilan tidak ada lemak yang ditimbun kecuali lipid esensial dan fosfolipid untuk pertumbuhan susunan syaraf pusat dan dinding sel syaraf. Sampai pertengahan kehamilan hanya sekitar 0,5 lemak dalam tubuh janin, setelah itu jumlahnya meningkat mencapai 7,8 pada minggu ke 34 dan 16 pada saat sebelum lahir. Pada bulan terakhir kehamilan sekitar 14 gram lemak perhari ditimbun. Transpor asam lemak melalui plasenta sekitar 40 dari lemak ibu, sisanya disintesa oleh janin. Baik lemak maupun protein meningkat dengan cepat pada bulan terakhir kehamilan bersamaan dengan meningkatnya berat janin. Sebagian besar lemak ditimbun pada daerah subkutan, oleh karna itu pada bayi “aterm” 80 jaringan lemak tubuh terdapat pada jaringan subkutan. d. Karbohidrat Janin mempunyai sekitar 9 gram karbohidrat pada minggu ke 33, dan pada waktu lahir meningkat menjadi 34 gram. Konsentrasi glukogen pada hati dan otot-otot skelet meningkat pada akhir kehamilan.

2.3.2 Kebutuhan Zat Gizi Mikro

a. Vitamin Kebutuhan vitamin dan mineral janin tidak diketahui secara pasti. Namun para ahli ada yang memperkirakannya berdasarkan vitamin yang terakumulasi pada janin. Misalnya vitamin E, dari berbagai studi yang dipublikasikan Filer 1968 dalam Rosso 1990, kandungan vitamin E pada janin meningkat secara proporsional dengan meningkatan berat tubuh berdasarkan kebutuhan Universitas Sumatera Utara energi janin. Selain itu kebutuhan vitamin dapat juga diperkirakan berdasarkan konsumsi energi pada janin, misalnya thiamin diperlukan sekitar 0,04 mg, niasin 1,2 mg, dan riboflavin 0,075 mg. b. Mineral Kebutuhan mineral juga diperkirakan melalui informasi kandungan mineral pada janin. Selama 2 minggu terakhir kehamilan, rata-rata janin memerlukan 3,1 mghr, angka ini lebih besar dibandingkan dengan kebutuhan bayi pada tahun pertama kehidupan yang hanya sekitar 0,6 mghr. Rata-rata kandungan zinc dalam tubuh janin sekitar 2,0 mghr atau 0,6 mgkghr. Sedangkan kalsium sekitar 300 mghr Rosso, 1990

2.3.3 Peranan Plasenta