Kiasan dasar kepramukaan Fungsi dan Kiasan Dasar Kepramukaan a. Fungsi kepramukaan

didiknya dalam upaya mereka memahami, menghayati, makna gerakan pramuka, sehingga mereka bersiap dan bersedia untuk mendarmakan satyanya dan membaktikan darmanya secara sukarela dengan kesadarannya. 33 Pramuka penggalang ada 3 tingkatan : a. Penggalang Ramu b. Penggalang Rakit c. Penggalang Terap 3 Pramuka penegak atau Pandega lebih kritis dan penuh perhitungan, dan mengutamakan kebebasan bergerak dengan penuh tangtangan, dan mengutamakan kebebasan bergerak yang penuh dengan tangtangan, mereka melibatkan diri penuh dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi kegiatannya. Kiasan dalam bentuk tema lebih sesuai bagi mereka. tema kegiatan mereka dibuat oleh mereka sendiri, mereka memegang teguh tema yang dibuat bersama serta disepakati bersama.

c. Metode kepramukaan

Metode kepramukaan tidak dapat dilepaskan dari prinsip dasar kepramukaan. Prinsip dasar kepramukaan dan metode kepramukaan diterapkan secara terpadu. Keterkaitan itu terletak pada pelaksanaan kode kepramukaan pramuka. Metode kepramukaan merupakan suatu sistem yang terdiri atas 8 unsur : Sistem berkelompok, Belajar sambil melakukan, Sistem tanda kecakapan, Sistem among, Sistem satuan terpisah, Alam terbuka, Kegiatan menantang mengandung pendidikan, dan Kode kehormatan pramuka. Yang mana merupakan subsistem terpadu dan terkait, yang tiap unsurnya mempunyai fungsi pendidikan yang spesifik dan saling memperkuat serta menunjang tercapainya tujuan pendidikan gerakan pramuka, metode kepramukaan itu efektif dan efisien bila: 33 Kwartir Daerah Gerakan Pramuka DKI Jakarta, Panduan Praktis membina Pramuka Penggalang, Jakarta : 2000, h.46 a. kedelapan unsur diterapkan terpadu dalam setiap kegiatan b. setiap unsur berfungsi c. setiap unsur ada dan kuat Pada seminar kepanduan nasional Indonesia di Tugu Jawa Barat tanggal 21-24 Januari telah di rumuskan PDMPK Prinsip Dasar Metodik Pendidikan Kepramukaan atas dasar prinsip Lord Boden Powell. PDMPK tertulis dalam anggaran dasar kepramukaan sedunia Bab IV sebagai berikut : a. Prinsip kesukarelaan b. Prinsip kode kehormatan c. Sistem beregu d. Sistem satuan terpisah e. Sistem tanda kecakapan f. Kegiatan menarik yang mengandung kegiatan g. Penyesuaian dengan perkembangan jasmani dan rohani anak h. Keprasahajaan hidup i. Prinsip swadaya. 34 Prinsip dasar kepramukaan perlu ditanamkan pada peserta didik secara efektif dan efesien melalui kegiatan yang memotivasi peserta didik untuk mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari yang akhirnya benar-benar menjadi bagian dari cara hidup peserta didik. Perinsip Dasar Kepramukaan bukan diajarkan, bukan diinstuksikan tetapi dididikkan untuk dijadikan oleh peserta didik sebagai Imtaq iman dan taqwa. Proses pendidikannya adalah : a. Dalam setiap kegiatan, prinsip dasar kepramukaan harus diterapkan dirasakan peserta didik, dilakukan peserta didik secara sadar tanpa ada paksaan 34 Riyanto Lukys , Pegangan Lengkap Gerakan Pramuka ,Surabaya : PT Terbit terang h 78- 85 b. Harus ada yang pantas ditiru oleh pserta didik dalam menerapkan prinsip dasar metodik kepramukaan sebagai norma dalam kehidupan. c. Menciptakanmengusahakan adanya lingkungan yang kondusif untuk penerapan prinsip dasar kepramukaan. Penyelenggaraan proses pembinaan itu dilaksanakan sebanyak- banyaknya dengan peraktik dan secara praktis dengan menggunakan cara sebagai berikut : a. Learning by doing : belajar dengan praktik sambil mengerjakan b. Doing to live : usaha menghasilkan kebutuhan hidup c. Living to service : hidup untuk berbakti dan mengabdi d. Learning by teaching : belajar sambil mengajar. 35 35 M. Soeparman, Pedoman Kepramukaan, Jakarta : kedai kwarnas, cet., ke -3 h. 5

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan waktu penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMP Citra Nusantara Bekasi. Adapun waktu penelitian selama empat bulan terhitung mulai tanggal 20 Desember 2009 sampai Maret 2010.

B. Populasi dan Sampel a. Populasi

Terdapat dua jenis populasi dalam penelitian ini 1. Populasi target : dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMP Citra Nusantara yang berjumlah 242 siswa 2. Populasi terjangkau : adalah seluruh siswa yang ikut aktif dalam kegiatan ekstrakulikuler kepramukaan sebanyak 80 siswa penggalang dari kelas 7 dan kelas 8 b. Sample Dari populasi diatas penulis mengambil sampel 50 dari populasi terjangkau berjumlah 40 orang, sampel diambil secara acak Random Sampling

D. Metode penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif dalam hal ini penulis mendeskripsikan data dengan memberikan gambaran lukisan