Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Kesejahteraan .1 Definisi Kesejahteraan

16 bahwa pinjaman bagi nelayan berisiko tinggi survei Lembaga Demografi di Sulawesi Utara, 2014.Hanya 2,34 persen Produk Domestik Bruto PDB Indonesia yang berasal dari perikanan laut BPS,2013. Kontribusi sektor perikanan terhadap PDB selama periode 2010-2012 bahkan di angka 2,33 persen. Gambaran tentang kondisi kehidupan penduduk pesisir dapat dilihat dari rata – rata jumlah kepala keluarga. Jumlah penduduk di Kota Sibolga mencapai 85.271 pada tahun 2012 dan jumlah kepala keluarga yang berprofesi sebagai nelayan mencapai 8009 kepala keluarga. Kota Sibolga memiliki 5 pulau – pulau kecil dengan luas keseluruhan 137,08 Ha. Sebagaimana diketahui, dengan panjang garis pantai pulau-pulau kecil,maka pantai Kota Sibolga memiliki potensi pengembangan budidaya ikan melalui sistem Keramba Jaring Apung KJA.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka penelitian ini dibatasi pada hubungan indikator kesejahteraan masyarakat terhadap tingkat kesejahteraan masyarakat di Kota Sibolga, dalam hal ini pendapatan,pendidikan,kesehatan, dan kondisi perumahan dan fasilitas yang dimiliki. Dengan permasalahan tersebut maka dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini adalah : 1. Apakah terdapat pengaruh pendapatan terhadap kesejahteraan masyarakat di Kota Sibolga? 2. Apakah terdapat pengaruh tingkat pendidikan terhadap kesejahteraan masyarakat di Kota Sibolga? 17 3. Apakah terdapat pengaruh kesehatan terhadap kesejahteraan masyarakat di Kota Sibolga? 4. Apakah terdapat pengaruh kondisi rumah terhadap kesejahteraan masyarakat di Kota Sibolga?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah: 1.Untuk mengetahui berapa besar pengaruh antara tingkat pendapatan terhadap kesejahteraan masyarakat di Kota Sibolga. 2. Untuk mengetahui berapa besar pengaruh tingkat pendidikan terhadap kesejahteraan masyarakat di Kota Sibolga. 3. Untuk mengetahui berapa besar pengaruh tingkat kesehatan terhadap kesejahteraan masyarakat di Kota Sibolga. 4. Untuk mengetahui berapa besar pengaruh antara kondisi rumah terhadap kesejahteraan masyarakat di Kota Sibolga.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar SarjanaEkonomi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis USU. 2. Sebagai penambah wawasan bagi peneliti yang berkaitan dengan hubungan tingkat pendapatan, tingkat pendidikan, tingkat kesehatan, dan kondisi rumah terhadap kesejahteraan. 3. Dan untuk memecahkan permasalahan dalam penelitian ini. 18 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kesejahteraan 2.1.1 Definisi Kesejahteraan Istilah kesejahteraan bukanlah hal yang baru, baik dalam wacana global maupun nasional.Kesejahteraan itu meliputi keamanan, keselamatan, dan kemakmuran. Di dalam undang-undang RI nomor 6 tahun 1974 tentang ketentuan-ketentuan pokok kesejahteraan sosial,misalnya, merumuskan kesejahteraan sosial sebagai: “Suatu kehidupan dan penghidupan sosial, material maupun spiritual yang diliputi oleh rasa keselamatan, kesusilaan, dan kententraman lahir dan batin, yang memungkinkan bagi setiap warga negara untuk mengadakan usaha pemenuhan kebutuhan-kebutuhan jasmaniah, rohaniah dan sosial yang sebaik-baiknya bagi diri, keluarga, serta masyarakat dengan menjunjung tinggi hak-hak atau kewajiban manusia dengan Pancasila.” Kesejahteraan pada intinya mencakup tiga konsepsi, yaitu: 1. Kondisi kehidupan atau keadaan sejahtera, yakni terpenuhinya kebutuhan- kebutuhan jasmaniah, rohaniah, dan sosial. 2. Institusi, arena atau bidang kegiatan yang melibatkan lembaga kesejahteraan sosial dan berbagai profesi kemanusiaan yang menyelenggarakan usaha kesejahteraan sosial dan pelayanan sosial. 3. Aktivitas, yakni suatu kegiatan-kegiatan atau usaha yang terorganisir untuk mencapai sejahtera. Dalam Edi Suharto 2005:3, istilah kesejahteraan sosial sering diartikan sebagai kondisi sejahtera konsepsi pertama, yaitu suatu keadaan terpenuhinya 19 segala bentuk kebutuhan hidup, khususnya yang bersifat mendasar seperti makanan, pakaian, perumahan, pendidikan, dan perawatan kesehatan. Pengertian seperti ini menempatkan kesejahteraan sebagai tujuan dari suatu kegiatan pembangunan.Misalnya, tujuan pembangunan adalah untuk meningkatkan taraf kesejahteraan sosial masyarakat. Pemaknaan kesejahteraan sebagai arena menempatkan kesejahteraan sebagai arena atau wahana atau alat untuk mencapai tujuan pembangunan Suharto,2004. Tentunya ada konsep lain dari kesejahteraan yang melebihi konsep kemiskinan poverty, baik diukur melalui dimensi moneter maupun non-moneter. Contohnya seperti ketimpangan.Ketimpangan menitikberatkan pada distribusi dari variabel terukur misalnya pendapatan dan pengeluaran terhadap seluruh penduduk.Hal ini didasarkan pada asumsi bahwa posisi relatif dari individu rumah tangga dalam masyarakat merupakan aspek penting dari kesejahteraan mereka. Adapun usaha untuk meningkatkan kualitas hidup manusia secara menyeluruh mencakup: 1. Peningkatan taraf hidup, melalui seperangkat pelayanan sosial dan jaminan sosial segenap lapisan masyarakat, terutama kelompok-kelompok masyarakat yang kurang beruntung dan rentan yang sangat memerlukan perlindungan sosial. 2. Peningkatan keberdayaan melalui penetapan sistem dan kelembagaan ekonomi, sosial, dan politik yang menjunjung harga diri dan martabat kemanusiaan. 3. Penyempurnaan kebebasan melalui perluasan aksebilitas dan pilihan-pilihan kesempatan sesuai dengan aspirasi, kemampuan dan standar kemanusiaan. 20 Hal yang perlu dicatat dari bahasan tentang kesejahteraan yaitu kerentanan vulberability.Kerentanan didefinisikan sebagai peluang atau fisik menjadi miskin atau jatuh menjadi lebih miskin pada waktu-waktu mendatang.Kerentanan merupakan dimensi kunci dari kesejahteraan karena kerentanan berakibat pada perilaku individu dalam bentuk investasi, pola produksi, strategipenanggulangan dan persepsi dari kondisi mereka sendiri. Ada beberapa indikator keluarga sejahtera berdasarkan Badan Pusat Statistik, yaitu: 1. Pendapatan 2.Konsumsi atau pengeluaran rumah tangga 3. Keadaan tempat tinggal 4.Fasilitas tempat tinggal 5. Kesehatan anggota keluarga 6. Kemudahan mendapatkan pelayanan kesehatan 7. Kemudahaan memasukkan anak kejenjang pendidikan 8. Kemudahan mendapatkan fasilitas transportasi

2.2 Konsep – Konsep Mengenai Kemiskinan