1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Akar kuning atau yang memiliki nama latin Arcangelisia flava L. Merr secara empiris telah banyak digunakan dalam pengobatan alami untuk
mengatasi gangguan pencernaan dan digunakan sebagai pembersih luka Unesco, 1998. Tumbuhan ini banyak terdapat di Cina, Thailand, Malaysia,
dan berbagai pulau di Indonesia seperti Kalimantan, Sumatera, dan Jawa Unesco, 1998. Telah dilakukan penelitian terhadap tumbuhan kayu kuning
ini dan menunjukkan bahwa infus batang akar kuning memiliki efek antidiare terhadap tikus putih serta dapat mengurangi kontraksi otot polos usus marmut
Sa’roni et al., 1995. Salah satu senyawa utama yang terdapat pada batang tumbuhan Arcangelisia flava L. Merr adalah berberin Verpoorte et al.,
1982. Berberin merupakan alkaloid berwarna kuning yang terdapat di
akar, batang, rhizoma dari berbagai tanaman seperti Hydrastic canadensis, Coptis chinensis, Berberis aquifolium, Beberis vulgaris, dan Berberis
aristata. Banyak penelitian dilakukan untuk membuktikan kegunaan berberin. Berberin menunjukkan aktivitas antimikroba, seperti dalam melawan bakteri,
virus, jamur, serta protozoa Dharmananda, 2005. Berberin menunjukkan aktivitas bakterisid terhadap V. cholera pada konsentrasi 35 µgml dan
bakteriostatik terhadap Staphylococcus aureus pada konsentrasi 50 µgml Unesco, 1998. Senyawa ini juga diteliti dapat menghambat pembelahan sel
2
tumor Issat, et al., 2006. Begitu banyak manfaat berberin dalam kehidupan sehingga perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai senyawa ini, salah
satunya dengan mengetahui transformasi dari berberin. Mikroorganisme merupakan makhluk hidup yang tidak bisa lepas dari
kehidupan manusia. Beragam mikroorganisme dapat membantu dalam kehidupan manusia, salah satunya adalah mikroba endofit. Salah satu dari
mikroba endofit tersebut adalah jamur endofit, yang memiliki kemampuan untuk menghasilkan senyawa metabolit sekunder. Seperti pada jamur endofit
Apiospora montagnei yang diisolasi dari Polysiphonia violacea yang mampu menghasilkan senyawa diterpenmirocin, +-asam heksilitakonik dalam
medium semisintetik Klemke et al., 2004. Selain dapat menghasilkan senyawa metabolit sekunder, jamur endofit ada yang memiliki kemampuan
untuk melakukan biotransformasi metabolit sekunder. Seperti pada jamur endofit Diaporthe sp. dari tumbuhan teh yang dapat melakukan
biotransformasi --epigalokatekin-3-O-galat
menjadi --2R,3S-
dihidromirisetin Agusta, 2007. Pada tumbuhan Arcangelisia flava L. Merr terdapat jamur endofit
yang memiliki kemampuan untuk melakukan proses transformasi berberin menjadi turunannya. Telah dilakukan skrining biotransformasi berberin oleh
16 isolat jamur endofit yang diisolasi dari tumbuhan Arcangelisia flava L.
Merr pada medium GYP. Dari skrining tersebut terdapat beberapa isolat
jamur yang dapat melakukan reaksi transformasi berberin yaitu AFKR-1, 2, 3, 7, 10, 13, 15, dan 16. Dari 8 isolat jamur endofit tersebut, dipilih dua isolat
jamur yang memperlihatkan produk biotransformasi yang jelas yaitu AFKR-1
3
dan AFKR-3 untuk kemudian ditumbuhkan dalam skala besar pada medium glucose yeast-extract peptone GYP dan potato dextro broth PDB
Mahesa, 2009. Untuk itu perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mencari jenis jamur endofit selain AFKR-1,3 dari tumbuhan Arcangelisia
flava L. Merr yang memiliki kemampuan untuk mengubah struktur berberin. Dengan dilakukannya penelitian ini diharapkan dapat diketahui
jamur endofit lainnya dari Arcangelisia flava L. Merr yang memiliki kemampuan untuk mengubah struktur kimia berberin.
1.2 Perumusan Masalah