Uji Heterokedastisitas Uji Autokorelasi Uji Multikolinearitas

47

b. Uji Heterokedastisitas

Uji heterokedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi tidak terjadi kesamaan variance dari residual antar setiap pengamatan satu dengan yang lain. Hasil pengujian heterokedastisitas dapat dilihat pada gambar 4.5 berikut ini : Gambar 4.3 Grafik Scatterplot Sumber : Output SPSS Hasil olahan peneliti 2014 Universitas Sumatera Utara 48 Berdasarkan gambar 4.5 ini dapat dilihat bahwa titik-titik menyebar secara acak serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 nol pada sumbu Y, sehingga dapat dikatakan tidak terjadi heterokedastisitas dan model regresi ini layak digunakan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja perusahaan.

c. Uji Autokorelasi

Salah satu yang menjadi syarat untuk dilakukannya regresi adalah melakukan pengujian autokorelasi. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui dan menilai apakah dalam model regresi terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t, dengan kesalahan pada periode sebelumnya. Untuk mendeteksi adanya autokorelasi, maka dilakukan uji Durbin – Watson. Kriteria penilaian autokorelasi secara umum menggunakan uji Durbin – Watson adalah sebagai berikut :  Angka D-W dibawah -2 berarti ada autokorelasi positif  Angka D-W diantara -2 sampai +2 berarti tidak ada autokorelasi  Angka D-W diatas +2 berarti ada autokorelasi negatif Universitas Sumatera Utara 49 Tabel 4.2 Uji Durbin - Watson Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1 .472 a .223 .094 10.02484 1.645 a. Predictors: Constant, TATO, ROA, UDD, EQ, UDK b. Dependent Variable: PER Hasil pengujian pada tabel 4. Menunjukkan bahwa nilai D-W Durbin-Watson sebesar 1,645. Angka ini terletak diantara -2 dan +2, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi autokorelasi baik positif maupun negatif.

d. Uji Multikolinearitas

Tujuan dari uji multikolinearitas ini adalah untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya hubungan korelasi antar variabel bebas independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antar variabel independen. Cara untuk mendeteksinya yaitu dengan melihat nilai Tolerance TOL dan Variance Inflation Factor VIF. Jika nilai VIF 10 dan nilai TOL 0,1, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi multikolinearitas. Hasil pengujian multikolinearitas dapat dilihat pada tabel berikut ini : Universitas Sumatera Utara 50 Tabel 4.3 Uji Multikolinearitas Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF 1 Constant 26.719 6.569 4.067 .000 UDK -1.022 1.680 -.186 -.608 .548 .278 3.602 UDD 1.502 1.513 .266 .993 .329 .361 2.770 EQ 1.245 1.013 .200 1.229 .228 .983 1.017 ROA -1.774 16.317 -.022 -.109 .914 .621 1.610 TATO -7.974 3.676 -.380 -2.169 .038 .843 1.187 a. Dependent Variable: PER Hasil pengujian multikolinearitas ini menunjukkan nilai TOL variabel independen secara keseluruhan lebih besar dari 0,1 0,1. Nilai TOL UDK Ukuran Dewan Komisaris sebesar 0,278; UDD Ukuran Dewan Direksi sebesar 0,361; EO Earnings Quality sebesar 0,983; ROA Return on Assets sebesar 0,621; TATO Total Assets Turnover sebesar 0,843. Hasil perhitungan VIF kurang dari 10 10 terlihat pada semua variabel independen. Nilai VIF dari UDK, UDD,EQ, ROA, dan TATO secara berturut adalah sebesar 3,602; 2,770; 1,017; 1,610; dan 1,187. Jadi, dilihat dari nilai TOL dan VIF yang ada pada tabel tersebut, nilainya semua memenuhi kriteria pengujian multikolinearitas sehingga tidak terjadi multikolinearitas antar variabel independen. Universitas Sumatera Utara 51

4.2.3 Pengujian Hipotesis

Dalam penelitian ini akan dilakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan pengujian koefisien determinasi, pengujian signifikansi parsial uji-T dan pengujian signifikansi simultan uji-F.

a. Koefisien Determinasi

Dokumen yang terkait

Pengaruh Good Corporate Governance dan Ukuran Perusahaan Terhadap Kinerja Perusahaan Pada Perusahaan Makanan dan Minuman yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 5 81

Pengaruh Good Corporate Governance, Earnings Quality, Rasio Profitabilitas dan Aktivitas terhadap Kinerja Perusahaan Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 12

Pengaruh Good Corporate Governance, Earnings Quality, Rasio Profitabilitas dan Aktivitas terhadap Kinerja Perusahaan Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 2

Pengaruh Good Corporate Governance, Earnings Quality, Rasio Profitabilitas dan Aktivitas terhadap Kinerja Perusahaan Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 8

Pengaruh Good Corporate Governance, Earnings Quality, Rasio Profitabilitas dan Aktivitas terhadap Kinerja Perusahaan Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 15

Pengaruh Good Corporate Governance, Earnings Quality, Rasio Profitabilitas dan Aktivitas terhadap Kinerja Perusahaan Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 1

Pengaruh Good Corporate Governance, Earnings Quality, Rasio Profitabilitas dan Aktivitas terhadap Kinerja Perusahaan Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 6

Pengaruh Good Corporate Governance dan Ukuran Perusahaan Terhadap Kinerja Perusahaan Pada Perusahaan Makanan dan Minuman yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 12

Pengaruh Good Corporate Governance dan Ukuran Perusahaan Terhadap Kinerja Perusahaan Pada Perusahaan Makanan dan Minuman yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 2

Pengaruh Good Corporate Governance dan Ukuran Perusahaan Terhadap Kinerja Perusahaan Pada Perusahaan Makanan dan Minuman yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 8