Bahan – Bahan Alat – Alat Hewan Percobaan Pembuatan Preparat Jaringan Organ Saluran Cerna

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian dilakukan di Laboratorium Formulasi Fakultas Farmasi dan Laboratorium Histologi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimental yang dimulai dengan pembuatan larutan natrium laginat sebagai bahan pembuatan kapsul alginat. Lalu dilanjutkan pemberian sediaan kapsul alginat yang mengandung aspirin terhadap hewan percobaan kelinci yang dibandingkan dengan tablet Ascardia ® . Parameter yang digunakan adalah kemampuan masing-masing sediaan melindungi saluran cerna terhadap efek iritasi aspirin.

3.1 Bahan – Bahan

Natrium alginat 300-400 cp adalah produk Wako Pure Chemical industries, Ltd Japan. Natrium klorida, asam asetat glasial, alkohol, xylol, parafin, formalin, eter, asam klorida adalah produk Merck. Aspirin adalah produk PT. Varia Sekata Medan. Laktosa diperoleh dari Brataco Chemical. Tablet Ascardia ® adalah produksi PT.Pharos.

3.2 Alat – Alat

Neraca listrik Mettler Toledo, kandang kelinci, penyangga mulut kelinci, kamera digital Olympus, timbangan kelinci Warce-Liege, pencetak kapsul dan chamber, peralatan bedah, mikrotom, mikroskop cahaya, oven, penangas air dan alat-alat laboratorium yang biasa digunakan. Universitas Sumatera Utara

3.3 Hewan Percobaan

18 ekor kelinci jantan dengan berat 1,5 – 2 kg yang dibagi menjadi tiga kelompok : Kelompok I : 6 ekor tanpa pemberiaan sediaan Kelompok II : 6 ekor diberi aspirin 80 mg dalam kapsul alginat Kelompok III : 6 ekor diberi tablet Ascardia ® 80 mg 3.4 Pembuatan Larutan Pereaksi 3.4.1 Pembuatan Larutan Fisiologis 0,9 Natrium klorida sebanyak 0,9 gram dilarutkan dalam akuades secukupnya sampai 100 ml DitJen POM, 1995.

3.4.2 Pembuatan Larutan Formalin 10

Formalin pekat 40 sebanyak 25 ml diencerkan dengan akuades sampai 250ml Jones,1950.

3.4.3 Pembuatan Albumin Meyer

Natrium salisilat sebanyak 1 gram dicampur dengan putih telur dan gliserin masing-masing sebanyak 50 ml Jones,1950.

3.4.4 Pembuatan Alkohol 70,80,90 dan 96

Alkohol absolut sebanyak masing-masing 70 ml, 80 ml, 90,ml, 96 ml masing-masing diencerkan dengan akuades sampai 100 ml Jones,1950. Universitas Sumatera Utara

3.4.5 Pembuatan Larutan Hematoxylin Erlich

Hematoxylin sebanyak 0,67 gram dilarutkan dalam alkohol absolut sebanyak 33 ml kemudian ditambahkan gliserol sebanyak 33 ml, asam asetat glasial sebanyak 33 ml dan akuades sebanyak 33 ml Jones,1950. 3.4.6 Pembuatan Larutan Eosin 0,5 Eosin Y sebanyak 0,5 gram dilarutkan dalam 100 ml alkohol 95 dan dicampurkan dengan asam asetat glasial sebanyak 0,5 ml Jones,1950. 3.5 Pembuatan Kapsul Alginat 3.5.1 Pembuatan Larutan Natrium Alginat 5 Sebanyak 5 gr natrium alginat dilarutkan dengan akuades sampai 100 ml dan didiamkan selama 24 jam Lubis,2004.

3.5.2 Pembuatan Larutan Kalsium Klorida 0.15 M

Kalsium klorida sebanyak 16,665 gram dilarutkan dalam akuades secukupnya dan ditambahkan hingga 1000 ml Ditjen POM, 1995 3.5.3 Pembuatan Kapsul 3.5.3.1 Pembuatan badan cangkang kapsul alginat Alat pencetak kapsul dibuat dari bahan stainless steel dengan panjang 10 cm diameter 5,5 mm dicelupkan ke dalam larutan natrium alginat 5 sedalam 3 cm selama 1 menit, kemudian batang stainless steel yang ujungnya telah dilapisi larutan natrium alginat tersebut dimasukkan ke dalam larutan kalsium klorida 0,15 M sedalam 4 cm dan direndam selama 35 menit. Setelah itu cangkang kapsul yang telah terbentuk dilepaskan dari ujung stainles steel Lubis,2004. Universitas Sumatera Utara

3.5.3.2 Pembuatan tutup cangkang kapsul alginat

Alat pencetak kapsul dibuat dari bahan stainless steel dengan panjang 10 cm diameter 6 mm dicelupkan ke dalam larutan natrium alginat 5 sedalam 1,5 cm selama 1 menit, kemudian batang stainless steel tersebut yang ujungnya sudah dilapisi larutan natrium alginat tesebut dimasukkan ke dalam larutan kalsium klorida 0,15 M sedalam 2 cm dan direndam selama 35 menit. Setelah itu cangkang kapsul yang telah terbentuk dilepaskan dari ujung batang stainless steel Lubis,2004.

3.6 Pembuatan Sediaan Aspirin Formulasi Sendiri Dalam Kapsul Kalsium Alginat

Sebanyak 80 mg serbuk aspirin ditimbang dengan tepat menggunakan neraca listrik, kemudian dicampur homogen dengan 32 mg laktosa, lalu diisikan ke dalam bagian badan cangkang kapsul kalsium alginat melalui bagian ujung yang terbuka lalu ditutup dengan bagian tutup cangkang kapsul dengan mendorong ke bagian badan cangkang kapsul yang terbuka sehingga bagian tutup kapsul dengan bagian badan kapsul menyatu dengan baik. Kemudian diberi perekat natrium alginat 5 pada kapsul Sinurat,2005. 3.7 Pengujian Efek Iritasi Terhadap Saluran Cerna Secara Kronik Kelinci dibeli dari Brastagi, lalu diadaptasikan terhadap lingkungan, makanan, dan minuman selama 1 minggu. Setelah diadaptasikan, kelinci tersebut telah dapat digunakan sebagai hewan percobaan. Untuk pengujian efek iritasi saluran cerna kelinci ini, kelinci dibagi atas tiga kelompok dimana satu kelompok terdiri dari enam ekor kelinci yaitu: Universitas Sumatera Utara Tabel 3 . Pembagian Kelinci Berdasarkan Pemberian Sediaan Kelompok Nomor kelinci Sediaan Makroskopik Mikroskopik I 1-6 Kontrolakuades Kelinci no 1-6 Kelinci no 1 II 7-12 Aspirin dalam kapsul alginat Kelinci no 7-12 Kelinci no 7,8,9 III 13-18 Tablet Ascardia ® Kelinci no 13-18 Kelinci no 13,15,16 Hewan percobaan diberikan obat sesuai kelompoknya masing-masing selama 90 hari.Kelompok kontrol terdiri dari 6 ekor kelinci tanpa pemberian sediaan. Kelompok kedua diberi aspirin 80 mg dalam kapsul alginat masing- masing satu kapsul sehari yang diberikan pada pagi hari. Kelompok ketiga diberikan tablet Ascardia ® 80 mg masing-masing satu tablet sehari diberikan pada pagi hari.

3.7.1 Pengamatan Makroskopik

Setelah 90 hari semua kelinci dibunuh dengan menggunakan eter secara inhalasi dan dilakukan pembedahan untuk mengambil saluran cernanya. Kemudian saluran cerna dibuka dan dicuci dengan larutan fisiologis, lalu difoto dengan kamera digital untuk melihat apakah ada luka pada saluran cerna. Kemudian organ tersebut direndam dalam larutan formalin 10.

3.7.2 Pengamatan Mikroskopik

Kelinci yang diamati saluran cernanya terdiri dari satu ekor dari kelompok kontrol, tiga ekor dari kelompok yang diberi aspirin dalam kapsul alginat, dan tiga ekor dari kelompok yang diberi tablet Ascardia ® . Setelah dilakukan pengamatan Universitas Sumatera Utara makroskopik, maka organ saluran cerna kelinci difiksasi dalam formalin 10 untuk pembuatan preparat jaringan organ saluran cerna.

3.8 Pembuatan Preparat Jaringan Organ Saluran Cerna

Organ saluran cerna difiksasi di dalam larutan formalin10 selama 2 hari, kemudian dicuci dengan laruta alkohol 70 vv berulang kali atau didiamkan selama 1 hari. Lalu didehidrasi dalam alkohol bertingkat dimulai dengan merendam di dalam alkohol 70 vv , 80 vv, 90 vv, 96 vv, dan alkohol absolut masing-masing selama 24 jam. Kemudian organ saluran cerna dijernihkan dalam xylol murni lebih kurang 2x 30 menit. Lalu organ saluran cerna tersebut dimasukkan ke dalam larutan parafin murni selama 60 menit.Perendaman dalam parafin murni diulangi hingga tiga kali masing-masing 60 menit. Setelah itu organ saluran cerna dimasukkan ke dalam cetakan yang berisi parafin cair dan dibiarkan mengeras. Blok parafin yang berisi organ saluran cerna tersebut diiris setebal 6 µm dengan menggunakan mikrotom kemudian irisan tersebut diletakkan pada kaca objek yang telah diolesi dengan albumin meyer dan ditetesi dengan akuades, selanjutnya diletakkan pada meja pemanas sampai jaringan melekat pada kaca objek. Lalu jaringan dimasukkan ke dalam larutan xylol selama 15 menit. Setelah itu jaringan dicelupkan berturut-turut ke dalam alkohol absolut, 96, 90, 80,70 dan akuades. Kemudian dilakukan pewarnaan tehadap jaringan dengan memasukkannya kedalam larutan Erlich hematosiklin selama 3-7 detik dan selanjutnya dicuci dengan air mengalir lebih kurang selama 10 menit. Lalu dicelupkan ke dalam akuades. Setelah itu dilakukan lagi pewarnaan dengan memasukkan ke dalam larutan eosin 0,5 selama 1-3 menit dan dilanjutkan Universitas Sumatera Utara dengan pencelupan dalam alkohol 70, 80, 96 dan alkohol absolut, kemudian dikeringkan dengan kertas penghisap selanjutnya direndam dalam larutan xylol selama semalam, selanjutnya jaringan tersebut ditetesi dengan kanada balsem dan ditutup dengan gelas penutup. Jaringan diamati dibawah mikroskop preparatif dengan perbesaran 100 kali dan 400 kali Jones,1950. Universitas Sumatera Utara

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Pengamatan Efek Iritasi Kronik Pada Saluran Cerna Kelinci Kontrol 4.1.1 Pengamatan Makroskopik Saluran Cerna Kelinci Kontrol Sebagai kontrol untuk melihat organ saluran cerna yang normal, maka dilakukan perlakuan dengan pemberian akuades pada 6 ekor kelinci percobaan Gambar 1 sampai 4 menunjukkan saluran cerna semua kelinci kontrol meliputi lambung, usus halus dan usus besar dalam keadaan normal. Kelinci 1 Kelinci 2 Kelinci 3 Kelinci 4 Universitas Sumatera Utara