Para Pihak dalam Perjanjian Pembiayaan Konsumen

Bentuk hukum perusahaan pembiayaan konsumen adalah perseroan terbatas atau koperasi, dan dalam kegiatannya dilarang menarik dana secara langsung dari masyarakat dalam bentuk giro, deposito, tabungan dan surat sanggup bayar promissory note; 5 Keputusan Menteri Keuangan No. 1251KMK.0131988 tentang Ketentuan dan Tata Cara Pelaksanaan Lembaga Pembiayaan, yang kemudian diubah dan disempurnakan dengan Keputusan Menteri Keuangan No. 468 Tahun 1995. Dalam Keputusan Menteri Keuangan ini mengatur tentang kegiatan perusahaan pembiayaan konsumen, izin usaha,besaran modal, pembinaan dan pengawasan, serta sanksi apabila perusahaan pembiayaan konsumen melakukan kegiatan yang bertentangan dengan ketentuan-ketentuan dari Keputusan Menteri Keuangan tersebut ; 6 Peraturan Menteri Keuangan No. 84 PMK.0122006 tentang Perusahaan Pembiayaan. Dalam Keputusan Menteri Keuangan ini mengatur tentang kegiatan perusahaan pembiayaan konsumen, izin usaha, modal, kepemilikan dan kepengurusan, pembukaan kantor Cabang, perubahan nama perusahaan pembiayaan konsumen dan pengawasan ; 7 Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 9 Tahun 2009 tentang Lembaga Pembiayaan. Dalam Peraturan Presiden Republik Indonesia ini mengatur tentang jenis-jenis lembaga pembiayaan, kegiatan usaha dan pengawasannya. Perjanjian pembiayaan konsumen merumuskan hak dan kewajiban yang kehendak dan telah disepakati para pihak. Perjanjian pembiayaan konsumen adalah perjanjian bernama innominaat yang tidak diatur dalam KUH Perdata. Meskipun demikian, perjanjian pembiayaan konsumen tidak terlepas dan tetap mengacu kepada KUH Perdata yang menurut Munir Fuady disebut dengan Dasar Hukum Substantif.

C. Para Pihak dalam Perjanjian Pembiayaan Konsumen

Universitas Sumatera Utara Dalam melakukan perjanjian, tentunya terdapat pihak-pihak yang mengikatkan diri dalam perjanjian tersebut. Adapun pihak-pihak dalam melakukan perjanjian pembiayaan konsumen adalah: 85 1. Perusahaan Pembiayaan Konsumen Perusahaan Pembiayaan Konsumen adalah badan usaha berbentuk Perseroan Terbatas atau Koperasi, yang melakukan kegiatan pembiayaan untuk pengadaan barang berdasarkan kebutuhan Konsumen dengan system pembayaran angsuran atau berkala oleh Konsumen. Perusahaan tersebut menyediakan jasa kepada Konsumen dalam bentuk pembayaran harga barang secara tunai kepada Pemasok Supplier. Antara Perusahaan dan Konsumen harus terlebih dahulu melahirkan Kontrak Pembiayaan Konsumen yang sifatnya pemberian kredit. Dalam kontrak tersebut, Perusahaan wajib menyediakan kredit sejumlah uang kepada Konsumen sebagai harga barang yang dibelinya dari Pemasok, sedangkan pihak Konsumen wajib membayar kembali kredit secara angsuran kepada Perusahaan tersebut. Kewajiban pihak-pihak dilaksanakan berdasarkan Kontrak Pembiayaan Konsumen. Sejumlah uang dibayarkan tunai kepada Pemasok untuk kepentingan Konsumen, sedangkan Pemasok menyerahkan barang kepada Konsumen. Dengan penyerahan tersebut, barang yang bersangkutan menjadi milik Konsumen. Pihak Konsumen wajib membayar secara angsuran sampai lunas kepada Perusahaan sesuai dengan kontrak. Selama angsuran belum dibayar lunas, maka barang milik Konsumen tersebut menjadi jaminan hutang secara fidusia. 2. Konsumen Nasabah Konsumen adalah pihak pembeli barang dari Pemasok atas pembayaran oleh pihak ketiga, yaitu Perusahaan Pembiayaan Konsumen. Konsumen tersebut dapat berstatus perseorangan individual dapat pula perusahaan bukan badan hukum. Dalam hal ini ada 2 dua hubungan kontraktual, yaitu : 1 Perjanjian pembiayaan yang bersifat pemberian kredit antara Perusahaan dan Konsumen. 2 Perjanjian jual beli antara Pemasok dan Konsumen yang bersifat tunai. 85 Budi Rachmat, Op.cit., hlm. 121-123. Universitas Sumatera Utara Pihak Konsumen umumnya masyarakat karyawan, buruh, tani yang berpenghasilan menengah ke bawah yang belum tentu mampu bila membeli barang kebutuhannya itu secara tunai. Dalam pemberian kredit, risiko menunggak angsuran oleh Konsumen merupakan hal yang biasa terjadi. Oleh karena itu, pihak Perusahaan dalam memberikan kredit kepada Konsumen masih memerlukan jaminan terutama jaminan ficusia atas barang yang dibeli itu, di samping pengakuan hutang promissory notes dari pihak Konsumen. Dalam Perjanjian Jual Beli antara Pemasok dan Konsumen, pihak Pemasok menetapkan syarat bahwa harga akan dibayar oleh pihak ketiga, yaitu Perusahaan Pembiayaan Konsumen. Apabila karena alasan apa pun, Perusahaan tersebut melakukan wanprestasi, yaitu tidak melakukan pembayaran sesuai dengan kontrak, maka jual belin barang antara Pemasok dan Konsumen akan dibatalkan voidable. Dalam Perjanjian Jual Beli, pihak Pemasok Penjual menjamin barang dalam keadaan baik, tidak ada cacat tersembunyi, layanan purnajual after sale service. 3. Pemasok Pemasok adalah pihak penjual barang kepada Konsumen atas pembayaran oleh pihak ketiga, yaitu Perusahaan Pembiayaan Konsumen. Hubungan kontraktual antara Pemasok dan Konsumen adalah jual beli bersyarat. Syarat yang dimaksud adalah pembayaran dilakukan oleh pihak ketiga, yaitu Perusahaan Pembiayaan Konsumen. Antara Pemasok dan Konsumen terdapat hubungan kontraktual, di mana Pemasok wajib menyerahkan barang kepada Konsumen, dan Konsumen wajib membayar harga barang secara angsuran kepada Perusahaan yang telah melunasi harga barang secara tunai. Antara pihak ketiga Perusahaan Pembiayaan Konsumen dan Pemasok tidak ada hubungan kontraktual, kecuali sebagai pihak ketiga yang disyaratkan. Oleh karena itu, apabila pihak ketiga melakukan wanprestasi, padahal Kontrak Jual Beli dan Kontrak Pembiayaan Konsumen telah selesai dilaksanakan, maka jual beli bersyarat tersebut dapat dibatalkan oleh Pemasok dan pihak Konsumen dapat menggugat pihak ketiga, yaitu Perusahaan Pembiayaan Konsumen berdasarkan wanprestasi.

D. Hak dan Kewajiban para Pihak dalam Perjanjian Pembiayaan Konsumen

Dokumen yang terkait

Kajian Hukum Atas Lelang Terhadap Barang Jaminan Fidusia Kendaraan Bermotor Pada Perusahaan Leasing (Studi Pada PT. Summit Oto Finance Cabang Medan)

11 159 147

Tanggung Jawab Perusahaan Asuransi Kendaraan Bermotor Terhadap Perjanjian Kredit Dalam Perusahaan Pembiayaan ( Leasing ) Atas Klaim Dari Tertanggung (Studi Pada Perusahaan Pembiayaan PT. Dipo Star Finance Cabang Medan)

3 81 156

Eksekusi Di Bawah Tangan Objek Jaminan Fidusia Atas Kredit Macet Kepemilikan Mobil Di Lembaga Keuangan Non-Bank PT. Batavia Prosperindo Finance Cabang Medan

2 115 132

PERJANJIAN PEMBIAYAAN DENGAN JAMINAN FIDUSIA PADA PT.ASTRA SEDAYA FINANCE CABANG PADANG.

0 0 13

PEMBEBANAN JAMINAN FIDUSIA DALAM PERSPEKTIF HUKUM PERLINDUNGAN KONSUMEN (STUDI PADA PT. MEGA AUTO CENTRAL FINANCE CABANG PAYAKUMBUH).

0 2 30

Aspek Hukum Pembebanan Jaminan Fidusia Antara Perusahaan Pembiayaan Dengan Nasabah (Studi Pada PT. Dipo Star Finance Cabang Medan)

0 0 10

Aspek Hukum Pembebanan Jaminan Fidusia Antara Perusahaan Pembiayaan Dengan Nasabah (Studi Pada PT. Dipo Star Finance Cabang Medan)

0 0 2

Aspek Hukum Pembebanan Jaminan Fidusia Antara Perusahaan Pembiayaan Dengan Nasabah (Studi Pada PT. Dipo Star Finance Cabang Medan)

0 0 14

Aspek Hukum Pembebanan Jaminan Fidusia Antara Perusahaan Pembiayaan Dengan Nasabah (Studi Pada PT. Dipo Star Finance Cabang Medan)

0 0 38

Aspek Hukum Pembebanan Jaminan Fidusia Antara Perusahaan Pembiayaan Dengan Nasabah (Studi Pada PT. Dipo Star Finance Cabang Medan)

0 0 3