Deskripsi Lokasi Penelitian Rekrutmen Anggota GMI

BAB IV DESKRIPSI WILAYAH DAN ANALISIS DATA PENELITIAN

4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian

Gereja Methodis Indonesia GMI Distrik I Wilayah II merupakan wilayah GMI yang tergabung di daerah Provinsi Jambi dan Palembang. Resort Sei Bahar Jambi adalah daerah GMI yang tergabung dalam tiga kecamatan yaitu Sungai Bahar, Bahar Utara dan Bahar Selatan. Tiga kecamatan ini awalnya merupakan satu wilayah yaitu Kecamatan Sungai Bahar, karena seiring bertambahnya jumlah penduduk pada tahun 2010 daerah ini kemudian dimekarkan menjadi tiga kecamatan yaitu Kecamatan Sungai Bahar, Bahar Utara dan Bahar Selatan Kecamatan Sungai Bahar, Bahar Utara dan Bahar Selatan merupakan daerah wilayah Kabupaten Muaro Jambi. Kabupaten Muaro Jambi adalah salah satu kabupaten yang ada di Provinsi Jambi. Daerah ini merupakan perkebunan kelapa sawit. Perkebunan kelapa sawit menjadi salah satu sumber peranan penting dalam perekonomian masyarakat yang ada disini. Sudah dimulai sebelum tahun 1990 daerah ini menjadi tujuan program pemerintah melakukan transmigrasi masyarakat dari daerah Pulau Jawa, tidak hanya transmigrasi asal Pulau Jawa saja namun masyarakat dari Pulau Sumatera juga dengan tujuan mengadu nasib untuk berkebun ataupun menjadi pekerja diperkebunan kelapa sawit yang ada di daerah Sungai Bahar sebelum pemekaran

4.2 Sejarah Singkat GMI Resort Sei Bahar

GMI memulai penyebaran ke daerah Sungai Bahar yaitu berasal dari GMI Moria yang ada di Kota Jambi, dimana masyarakat perantau yang beragama Kristen di daerah desa Sungai Bahar Unit VI meminta GMI Moria membantu dalam menjalankan ibadah di daerah mereka. Karena didaerah tersebut belum adanya rumah ibadah untuk masyarakat kristen. Masyarakat melakukan ibadah di rumah warga, masyarakat yang ada di daerah Desa bunut yang tempat tinggalnya masih dekat dengan desa unit VI ikut melaksanakan ibadah bersama. Ketika ibadah dilakukan dirumah salah satu keluarga yang ada di Desa Bunut, kehadiran masyarakat dari Desa Bunut sangat antusias dimana kehadiran masyarakat kristen yang ikut beribadah mencapai 30 orang ketika itu. Kemudian dengan berdiskusi selanjutnya dilaksanakan ibadah di daerah Desa Bunut dan warga yang ikut beribadah semakin bertambah. Warga Kristen di daerah desa bunut sebagian besar adalah karyawan PTPN VI. Selanjutnya karena antusias masyarakat yang melaksanakan ibadah di Desa Bunut, pada tahun 1993 mereka sepakat untuk iuran dan dibantu oleh GMI Moria mendirikan rumah ibadah dengan nama GMI Palmarum Bunut. Masyarakat kristen yang ada di Desa Unit VI selanjutnya membuat rumah ibadah dengan naungan GMI Palmarum Bunut. GMI Palmarum bunut kemudian semakin memperluas jangkauan dengan pendekatan ke daerah yang belum memiliki rumah ibadah. Berikut adalah daerah-daerah yang dijangkau oleh GMI Palmarum Bunut : - GMI Maranatha desa Unit VI - GMI Bukit Zaitun Desa Unit 14 pada tahun 1994 - GMI Pardomuan Nauli Desa Tanjung Lebar tahun 2006 - GMI Imanuel desa Muara Bahar tahun 2010 - GMI Agape desa Unit 1 tahun 2011 - GMI Pos Kebaktian Efata desa Bungku tahun 2012 4.3Gambaran Umum Struktur GMI Gereja Methodist Indonesia terdiri dari dua konferensi Tahunan, yaitu: a. Konferensi Tahunan Wilayah I yang meliputi Sumatera Utara, Aceh dan Riau. b. Konferensi Tahunan Wilayah II yang meliputi Sumatera Selatan, Jambi, Lampung dan Jawa. Konferensi tersebut mengadakan sidang setiap tahun untuk mengevaluasi dan merumuskan program tahunan GMI. Kedua konferensi tersebut dipimpin oleh seorang bishop yang berkedudukan di Medan sebagai Kantor Pusat GMI. Sekali dalam empat tahun GMI mengadakan Konferensi agung yang merupakan konfernsi tertinggi dalam GMI. Konferensi tersebut dihadiri oleh utusan pendeta dan warga gereja dari kedua wilayah konferensi tahunan tersebut. Tugas konferensi agung tersebut antara lain adalah: a. Menetapkan garis-garis besar program kerja empat tahun. b. Menetapkan perubahan-perubahan Disiplin tata gereja c. Memilih bishop. Setiap wilayah konferensi tahunan dibagi menjadi beberapa distrik yang dipimpin oleh seorang Pimpinan Distrik. Pimpinan Distrik diangkat dan ditempatkan oleh Bishop untuk menjadi pemimpin dalam setiap distrik. Setiap distrik terdiri dari beberapa daerah konferensi resort. GMI mennganut sistem pemerintahan episkopal, gereja dipimpin olehh bishop. Bishop memiliki tugas dan tanggung jawab yang sangat besar, yaitu : - Mengawasi secara umum hidup kerohanian dan materi GMI. - Memperhatikan masalah kehidupan rohani para pendeta dan guru injil. - Memelihara hubungan baik antara GMI dengan gereja-gereja tetangga didalam dan diluar negeri. - Mengadakan kunjungan ke daerah-daerah sesuai dengan rencana yang disusun bersama dengan pemimpin distrik yang bersangkutan dan kunjungan lain yang dianggap perlu. - Memimpin konferensi agung dan tahunan - Menguduskan bishop, menahbiskan pendeta, melantik guru injil dan memberikan sertifikat kepada mereka. - Menentukan batas-batas distrik dan konferensi resort dan melaporkannya pada konferensi tahunan untuk disahkan. - Menetapkan daerah misi. - Mengangkat an menempatkan para pemimpin distrik. - Menempatkan pendeta, guru injil dan pegawai lain yang bekerja dalam GMI. Dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari, bishop dibantu oleh departemen dan badan-badan ditingkat pusat antara lain: a. Departemen pendidikan b. Departemen PI dan pembinaan c. Departemen penatalayanan dan diakoni d. Badan pemelihara harta benda e. Badan pengkajian, perencanaan dan Pengembangan’ f. Dewan pertimbangan agung g. Panitia disiplin Bishop adalah pusat power tertinggi dari jaringan organisasi GMI, dimana bishop bertanggung jawab penuh terhadap keseluruhan organisasi GMI. Sebagai pusat tertinggi, ia yang pelakukan pengarahan, pengendalian dan pengawasan kegiatan organisasi demi mencapai tujuan dan target organisasi. Untuk menjalankan program kegiatan organisasi secara terarah dan terkordinir maka diditetapkan pimpinan setiap wilayah sebagai pertanggungjawaban untuk membimbing pendeta dan guru injil yang bekerja di suatu wilayah distrik. Dalam rangka mencapai tujuan dan target organisasi, setiap wilayah Konferensi Tahunan dibagi menjadi beberapa Distrik. Pimpinan Distrik diangkat dan ditempatkan oleh bishop untuk menjadi pemimpin dalam setiap distrik. Setiap distrik terdiri dari beberapa daerah Konferensi Resort. Masing-masing Distrik dipimpin oleh “Kepala Distrik Distrik Superintendent” sebagai pusat-pusat formal yang membantu pusat power formal tertinggi Bishop. Kegiatan-kegiatan tersebut adalah: a. Mengawasi kerohanian dan materi jemaat-jemaat GMI yang ada di distriknya sesuai dengan peraturan GMI. b. Penanggungjawab khusus untuk membimbing dan melindungi para pendeta, Guru Injil yang bekerja di distri itu. c. Mengunjungi setiap jemaat yang ada di distrik paling sedikit dua tahun sekali untuk berkotbah atau memimpin ibadah. d. Meneliti dan mengawasi agar disiplin dan keputusan-keputusan Konferensi Agung, Konferensi Tahunan dilaksanakan dengan sungguh-sungguh di distriknya. e. Memberikan dan memperbaharui surat izin berkotbah bagi calon guru injil dan Lay Speaker pada distik yang dia awasi. f. Memimpin konferensi Resort dan Distrik. g. Bekerja sama dengan Badan Pemeriksa Harta Benda Gereja setempat dan Distrik, menangani masalah surat-surat hak milik harta benda sesuai peraturan GMI. h. Mengawasi, meneliti, mendorong kegiatan-kegiatan lembaga, jemaat, Resort,Seksi dan Distrik agar kehidupan jemaat berkembang. i. Bekerja sama dengan pendeta dan guru injil setempat untuk membimbing para pengkhotbah warga gereja. j. Menyediakan daftar nama-nama dan alamat para utusan resmi konferensi tahunan dari setiap resort k. Berusaha menyelesaikan masalah hukum yang muncul didistriknya.

4.3.1 Struktur GMI

KONAG KETUA DEWAN BISHOP BISHOP KONTA WILAYAH III Badan Episkopal BPA BPKK Badan Pegawai dan Pensiun Badan Disiplin Beberapa jabatan yang dimiliki GMI yaitu : a. Bishop Bishop dipilih untuk seumur hidup. Penempatannya dapat dipindah-pindahkan dari satu konferensi tahunan ke konferensi tahunan lainnya, yang diatur oleh badan Episkopal sebuah badan yang terdiri dari pendeta dan warga gereja Sementara itu, jabatan seorang bishop memiliki periode dipilih sekali untuk empat tahun , jika tidak terpilih lagi maka secara formal dia tidak disebut bishop lagi Seorang bishop hanya boleh menjabat dua periode berturut-turut Badan PI Pembinaan Badan Parpem Badan Pendidikanyayasan Badan penata layanan dan keuangan Bishop Konta Wilayah I Pimpinan Distrik Distrik Bishop Konta Wilayah II Pimpinan Distrik Distrik Pimpinan Jemaat Jemaat Badan PI Pembinaan Badan Parpem Badan PendidikanYayasan Badan Penatalayanan dan Keuangan b. Pimpinan Distrik Pimpinan Distrik bertugas sebagai pembantu bishop didistriknya masing-masing. Pimpinan distrik diangkat dan dipilih langsung oleh bishop. Hak prerogatif bishop. Pimpinan distik bertindak sebagai “konektor” antara konferensi tahunan dengan jemaat dan antara bishop dengan pendeta pemimpin jemaat Disetiap wilayah konferensi tahunan dengan jemaat dan antara bishop dengan pendeta . Disetiap wilayah konferensi tahunan terdapat satu kabinet yang terdiri dari bishop sebagai ketua, dan pimpinan distrik sebagai anggota. Forum kabinet inilah yang merupakan badan tempat dikonsultasikannya segala sesuatu mengenai GMI secara rutin dalam satu wilayah konferensi tahunan. Tugas rapat kabinet paling penting adlaah memutuskan mutasi dan penempatan para pendeta dan guru injil. c. Pendeta Pendeta dalam GMI melaksanakan tugas untuk memberitakan firman, melaksanakan kegiatan-kegiatan. Seorang pendeta methodist terdaftar alam konferensi tahunan dengan status anggota penuh atrinya pendeta tidak tergabung dalam satu jemaat tertentu, tetapi dia hanya nggota konferensi tahunan. Ynag tergabung dalam satu jemaat hanya anak-anak dan istri pendeta. d. Majelis jemaat Di setiap jemaat GMI dibentuk suatu badan yang dinamakan Majelis Jemaat. Anggota Majelis Jemaat terdiri dari pendetaguru injil, lay-leader, ketua-ketua komisi, pemimpin sekolah minggu. Lay-leader adalh suatu jabatan dalam Majelis Jeamaat yang boleh dikatakan sebagai wakil pendeta atau guru injil yang bertugas di suatu tempat GMI. Jika dalam satu daerah GMI tidak ada ditempatkan Pendeta atau Guru Injil maka Lay-Leader merupakan pelaksanaan harian tugas-tugas pemimpin jemaat terkecuali dalam tugas kegiatan tertentu. Dalam GM tidak ada jabatan penetua. Yang ada hanyalah lay-speaker pengkhotbah awam. Tugasnya adalah membantu pendeta dan guru injil dalam melaksanakan tugas pemberitaan firman dan memimpin kebaktian.

4.4 Rekrutmen Anggota GMI

GMI adalah merupakan gereja universal karena menerima segala bangsa tanpa memandang warna kulit, kedudukan atau kehidupannya. Seseorang dapat diterima menjadi anggota jemaat melalui pengakuan terhadap agama Kristen. Dalam rekrutmen anggota GMI sistem seleksi tidak berlaku. Tidak ada kualifikasi khusus atau keahlian khusus untuk menjadi anggota jemaat. Seseorang diterima menjadi anggota GMI yaitu : 1. Dari pelajar sidi, pelajar sidi adalah suatu rangkaian pembelajaran dimana seorang anak yang lahir dari orangtua yang beragama kristen dan beranggotakan GMI, telah melakukan babtisan kemudian diberi pendidikan mengenai Kristen dan GMI. Anak tersebut sudah dapat mengerti mengenai pembelajaran dan di kukuhkan menjadi pengikut Kristen dan GMI. 2. Dari non Kristen, seseorang yang bukan beragama kristen dan ingin menjadi kristen, kemudian dengan keinginan sendiri memohon untuk menjadi anggota. 3. Dari perpindahan, seseorang yang awalnya merupakan anggota GMI dan pindah daerah, ataupun anggota gereja lain . 4. Dari penerimaan kembali , seseorang yang meminta surat pindah namun perpindahan karena suatu hal dibatalkan. 5. Dari orang Kristen yang tidak jelas keanggotaannya, dimana seseorang yang tidak terdaftar keanggotaannya digereja manapun kemudian ingin bergabung ke GMI Petugas gereja Pendeta, Guru Injil dan Majelis Gereja kemudian memberikan bimbingan kepada para orang yang akan menjadi anggota. Biasanya petugas gereja akan melakukan pendekata ataupun kunjungan dan diskusi kemudian memantau perkembangan jemaat tersebut dan mengajarkan pokok pengajaran GMI. Dari hasil penelitian lapangan, para aktor atau anggota jaringan yang menjadi populasi penelitian anggota GMI melalui beberapa cara yakni 1. Hubungan persaudaraan juga efektif dalam perkembangan jaringan GMI Resort Sei Bahar. Dakwah semisalnya ajaran-ajaran orang tua terhadap anak-anaknya dan disekelilingnya, yaitu keluarga atau kerabat. Pendekatan yang paling mudah dan efektif. Hal ini terbukti dari jemaat methodis yang sudah memiliki anak dengan mendaftarkan anak menjadi anggota penuh GMI ataupun menikahkan anak mereka dengan acara GMI. - Melalui ikatan darah misalnya saja Aktor 11 yaitu R Pasaribu 26 tahun, Aktor 12 Y br Pasaribu 24 tahun, Aktor 36 L br Sirait 24 tahun, Aktor 95 Santi Malau 19 tahun dan Aktor 67 Anadia Purba 18 tahun menjadi anggota GMI dikarenakan orang tua mereka yang merupakan anggota GMI dan mereka menjadi anggota GMI melalui pelajar sidi. - Melalui pernikahan misalnya saja Aktor 13 yaitu L br Hutasoit 24 tahun menjadi anggota GMI Agape Unit 1 dikarenakan ia menikah dengan aktor 11 yaitu R Pasaribu. Awalnya ia merupakan anggota jemaat HKBP yang ada di Kota Jambi. - Melalui hubungan saudara kandung ataupun saudara,misalnya saja Aktor 26 yaitu R. Br Silalahi dan Aktor 27 yaitu B Aruan adalah suami istriyang awalnya merupakan jemaat Katoloik, kemudian karena memiliki anak kecil dimana letak Gereja Katolik sangat jauh, karena ajakan kakak mereka Aktor 16 S br Silalahi untuk mendidik anak mereka kegiatan ibadah tiap minggu di GMI Agape sehingga lama kelamaan mereka akhirnya menjadi anggota GMI Agape. 2. Dengan keinginan sendiri. Biasanya jemaat dengan keinginan sendiri masuk menjadi anggota GMI dikarenakan daerah mereka GMI adalah gereja yang terdekat dan tata ibadah GMI mereka nilai tidak terlalu berbeda dengan cara ibadah gereja sebelumnya. Kebanyakan jemaat batak perantau biasanya gereja lama mereka adalah gerja HKBP dan ibadah yang dilaksanakan GMI sesuai dengan mereka. 4.5 Analisis Jejaring Sosial yang Terwujud 4.5.1 Analisis Jejaring Sosial GMI Agape Desa Unit 1