tersebut mengakibatkan terjadinya stres belum diketahui dan mekanisme koping seperti apa yang dilakukan mahasiswa profesi juga belum jelas diketahui.
Berdasarkan latar belakang tersebut, perumusan masalah penelitian ini adalah faktor-faktor apa sajakah yang paling banyak menyebabkan mahasiswa program
profesi ners mengalami stres dan bagaimana mekanisme koping yang paling sering digunakan oleh mahasiswa untuk menanggulangi stres tersebut?
1.3 Tujuan penelitian
1. Mengidentifikasi faktor-faktor penyebab stres pada mahasiswa
program profesi ners regular Universitas Sumatera Utara.
2. Mengidentifikasi mekanisme koping mahasiswa program profesi ners
regular Universitas Sumatera Utara
3. Menganalisa faktor penyebab stres dan mekanisme koping mahasiswa
program profesi ners regular Universitas Sumatera Utara
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Bagi Mahasiswa Profesi
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan untuk mahasiswa yang akan mengikuti kegiatan profesi, sehingga mereka akan melakukan
mekanisme penyesuaian yang baik dalam menghadapi stres.
1.4.2 Bagi Institusi Pendidikan
Hasil penelitian ini diharapkan memberikan manfaat bagi institusi pendidikan yang mengelenggarakan program profesi ners, dan dalam
menentukan metode pembelajaran program pre klinik yang efektif dan kondusif sebagai persiapan mahasiswa memasuki kegitan klinik program profesi ners.
1.4.3 Bagi Rumah Sakit
Sebagai bahan pertimbangan dalam merumuskan kebijakan yang berkaitan dengan persiapan kebutuhan mahasiswa dalam menjalankan praktek pendidikan
profesi ners.
1.4.4 Bagi Peneliti
Penelitian ini sebagai sumber pengetahuan bagi peneliti dan data dasar bagi peneliti selanjutnya yang membahas tentang topik yang sama.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Stres
2.1.1 Defenisi stres
Stres adalah sebagai suatu hubungan yang khas antar individu dan lingkungan yang dinilai oleh individu tersebut sebagai suatu hal yang mengancam
atau melampaui kemampuannya untuk mengatasinya sehingga membahayakan kesejahteraannya Lazarus dan Folkman, 1984. Stres menurut Maramis 1999
adalah segala masalah atau tuntutan penyesuaian diri, oleh karena itu stres dapat mengganggu keseimbangan kita. Sementara itu menurut Kelliat 1998, stres
adalah realitas kehidupan setiap hari yang tidak dapat dihindari,disebabkan oleh perubahan yang memerlukan penyesuaian.
Stres tidak terlepas darimana datangnya dan apa saja sumbernya. Sumber stres atau yang disebut stresor adalah suatu keadaan, situasi objek atau individu
yang dapat menimbulkan stres. Stres yang berasal dari dalam diri disebut internal sources dan yang berasal dari luar disebut eksternal sources Potter dan Perry,
1999. Menurut Spielberger 2001, bahwa stres adalah tuntutan-tuntutan
eksternal yang mengenai seseorang, misalnya obyek-obyek dalam lingkungan atau suatu stimulus yang secara obyektif adalah berbahaya. Stres juga biasa diartikan
sebagai tekanan, ketegangan atau gangguan yang tidak menyenangkan yang berasal dari luar diri seseorang.
2.1.2 Gejala stres
Cooper dan Straw 1995 mengemukakan gejala stres fisik, perilaku, dan dalam bentuk watak. Bentuk gejala fisik oleh Cooper dan Straw 1995 ditandai
dengan adanya kerongkongan kering, tangan lembab, merasa panas, otot-otot tegang, pencernaan terganggu, sembelit, letih yang tidak beralasan, sakit kepala,
salah urat dan gelisah. Sementara dalam bentuk perilaku umumnya ditandai dengan perasaan bingung, cemas dan sedih, jengkel, salah paham, tidak berdaya,
tidak mampu berbuat apa-apa, gelisah, gagal, kehilangan semangat, sulit konsentrasi, sulit berfikir jemih, sulit membuat keputusan, hilangnya kreatifitas,
hilangnya gairah dalam penampilan dan hilangnya minat terhadap orang lain. Dalam bentuk gejala watak dan kepribadian biasanya tanda yang dapat dilihat
adalah sikap hati-hati menjadi cermat yang berlebihan, cemas menjadi lekas panik, dan kurang percaya diri menjadi rawan Cooper dan Straw, 1995.
Tidak berbeda dengan apa yang disampaikan oleh Cooper dan Straw 1995 adalah pendapat Braham dalam Handoyo 2001:68, dimana gejala stres
dapat dibedakan atas gejala fisik, emosional, intelektual, dan gejala interpersonal. Gejala fisik ditandai dengan adanya sulit tidur atau tidur tidak teratur, sakit
kepala, sulit buang air besar, adanya gangguan pencemaan, radang usus, kulit gatal-gatal, punggung terasa sakit, urat-urat pada bahu dan leher terasa tegang,
keringat berlebihan, selera makan berubah, tekanan darah tinggi atau serangan jantung, dan kehilangan energi. Sementara gejala stres yang bersifat emosional
ditandai dengan marah-marah, mudah tersinggung dan terlalu sensitif, gelisah dan cemas, suasana hati mudah berubah-ubah, sedih, mudah menangis dan depresi,
gugup, agresif terhadap orang lain dan mudah bermusuhan serta mudah