Sistem Mata Pencaharian Bahasa

Pemahaman akan dewa-dewa ini tercermin dalam keyakinan orang Simalungun yang harus hormat kepada makhluk dan benda-benda tertentu, baik yang kelihatan maupun yang tidak kelihatan. Pada zamannya orang Simalungun banyak yang menyembah batu besar, pohon besar, sungai besar dan lain-lain. Sistem pemerintahan di Simalungun dipimpin oleh seorang Raja, sebelum pemberitaan Injil masuk Tuan Rajalah yang sangat berpengaruh. Orang Simalungun menganggap bahwa anak Raja itulah Tuhan dan Raja itu sendiri adalah Allah yang kelihatan.

2.4 Sistem Mata Pencaharian

Sistem mata pencaharian orang Simalungun yaitu bercocok tanam dengan jagung, karena padi adalah makanan pokok sehari-hari dan jagung adalah makanan tambahan jika hasil padi tidak mencukupi. Jual-beli diadakan dengan barter, bahasa yang dipakai adalah bahasa dialek. Banyak proses yang harus dilalui ketika mereka membuka ladang baru dan keseluruhannya itu harus diketahui oleh gamut yang merupakan wakil raja daerah. Biasanya, di antara perladangannya didirkan bangunan rumah tempat tinggal sopou juma sebagai tempat mereka sementara dan melindungi mereka dari serangan binatang buas. Selain itu juga, ada yang mengolah persawahan sabah seperti di Purba Saribu dan Girsang Simpangan Bolon dengan cara-cara tradisional. Untuk memnuhi kebutuhan sandang pangan, mereka menenun pakaian hiou yang biasanya dilakukan oleh kaum ibu dan gadis-gadis. Mereka juga menumbuk padi bersama-sama dengan para pemuda di losung huta. Disni biasanya pada zaman dahulu para pemuda itu akan memilih pasangannya. Universitas Sumatera Utara Menurut Guru Jason Saragih, orang Simalungun di hilir jahe-jahei juga sudah ada yang berdagang hasil hutan dari Simalungun ke Padang Badagei di dekat pesisir timur bahkan sampai ke Penang di Semenanjung Malaka. Pedagang Aceh, Bugis, Asahan, dan Cina datang dari Bandar Khalipah melayari Sungai Padang ke hulu. Mereka membawa barang-barang dagangan kain, bedil, mesiu, timah, pinggan,pasu, pahar, dondang, garengseng, kuali bahkan candu opium. Hal ini dibuktikan dengan dipakainya banyak mata uang asing dalam transaksi dagang di Simalungun. Tole 2003:19-20

2.5 Kesenian Simalungun

Kesenian merupakan salah satu hasil yang diwarisi secara turun temurun. Begitu juga halnya pada masyarakat Simalungun, kesenian merupakan bagian yang sangata penting dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat Simalungun. Beberapa kesenian yang terdapat dalam kebudayaan Simalungun antara lain: seni musik, seni tari, seni rupa.

2.5.1 Seni Musik

Di masyarakat Simalungun seni musik terbagi dalam 2 bagian yaitu music vocal inggou dan musik instrument gual. 1. Dalam musik vokal inggou, jenis nyanyian Simalungun terbagi atas 2 yaitu ilah nyanyian bersama dan nyanyian solo doding. a. Ilah dinyanyikan secara berama-ramai di halaman luas pada suatu desa dan di nyanyikan oleh muda-mudi pada malam terang bulan ataupun Universitas Sumatera Utara pada acara hiburan seperti acara rondang bittang, di nyanyikan sambil menortor. Nyanyian ilah disajikan tanpa iringan musik, sebagai pengatur tempo biasa adalah dengan bertepuk tangan. b. Doding adalah nanyian solo yang dilakukan oleh seseorang apabila ia sendirian. Doding dapat di nyanyikan dengan iringan musik seperti sulim, husapi, sarunei, dan lainnya. 2. Musik instrument gual Simalungun dapat dibagi 2, yaitu: Alat musik yang dimainkan dalam bentuk ensambel dan Alat musik yang dipergunakan dalam permainan tunggal solo instrument. Alat music yang dimainkan dengan ensambel dapat dibagi 2 yaitu alat music yang terdapat pada ensambel Gondrang Sipitu-pitu dan ensambel gonrang sidua-dua. Alat music yang ada dalam ensambel gondrang sipitu-pitu adalah sarunei bolon, ogung, tujuh buah gondrang sipitu-pitu, mongmongan, dan sitalasayak. Sedangkan alat music ensambel gondrang sidua-dua adalah mongmongan dan ogung. Alat music dalam permainan tunggal seperti arbab, hasapi, sulim, dan sordam.

2.5.2 Seni Tari

Seni tari yang dikenal masyarakat Simalungun disebut tor-tor tarian. Ada beberapa Tor-tor Simalungun yaitu: Tor-tor adat tor-tor yang berhubungan dengan kepercayaan, tor-tor pencak, dan tor-tor yang bersifat hiburan atau pertunjukkan. Tor-tor adat biasanya sering kita dilihat di pesta adat, dalam melakukan tariannya dapat dibagi menurut penari dalam adat. Misalnya kelompok penari yang terdapat dalam sistem tolu sahundulan. Tor-tor podang adalah tor-tor yang penarinya memakai pedangterhunu, dilakukan oleh 2 orang pria dambil Universitas Sumatera Utara memainkan pedang tersebut dan sambil mengikuti irama musik. Tor-tor turahan yang bersifat tari gotong –royong yang dilakukan sewaktu menarik sebuah balok besar dari hutan, dimana kayu tersebut akan dipergunakan menjadi bahan losung untukbahan membangun rumah. Tor-tor yang bersifat hiburan atau pertunjukkan yaitu: tor-tor muda-mudi, tor-tor pencak, dan tor-tor hiburan lainnya seperti tor- tor balang sahua, tor-tor rondang bittang dan lainnya. 2.5.3` Seni Rupa Seni rupa pada masyarakat Simalungun terbagi atas 4 yaitu pahat, gorga, ukir-ukiran, dan arsitektur bangunan. Pahat biasanya terdapat pada batu, topeng- topeng. Gorga termasuk ke dalam lukisan yang condong kepada corak warna yaitu: warna hitam, putih, merah dan lain-lain. hal ini pada panggorga dimasa lampau dapat menempatkan warna pada suatu benda, sehingga kelihatan indah. Sedangkan arsitektur adalah mengenai bangunan-bangunan di Simalungun yaitu pinarmusah, pinarhobou dan lainnya.

2.6 Bahasa

Bahasa ialah sistem perlambangan manusia yang lisan maupun yang tulisan untuk berkomunikasi satu dengan yang lain koentjaraningrat 1986:39. Masyarakat Simalungun umumnya menggunakan bahasa Simalungun sebagai bahasa sehari-hari. Hal ini dapat kita lihat baik dalam acara religi agama di gereja, acara-acara adat dan dalam kehidupan sehari-hari. Universitas Sumatera Utara Bahasa Simalungun terdiri dari beberapa ragam yang dapat dilihat dalam sastra lisan Simalungun oleh Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Dep. P dan K adapun ragam bahas Simalungun tersebut ialah: 1. Ragam bahasa Simalungun sehari-hari yang disebut lapung ni hata yaitu bahasa yang dipakai sesame atau bahasa yang sifatny umum. Contoh: kata ham tuan, kamu, anda dipakai kepada orang yang lebih dihormati atau yang lebih tua. Kata ho engkau dipakai secara umum atau sebaya. Kata hammanasiam dalam bentuk jamak dipakai dalam kebiasaan umum. 2. Dalam bahasa Simalungun yang halus yang disebut guruni hata yaitu bahasa yang dipakai untuk mengucapkan sesuatu dengan nama lain yang dianggap lebih halus. Misalnya kata babah mulut bahasa halusnya pamangan. Kata ulu kepala bahasa halusnya simanjujung. Kata mata mata kata halusnya panonggor dan lain-lain. 3. Ragam bahsa Simalungun kasar yang disebut sait ni hata yaitu bahasa yang dipakai pada saat-saat tertentu seperti pada saat seseorang marah, atau untuk menyakiti hati orang lain. Misalnha kata babah mulut bahasa kasarnya tursiklossot. 4. Ragam bahasa yang digunakan oleh para gurudatu yaitu berupa bahasa rahasia atau sandi yang sukar dimengerti oleh kebanyakan orang seperti kata bilangan berikut ini yang dipergunakan pada waktu membaca mantra-mantra. Contoh : sada, sada oi sada lamba-lamba oi langit berarti “satu”. Dua, dua oi dua lumba-lumba ni bumi berarti “dua” D.Kenan Purba, 1996:37. Universitas Sumatera Utara Jika dilihat dari ragam bahasa diatas, maka bahasa Simalungun yang masih sering dipergunakan pada saat sekarang ini adalah bahas biasa dan bahasa halus, namun pada saat seseorang marah ia secara sepontan sering mempergunakan bahasa yang sifatnya kasar Purba :6-37.

2.7 Filosofi Simalungun