vii
BAB III PERATURAN BERSAMA ANTAR LEMBAGA NEGARA
DAN PERANAN LEMBAGA REHABILITASI TERHADAP PECANDU DAN KORBAN PENYALAHGUNAAN
NARKOTIKA DI INDONESIA
A. Peraturan Bersama Ketua Mahkamah Agung No.
01PBMAIII2014, Menteri Hukum dan HAM No. 03 Tahun 2014, Menteri Kesehatan No. 11Tahun 2014, Menteri Sosial
No. 03 Tahun 2014, Jaksa Agung No. PER-005AJA032014, Kepala Kepolisian Negara RI No. 1 Tahun 2014, Kepala Badan
Narkotika Nasional No. PERBER01III2014BNN Tentang Penanganan Pecandu Narkotika dan Korban Penyalahgunaan
Narkotika ke dalam Lembaga Rehabilitasi..............................81
B. Peranan Lembaga Rehabilitasi Terhadap Pecandu dan Korban
Penyalahgunaan Narkotika.......................................................87
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan……………………………...................................97 B. Saran…………………………………................................….98
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................101
i
ABSTRAK
Rahmadani Pardede
1
Nurmalawaty.,SH,M.Hum
2
Alwan.,SH,M.Hum
3
Peraturan Bersama Tahun 2014 ini diharapkan, pertama para pengguna narkoba yang saat ini bersembunyi dapat keluar dan tidak takut dihukum
penjara untuk melaporkan diri secara sukarela kepada Institusi Penerima Wajib Lapor IPWL agar mendapatkan perawatan. Kedua, dapat memberikan
pemahaman persepsi yang sama kepada masyarakat maupun para penegak hukum bahwa pidana rehabilitasi adalah hukuman yang paling tepat dan bermanfaat bagi
pengguna dalam menyongsong kehidupan masa depannya. Ketiga, dalam rangka Lapas Reform agar lapas tidak overload dan terakhir dapat menurunkan prevalensi
pengguna narkoba sebagai indikator tingkat keberhasilan menangani masalah peredaran narkotika di Indonesia.
Sesuai dengan Undang-Undang No. 35 Tahun 2009 tentang Narkotika, para pengguna narkotika tidak semestinya dikenai sanksi hukuman penjara. Undang-
undang tersebut secara jelas memperlakukan penyalahguna, pengedar dan penyalahguna yang merangkap pengedar narkotika secara berbeda. Para
penggunapecandu atau korban penyalahgunaan narkotika wajib menjalani rehabilitasi medis dan sosial. Dengan dikeluarkannya Peraturan bersama Ketua
Mahkamah Agung, Menteri Hukum dan HAM, Menteri Kesehatan, Menteri Sosial, Jaksa Agung, Kapolri dan BNN sebagai implementasi dari Undang-
Undang Nomor 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika yang memberikan perubahan besar pada orientasi penanganan pengguna narkotika, dimana selama ini
penggunan narkotika bermuara pada hukuman pidana penjara, kedepan akan bermuara di tempat rehabilitasi, karena hukuman bagi pengguna narkotika
disepakati berupa pidana rehabilitasi.
Permasalahan yang diangkat dalam skripsi ini adalah bagaimana perkembangan pengaturan tindak pidana narkotika dalam peraturan perundang-
undangan di Indonesia dan bagaimana peraturan bersama antar lembaga negara dan peranan lembaga rehabilitasi terhadap pecandu dan korban penyalahgunaan
narkotika di Indonesia. Metode penelitian yang dipakai dalam skripsi ini adalah metode penelitian hukum normatif. Metode penelitian normatif adalah penelitian
yang mengacu kepada norma-norma hukum yang terdapat dalam peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan skripsi ini.
Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara Dosen Pembimbing I, Dosen Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara
Dosen Pembimbing II, Dosen Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara
1
BAB I PENDAHULUAN