Isolasi Jamur Endofit Biotransformasi

10 senyawa flavan-3-ol dari tanaman teh menjadi leukoantosianidin Agusta, 2007 .

2.3 Isolasi Jamur Endofit

Satu jenis tumbuhan dapat memiliki berbagai jenis jamur endofit. Jamur endofit dapat terdapat di akar, batang, atau daun dari suatu tumbuhan. Untuk memperoleh jamur endofit dari suatu tumbuhan, dilakukanlah suatu teknik isolasi. Isolasi jamur endofit dari tumbuhan dapat dilakukan dengan cara Jamal et al,. 2009 : 1. Bagian tumbuhan seperti daun, batang, atau akar dicuci dengan air sampai bersih, lalu dipotong –potong dengan ukuran panjang tertentu. Misalnya pada isolasi jamur endofit dari daun pandan wangi, daun dipotong sekitar 5 –7 cm. 2. Permukaan daun yang telah dipotong selanjutnya disterilisasi dengan merendamnya dalam 75 etanol selama 2 menit, 5,3 natrium hipoklorit selama 5 menit dan kembali dengan 75 etanol selama setengah menit. 3. Bagian tumbuhan yang telah disterilkan permukaannya kemudian dipotong memanjang sekitar 0,5 cm. 4. Potongan daun tadi kemudian diletakkan di atas medium corn-meal malt agar CMMA yang mengandung kloramfenikol dengan konsentrasi 0,05 mgml. 5. Selanjutnya diinkubasi pada suhu 27 o C selama 1 – 2 minggu. 6. Setelah tumbuh, setiap koloni jamur selanjutnya dipindah beberapa kali ke medium potato dextrose agar PDA sampai diperoleh koloni murni. 11 Untuk mengidentifikasi isolat jamur endofit tersebut dapat dilakukan dengan mengamati ciri dan karakter morfologi baik secara makroskopis maupun mikroskopis dari koloni jamur yang ditumbuhkan di atas PDA pada suhu ruang. Secara makroskopis karakter jamur yang dapat diamati seperti warna, permukaan koloni, serta tekstur. Sedangkan pengamatan secara mikroskopis dapat dilakukan dengan bantuan mikroskop untuk mengamati pigmentasi hifa, bentuk dan ornamentasi tangkai spora.

2.4 Biotransformasi

Biotransformasi merupakan suatu proses dimana suatu senyawa dapat berubah menjadi senyawa lainnya Borge, 2007. Pada proses ini digunakan mikroorganisme untuk membantu mengubah senyawa tersebut Borge,2007.Mikroorganisme yang telah banyak diteliti karena kemampuaannya dalam mentransformasikan senyawa kimia yaitu jamur endofit. Seperti yang dilakukan oleh jamur endofit Diaporhe sp. E yang diisolasi dari tanaman teh yang berparasit dengan Scurrula atopurpurea, mampu melakukan biotransformasi terhadap senyawa --epikatekin menjadi senyawa --2R,3R,4R0- 3,4,5,7,3’,4’ heksahidroksiflavan Agusta et al., 2005. Selain itu, jamur endofit Diaporthe sp. E juga mampu melakukan biotransformasi senyawa --epikatekin menjadi --2R,3S-dihidrokuersetin dalam medium semisintetik Agusta, 2009. 12 o HO OH OH OH OH R R Diaporthe sp o HO OH OH OH OH O R R --epikatekin --2R,3S-dihidrokuersetin Gambar 3. Reaksi biotransformasi --epikatekin menjadi --2R,3S- dihidrokuersetin oleh jamur endofit Diaporthe sp.. Jamur Xylaria sp yang diisolasi dari Cinchona pubescens dalam medium potato dextrose broth PDB dapat melakukan transformasi empat bentuk alkaloid kina yaitu kuinin hidroklorida, kuinidin hidroklorida, kinkonidin hidroklorida, dan kinkonin hidroklorida dengan melakukan pemasukan atom oksigen pada posisi 1-N atom alkaloid kina Shibuya et al., 2003. H N H HO N H Xylaria sp H N H HO N H O kuinin kuinin-1-N-oksida Gambar 4. Reaksi biotransformasi kuinin menjadi kuinin-1-N-oksida oleh jamur endofit Xylaria sp . 13 Pada proses biotransformasi Xylaria sp. ini diperlihatkan mekanisme reaksi yang menarik. Penambahan substrat kina dalam jumlah besar 20 mg ke dalam 200 ml kultur jamur Xylaria sp. berumur 3 hari gagal menghasilkan produk biotransformasi. Sedangkan penambahan substrat dalam jumlah kecil 2 mg ke dalam kultur jamur berumur 1 hari dan kemudian dilanjutkan penambahan 20 mg substrat pada hari ketiga dan diinkubasi pada suhu 27 o C, selama 20 hari berhasil menghasilkan produk biotransformasi. Mekanisme reaksi tersebut mengindikasikan bahwa jamur endofit memerlukan stimulasi sejumlah kecil substrat untuk mengaktifkan sistem enzimatik untuk melakukan reaksi pemasukan atom oksigen pada posisi 1-N- pada molekul kina alkaloid. Sehingga hal tersebut menunjukkan bahwa proses biotransformasi juga dipengaruhi jumlah penambahan substrat ke dalam kultur jamur endofit. Contoh lainnya dari proses biotransformasi yaitu pada jamur endofit Diaporthe sp. isolat E yang diisolasi dari tanaman teh, Camellia sinensis L. O.K. yang dapat mengubah senyawa flavan-3-ol dari tanaman teh menjadi leukoantosianidin dan reaksi biotransformasi ini bersifat selektif terhadap struktur ruang dari molekul substrat dengan konfigurasi 2R-fenil tersubstitusi yang merupakan tipe alami dari flavan-3-ol dalam tumbuhan teh Agusta, 2007. Salah satu senyawa flavan-3-ol yang ditransformasi oleh Diaporthe sp. isolat E yaitu --epigalokatekin-3-O-galat menjadi -2R,3R,4R- leukodelfinidin dengan kemampuan biotransformasi sebesar 43 Agusta, 2007. 14 Dalam proses biotransformasi, jamur endofit memiliki enzim untuk mengkatalisasi reaksi biotransformasi komponen kimia tumbuhan inangya dalam medium semisintetis Agusta, 2009. Reaksi biotransformasi juga dipengaruhi oleh medium dimana jamur endofit dikulturkan. Reaksi biotransformasi akan berjalan jika menggunakan medium yang sesuai untuk pertumbuhan optimal dalam memproduksi enzimnya, karena pertumbuhan dan kerja jamur juga dipengaruhi nutrisi yang terkandung dalam nutrisi tempatnya dikulturkan Shibuya et al.,2003 . Proses biotransformasi juga dipengaruhi lingkungan seperti udara, cahaya, dan suhu. Seperti pada proses biotransformasi --EGCG oleh fungi endofit Diaporthe sp. isolat E yang pada reaksi tahap ketiga oksidasi lanjutan pada atom C-4 untuk membentuk gugus karbonil sensitif terhadap perubahan lingkungan dimana pada kondisi gelap berhasil dibentuk suatu produk sedangkan pada kondisi terang tidak Agusta, 2009 . Selain dengan mikroorganisme, terdapat suatu proses biotransformasi yang dilakukan oleh kultur sel. Seperti kultur sel dari tanaman Papaver somniferum yang mampu mengubah senyawa +-S- retikulin menjadi --S-retikulin serta --S-cheilanthifolin Furuya et al., 1978.

2.5 Berberin