Pengaturan Narkotika Menurut Undang-Undang No. 35 Tahun 2009

lain pada satu sisi mengusahakan ketersedian narkotika jenis tertentu yang sangat dibutuhkan sebagai obat dan sisi lain, melakukan tindakan pencegahan dan pemberantasan terhadap bahaya penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika. c. Bahwa narkotika di satu sisi, merupakan obat dan bahan yang bermanfaat di bidang pengobatan atau pelayanan kesehatan dan pengembangan ilmu pengetahuan, dan di sisi lain dapat pula menimbulkan ketergantungan yang sangat merugikan apabila dipergunakan tanpa pengendalian dan pengawasan yang ketat dan saksama. d. Bahwa mengimpor, mengekspor, memproduksi menanam, menyimpan, mengedarkan dan menggunakan narkotika tanpa pengendalian dan pengawasan yang ketat, serta bertentangan dengan peraturan perundang- undangan yang berlaku adalah sangat merugikan dan merupakan bahaya yang sangat besar bagi kehidupan manusia, masyarakat, bangsa dan negara serta ketahanan nasional Indonesia. e. Bahwa kejahatan narkotika telah bersifat transnasional yang dilakukan menggunakan modus operandi yang tinggi dan teknologi canggih, sedangkan peraturan perundang-undangan yang ada sudah tidak sesuai dengan perkembangan situasi dan kondisi yang berkembang untuk menanggulangi kejahatan tersebut.

B. Pengaturan Narkotika Menurut Undang-Undang No. 35 Tahun 2009

Undang-Undang No. 35 Tahun 2009 sebagai bagian dari hukum positif telah dinyatakan mulai berlaku pada tanggal 12 Oktober 2009 dan diundangkan dengan penempatan dalam Lembaran Negara RI Tahun 2009 Nomor 143. 78 Ruang lingkup UU No 35 Tahun 2009 telah diatur dalam pasal 5 UU No. 35 Tahun 2009, bahwa pengaturan narkotika dalam undang-undang ini meliputi segala bentuk kegiaatan danatau perbuatan yang berhubungan dengan narkotika dan prekursor narkotika yang dapat menjadi sebuah pendahuluan sebelum pembahasan akan ketentuan pidana dala undang-undang aquo bahwa telah diatur secara limitatif hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan yang berhubungan dengan narkotika dan prekursor narkotika yang memiliki konsekuensi pidana apabila dilanggar karena pada intinya, narkotika hanya dapat digunakan untuk kepentingan pelayanan kesehatan danatau pengembanagan ilmu pengetahuan dan teknologi vide pasal 7 UU No. 35 Tahun 2009. 79 Undang-Undang No. 35 tahun 2009 diatur mengenai Prekursor Narkotika karena Prekursor Narkotika merupakan zat atau bahan pemula atau bahan kimia yang dapat digunakan dalam pembuatan Narkotika. Selain itu, diatur pula mengenai sanksi pidana bagi penyalahgunaan Prekursor Narkotika untuk pembuatan Narkotika. Dalam Undang-Undang ini diatur juga peran serta masyarakat dalam usaha pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan Narkotika dan Prekursor Narkotika termasuk pemberian penghargaan bagi anggota masyarakat yang berjasa dalam upaya pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan Narkotika dan Prekursor Narkotika. 80 a. Psikotropika golongan I dan golongan II dinyatakan sebagai bagian dari narkotika; Dengan keberlakuan Undang-Undang No. 35 Tahun 2009 maka : 78 Ibid hal 61. 79 AR. Sujono dan Bony Daniel, Op. Cit, hal 67. 80 Penjelasan Umum Undang-Undang No. 35 tahun 2009 tentang Narkotika. b. UU No. 22 Tahun 1997 tidak berlaku lagi; c. Lampiran psikotropika golongan I dan Golongan II di dalam UU No. 5 Tahun 1997 tidak berlaku lagi; d. Peraturan-peraturan pelaksana UU No. 22 Tahun 1997 tetap diberlakukan; e. Kecuali untuk peraturan Presiden Nomor 83 Tahun 2007 tentang Badan Narkotika Nasional, Badan Narkotika Provinsi, Badan Narkotika kabupatenkota, dicabut dan diperkuat keberadaanya denga UU No. 35 Tahun 2009; f. Dikenal istilah pecandu, penyalahguna dan mantan pecandu. g. Diatur mengenai rehabilitasi medis, rehabilitasi sosial dan upaya lain dengan pendekatan keagamaan dan tradisional; h. Jenis pemidanaan yang lebih kuat, dalam bentuk pidana penjara maupun denda; i. Diatur mengenai vonis dan penetapan rehabilitasi mandatory rehabilitation sebagai bagian integral dengan tujuan diberlakukannya UU No. 35 Tahun 2009; j. Masyarakat wajib melaporkan tentang penyalahgunaan narkotika dan kewajiban ini disertai dengan sanksi apabilatidak dilaksanakan sehingga diharapkan peran serta masyarakat meningkat dalam mengungkap tindak pidana narkotika; k. Pemerintah harus membuat: 1 Peraturan Pemerintah tentang kegiatan transito narkotika vide Pasal 32 UU No. 35 Tahun 2009; 2 Peraturan Pemerintah tentang syarat dan tata cara produksi, impor, ekspor, peredaran, pencatatan dan pelaporan, serta pengawasan prekursor narkotika vide Pasal 52 UU No. 35 Tahun 2009; 3 Peraturan Pemerintah tentang pelaksanaan wajib lapor bagi pecandu narkotika dan orangtua atau wali dari pecandu narkotika vide Pasal 55 UU No. 35 Tahun 2009; 4 Perturan Pemerintah tentang pembinaan terhadap segala kegiatan yang berhubungan dengan narkotika vide Pasal 62 UU No. 35 Tahun 2009; 5 Peraturan Pemerintah tentang pengawasan terhadap segala kegiatan yang berkaitan dengan narkotika vide Pasal 62 UU No. 35 Tahun 2009; 6 Peraturan Pemerintah tentang syarat dan tata cara penyimpanan, pengamanan dan pengawasan narkotika dan prekursor narkotika yang di sita vide Pasal 89 UU No. 35 Tahun 2009; 7 Peraturan Pemerintah tentang syarat dan tata cara pengambilan dan pengujian sampel di laboratorium tertentu berupa sebagian kecil barang sitaan narkotika dan prekursor narkotika vide Pasal 90 UU No. 35 Tahun 2009; 8 Peraturan Pemerintah tentang syarat dan tata cara penyerahan dan pemusnahan barang sitaan yang berupa narkotika maupun prekursor narkotika vide Pasal 94 UU No. 35 Tahun 2009; 9 Peraturan Pemerintah tentang tata cara perlindungan oleh negara terhadap saksi, pelapor, penyidik, penuntut umum dan hakim yang memeriksa perkara tindak pidana narkotika dan prekursor narkotika beserta keluarganya dari ancaman yang membahayakan diri, jiwa,danatau hartanya, baik sebelum, selama maupun sesudah proses pemeriksaan perkara vide Pasal 100 UU No. 35 Tahun 2009; 10 Peraturan Pemerintah tentang tata cara penggunaan harta kekayaan atau aset yang diperoleh dari hasil tindak pidana narkotika dan prekursor narkotika dan tindak pidana pencucian uang dari tindak pidana narkotika dan prekursor narkotika vide Pasala 101 UU No. 35 Tahun 2009. l. Menteri Kesehatan harus membuat: 1 Peraturan Menteri Kesehatan tentang perubahan penggolongan narkotika vide Pasal 6 UU No. 35 Tahun 2009; 2 Peraturan Menteri Kesehatan tentang penyusunan rencana kebutuhan tahunan narkotika vide Pasal 9 UU No. 35 Tahun 2009; 3 Peraturan Menteri Kesehatan tentang kebutuhan narkotika dalam negeri vide Pasal 10 UU No. 35 Tahun 2009; 4 Peraturan Menteri Kesehatan tentang tata cara pemberian izin dan pengendalian terhadap produksi narkotika vide Pasla 11 UU No. 35 Tahun 2009; 5 Peraturan Menteri Kesehatan tentang tata cara penyelenggaraan produksi danatau penggunaan dalam produksi dengan jumlah yang sangat terbatas untuk kepentingan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi vide Pasal 12 UU No. 35 Tahun 2009; 6 Peraturan Menteri Kesehatan tentang syarat dan tata cara untuk mendapatkan izin dan penggunaan narkotika bagi lembaga ilmu pengetahuan yang berupa lembaga pendidikan dan pelatihan serta penelitian dan pengembangan yang diselenggarakan oleh pemerintah ataupun swasta untuk memperoleh, menanam, menyimpan dan menggunakan narkotika untuk kepentingan ilmu pengetahuan dan teknologi vide Pasal 13 UU No. 35 Tahun 2009; 7 Peraturan Menteri Kesehatan tentang tata cara penyimpanan narkotika secara khusus yang berada dalam penguasaan industri farmasi, pedagang besar farmasi, sarana penyimpanan sediaan farmasi pemerintah, apotek, rumah sakit, pusat kesehatan masyarakat, balai pengobatan, dokter dan lembaga ilmu pengetahuan vide Pasal 14 UU No. 35 Tahun 2009; 8 Peraturan Pemerintah Menteri Kesehatan tentang jangka waktu, bentuk, isi dan tata cara pelaporan pemasokan danatau pengeluaran narkotika yang berada dalam penguasaan industri farmasi, pedagang besar farmasi, sarana penyimpanan sediaan farmasi pemerintah, apotek, rumah sakit, pusat kesehatan masyarakat, balai pengobatan, dokter dan lembaga ilmu pengetahuan vide Pasala 14 UU No. 35 Tahun 2009; 9 Peraturan Menteri Kesehatan tentang syarat dan tata cara memperoleh Surat Persetujuan Impor dan Surat Persetujuan Ekspor narkotika vide Pasal 22 UU No. 35 Tahun 2009; 10 Peraturan Menteri Kesehatan tentang syarat dan tata cara perizinan peredaran narkotika dalam bentuk obat jadi vide Pasal 36 UU No. 35 Tahun 2009; 11 Peraturan Menteri Kesehatan tentang daftar Narkotika Golongan II dan Golongan III yang berupa bahan baku, baik alami maupun sintetis, yang digunakan untuk produksi obat vide Pasal 37 UU No. 35 Tahun 2009; 12 Peraturan Menteri Kesehatan tentang syarat dan tata cara penyaluran narkotika vide Pasal 42 UU No. 35 Tahun 2009; 13 Peraturan Menteri Kesehatan tentang syarat dan tata cara penyerahan narkotika vide Pasal 44 UU No. 35 Tahun 2009; 14 Peraturan Menteri Kesehatan tentang syarat dan tata cara pencantuman label dan publikasi narkotika vide Pasal 22 UU No. 35 Tahun 2009; 15 Peraturan Menteri Kesehatan tentang perubahan penggolongan prekursor narkotika vide Pasal 49 UU No. 35 Tahun 2009; 16 Peraturan Menteri Kesehatan tentang syarat dan tata cara penyusunan rencana kebutuhan tahunan prekursor narkotika vide Pasal 50 UU No. 35 Tahun 2009; 17 Peraturan Menteri Kesehatan tentang rehabilitasi medis dan lembaga rehabilitasi medis bagi pecandu narkotika serta penyembuhan pecandu narkotika melalui pendekatan keagamaan dan tradisional vide Pasal 59 UU No. 35 Tahun 2009. m. Menteri Sosial harus membuat peraturan tentang rehabilitasi sosial bagi mantan pecandu narkotika vide Pasal 59 UU No. 35 Tahun 2009; n. Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan harus membuat: 1. Peraturan tentang pengawasan terhadap bahan baku, proses produksi dan hasil akhir dari produksi narkotika vide Pasal 11 UU No. 35 Tahun 2009; 2. Peraturan tentang syarat dan tata cara pendaftaran narkotika dalam bentuk obat jadi vide Pasal 36 UU No. 35 Tahun 2009. o. Kepala Badan Narkotika Nasionalharus membuat: 1. Peraturan tentang syarat dan tata cara pengangkatan dan pemberhentian penyidik BNN vide Pasal 72 UU No. 35 Tahun 2009; 2. Peraturan tentang pembentukan wadah koordinasi peran serta masyarakat vide Pasal 108 UU No. 35 Tahun 2009. 81

C. Peraturan lain Mengenai Pecandu dan Penyalahgunaan Narkotika