Pengertian dan Penggolongan Nelayan Gambaran Kondisi Nelayan

24 pesisir karakteristik pekerjaan kepala rumah tangga adalah sebagai nelayan.Yang mana kehidupannya bergantung dengan hasil tangkapan laut. Dalam Zulfahri 2002, Masri Singarimbum mencirikan kemiskinan sebagai suatu kondisi yang memenuhi ciri – ciri : 1. Pendapatan rendah 2. Gizi rendah 3. Tingkat pendidikan rendah 4. Keterampilan rendah 5. Harapan hidup pendek Sedangkan keban 1994 membagi menjadi 3 kelompok faktor penyebab kemiskinan rumah tangga yaitu: 1. Karakteristik individu kepala rumah tangga 2. Karakteristik pekerjaan kepala rumah tangga 3. Karakteristik lingkungan

2.4 Pengertian dan Penggolongan Nelayan

Menurut Mulyadi 2005:7, nelayan adalah suatu kelompok masyarakat yang kehidupannya tergantung langsung pada hasil laut, baik dengan cara melakukan penangkapan atau budi daya. Mereka pada umumnya tinggal di pinggir pantai, sebuah lingkungan pemukiman yang dekat lokasi kegiatannya Imron,2003 Sesungguhnya,nelayan bukanlah suatu entitas tunggal, mereka terdiri dari beberapa dari beberapa kelompok. Dilihat dari segi pemilikan alat tangkap, nelayan dapat dibedakan menjadi 3 kelompok,yaitu: 25 1. Nelayan buruh 2. Nelayan juragan 3. Nelayan perorangan Nelayan buruh adalah nelayan yang bekerja dengan alat tangkap milik orang lain. Sebaliknya, nelayan juragan adalah nelayan yang memiliki alat tangkap yang dioperasikan oleh orang lain. Adapun nelayan perorangan adalah nelayan yang memiliki peralatan tangkap sendiri, dan dalam pengoperasiannya tidak melibatkan orang lain.

2.5 Gambaran Kondisi Nelayan

Suatu ironi bagi negara maritim seperti Indonesia adalah masyarakat nelayannya merupakan golongan masyarakat paling miskin di Asia bahkan di dunia Suara Pembaruan,18 November 2005. Pemandangan yang sering dijumpai di perkampungan nelayan adalah lingkungan hidup yang kumuh serta rumah- rumah yang sangat sederhana.Kalaupun ada beberapa rumah yang menonjolkan tanda-tanda kemakmuran misalnya rumah yang megah dan berantena parabola, rumah-rumah tersebut umumnya dipunyai oleh pemilik kapal, pemodal, atau rentenir yang jumlahnya tidak signifikan dan sumbangannya kepada kesejahteraan komunitas sangat tergantung pada individu yang sangat bersangkutan. Kemiskinan masyarakat nelayan bersifat multi dimensi dan disebabkan oleh tidak terpenuhinya hak-hak dasar masyarakat antara lain kebutuhan akan pangan, kesehatan, pendidikan, infrastruktur DKP,2005:10. Di samping itu, kurangnya kesempatan berusaha, kurangnya akses terhadap informasi teknologi dan 26 permodalan, budaya dan gaya hidup yang cenderung boros, menyebabkan posisi tawar masyarakat miskin semakin lemah. Dilihat dari lingkupnya, kemiskinan nelayan tediri atas kemiskinan prasarana dan kemiskinan keluarga.Kemiskinan prasarana dapat dindikasikan pada ketersediaan prasarana fisik di desa-desa nelayan, yang pada umumnya masih sangat minim, seperti tidak tersedianya air bersih, jauh dari pasar, dan tidak adanya akses untuk mendapatkan bahan bakar yang sesuai dengan harga standar.Kemiskinan prasarana itu secara tidak langsung juga memiliki andil bagi munculnya kemiskinan keluarga. Misalnya, tidak tersedianya air bersih akan memaksa keluarga untuk mengeluarkan uang untuk membeli air bersih, yang berarti mengurangi pendapatan mereka. Kemiskinan prasarana juga dapat mengakibatkan keluarga yang berada di garis kemiskinan need poor bisa merosot ke dalam kelompok keluarga miskin. Sesungguhnya, ada dua hal utama yang terkandung dalam kemiskinan Soetrisno,1995, yaitu kerentanan dan ketidakberdayaan. Dengan kerentanaan yang dialami, orang miskin akan mengalami kesulitan untuk menghadapi situasi darurat. Ini dapat dilihat pada nelayan perorangan misalnya, mengalami kesulitan untuk membeli bahan bakar untuk keperluan melaut. Hal ini disebabkan sebelumnya tidak ada hasil tangkapan yang bisa dijual dan tidak ada dana cadangan yang dapat digunakan untuk keperluan yang mendesak. Hal yang sama juga dialami nelayan buruh,mereka merasa tidak berdaya di hadapan para juragan yang telah memperkerjakannya,meskipun bagi hasil yang diterimanya dirasakan tidak adil. 27 Selain itu, nelayan miskin umumnya belum banyak tersentuh teknologi modern, kualitas sumber daya manusia rendah dan tingkat produktivitas hasil tangkapannya sangat rendah.Tingkat pendidikan nelayan berbanding lurus dengan teknologi yang dapat dihasilkan oleh para nelayan, dalam hal ini teknologi di bidang penangkapan dan pengawetan ikan. Ikan cepat mengalami proses pembusukan dibandingkan dengan bahan makanan lain disebabkan oleh bakteri dan perubahan kimiawi pada ikan. Oleh karena itu, diperlukan teknologi pengawetan ikan yang baik. Selama ini, nelayan hanya menggunakan cara yang tradisional untuk mengawetkan ikan. Hal tersebut salah satunya disebabkan karena rendahnya tingkat pendidikan dan penguasaan nelayan terhadap teknologi Kusnadi,2000. Dengan demikian, masalah sosial ekonomi yang terdapat pada kehidupan nelayan antara lain adalah : a. Rendahnya tingkat pendidikan, b. Miskin pengetahuan dan teknologi untuk menunjang pekerjaanya, c. Kurangnya daya kreativitas, d. Belum adanya perlindungan terhadap nelayan dari jeratan para tengkulak,serta, e. Kurangnya tersedia wadah pekerjaan informal. Dengan rendahnya produktivitas,nelayan tetap melakukan operasi penangkapan ikan yang sesungguhnya tidak lagi efisien secara ekonomis. Nelayan tetap tinggal pada industri perikanan karena rendahnya opportunity cost Subade and Abdullah,1993. Opportunity cost nelayan,menurut definisi, adalah kemungkinan atau alternatif kegiatan atau usaha ekonomi lain yang terbaik yang 28 diperoleh selain menangkap ikan. Dengan kata lain, opportunity cost adalah kemungkinan lain yang bisa dikerjakan nelayan bila saja mereka tidak menangkap ikan. Bila opportunity cost rendah maka nelayan cenderung tetap melaksanakan usahanya meskipun usaha tersebut tidak lagi menguntungkan dan efisien. Ada juga argument yang mengatakan bahwa opportunity cost nelayan, khususnya di negara berkembang, sangat kecil dan cenderung mendekati nihil. Bila demikian maka nelayan tidak punya pilihan lain sebagai mata pencahariannya. Dengan demikian apa yang terjadi, nelayan tetap bekerja sebagai nelayan karena itu yang bisa dikerjakan. 2.6 Pengertian Pendapatan, Pendidikan, dan Kesehatan 2.6.1 Pengertian Pendapatan