Adapun Tujuan dibentuknya Akta Jaminan Fidusia adalah:
92
1 Menyatakan bahwa debitur nasabah memiliki sejumlah utang kepada
kreditur perusahaan pembiayaan 2
Menyatakan bahwa debitur terikat dengan perjanjian yg belum selesai dengan kreditur
3 Seandainya debitur melakukan wanprestasi, maka debitur tidak pernah
mengklaim bahwa objek jaminan itu adalah milik debitur, dan kreditur dapat melakukan eksekusi terhadap objek jaminan dengan bantuan aparat
kepolisian atau pihak lain yg ditunjuk oleh kreditur
Berdasarkan tujuan di atas dapat diketahui bahwa Akta Jaminan Fidusia bertujuan untuk melindungi perusahaan pembiayaan konsumen selaku
kreditur. Selain itu, Akta Jaminan Fidusia juga bertujuan untuk melindungi nasabah selaku debitur, yaitu untuk memberikan kepastian hukum bahwa
BPKB, yang sedang berada di bawah kekuasaan perusahaan pembiayaan, tidak akan dialihkan atau dikuasai oleh pihak lain, selain daripada perusahaan
pembiayaan itu sendiri sebagai kreditur.
93
B. Akibat Hukum Pembebanan Jaminan Fidusia yang Tidak Didaftarkan
Undang-Undang Nomor 42 Tahun 1999 tentang Jaminan Fidusia mewajibkan dilakukannya pendaftaran terhadap Objek Jaminan Fidusia dan Pendaftaran Jaminan
Fidusia dilakukan pada Kantor Pendaftaran Fidusia. Hal tersebut dapat kita lihat dalam Pasal 11 ayat 1 dan Pasal 12 ayat 1 UUJF :
Pasal 11 ayat 1, “Benda yang dibebani dengan Jaminan Fidusia wajib didaftarkan.”
92
Muhammad Hendra, Senior Legal PT.. Dipo Star Finance Cabang Medan, Hasil Wawancara pada tanggal 22 Februari 2014.
93
Wawancara Notaris Eben Heiser
Universitas Sumatera Utara
Pasal 12 ayat 1, “Pendaftaran Jaminan Fidusia sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat 1 dilakukan pada Kantor Pendaftaran Fidusia.”
Adapun pendaftaran Jaminan Fidusia memenuhi syarat publisitas yang artinya memberikan kepastian pendaftaran. Memberikan kepastian pendaftaran, artinya apa
yang dituangkan dalam Akta Jaminan Fidusia tidak terdapat duplikasi karena pendaftaran tersebut telah disentralisasi sesuai ketentuan Pasal 11 UUJF. Oleh karena
itu dengan asas pemenuhan syarat publisitas tersebut, masyarakat umum dianggap telah mengetahui dan berhak meminta informasi mengenai hal-hal yang telah
didaftar. Dengan pola pendaftaran tersebut, maka terdapat unifikasi dan kepastian informasi yang mudah diakses.
94
Proses pendaftaran Jaminan Fidusia ini menjadi bagian yang sangat penting, karena setelah Jaminan Fidusia tersebut didaftarkan maka diterbitkan Sertifikat
Jaminan Fidusia dan ketika dilakukan pencatatan Jaminan Fidusia dalam Buku Daftar Fidusia maka saat itu lah Jaminan Fidusia lahir sebagaimana yang diatur dalam Pasal
14 ayat 3 UUJF dan juga melahirkan hak preferent bagi Penerima Fidusia. Pelaksanaan pendaftaran Jaminan Fidusia diatur dalam Peraturan Pemerintah
Nomor 86 Tahun 2000 tentang Tata Cara Pendaftaran Jaminan Fidusia dan Biaya Pembuatan Akta Jaminan Fidusia. Pasal 2 Peraturan Pemerintah ini menyebutkan
Tata Cara Pendaftaran Jaminan Fidusia adalah sebagai berikut : 1
Permohonan pendaftaran Jaminan Fidusia diajukan kepada Menteri. 2
Permohonan pendaftaran sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 diajukan secara tertulis dalam bahasa Indonesia melalui Kantor oleh Penerima
94
Ibid, hlm. 219.
Universitas Sumatera Utara
Fidusia, kuasa, atau wakilnya dengan melampirkan pernyataan pendaftaran Jaminan Fidusia.Permohonan pendaftaran Jaminan Fidusia
sebagaimana dimaksud dalam ayat 2 dikenakan biaya yang besarnya ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah tersendiri mengenai Penerimaan
Negara Bukan Pajak.
3 Permohonan pendaftaran Jaminan Fidusia sebagaimana dimaksud dalam
ayat 2 dilengkapi dengan : a.
salinan akta notaris tentang pembebanan Jaminan Fidusia; b.
surat kuasa atau pendelegasian wewenang untuk melakukan pendaftaran Jaminan Fidusia;
c. bukti pembayaran biaya pendaftaran Jaminan Fidusia sebagaimana
dimaksud dalam ayat 3. 4
Pernyataan pendaftaran Jaminan Fidusia sebagaimana dimaksud dalam ayat 2 dilakukan dengan mengisi formulir yang bentuk dan isinya
ditetapkan dengan Keputusan Menteri.
Berdasarkan ketentuan pendaftaran Jaminan yang diatur dalam Undang- Undang Nomor 42 Tahun 1999 dan PP Nomor 86 Tahun 2000 tersebut maka terdapat
beberapa kekurangan-kekurangan yang menyangkut pendaftaran Jaminan Fidusia itu sendiri.
Pertama, Undang-Undang Nomor 42 Tahun 1999 dan PP Nomor 86 Tahun 2000 tidak menyebutkan jangka waktu yang jelas untuk dilakukannya pendaftaran
Jaminan Fidusia. Hal ini sangat berbeda dengan jaminan Hak Tanggungan yang mengenai pendaftarannya diatur sebagai:
95
1 Pemberian Hak Tanggungan wajib didaftarkan pada Kantor Pertanahan
2 Selambat-lambatnya 7 tujuh hari kerja setelah penandatanganan Akte
Pemberian Hak Tanggungan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat 2 dua UUHT, Pejabat Pembuat Akta Tanah selanjutnya disebut dengan
PPAT wajib mengirimkan akte pemberian Hak Tanggungan yang bersangkutan dan warkah lain yang diperlukan kepada Kantor
Pertanahan.
3 Pendaftaran Hak Tanggungan sebagaimana dimaksud pada ayat 1
dilakukan oleh Kantor Pertanahan dengan membuat buku tanah Hak
95
Lihat Pasal 13 Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan
Universitas Sumatera Utara
Tanggungan dan mencatatnya dalam buku tanah hak atas tanah yang menjadi objek Hak Tanggungan serta menyalin catatan tersebut.
4 Tanggal buku tanah Hak Tanggungan sebagaimana yang dimaksud pada
ayat 3 adalah tanggal hari ketujuh setelah penerimaan secara lengkap surat-surat yang diperlukan bagi pendaftarannya dan jika hari kerja
ketujuh pada hari libur, buku tanah yang bersangkutan diberi tanggal hari kerja berikutnya.
5 Hak Tanggungan lahir pada hari tanggal buku tanah Hak Tanggungan
sebagaimana dimaksud pada ayat 4.
Karena tidak diatur dengan jelas dan tegas kapan harusnya Jaminan Fidusia itu didaftarkan, bagaimana mungkin dapat terpenuhinya asas dalam pendaftaran yakni
asas publisitas. Hendaknya mengenai kapan harus didaftarkannya Jaminan Fidusia itu harus diatur dengan jelas dan tegas, agar pemberi fidusia dan penerima fidusia yang
hendak menggunakan Lembaga Jaminan Fidusia mengerti dan taat kepada asas, sehingga tujuan asas publisitas dapat tercapai.
96
Kedua,tempat pendaftaran adalah Kantor Pendaftaran Fidusia yang wilayahnya meliputi tempat kedudukan Pemberi Fidusia. Kantor Pendaftaran Fidusia
adalah bagian dalam lingkungan Kementrian Hukum dan Hak Asasi Manusia. Dalam praktek sering terjadi permasalahan di mana Pejabat Notaris yang
membuat Akta Jaminan Fidusia harus mendaftarkan ke Kantor Pendaftaran Fidusia di luar wilayah di mana Notaris tersebut berkedudukan karena Kantor Pendaftaran
Fidusia hanya berada di wilayah ibukota provinsi. Selain itu dalampenerbitan sertifikat juga memakan waktu yang lama. Oleh karena itu pendaftaran yang
dilakukan pada Kantor Pendaftaran Fidusia dirasakan tidak efektif dan memakan
96
Eko Yudhistira, Thesis Pendaftaran Jaminan Fidusia : Hambatannya Dilihat dari Aspek Sistem Hukum, Universitas Sumatera Utara, 2008.
Universitas Sumatera Utara
waktu yang lama. Selain itu dalam prakteknya juga terdapat pungutan liar, yang tentunya merugikan pejabat notaris ketika melakukan pendaftaran Jaminan Fidusia.
97
Ketiga, dalam Undang-Undang Nomor 42 Tahun 1999 dan PP Nomor 80 Tahun 2000 tidak disebutkan akibat hukum atau pun sanksi yang diberikan ketika
tidak dilakukan pendaftaran Jaminan Fidusia. Tentunya hal ini menyebabkan para pihak, khususnya Penerima Fidusia, tidak memandang bahwa Pendaftaran Jaminan
Fidusia tersebut merupakan suatu keharusan dan bersifat “wajib” seperti yang disebutkan dalam Pasal 11 ayat 1 Undang-Undang Nomor 42 Tahun 1999.
Oleh karena tidak adanya akibat hukum ataupun sanksi yang diberikan oleh Undang-Undang Nomor 42 Tahun 1999 maupun PP Nomor 80 Tahun 2000, maka
dalam praktek banyak ditemukan bahwa Penerima Fidusia tidak melakukan pendaftaran bahkan hanya membuat perjanjian Jaminan Fidusia di bawah tangan. Hal
ini tentunya merugikan Penerima Fidusia itu sendiri selaku Kreditur manakala Kreditur tidak mempunya bukti yang kuat jika pada suatu saat Pemberi Fidusia
melakukan wanprestasi. Seiring dengan berjalannya waktu, maka lahirlah beberapa peraturan yang
berusaha menjawab dan mengatasi kekurangan tersebut. Diantaranya adalah Peraturan Menteri Keuangan Nomor 130 PMK.010 2012 tentang Pendaftaran
Jaminan Fidusia bagi Perusahaan Pembiayaan yang Melakukan Pembiayaan Konsumen untuk Kendaraan Bermotor dengan Pembebanan Jaminan Fidusia.
97
Wawancara Eben Heiser
Universitas Sumatera Utara
PMK Nomor 130 PMK.010 2012 mewajibkan Perusahaan Pembiayaan yang melakukan Pembiayaan Konsumen untuk kendaraan bermotor dengan pembebanan
Jaminan Fidusia untuk melakukan pendaftaran di Kantor Pendaftaran Fidusia.
98
Adapun yang menjadi pembeda dalam peraturan ini dapat kita lihat dalam Pasal 2 yang berbunyi, “Perusahaan Pembiayaan wajib mendaftarkan Jaminan Fidusia pada
Kantor Pendaftaran Fidusia paling lama 30 tiga puluh hari kalender terhitung sejak tanggal Perjanjian Pembiayaan Konsumen.”
Hal ini tentunya berbeda dengan Undang-Undang Nomor 42 Tahun 1999 tentang Jaminan Fidusia yang tidak mengatur mengenai jangka waktu untuk
dilakukannya pendaftaran. Sedangkan dalam PMK Nomor 130 PMK.010 2012 menentukan batas waktu, yaitu 30 tiga puluh hari setelah Perjanjian Pembiayaan
Konsumen lahir. Oleh karena itu, pihak Perusahaan Pembiayaan dalam praktek segera melakukan pembebanan Jaminan Fidusia ke Pejabat Notaris dan selanjutnya
dilakukan Pendaftaran ke Kantor Pendaftaran Fidusia. Selain itu, Pasal 3 PMK Nomor 130 PMK.0102012 juga mengatur akibat
hukum jika Perusahaan Pembiayaan Konsumen tidak melakukan pendaftaran yaitu, “Perusahaan Pembiayaan dilarang melakukan penarikan benda Jaminan Fidusia
berupa kendaraan bermotor apabila Kantor Pendaftaran Fidusia belum menerbitkan Sertifikat Jaminan Fidusia dan menyerahkannya kepada Perusahaan Pembiayaan.”
98
Lihat pasal 1 PMK Nomor 130PMK. 010 2012
Universitas Sumatera Utara
Seperti diketahui bahwa tindak lanjut setelah dilakukan proses pendaftaran Jaminan Fidusia adalah diterbitkannya Sertifikat Jaminan Fidusia. Oleh karena itu
ketika tidak dilakukan pendaftaran, maka Sertifikat Jaminan Fidusia juga tidak akan terbit sehingga mengakibatkan Perusahaan Pembiayaan selaku Kreditur tidak dapat
melakukan eksekusi terhadap objek jaminan jika terdapat nasabah yang melakukan wanprestasi.
Hal ini tentunya merugikan Perusahaan Pembiayaan itu sendiri jika tidak melakukan pendaftaran. Karena Perusahaan Pembiayaan tidak akan mendapatkan
Sertifikat Jaminan Fidusia yang menjadi dasar dan bukti yang kuat untuk melakukan eksekusi terhadap objek Jaminan Fidusia.
Selain itu Peraturan ini juga mengatur mengenai sanksi yang akan diterima Perusahaan Pembiayaan yang tidak melakukan pendaftaran, yaitu berupa:
99
a. Peringatan;
b. Pembekuan kegiatan usaha; atau
c. Pencabutan izin usaha.
Dengan ditentukannya jangka waktu pendaftaran, akibat hukum jika tidak dilakukan pendaftaran, dan juga sanksi yang akan diterima jika diterima jika
Perusahaan Pembiayaan tidak melakukan pendaftaran, maka Peraturan ini tentunya bersifat lebih tegas dibandingkan Undang-Undang Nomor 42 Tahun 1999 tentang
Jaminan Fidusia. Oleh karena itu setelah lahirnya PMK Nomor 130 PMK. 010 2012 ini, Perusahaan Pembiayaan lebih tertib untuk melakukan kegiatan Pendaftaran
99
Lihat pasal 5 ayat 1 PMK 130 PMK. 010 2012
Universitas Sumatera Utara
Jaminan Fidusia ini jika dibandingkan dengan kreditur lain seperti Bank selaku Penerima Fidusia.
Seiring dengan lahirnya PMK Nomor 130 PMK. 010 2012 yang menyebabkan meningkatkan permohonan pendaftaran Jaminan Fidusia pada Kantor
Pendaftaran Fidusia, maka dirasakan pendaftaran Jaminan Fidusia secara manual dirasakan tidak efektif lagi. Oleh karena itu, terhitung tanggal 5 Maret 2013,
Direkotarat Jenderal Administrasi Hukum Umum Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Kemenkumham meluncurkan sistem fidusia online dengan
menerbitkan Surat Edaran Dirjen AHU No. AHU-06.OT.03.01 tentang Pemberlakuan Sistem Administrasi Pendaftaran Jaminan Fidusia secara
Elektronik Online System.
Menurut Surat Edaran Dirjen AHU, pemberlakuan system pendaftaran Jaminan Fidusia online merupakan pelaksanaan amanat Pasal 14 ayat 1 dan Pasal
16 ayat 2 UUJF. Kepala Humas Ditjen AHU Sucipto memaparkan sistem pendaftaran fidusia
secara online ini diluncurkan oleh Kemenkumham dalam rangka meningkatkan pelayanan Kementerian sesuai dengan amanat UU Pelayanan Publik.
100
Hadirnya sistem Fidusia Online ini tentunya disambut baik oleh banyak pihak, dalam penelitian ini baik untuk Perusahaan Pembiayaan maupun Pejabat Notaris
sendiri. Karena jika pada pendaftaran Jaminan Fidusia secara manual, penerbitan
100
http:www.hukumonline.comberitabacalt513748e798da3kemenkumham-luncurkan- sistem-fidusia-online
diakses pada tanggal 24 Maret 2014 pukul 13. 10 WIB
Universitas Sumatera Utara
sertifikat memakan waktu yang lama dan rawan untuk dilakukan pungutan liar, sedangkan dengan adanya sistem Fidusia Online, maka permohonan pendaftaran akan
selesai dalam waktu 7 menit dan Pejabat Notaris dapat langsung mem-print Sertifikat Jaminan Fidusia tersebut.
Adapun langkah-langkah untuk melakukan pendaftaran Jaminan Fidusia secara online hingga penerbitan Sertifikat Jaminan Fidusia adalah sebagai berikut:
1. Mengakses situs fidusia online di www.ditjenahu.kemenkumham.go.id lalu
pilih Permohonan Pendaftaran Jaminan Fidusia; 2.
Pada halaman login, pengguna wajib mengisi username dan password, setelah itu klik tombol submit;
3. Pada menu pemohon, terdapat 4 pilihan menu utama, yaitu Menu
Pendaftaran, Menu Perubahan, Menu Penghapusan dan Daftar Transaksi; 4.
Untuk melakukan pendaftaran, maka pilih Menu Pendaftaran; 5.
Pemohon mengisi informasi secara bertahap sebagai berikut : a.
Identitas pihak Pemberi dan Penerima Fidusia yang dapat berupa PERUSAHAAN atau PERSEORANGAN
b. Keterangan Akta Jaminan Fidusia
c. Data perjanjian pokok yang dijamin Fidusia
d. Uraian Objek Jaminan Fidusia
e. Nilai Objek Jaminan Fidusia
Setelah informasi selesai diisi, maka akan ada pemberitahuan bahwa data berhasil diproses.
Universitas Sumatera Utara
6. Pemohon mencetak bukti permohonan pendaftaran untuk melakukan
pembayaran ke bank persepsi yaitu Bank BNI. Apabila tidak melakukan pembayaran selama 3 hari, maka data permohonan pendaftaran akan
dibatalkandihapus dari database; 7.
Setelah pemohon melakukan pembayaran pendaftaran Jaminan Fidusia dari bank persepsi, maka pemohon akan mendapatkan rergister
pendaftaran Jaminan Fidusia; 8.
Pilih Data Transaksi untuk melihat list pendaftaran yang telah dilakukan
lalu klik Sertifikat untuk mencetak Sertifikat Jaminan Fidusia. Tombol Sertifikat akan muncul jika pemohon telah melakukan pembayaran
pendaftaran Jaminan Fidusia; Jika dilihat secara substansial, terdapat beberapa perbedaan di antara Sertifikat
Jaminan Fidusia sebelum menggunakan sistem online dan setelah menggunakan sistem online.
Pertama, Sertifikat Jaminan Fidusia sebelum menggunakan sistem online menguraikan dengan lengkap Objek Jaminan Fidusia, yang terdiri dari Jenis Objek,
Bukti Hak, dan Nilai Objek. Sedangkan pada Sertifikat Jaminan Fidusia setelah menggunakan sistem online tidak menguraikan Objek Jaminan Fidusia, tetapi hanya
memuat keterangan bahwa Objek Jaminan Fidusia sesuai dengan yang tertuang dalam Akta Jaminan Fidusia.
Tentunya hal tersebut merupakan salah satu kekurangan, yang dapat menghambat pihak kreditur dalam hal ini Perusahaan Pembiayaan untuk melakukan
Universitas Sumatera Utara
eksekusi terhadap Objek Jaminan Fidusia. Oleh karena itu untuk mengatasi kekurangan tersebut, dalam prakteknya Perusahaan Pembiayaan juga ikut
melampirkan Lampirkan Keterangan Objek Jaminan Fidusia di lembar yang terpisah yang merupakan tidak berbentuk satu kesatuan dengan Sertifikat Jaminan Fidusia.
Kedua, pada Sertifikat Jaminan Fidusia sebelum menggunakan sistem online, Tanda Tangan yang dibubuhkan pada sertifikat berupa tanda tangan asli dan disertai
dengan stempel dari Kemenkumham. Sedangkan pada Sertifikat Jaminan Fidusia setelah menggunakan sistem online, hanya berupa tanda tangan hasil scan dan tidak
disertai dengan stempel dari Kemenkumham.
C. Hambatan-Hambatan yang Dihadapi Para Pihak Ketika Melakukan Pengikatan Pembebanan Jaminan Fidusia
Dalam melakukan Pembebanan Jaminan Fidusia yang dibuat dengan Akta Notaris yang disebut dengan Akta Jaminan Fidusia, terdapat beberapa hambatan yang
dihadapi oleh para pihak yaitu Perusahaan Pembiayaan dalam hal ini PT. Dipo Star Finance Cabang Medan selaku Kreditur Penerima Fidusia, Nasabah Debitur
Pemberi Fidusia, atau`Pejabat Notaris. Pada Perusahaan Pembiayaan dalam hal ini PT. Dipo Star Finance Cabang
Medan, perusahaan pembiayaan sering mengalami hambatan dimana terdapat calon Nasabah yang memberikan identitas palsu guna mendapatkan fasilitas pembiayaan
dari Perusahaan Pembiayaan. Identitas palsu tersebut baik diketahui oleh perusahaan dalam hal ini diketahui oleh tenaga marketing yang melakukan customer verification
Universitas Sumatera Utara
ke lapangan, maupun yang tidak diketahui oleh perusahaan itu sendiri. Contohnya, calon Nasabah mengaku belum menikah dan tidak menyatakan pernyataan
persetujuan dari isteri untuk melakukan Perjanjian Pembiayaan Konsumen, padahal fakta di lapangan calon Nasabah tersebut sudah berkeluarga.
Identitas palsu itu sendiri tentunya dapat berakibat pada pembuatan Akta Jaminan Fidusia dimana identitas Nasabah selaku Pemberi Fidusia harus diuraikan
dengan jelas dan benar. Ketika identitas Nasabah yang tertuang dalam Akta Jaminan Fidusia bukanlah identitas yang sebenarnya, maka dikhawatirkan akan dapat
menimbulkan permasalahan dikemudian hari. Oleh karena itu untuk menghindari adanya identitas palsu dari Nasabah yang
nantinya dapat merugikan Perusahaan Pembiayaan sendiri, maka PT. Dipo Star Finance Cabang Medan melakukan customer verification dengan teliti dan hati-hati
pada calon Nasabah nya dan menekankan kepada tenaga Marketing perusahaan untuk melaporkan hasil customer verification tersebut dengan sebenar-benarnya. Hal ini
dilakukan sebagai salah satu upaya untuk menghindari terjadinya pembayaran macet ataupun masalah dikemudian hari.
101
Pada Nasabah atau Konsumen atau Debitur selaku Penerima Fidusia dalam prakteknya tidak tahu mengenai istilah Jaminan Fidusia atau Perjanjian Pembiayaan
Konsumen itu sendiri. Nasabah kebanyakan hanya mengetahui bahwa mereka melakukan kredit kendaraan mobil atau sepeda motor dari perusahaan pembiayaan
101
Muhammad Hendra, Senior Legal PT.. Dipo Star Finance Cabang Medan, Hasil Wawancara pada tanggal 22 Februari 2014.
Universitas Sumatera Utara
dan mereka melakukan pembayaran secara cicilan atau angsuran beserta bunga. Yang penting bagi Nasabah adalah bahwa mereka telah berhasil mendapatkan kendaraan
yang diinginkan dan dapat menggunakannya, dan selanjutnya mereka berusaha untuk melunasi pembayaran atas kendaraan tersebut. Hal ini dikarenakan pada proses
pembebanan Jaminan Fidusia, Nasabah tidak dilibatkan secara langsung, tetapi hanya memberikan identitas yang mendukung kepada Perusahaan Pembiayaan dan
menyerahkan pelaksanaan pembebanan Jaminan Fidusia hingga pendaftaran Jaminan Fidusia kepada Perusahaan Pembiayaan sebagaimana telah dimuat dalam Surat Kuasa
antara Nasabah kepada Perusahaan Pembiayaan. Pada Pejabat Notaris, Notaris melihat bahwa dalam praktek masih ada
beberapa perusahaan pembiayaan yang belum melakukan pembebanan Jaminan Fidusia dengan Akta Notaris dengan alasan dapat merugikan finansial perusahaan.
Karena seperti diketahui bahwa ditentukan tarif untuk melakukan pembebanan Jaminan Fidusia. Namun dalam praktek pembuatan Akta Jaminan Fidusia sendiri,
Notaris belum menemui hambatan, karena format atau isi dari Akta Jaminan Fidusia sendiri telah dibakukan dari Perusahaan Pembiayaan yang jika dilihat isinya hampir
sama antara perusahaan pembiayaan yang satu dengan yang lain. Hambatan pernah ditemukan ketika melakukan pendaftaran Jaminan Fidusia secara online, dimana
jaringan atau sistem dari pusat mengalami gangguan, sehingga dapat mengakibatkan
Universitas Sumatera Utara
terlambatnya proses pendaftaran Jaminan Fidusia dan terbitnya Sertifikat Jaminan Fidusia itu sendiri.
102
102
Wawancara dengan Notaris X di kota Medan
Universitas Sumatera Utara
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN