Kelemahan Salut Enterik TINJAUAN PUSTAKA

untuk mengurangi atau mengeliminasi iritasi dari obat-obat seperti itu Lahman, 1994.

2.3 Kelemahan Salut Enterik

Suatu pengembangan obat AINS telah mengembangkan efikasi terapeutik dan mengurangi efek samping pada saluran cerna bagian atas melalui pelepasan yang dimodifikasi seperti sediaan salut enterik. Namun hal ini memungkinkan terjadinya kenaikan pemaparan obat pada bagian duodenum dan oleh karena itu meningkatkan toksisitas pada bagian duodeum. Obat AINS dalam bentuk salut enterik telah diasosiasikan dengan terjadinya perdarahan pada usus halus dan usus besar, berupa ulkus dan perforasi. Suatu studi membandingkan perdarahan yang diakibatkan aspirin biasa dengan sapirin dalam bentuk salut enterik menunjukkan terjadinya peningkatan perdarahan pada saluran cerna aspirin biasa terhadap aspirin salut enterik. Namun bagaimanapun, aspirin salut enterik tetap menunjukkan terjadinya peningkatan perdarahan dibandingkan kontrol. Studi tersebut menyimpulkan bahwa dapat terjadi kegagalan mengabsorbsi aspirin dalam bentuk salut enterik pada pasien, terutama pasien dewasa, yang menyebabkan tingginya konsentrasi obat yang tinggi pada ileum dan kolon dan menyebabkan kerusakan pada saluran cerna Davies, 2006. Beberapa laporan toksisitas pemakaian obat AINS salut enterik pasa usus halus dapat dilihat pada tabel berikut: Universitas Sumatera Utara Tabel 1 . Laporan Kasus Toksisitas Obat AINS Pada Usus Halus Obat Jumlah pasien Usia Jangka pemakaian Histopatologis Asetilsalisilat SE 1 42 TD Fatigue,dypsnea, anemia, ulkus, fibrosis submukosa Diklofenac SE 3 21-60 44,33 2 minggu hingga 10 tahun Ileocolitis, ulkus ileum, anemia, perdarahan samar, perdarahan usus Natrium salisilat SE 1 51 TD Perforasi pada yeyunum- ileum TD : tidak dilaporkan : usia rata-rata SE : Salut Enterik Beberapa laporan toksisitas pemakaian obat AINS salut enterik pasa usus halus dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 2 . Laporan Kasus Toksisitas Obat AINS Pada Usus Besar Obat Jumlah pasien Usia Jangka pemakaian Histopatologis Asetilsalisilat SE 12 55-90 71 18 hari hingga 5 tahun Perdarahan rectal, ulkus pada kolon, anemia, inflamasi mukosa, hypoalbuminemia Diklofenac 34 21-90 2 hari hingga Ileoclitis, peritonitis, Universitas Sumatera Utara SE 63.93 12 tahun perdarahan rectal, ulkus ileokolik, inflamasi mucosal, erythema, anemia Naproxen SE 21 37-67 56.46 2 hari hingga 10 tahun Anemia defisiensi besi, perdarahan rectal, inflamasi akut mukosa rectal, colitis, ulkus TD : tidak dilaporkan : usia rata-rata SE : Salut Enterik Davies, 2006. 2.4 Saluran Pencernaan 2.4.1 Lambung