Hubungan antara Kebisingan, Dimensi Kepribadian, dan Warna dengan Ingatan Jangka Pendek

perubahan hormon dalam otak yang akhirnya membuat ingatan akan peristiwa tersebut meningkat. Penelitian Wolters Goudsmit 2005 dan Otani 2007 mengindikasikan peristiwa-peristiwa yang membangkitkan dapat meningkatkan ingatan. Kita dapat berasumsi bahwa warna dapat berperan sebagai bantuan dalam hal mengingat jika warna yang digunakan dapat membuat ketergugahan secara emosional emotionally arousing. Penelitian yang dilakukan oleh Wurm 1993 yang menyatakan bahwa dengan adanya warna dapat membantu individu lebih mengingat nama objek yang dikenai warna. Penelitian Humprey, Goodale, Jakobson, dan Servos 1994 menemukan hal yang sama seperti Wurm, yaitu warna kromatik memfasilitasi penamaan objek yang dilihat. Borges, Stepnowsky, dan Holt 1977 menemukan bahwa rekognisi pada orang dewasa lebih baik untuk gambar berwarna dibandingkan hitam-putih. Jika warna dapat meningkatkan sensitivitas dan sensitivitas dapat meningkatkan ingatan, maka mungkin saja warna dapat meningkatkan ingatan. Penelitian Spence 2006 menunjukkan warna meningkatkan rekognisi akan pemandangan alam sebesar 5.

E. Hubungan antara Kebisingan, Dimensi Kepribadian, dan Warna dengan Ingatan Jangka Pendek

Lingkungan sangat berpengaruh terhadap kemampuan mengingat seseorang. Ingatan adalah kemampuan yang dimiliki manusia yang digunakan untuk menyimpan sesuatu yang akan dikeluarkan pada waktu yang akan datang. Universitas Sumatera Utara Ingatan ini sangat diperlukan oleh individu, misalnya suatu kejadian yang tidak menyenangkan terjadi karena suatu kesalahan yang kita buat sendiri sehingga pada saat kita menghadapi masalah yang hampir sama maka kita dapat mengingat dan kesalahan tidak terulang lagi. Ingatan juga sangat dibutuhkan sekali dalam proses belajar. Lingkungan yang bising dan hiruk-pikuk dapat mempengaruhi ingatan. Seseorang yang mampu untuk beradaptasi dengan kebisingan tidak akan mengalami kesulitan untuk mengingat, namun hal ini akan berbeda dengan individu yang tidak dapat beradaptasi dengan lingkungan yang bising. Individu tersebut tidak dapat mengingat dalam keadaan bising, kenyataannya ada individu- individu yang mampu mentolerir kebisingan sehingga hal tersebut tidak mempengaruhi aktivitas yang melibatkan ingatannya. Individu yang mampu mentolerir kebisingan tidak akan membuat performansi individu memburuk, sedangkan individu yang tidak bisa mentolerir kebisingan, performansinya tentu akan memburuk. Perbedaan individual dalam mentolerir kebisingan ini dipengaruhi oleh kepribadian. Dimensi kepribadian yang dikemukakan oleh Eysenck menyatakan bahwa individu ekstrovert dan introvert memiliki tingkat optimum sensitivitas level optimum arousal yang berbeda. Eysenck 1998 mengemukakan teori arousal yang menyatakan bahwa individu introvert memiliki tingkat optimum sensitivitas yang tinggi sehingga apabila dihadapkan pada kebisingan, individu introvert akan lebih terdistraksi, sebaliknya, individu ekstrovert memiliki tingkat optimum sensitivitas yang rendah, sehingga Universitas Sumatera Utara mereka cenderung untuk mencari stimulus dari lingkungan agar sensitivitas mereka optimum. Tingkat sensitivitas dapat dimanipulasi dengan penggunaan warna. Penelitian Burt 2002 menyatakan bahwa penggunaan warna dapat meningkatkan kemampuan ingatan individu. Penelitian Birren 1950 menunjukkan bahwa warna yang hangat, seperti warna kuning dan merah lebih meningkatkan sensitivitas dibandingkan dengan warna yang tenang. Adanya penggunaan warna diharapkan dapat membantu individu dalam meningkatkan ingatannya. Jika ditinjau dari sisi teoritis, kebisingan merupakan suatu stimulus yang dapat mengganggu performasi ketika melakukan tugas yang membutuhkan ingatan. Individu yang introvert maupun ekstrovert memiliki perbedaan dalam tingkat optimum sensitivitas, sehingga individu ekstrovert cenderung kurang terpengaruh dampak kebisingan ketika dihadapkan pada tugas yang membutuhkan ingatan, sebaliknya, individu introvert telah memiliki tingkat optimum sensitivitas yang tinggi, sehingga apabila dihadapkan dengan kebisingan, individu ekstrovert lebih terpengaruh dampak kebisingan dibandingkan individu ekstrovert. Penggunaan warna disarankan sebagai salah satu upaya dalam meningkatkan kemampuan mengingat. Warna yang cerah lebih membantu mengingat kembali dibandingkan warna yang tenang. Warna yang cerah lebih meningkatkan sensitivitas dibandingkan warna yang tenang. Individu yang melakukan tugas dalam kondisi yang bising tentunya dapat menggunakan warna sebagai salah satu upaya dalam mengingat, namun tipe kepribadian individu yang bersangkutan juga memiliki kontribusi dalam mengingat. Penggunaan warna cerah dapat Universitas Sumatera Utara meningkatkan sensitivitas, individu introvert telah memiliki tingkat optimum sensitivitas yang tinggi, dengan demikian, penggunaan warna yang cerah akan meningkatkan sensitivitas baik pada individu ekstrovert maupun introvert. Individu introvert cenderung menjaga tingkat optimum sensitivitas dengan jalan menghindari situasi yang dapat meningkatkan sensitivitas mereka, dalam hal ini kebisingan. Jika individu introvert memiliki tingkat optimum sensitivitas yang tinggi melakukan aktivitas yang membutuhkan ingatan pada kondisi yang bising, tentunya hal ini dapat mempengaruhi performansinya. Penelitian Furham Strbac 2002 mengindikasikan bahwa individu introvert membuat lebih banyak kesalahan ketika mereka berusaha mengingat kembali materi yang ada pada tugas pemahaman membaca. Warna dimanipulasi untuk meningkatkan kemampuan mengingat, namun, seperti yang telah dipaparkan, warna cerah memiliki sensitivitas yang tinggi, dengan demikian adanya penggunaan warna cerah ditambah lagi dengan stimulus lingkungan berupa kebisingan, hendaknya individu introvert lebih kesulitan dalam tugas yang membutuhkan ingatan.

F. Hipotesa Penelitian