6
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah diuraikan sebelumnya, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut : 1
Apakah ukuran dewan komisaris berpengaruh terhadap kinerja perusahaan makanan dan minuman?
2 Apakah ukuran dewan direksi berpengaruh terhadap kinerja perusahaan
makanan dan minuman? 3
Apakah earnings quality berpengaruh terhadap kinerja perusahaan makanan dan minuman?
4 Apakah rasio profitabilitas Returns on AssetROA berpengaruh terhadap
kinerja perusahaan makanan dan minuman? 5
Apakah rasio aktivitas Total Assets TurnoverTATO berpengaruh terhadap kinerja perusahaan makanan dan minuman?
6 Apakah ukuran dewan komisaris, ukuran dewan direksi, earnings quality,
returns on assets dan total assets turnover secara simultan berpengaruh
terhadap kinerja perusahaan makanan dan minuman?
1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1. Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan penelitian adalah sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
7 1
Untuk mengetahui pengaruh dari ukuran dewan komisaris terhadap kinerja perusahaan makanan dan minuman
2 Untuk mengetahui pengaruh dari ukuran dewan direksi terhadap
kinerja perusahaan makanan dan minuman 3
Untuk mengetahui pengaruh earnings quality terhadap kinerja perusahaan makanan dan minuman
4 Untuk mengetahui pengaruh rasio profitabilitas Returns on
Asset terhadap kinerja perusahaan makanan dan minuman
5 Untuk mengetahui pengaruh rasio aktivitas Total Assets
Turnover terhadap kinerja perusahaan makanan dan minuman
6 Untuk mengetahui pengaruh ukuran dewan komisaris, ukuran
dewan direksi, earnings quality, returns on assets dan total assets turnover
secara simultan.
1.3.2. Manfaat penelitian
Adapun yang menjadi manfaat dari penelitian adalah sebagai berikut :
1 Bagi peneliti, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan
pemahaman lebih lanjut mengenai kinerja perusahaan dan berbagai faktor yang mempengaruhinya.
2 Bagi manajemen perusahaan, hasil penelitian ini diharapkan dapat
memberikan pemahaman
dalam pengambilan
keputusan
Universitas Sumatera Utara
8 perusahaan terkait dengan menciptakan kinerja perusahaan yang
baik demi kelangsungan usaha ke depan. 3
Bagi investor, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran untuk menilai lebih lanjut mengenai kinerja perusahaan
yang sesungguhnya
sehingga membantu
dalam proses
pengambilan keputusan. 4
Bagi masyarakat, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran untuk membantu meningkatkan keyakinan
dan kepercayaan publik terhadap kinerja suatu perusahaan. 5
Bagi peneliti selanjutnya, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan referensi dan pertimbangan dalam melakukan
penelitian sejenis di masa yang mendatang.
Universitas Sumatera Utara
9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1. Kinerja Perusahaan
Kinerja perusahaan adalah suatu gambaran hasil dari proses yang telah dilalui perusahaan guna mencapai tujuan perusahaan. Kinerja
perusahaan akan sangat mempengaruhi dan menentukan banyak hal. Kita tidak sedang membahas apa yang dipengaruhi, tetapi hendak
menilai, mengukur dan menganalisis hal apa saja yang memiliki pengaruh terhadap kinerja perusahaan. Suatu kinerja perusahaan
merupakan suatu hal yang sangat penting dan menarik untuk dibahas. Kinerja perusahaan tidak hanya perlu diukur oleh pihak internal
perusahaan, tetapi sangat penting juga diukur oleh pihak eksternal seperti pasar Pasar memiliki peranan penting bagi suatu perusahaan. Terkait
dengan kinerja perusahaan, apresiasi pasar terhadap perusahaan tersebut merupakan salah satu kunci penting yang tidak bisa dianggap sepele
untuk dipertimbangkan. Bahkan, apresiasi pasar ini akan memberikan keyakinan yang semakin kuat mengenai kinerja perusahaan karena
dengan apresiasi pasar yang tinggi dianggap bahwa perusahaan memberikan keyakinan bahwa perusahaan sudah berjalan dengan baik
dan bersaing serta memiliki prospek baik ke depan sehingga mampu
Universitas Sumatera Utara
10 diukur juga berdasarkan harga saham yang melonjak naik sebagai puncak
dari keseluruhan kinerja perusahaan yang baik. Maka, untuk mengukur kinerja perusahaan, peneliti menggunakan rasio PE atau PER Price
Earning Ratio. PER adalah salah satu rasio penilaian yang menunjukkan perbandingan harga pasar per lembar saham terhadap laba per lembar
saham. Semakin tinggi PER, maka semakin tinggi pula tingkat pertumbuhan laba yang diharapkan, sehingga semakin tinggi tingkat
keyakinan dan kepercayaan investor terhadap prospek perusahaan. PER
ini memiliki formula sebagai berikut : PER =
Harga pasar per saham biasa Laba per saham
2.1.2. Good Corporate Governance
Good Corporate Governance merupakan suatu model yang diharapkan mampu menjawab dan mengatasi permasalahan buruknya tata
kelola suatu perusahaan. Dampak dari buruknya tata kelola perusahaan ini sangat mengancam kelangsungan hidup perusahaan. Perusahaan yang
buruk tata kelolanya cenderung memiliki kinerja perusahaan yang buruk. Hal ini tentu menjadi isu penting bahwa kinerja perusahaan sangat perlu
untuk diperhatikan karena memiliki pengaruh luas dalam berbagai bagian perusahaan dan melihat apa pengaruh dari GCG terhadap kinerja
perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
11 Esensi corporate governance adalah peningkatan kinerja
perusahaan melalui supervisi atau pemantauan kinerja manajemen dan adanya akuntabilitas manajemen terhadap shareholders dan pemangku
kepentingan lainnya, berdasarkan kerangka aturan dan peraturan yang berlaku Tri Gunarsih, 2003. Menurut Boediono 2005, mekanisme
corporate governance
merupakan suatu
sistem yang
mampu mengendalikan dan mengarahkan kegiatan operasional perusahaan serta
pihak-pihak yang terlibat didalamnya, sehingga dapat digunakan untuk
menekan terjadinya masalah keagenan.
Pada penelitian ini, peneliti hendak secara khusus menguji dewan komisaris dan dewan direksi sebagai pemegang peranan penting dalam
menciptakan tata kelola perusahaan yang baik. Berikut akan dijelaskan beberapa teori terkait yang dibutuhkan sebagai literatur yang
melandasinya.
Berikut ini penjelasan mengenai Dewan Komisaris dan Dewan Direksi akan diperoleh dari Pedoman Umum Good Corporate
Governance Indonesia yang dibuat oleh Komite Nasional Kebijakan
Governance KNKG pada tahun 2006. 2.1.2.1 Ukuran Dewan Komisaris
Dalam KNKG, 2006 : 13, dijelaskan bahwa : Dewan Komisaris sebagai organ perusahaan bertugas
dan bertanggungjawab secara kolektif untuk melakukan pengawasan dan memberikan nasihat kepada Direksi
serta memastikan bahwa Perusahaan melaksanakan
Universitas Sumatera Utara
12 GCG. Namun demikian, Dewan Komisaris tidak boleh
turut serta dalam mengambil keputusan operasional. Kedudukan masing-masing anggota Dewan Komisaris
termasuk Komisaris Utama adalah setara. Tugas Komisaris Utama sebagai primus inter pares adalah
mengkoordinasikan kegiatan Dewan Komisaris. Agar pelaksanaan tugas Dewan Komisaris dapat berjalan
secara efektif, perlu dipenuhi prinsip-prinsip berikut: 1.
Komposisi Dewan Komisaris harus memungkinkan pengambilan keputusan secara efektif, tepat dan
cepat, serta dapat bertindak independen. 2.
Anggota Dewan Komisaris harus profesional, yaitu berintegritas dan memiliki kemampuan sehingga
dapat menjalankan fungsinya dengan baik termasuk memastikan bahwa Direksi telah memperhatikan
kepentingan semua pemangku kepentingan.
3. Fungsi pengawasan dan pemberian nasihat Dewan
Komisaris mencakup
tindakan pencegahan,
perbaikan, sampai kepada pemberhentian sementara. Jumlah
anggota Dewan
Komisaris harus
disesuaikan dengan kompleksitas perusahaan dengan tetap memperhatikan efektivitas dalam pengambilan
keputusan. Dewan Komisaris dapat terdiri dari Komisaris yang tidak berasal dari pihak terafiliasi yang
dikenal sebagai Komisaris Independen dan Komisaris yang terafiliasi. Yang dimaksud dengan terafiliasi
adalah pihak yang mempunyai hubungan bisnis dan kekeluargaan dengan pemegang saham pengendali,
anggota Direksi dan Dewan Komisaris lain, serta dengan perusahaan itu sendiri. Mantan anggota Direksi dan
Dewan Komisaris yang terafiliasi serta karyawan perusahaan, untuk jangka waktu tertentu termasuk dalam
kategori terafiliasi. Jumlah Komisaris Independen harus dapat menjamin agar mekanisme pengawasan berjalan
secara efektif dan sesuai dengan peraturan perundang- undangan. Salah satu dari Komisaris Independen harus
mempunyai latar belakang akuntansi atau keuangan.
Berikut adalah
beberapa pertanggungjawaban
Dewan Komisaris : a
Dewan Komisaris
dalam fungsinya
sebagai pengawas, menyampaikan laporan pertanggung-
jawaban pengawasan atas pengelolaan perusahaan oleh
Direksi. Laporan
pengawasan Dewan
Universitas Sumatera Utara
13 Komisaris merupakan bagian dari laporan tahunan
yang disampaikan kepada RUPS untuk memperoleh persetujuan.
b Dengan diberikannya persetujuan atas laporan
tahunan dan pengesahan atas laporan keuangan, berarti RUPS telah memberikan pembebasan dan
pelunasan tanggung jawab kepada masing-masing anggota Dewan Komisaris sejauh hal hal tersebut
tercermin dari laporan tahunan, dengan tidak mengurangi tanggung jawab masing-masing anggota
Dewan Komisaris dalam hal terjadi tindak pidana atau
kesalahan dan
atau kelalaian
yang menimbulkan kerugian bagi pihak ketiga yang tidak
dapat dipenuhi dengan aset perusahaan. c
Pertanggungjawaban Dewan Komisaris kepada RUPS
merupakan perwujudan
akuntabilitas pengawasan atas pengelolaan perusahaan dalam
rangka pelaksanaan asas GCG. Berdasarkan penjelasan tersebut, peneliti melihat bahwa
peranan Dewan Komisaris sangat vital sehingga peneliti hendak melihat pula seberapa besar pengaruh ukuran Dewan Komisaris
terhadap kinerja perusahaan.
2.1.2.2 Ukuran Dewan Direksi Dalam KNKG, 2006 : 17, juga dijelaskan bahwa :
Direksi sebagai organ perusahaan bertugas dan
bertanggungjawab secara kolegial dalam mengelola perusahaan. Masing-masing anggota Direksi dapat
melaksanakan tugas dan mengambil keputusan sesuai dengan pembagian tugas dan wewenangnya. Namun,
pelaksanaan tugas oleh masing-masing anggota Direksi tetap merupakan tanggung jawab bersama. Kedudukan
masing-masing anggota Direksi termasuk Direktur Utama adalah setara. Tugas Direktur Utama sebagai
primus inter pares
adalah mengkoordinasikan kegiatan
Universitas Sumatera Utara
14 Direksi. Agar pelaksanaan tugas Direksi dapat berjalan
secara efektif, perlu dipenuhi prinsip-prinsip berikut:
1. Komposisi Direksi harus sedemikian rupa sehingga
memungkinkan pengambilan keputusan
secara efektif, tepat dan cepat, serta dapat bertindak
independen. 2.
Direksi harus profesional yaitu berintegritas dan memiliki
pengalaman serta
kecakapan yang
diperlukan untuk menjalankan tugasnya. 3.
Direksi bertanggung jawab terhadap pengelolaan perusahaan agar dapat menghasilkan keuntungan
profitability dan memastikan kesinambungan
usaha perusahaan. 4.
Direksi memberikan pertanggungjawaban atas kepengurusannya dalam RUPS sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku. Fungsi pengelolaan perusahaan oleh Direksi mencakup 5
lima tugas utama yaitu kepengurusan, manajemen risiko, pengendalian internal, komunikasi, dan tanggung
jawab sosial. Berikut ini pertanggungjawaban Dewan Direksi :
a Direksi
harus menyusun
pertanggungjawaban pengelolaan perusahaan dalam bentuk laporan
tahunan yang memuat antara lain laporan keuangan, laporan
kegiatan perusahaan,
dan laporan
pelaksanaan GCG. b
Laporan tahunan harus memperoleh persetujuan RUPS, dan khusus untuk laporan keuangan harus
memperoleh pengesahan RUPS. c
Laporan tahunan harus telah tersedia sebelum RUPS diselenggarakan sesuai dengan ketentuan yang
berlaku untuk memungkinkan pemegang saham melakukan penilaian.
Berdasarkan penjelasan tersebut, peneliti melihat bahwa peranan Dewan Direksi juga sangat vital sehingga peneliti hendak
Universitas Sumatera Utara
15 melihat pula seberapa besar pengaruh ukuran Dewan Direksi
terhadap kinerja perusahaan.
2.1.3. Earnings Quality
Bellovary et al. 2005 mendefinisikan kualitas laba sebagai “kemampuan laba dalam merefleksikan kebenaran laba perusahaan dan
membantu memprediksi laba mendatang, dengan mempertimbangkan stabilitas dan persistensi laba
”. Kualitas laba memiliki keterkaitan antara hubungan laba dalam mengukur tingkat kinerja suatu perusahaan. Istilah
“ earnings quality” juga memiliki beberapa definisi dalam hal yang
berbeda, antara lain sebagai berikut :
1. Based on earnings stability: The more sustainable the
earnings, the higher the quality of earnings Tapia and Fernández, 2007.
2. Based on the level of accruals: We can define the earnings
quali ty based on the degree of the closeness of a company’s
earnings to the amount of cash flow. In other words, the less the level of accruals, the more the quality of earnings Bao
and Bao, 2004.
3. Based on information content: Kirschenheiter and Melumad
2004 recognized an earnings quality as earnings that are closer to the value of a company over a long-term period
and that include more information. The focus of this research is on the second definition.
4. By considering all these definitions, we should expect to
have various approaches regarding earnings quality resulting in different assessments Abdelghany, 1995.
Menurut Abdelghany 2005, ada beberapa cara atau pendekatan untuk mengukur kualitas laba, antara lain :
Universitas Sumatera Utara
16
Tabel 2.1. Pendekatan Pengukuran Kualitas Laba
s s
Sumber : Abdelghany 2005 Earnings
dapat dikatakan berkualitas tinggi apabila earnings yang dilaporkan dapat digunakan oleh para pengguna users untuk membuat
keputusan yang terbaik, dan dapat digunakan untuk menjelaskan atau memprediksi harga dan return saham Bernard dan Stober, 1998. Dalam
perkembangannya, cukup banyak penelitian yang dilakukan untuk menganalisis kualitas laba bahkan hingga sekarang masih terus dilakukan
karena melihat betapa pentingnya menganalisis laba suatu perusahaan guna membantu untuk memberikan informasi yang lebih akurat dan tepat
terkhusus dalam penelitian ini untuk melihat seberapa besar pengaruh kualitas laba terhadap penilaian kinerja perusahaan. Pada penelitian ini,
saya akan menggunakan pendekatan penman 2002 untuk mengukur besarnya kualitas laba suatu perusahaan karena saya memandang bahwa
akan semakin baik melihat kas yang benar benar berasal dari operasi
Pendekatan Lenz et al. 2003
Pendekatan Barton dan Simko 2001
Pendekatan Penman 2002
Kualitas laba
diukur dengan variabilitas laba
yang sama dengan standar deviasi dari pendapatan
operasi
dibagi dengan
standar deviasi dari arus kas operasi. Semakin kecil
rasio maka semakin rendah kualitas laba.
Kualitas laba diukur dengan
indikator kekagetan laba yang
merupakan rasio saldo awal dari aset operasi
relative
bersih terhadap
penjualan. Semakin kecil rasio
ini maka
semakin tinggi kualitas laba.
Kualitas laba
diukur dengan
rasio dari arus kas
operasi dibagi
dengan laba
bersih. Semakin rendah
rasio maka
semakin tinggi
kualitas laba
Universitas Sumatera Utara
17 perusahaan karena memang secara hampir menyeluruh diharapkan kas
memang diperoleh dari aktivitas kegiatan operasi perusahaan sebagai cara perusahaan mencapai tujuan perusahaan dalam mencapai laba,
sehingga untuk mempermudahnya saya membuat ke dalam bentuk rumus sebagai berikut :
Kualitas Laba = Arus Kas Operasi
Laba Bersih
2.1.4. Rasio Profitabilitas
Rasio profitabilitas adalah rasio yang hendak mengukur atau membandingkan bagaimana kemampuan perusahaan untuk menghasilkan
laba. Rasio ini menjadi salah satu rasio yang penting meskipun sudah sering dan awam digunakan karena rasio ini dapat pula membantu untuk
memprediksi kemampuan perusahaan ke depan dalam rangka menghasilkan laba. Salah satu rasio profitabilitas adalah Return on
Assets ROA. Dengan menggunakan ROA, diharapkan dapat memberikan informasi tambahan yang berasal dari intrepretasi atas
analisis tersebut. ROA menunjukkan seberapa besar pemanfaatan aktiva dalam menghasilkan laba dan seberapa besar kemampuan perusahaan ke
depan dalam memanfaatkan aktiva untuk menghasilkan laba. ROA berkaitan denga laba sehingga sederhananya menyangkut dengan kinerja
perusahaan, namun dengan melakukan analisis perhitungan ini akan
Universitas Sumatera Utara
18 diperoleh secara akurat menggunakan angka informasi yang
dibutuhkan, sehingga kinerja tidak serta merta langsung di lihat saja dari besar laba tetapi juga dilihat asal usul laba dan kemampuan perusahaan
sesungguhnya menghasilkan laba apakah sudah maksimal dan optimal.
Berikut ini rumus dari ROA : ROA =
Laba bersih setelah pajak Total aktiva
2.1.5. Rasio Aktivitas
Rasio aktivitas Sugiyarso dan Winarni, 2005 menunjukkan bagaimana sumber daya telah dimanfaatkan secara optimal dengan cara
membandingkan rasio aktivitas dengan standar industri dapat diketahui tingkat efisiensi perusahaan dalam industri. Menurut Rangkuti 2004,
rasio aktivitas bertujuan untuk mengukur sampai seberapa jauh aktivitas perusahaan dalam menggunakan dana-dananya secara efektif dan efisien.
Rasio ini membantu menggambarkan seberapa efektif dan efisienkah kegiatan perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan yakni
salah satunya memperoleh laba dengan kinerja perusahaan yang baik. Maka dari itu, salah satu bagian dari rasio aktivitas ini yang hendak
digunakan adalah perputaran total aktiva. Aktiva adalah salah satu sumber daya yang dimiliki perusahaan baik siap digunakan dalam
aktivitas operasi, pendanaan dan investasi. Penggunaan aktiva
Universitas Sumatera Utara
19 perusahaan sangat penting untuk diketahui apakah sudah efektif dan
efisien digunakan, terlebih lagi ingin melihat apakah ketika aktiva sudah digunakan secara efektif dan efisien, maka berpengaruh terhadap kinerja
perusahaan tersebut. Perputaran Total Aktiva
= Penjualan Bersih x 1 Kali Total Aktiva
2.2. Tinjauan Peneliti Terdahulu Tabel 2.2.