Uji Akurasi Recovery Uji Presisi

22 α = tingkat kepercayaan SD = standar deviasi mg100 g n = jumlah perulangan

3.6.7.2 Pengujian Beda Nilai Rata-rata Uji ANOVA

Untuk mengetahuiperbedaan kadar kalium antar sampel dilakukan analisis statistik menggunakan uji ANOVA dengan Statistical Product Services Solution SPSS dengan taraf kepercayaan 95. Dengan menggunakan uji Tukey Alhusin, 2003.Analisis sesudah ANOVA atau pasca ANOVA post hoc dilakukan jika hipotesis nol H ditolak.Namun jika hipotesis nol diterima, maka analisis pasca ANOVA tidak perlu dilakukan Hartono, 2009. 3.6.8 Validasi Metode Analisis 3.6.8.1 Penentuan Batas Deteksi dan Batas Kuantitasi Batas deteksi merupakan jumlah terkecil analit dalam sampel yang dapat dideteksi yang masih memberikan respon signifikan.Sedangkan batas kuantitasi merupakan kuantitas terkecil analit dalam sampel yang masih dapat memenuhi kriteria cermat dan seksama. Menurut Harmita, 2004 batas deteksi dan batas kuantitasi ini dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut: Simpangan baku � �� � � = � ∑Y−Yi 2 n −2 Batas Deteksi LOD = 3x � SY X � slope Batas Kuantitasi LOQ = 10 x � SY X � slope

3.6.8.2 Uji Akurasi Recovery

23 Uji akurasi recovery dilakukan dengan metode penambahan larutan standar standard addition method. Dalam metode ini, kadar mineral dalam sampel ditentukan terlebih dahulu, selanjutnya dilakukan penentuan kadar mineral dalam sampel setelah penambahan larutan baku dengan konsentrasi tertentu Ermerdan Miller, 2005. Sampel daun pegaganyang telah diketahui kadarnya, dirajang dan ditimbang secara seksama sebanyak 10 gram, lalu ditambahkan 5ml larutan baku kalium konsentrasi 1000 µgml, kemudian dilanjutkan dengan prosedur destruksi kering seperti yang telah dilakukan sebelumnya. Prosedur pengukuran uji perolehan kembali dilakukan sama dengan prosedur penetapan kadar dalam sampel. Menurut Harmita 2004, persen perolehan kembali dapat dihitung dengan rumus di bawah ini: Perolehan Kembali = A A F C C C − x 100 Keterangan: C A = Kadar logam dalam sampel sebelum penambahan baku C F = Kadar logam dalam sampel setelah penambahan baku C A = Kadar larutan baku yang ditambahkan

3.6.8.3 Uji Presisi

Keseksamaan atau presisi diukur sebagai simpangan baku relatif atau koefisien variasi. Keseksamaan atau presisi merupakan ukuran yang menunjukkan derajat kesesuaian antara hasil uji individual ketika suatu metode dilakukan secara berulang untuk sampel yang relatif. Nilai simpangan baku relatif yang memenuhi persyaratan menunjukkan adanya keseksamaan metode yang dilakukan. 24 Menurut Harmita 2004, rumus untuk menghitung simpangan baku relatif adalah sebagai berikut: RSD = 100 × X SD Keterangan : X = Kadar rata-rata sampel mg100 g SD = Standar Deviasi mg100 g RSD = Relative Standard Deviation 25

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Identifikasi Tumbuhan

Identifikasi tumbuhan dilakukan di Herbarium Bogoriense Bidang Botani Pusat Penelitian Biologi LIPI Bogor. Hasil identifikasi dapat dilihat pada Tabel 4.1 dan Lampiran 20 Halaman 67. Tabel 4.1 Hasil Identifikasi Tanaman Sampel Jenis Suku Pegagan Centella asiatica L Urb. Apiaceae Kumis kucing Orthosiphon aristatus Blume Miq. Lamiaceae Daun salam Syzygium polyanthum Wight Walp. Myrtaceae

4.2 Analisis Kualitatif

Analisis kualitatif dilakukan sebagai analisis pendahuluan untuk mengidentifikasi mineral kalium. Data hasil analisis kualitatif dapat dilihat pada Tabel4.2 danLampiran 6 halaman 38. Tabel 4.2Hasil Analisis Kualitatif kalium dari daun kumis kucing, daun pegagan dan daun salam. Ion yang dianalisis Pereaksi Hasil Reaksi Hasil DKK DPGN DSLM Kalium Uji Nyala menggunakan kawat NiCr Warna Nyala Ungu + + + Asam pikrat 1 bv Kristal jarumkasar + + + Keterangan :+ : Mengandung mineralDKK : Daun Kumis Kucing DPGN : Daun Pegagan DSLM : Daun Salam Hasilpada Tabel 4.2 menunjukkan bahwa daun kumis kucing, daun pegagan, dan daun salam positif mengandung kalium. Sampel dinyatakan positif