127
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum
Perusahaan.
4.1.1
Sejarah Perum Bulog
Campur tangan pemerintah dalam komoditas beras diawali sejak Maret 1933 yaitu di zaman pemerintahan Belanda. Saat itu, untuk pertama kalinya
pemerintah Belanda mengatur kebijakan perberasan, yaitu dengan menghapus impor beras secara bebas dan membatasi impor melalui sistem lisensi.
Liberalisasi beras mulai dilaksanakan sesuai Keppres RI No. 191998 tanggal 21 Januari 1998 dan tugas pokok Bulog hanya mengelola beras saja. Pada
tanggal 13 September 2001, pemerintah mengeluarkan Keppres No. 1032001 yang mengatur kembali tugas dan fungsi Bulog. Tugasnya melaksanakan tugas
pemerintahan di bidang manajemen logistik sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku, dengan kedudukan sebagai lembaga pemerintah non departemen
yang bertanggung jawab langsung kepada presiden. Berdasarkan hasil kajian, ketentuan dan dukungan politik DPR RI,
disimpulkan bahwa status hukum yang paling sesuai bagi Bulog adalah Perum. Dengan bentuk Perum Bulog tetap dapat melaksanakan tugas publik yang
dibebankan oleh pemerintah terutama dalam pengamanan harga dasar pembelian gabah, pendistribusian beras untuk masyarakat miskin yang rawan pangan,
pemupukan stok nasional untuk berbagai keperluan publik menghadapi keadaan darurat dan kepentingan publik lainnya dalam upaya mengendalikan gejolak
128
harga. Oleh karena itu, diharapkan perubahan status Bulog menjadi Perum dapat lebih menambah manfaat kepada masyarakat luas. Dan pada akhirnya sejak
tanggal 20 Januari 2003 LPND Bulog secara resmi berubah menjadi Perum Bulog berdasarkan Peraturan Pemerintah RI No. 7 Tahun 2003.
4.1.2 Visi dan misi Perum Bulog
Visi Perum Bulog adalah “Menjadi lembaga pangan yang handal untuk memantapkan ketahanan pangan” artinya dengan visi tersebut Perum Bulog harus
memiliki keunggulan daya saing, baik dari segi kualitas komoditas, kualitas pelayanan, tingkat efisiensi maupu efektivitas yang tinggi bila dibandingkan
dengan institusi lainnya. Sedangkan Misi dari Perum Bulog adalah:
a. Menyelenggarakan tugas pelayanan publik untuk menunjang keberhasilan
pelaksanaan kebijakan pangan. b.
Menyelenggarakan kegiatan ekonomi di bidang pangan secara berkelanjutan yang memberikan manfaat kepada perekonomian nasional.
c. Menyelenggarakan kegiatan ekonomi di bidang pangan dan usaha lain secara
berkelanjutan dan bermanfaat kepada stakeholders. d.
Menjalankan usaha dalam bidang produksi, pemasaran dan jasa di bidang komoditi pangan guna mendukung program pengembangan hasil pertanian
khususnya pangan dan bidang lainnya dengan upaya memaksimalkan produktivitas, efisiensi dan kemampuan menghasilkan laba.
129
4.1.3 Perum Bulog Divisi Regional Sumatera Utara
Pada tanggal 23 Juni 1980 diresmikanlah Kantor Depot Logistik di Sumatera Utara yang terletak di Jalan Jenderal gatot Subroto No. 180 Medan.
Status bulog berubah dari Lembaga Pemerintah Non Departemen menjadi Badan Usaha Milik Negara dengan bentuk Perusahaan Umum. Untuk itu Depot Logistik
yang berada di seluruh Ibukota Provinsi berubah nama menjadi Divisi Regional. Maka Depot Logistik Sumatera Utara berubah nama menjadi Divisi Regional
Sumatera Utara atau yang lebih popular disebut Perum Bulog Divre Sumut. Perum Bulog Divre Sumut merupakan perpanjangan tangan dari Perum
Bulog Pusat di Jakarta sebagai pelaksanan tugas khususnya diwilayah Provinsi Sumatera Utara. Dimana tugasnya adalah melaksanakan kegiatan pelayan publik
dan kegiatan perencanaan pengembangan usaha khususnya di bidang perberasan. Divisi regional mempunyai fungsi:
a. Pelaksanaan kegiatan di bidang publik.
b. Pelaksanaan kegiatan di bidang komersial.
c. Pelaksanaan kegiatan di bidang administrasi dan keuangan.
d. Pengelolaan sumber daya bagi terlaksananya tugas Divre secara berdaya guna
dan berhasil guna. e.
Pelaksanaan pembinaan hubungan kemitraan dengan instansi pemerintah dan badan usaha lain di wilayah kerjanya
Kantor Divre Sumut terdiri dari empat Kantor Subdivre, empat kantor seksi logistik dan 11 komplek pergudangan yang menyebar di seluruh wilayah
Sumatera Utara. Adapun wilayah kerjanya adalah sebagai berikut :
130
1. Subdivre Medan ; wilayah kerjanya Kab. Deli Serdang, Kab. Serdang bedagai,
Kab. Langkat, Kab. Tanah Karo, Kab. Dairi, Kab. Pak-pak Bharat, Kota Medan, Kota Binjai dan Kota Tebing Tinggi.
2. Subdivre P. Siantar ; wilayah kerjanya Kab. Simalungun, Kab. Tapanuli
Utara, Kota Pematang Siantar, Kab. Toba Samosir, Kab. Samosir dan Kab. Humbang Hasundutan.
3. Subdivre Kisaran ; wilayah kerjanya Kab. Asahan, Kab. Batu bara, Kota
Tanjung Balai dan Kab. Labuhan Batu. 4.
Subdivre P. Sidimpuan ; wilayah kerjanya Kab. Mandailing Natal, Kab. Tapanuli Selatan, Kab. Tapanuli tengah, Kab. Nias, Kab. Nias Selatan, Kota
Padang Sidimpuan, Kota Sibolga, Kab. Padang Lawas dan Kab. Padang Lawas Utara.
4.1.4 Struktur Organisasi Perum Bulog Divre Sumut
Divre dipimpin oleh seorang kepala yang disebut Kadivre. Kadivre melaksanakan tugas pokok dan fungsi perum Bulog di wilayah kerjanya. Perum
Bulog Divre Sumut mempunyai struktur organisasi yang berbentuk campuran, fungsional dan lini dimana setiap personil diberikan tugas dan tanggungjawab
sesuai dengan dasar kualifikasinya. Jadi setiap bawahan menerima perintah baik secara lisan maupun tulisan dari seorang atasan yang terkait didalamnya.
Struktur organisasi Perum Bulog Divre Sumut dapat dilihat di lampiran 1.
131
4.1.5 Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab I. Kepala Divisi Regional Kadivre
Kepala mempunyai tugas memimpin Divisi Regional Divre yang sesuai dengan tugas yang telah ditetapkan berdasarkan ketentuan yang berlaku, membina
sumber daya Perum Bulog di lingkungan Divre, melaksanakan kebijakan teknis di bidang pelayanan publik, komersial, administrasi dan keuangan, dan
melaksanakan kerjasama dengan badan usaha lain atau instansi pemerintah.
II. Bidang Administrasi dan Keuangan
Bidang Administrasi dan Keuangan adalah unsur pelaksana sebagian tugas dan fungsi Perum Bulog di bidang keuangan, yang berada dan bertanggung jawab
langsung kepada Kepala. Bidang keuangan mempunyai tugas merencanakan, mengarahkan, mengkoordinasikan, menetapkan dan mengendalikan kebijakan dan
strategi di bidang anggaran, keuangan, akuntansi dan investasi. Bidang keuangan terdiri dari:
1. Seksi SDM dan Hukum. 2. Seksi Humas.
3. Seksi TU dan Umum. 4. Seksi Keuangan.
5. Seksi Akuntansi.
III. Bidang Pelayanan Publik
Bidang Pelayanan Publik adalah unsur pelaksana sebagian tugas dan fungsi Perum Bulog di bidang pelayanan publik, berada di bawah dan tanggung
jawab langsung kepada Kadivre. Bidang ini mempunyai tugas merencanakan,
132
mengarahkan, mengkoordinasikan, menetapkan dan mengendalikan kebijakan dan strategi di bidang perencanaan pelayanan publik, pendanaan, persediaan dan
perawatan serta penyaluran komoditi pangan. Bidang Pelayanan Publik terdiri dari:
1. Seksi Pengadaan. 2. Seksi Persediaan dan Angkutan.
3. Seksi Perawatan Kualitas. 4. Seksi Penyaluran.
5. Seksi Analisa Harga dan Pasar.
IV. Bidang Rencana Pengembangan Usaha
Bidang ini adalah unsur pelaksana sebagian tugas dan fungsi Perum Bulog di bidang pengembangan dan IT, yang berada di bawah dan bertanggung jawab
langsung kepada Kadivre. Bidang ini mempunyai tugas merencanakan, mengarahkan, mengkoordinasikan, menetapkan dan mengendalikan kebijakan dan
strategi di bidang industri, perdagangan dan jasa serta teknologi informasi. Bidang Rencana Pengembangan Usaha ini terdiri dari:
1. Seksi Jasa. 2. Seksi Industri dan Perdagangan.
3. Seksi Teknologi Informasi.
V. Bidang Pengawasan
Bertanggungjawab melaksanakan audit internal perusahaan serta menilai dan memberikan saran-saran perbaikan
133
4.2 Hasil Penelitian