Faktor-faktor yang mempengaruhi bakat kepemimpinan Siswa

Ketiga lingkungan pendidikan tersebut diatas berperan penting terhadap perkembangan bakat anak. Keluarga sebagai lingkungan pendidikan yang pertama harus dapat memberikan perhatian yang lebih terhadap prilaku dan tindakan yang dilakukan anak harus menjurus kearah bakat yang dimilikinya. Setelah bakat anak diketahui yang harus dilakukan adalah tidak memaksakan kehendak kepada anak untuk menekuni bidang keterampilan yang tidak sesuai dengan bakatnya, tidak melarang anak untuk berkreatifitas, serta memberikan motivasi kepada anak agar ia mau bersemangat dalam menekuni suatu bidang tertentu yang sesuai dengan bakatnya. Selain lingkungan keluarga, lingkungan masyarakat juga mempunyai peranan penting dalam upaya mengembangkan bakat anak, seperti yang kita ketahui bahwa dalam lingkungan masyarakat banyak sekali kegiatan- kegiatan maupun organisasi-organisasi kepemudaan seperti karang taruna, ikatan remaja mesjid, klub-klub olah raga, dan lain-lain. Jika seseorang anak memiliki bakat kepemimpinan atau organisasi atau mungkin berolah raga, maka sebagai orang tua kita tidak boleh melarang anak untuk ikut serta dalam kegiatan yang ada dilingkungan masyarakat tersebut. Selain kedua lingkungan pendidikan diatas, yang juga memiliki peranan yang besar terhadap perkembangan bakat anak adalah sekolah. Sebagai lembaga pendidikan formal, sekolah harus bisa menyediakan bermacam-macam kesempatan bagi siswa untuk melakukan berbagai macam kegiatan belajar, sehingga para siswa memperoleh pengalaman pendidikan yang dapat mendorong pertumbuhan dan perkembangan kearah suatu tujuan yang dicita-citakan. Agar bakat yang ada pada setiap pelajar dapat berkembang dan tersalurkan maka sekolah harus menyelenggarkan suatu kegiatan pendidikan yang sesuai dengan berbagai macam bakat yang dimiliki pelajar. Dan kegiatan pendidikan ekstrakulikuler merupakan solusi terbaik untuk mengembangkan dan menyalurkan bakat yang dimiliki oleh setiap pelajar. Berbagai macam kegiatan ekstrakulikuler dapat dilaksanakan dan dikembangkan disekolah dan disesuikan dengan keberagaman bakat yang ada pada pelajar disekolah tersebut. Sebenarnya banyak sekali yang diberikan dalam kegiatan ekstrakulikuler untuk meningkatkan kualitas pelajar atau untuk meningkatkan sumber daya manusia. Setiap pelajar mempunyai keberagaman potensi dan kecerdasan. Ini semua akan berkembang dengan baik apabila mendapatkan tempat, arahan serta dukungan dari semua pihak yang terkait. Seorang siswa yang tidak pandai dalam bidang matematika, mungkin saja pandai dalam bidang kepemimpinan atau pintar dalam berorganisasai, mampu untuk bertanggung jawab, memberikan kepercayaan, dan lain-lain. Untuk pelajar seperta itu ia dapat mengembangkan kemampuannya dalam memimpin dengan cara mengikuti kegiatan berorganisasi lain yang ada disekolah. Seorang siswa yang pandai berbicara dan berceramah, kemampuannya dapat dikembangkan lebih baik lagi disalurkan melalui suatu kegiatan ekstrakulikuler seperti diskusi pelajar maupun kegiatan rohis disekolah. Ada juga siswa yang suka memainkan alat musik atau rebana serta memiliki suara yang merdu dan enak didengar. Kegiatan ekstrakulikuler yang dapat diikuti oleh siswa tersebut seperti kegiatan band, qosidah, paduan suara pelajar, atau mungkin bagi siswa yang gemar melantunkan ayat-ayat al Quran dengan suara yang merdu, sekolah dapat memberikan fasilitas untuk mengembangkan bakat tersebut dengan Qiraat atau Jamiatul Qurro. Kegiatan pramuka termasuk salah satu kegiatan ektrakurikuler yang dapat membina perkembangan bakat para siswa sangat koheren. Bakat yang ada pada diri siswa akan dapat disalurkan dan berkembang dengan baik jika ia mau mengikuti kegiatan ekstrakulikuler yang sesuai. Dengan memberikan pendidikan instrakulikuler saja belum cukup, melainkan harus dilengkapi dengan pendidikan ekstrakulikuler. Karena memang idealnya sekolah harus menyelengarakan pendidikan intrakulikuler dan ekstrakulikuler agar kegiatan yang ada disekolah dapat berjalan dengan baik dan lancar, maka sekolah perlu memberikan perhatian dan pengelolaan yang maksimal, serta mendorong dan menempatkan kegiatan pendidikan ekstrakulikuler sama penting dan seimbang dengan pendidikan intrakulikuler, terutama dalam upaya pengembangan potensi dan bakat yang dimiliki siswa.

3. Usaha Mengembangkan Bakat Kepemimpinan .

Organisasi kepanduan salah satu pendidikan non formal atau ektra kurikuler mempunyai peranan penting dalam proses mentransformasi bakat kepemimpinan siswa, pramuka juga merupakan wahana penting dan medium yang efektif untuk mengajarkan dan mensosialisasikan niliai-nilai dalam menanamkan instrumen untuk memupuk mental kepemimpinan. Pramuka mengisyaratkan pengembangan kepemimpinan berikut ini 1. Memahami pemahaman konstruktif atas objek-objek Non verbal secara berstruktur dalam rangka equilibrium yang koheren, konsitensi dengan dunia realitas 2. Mampu berfikir resposif 3. Mampu mengenal simbol-simbol verbal 4. Bertanggung jawab tentang diri sendiri dan orang lain sehingga mampu menyelaraskan kepentingan individual dengan bertanggung jawab. 5. Interaksi dengan orang lain dan kepedulian sampai dalam pergaulan hidup dan pengabdian masyarakat Hugh Marlow dalam bukunya Memanajemeni Perubahan dan Merencana Masa Depan menjelaskan seorang pemipimpin tidak cukup hanya memiliki hati atau karakter saja tetapi juga harus juga memiliki serangkain “ metode” kepemimpinan agar dapat menjadi pemimpin yang efektif 16 . Banyak sekali pemimpin ynag mempunyai karakter dan integritas, tetapi ketika menjadi pemimpin formal, justru kurang efektif karena tidak memiliki metode yang baik ada beberapa hal penting dalam metode kepemimpinan: 16 Hugh Marlow, Manajemeni Perubahan dan Mrencana Masa Depan, PT. Pustaka Binaman Pressindo. 1982. h 54-55 Seperti diketahui Gerakan Kepramukaan membangun karakter bangsa melalui penyelenggaraan pendidikan budi pekerti dan pelatihan keterampilan dalam regu-regu kecil yang dinamis. Secara bertahap ditanamkan nilai-nilai luhur bahwa setiap anggota mempunyai kesempatan, tanggung jawab, dan kewajiban yang sama. Bagi anggota muda dan remaja, utamanya sebagai latihan untuk hidupnya di masa depan, harus berani, mampu dan sanggup tampil sebagai pemimpin regunya dengan penuh tanggung jawab Seorang pemimpin regu, biar dalam wujud kecil dan sederhana, harus mampu menciptakan visi dan misi bersama shared vision yang dijadikan cita-cita dan andalan regu dan kelompoknya. Namun demikian, pada setiap kegiatan dalam Gerakan kepramukaan, latihan kepemimpinan dengan konsep ilmiah itu tidak diajarkan dalam bentuk teori dan hapalan falsafah yang rumit dan memusingkan kepala, tetapi dikembangkan antar anggota dalam kelompok dengan santai dan ceria. Pertanda cara belajar dengan ceria ini menjadi daya tarik tersendiri dalam gerakan pramuka atau Gerakan Kepanduan diseluruh dunia. Kalau gerakan anak muda dengan pendekatan ceria ini hilang digantikan dengan pendekatan kaku yang membosankan, hampir pasti Gerakan Pramuka akan ditinggalkan oleh anak muda

B. Kepramukaan 1. Sejarah kepramukaan

Sejarah pendidikan kepramukaan tidak terlepas dari pengalaman hidup penemunya yaitu Lord Boden Powell. Ia dilahirkan di Paddington, London tanggal 22 Februari 1857. Ayahnya seorang professor geometri pada Universitas Oxford bernama H.G. Boden Powell yang meninggal saat ia masih kecil. Ia dibesarkan oleh ibunya. Henrieta Grace Smith, seorang wanita yang memiliki cita-cita bahwa anak-anaknya harus berhasil. Baden Powell berkata tentang ibunya pada 1933 ”Rahasia keberhasilan saya adalah ibu saya”. Pengalamannya sebagai anggota pasukan Inggris di India dan Afrika Selatan memiliki andil besar dalam penemuan kepanduan kepramukaan antara lain : a. Masa kecil, kakaknya mengajarkan keterampilan berlayar, berenang, berkemah, olah raga dan keterampilan lain padanya b. Ia tinggal bersama ayahnya sejak kecil, pembinaan watak didapatkan dari ibunya. c. Ia disenangi temanya karena selalu riang gembira, suka humor, cerdas, gemar musik, seni drama, mengarang dan melukis. d. Ketika bertugas di Resimen 13 kavaleri ia berhasil mengikuti jejak kuda yang hilang dan ia temukan di puncak gunung. Itulah awal perhatian dari keterampilan mencarai jejak e. Pengalaman yang unik dan berbahaya ketika ia dikepung bangsa Boer Afrika Selatan selama 127 hari namun mampu bertahan dan juga merupakan bekal kepramukaan dikemudian hari. Pengalaman Boden Powell kemudian dibukukan dengan judul “Aids to Scouting” berisi pentujuk cara melaksanakan tugas penelitian dengan baik bagi anggota tentara muda Inggris. Lalu Boden Powell diminta melatih anggotanya sesuai dengan pengalaman-pengalaman yang diceritakan dalam bukunya. Pada tahun 1908 Boden Powell mengemukakan gagasan tentang pendidikan luar sekolah untuk anak-anak dan remaja yang dituang dakam buku “Scouting for Boys”. Kemudian atas dorongan adiknya Agnes Boden Powell, ia mendirikan organisasi kepanduan putri yang di beri nama “ Girl Guides’. 17 Pada dasarnya sistem pendidikan kepramukaan, sebagaimana dikembangkan Boden Powell sejak awal bertujuan sebagi sarana pembentukan watak peserta didik, agar menjadi manusia yang tangguh dan tahan banting dari kesulitan kehidupan. Pada tahun 1920 di London 17 H. Soedarsono Mertoprawiro, Pembinaan Gerakan Pramuka Dalam Pembangunan Watak dan Bangsa Indonesia,Jakarta : Balai Pustaka 1993 h. 19-21 diadakan Internasional jambore I dan pada kesempatan ini Baden Powell diangkat sebagai Bapak Pandu Sedunia. Setelah 9 tahun kemudian, tepatnya pada tahun 1992 Baden Powell dianugrahi gelar bangsawan oleh raja Inggris atas jasa-jasanya dibidang pendidikan. Dan sejak saat itu ia berhak memakai gelar Lord di depan namanya : Lord Boden Powell. 18 Di Indonesia sendiri gerakan kepanduan di mulai tahun 1912 organisasi kepanduan di Indonesia didirikan oleh Belanda disebut dengan Pandu atau Padvinder, pendirinya adalah Jhon Smith. Pada mulanya hanya untuk anak anak bangsa kulit putih saja. Akan tetapi dengan semakin meningkatnya kegiatan pergerakan nasional meningkat pula perkembangan gerakan kepanduan di Indonesia yang dijadikan wadah pembentukan kader serta tempat memupuk bakat-bakat kepemimpinan bangsa sekaligus memupuk rasa nasionalisme dan kebangsaan. Maka tanggal 13 September 1928 lahirlah Kepanduan Bangsa Indonesia, kemudian tanggal 28 Desember 1945 berubah menjadi Pandu Rakyat Indonesia. Dengan bantuan Perdana Menteri Juanda berhasil ditetapkan Keputusan Presiden RI No 238 tentang Gerakan Pramuka sebagai satu-satunya organisasi kepramukaan di wilayah RI yang menyelenggarakan pendidikan kepramukaan bagi anak-anak dan pemuda-pemudi Indonesia. Dalam Anggaran Dasar Pramuka sejak kelahirnnya ditetapkan berasaskan pancasila yang mempunyai tujuan mendidik anak dan pemuda Indonesia dengan prinsip dasar metodik kpramukaan dimana pelaksanaanya disesuaikan dengan keadaan, kebutuhan Nasional, kebutuhan regional masing-masing daerah bahkan juga diserasikan dengan keadaan dan kebuthan lokal di desa masing-masing. Gerakan pramuka memegang peranan penting dalam rangka pembinaan generasi muda pembentukan kader-kader pembangunan bangsa yang berkualitas tinggi, berbudi luhur serta ikut melaksanakan pembangunan nasional. 19 18 H. Soedarsono Mertoprawiro, …, h. 20 19 H. Soedarsono Mertoprawiro…, h. 21-25