Penelitian Terdahulu Kerangka Pemikiran

34 Dampak rendahnya tingkat kesehatan terhadap pembangunan adalah terhambatnya pembangunan fisik karena perhatian tercurah pada perbaikan kesehatan yang lebih utama karena menyangkut jiwa manusia. Selain itu, jika tingkat kesehatan manusia sebagai objek dan subjek pembangunan rendah, maka dalam melakukan apa pun khususnya pada saat bekerja, hasilnya pun akan tidak optimal. Untuk menanggulangi masalah kesehatan ini, pemerintah mengambil beberapa tindakan untuk meningkatkan mutu kesehatan masyarakat, sehingga dapat mendukung lancarnya pelaksanaan pembangunan. Upaya-upaya tersebut di antaranya sebagai berikut: 1. Mengadakan perbaikan gizi masyarakat. 2. Pencegahan dan pemberantasan penyakit menular. 3. Penyediaan air bersih dan sanitasi lingkungan. 4. Membangun sarana-sarana kesehatan, seperti puskesmas, rumah sakit, dan lain- lain. 5. Mengadakan program pengadaan dan pengawasan obat dan makanan. 6. Mengadakan penyuluhan tentang kesehatan gizi dan kebersihan lingkungan.

2.8 Penelitian Terdahulu

Analisis tingkat kesejahteraan masyarakat nelayan selalu menarik diteliti.Penelitian yang dilakukan oleh Liony Wijayanti dan Ihsannudin dengan judul Strategi Peningkatan Kesejahteraan Masyarkat Nelayan kecamatan Pademawu Kabupaten Pamekasan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi 35 kemiskinan dan strategi peningkatan kesejahteraan masyarakat nelayan di Kecamatan Pademawu.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa didasarkan pada kriteria World Bank dinyatakan nelayan belum sejahtera.Namun jika didasarkan pada kriteria BPS propinsi Jawa Timur dinyatakan sudah sejahtera. Pada penelitian yang kedua oleh Eko Sugiharto dengan judul Tingkat Kesejahteraan Masyarakat Nelayan Desa Benua Baru Hilir Berdasarkan Indikator Badan Pusat Statistik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa menurut Badan Pusat Statistik indikator bahwa 15 responden diklasifikasikan keluarga dengan tingkat kesejahteraan yang tinggi dan 85 diklasifikasikan keluarga dengan tingkat kesejahteraan menengah. Pada penelitian yang ketiga oleh Eko Sugiharto, Salmani, dan Bambang Indratno Gunawan dengan judul Studi Tingkat Kesejahteraan Masyarakat Nelayan di Kampung Gurimbang Kecamatan Sambaliung Kabupaten Berau. Hasil penelitian menunjukkan bahwa menurut Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional BKKBN diketahui bahwa sebanyak 31 orang responden 94 nelayan di Kampung berada pada tahap Keluarga Prasejahtera dan sebanyak 2 orang responden 6 berada pada tahap Keluarga Sejahtera I. Pada penelitian yang keempat oleh Qoriah Saleha, SPi, MSi dengan judul Profil Aktivitas Ekonomi dan Tingkat Kesejahteraan Masyarakat Nelayan di Desa Pela, Kecamatan Kota Bangun, Kabupaten Kutai Kartanegara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa indikator tingkat kesejahteraan di BKKBN menunjukkan bahwa 91,30 miskin dan 8,69 tidak miskin. Indikator BPS menunjukkan 36 bahwa 2,17 miskin dan 97,83 tidak miskin. Dan kemudian, indikator Sajogyo menyatakan bahwa 100 tidak miskin.

2.9 Kerangka Pemikiran

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

2.10 Hipotesis