Peran kepramukaan dalam mengembangkan bakat kepemimpinan siswa di SMP Citra Nusantara

(1)

Oleh

ROMLI

NIM. 102018224110

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN

JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA


(2)

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Syarat-syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Islam

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Oleh

Romli NIM 102018224110

Dibawah Bimbingan

Dra. Rossatria, M.Ag NIP. 19470717 1966 08 2 001

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN

JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF

HIDAYATULLAH

JAKARTA

2010


(3)

(4)

Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 02 September 2010.

Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana program Strata 1 (S1) pada Jurusan Manajemen Pendidikan Islam

Jakarta, Nopember 2010

Panitia Ujian Munaqosah

Ketua Panitia ( Ketua Jurusan ) Tanggal Tanda tangan Rusydy Zakaria, M.Ed, M.Phil

NIP : 195605301985031002 ……….. ……….

Sekretaris ( Sekretaris Jurusan / Prodi ) Mu’arif SAM, M.Pd

NIP : 196507171994031005 ……….. ……….

Penguji I

Dra. Muhlisrarini, M.Pd

NIP : 196807121999032001 ……….. ……….

Penguji II

Mu’arif SAM, M.Pd

NIP : 196507171994031002 ……….. ……….

Mengetahui Dekan,

Prof. Dr. Dede Rosyada, M.A NIP : 195710051987031003


(5)

(6)

Nama : Romli

Tempat/Tanggal Lahir: Bekasi 17 Mei 1978

NIM : 102018224110

Fakultas/Jurusan : Tarbiyah/Manajemen Pendidikan

Judul Skripsi : Peran kepramukaan dalam Mengembangkan Bakat Kepemimpinan Siswa

Pembimbing : Dra. Eri Rossatria, M.Ag Dengan ini saya menyatakan :

1. Skripsi ini merupakan hasil karya saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Strata (S1) Di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2. Semua sumber yang digunakan dalam penulisan ini telah saya ujikan dan di cantumkan dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya saya atau jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Jakarta, 01 Nopember 2010


(7)

i

ABSTRAKSI

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah kegiatan ekstrakulikuler kepramukaan dapat memberikan distribusi dalam mengembangkan bakat kepemimpinan yang dimiliki siswa. Penelitian ini dilakukan di SMP Citra Nusantara bantar Gebang Kota Bekasi. Bentuk penelitian ini adalah penelitian kualitatif, metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif analisis, teknik pengambilan data diambil dari penelitian kepustakaan (library Research) dan dipadu dengan penelitian lapangan (Field Research). Instrument yang digunakan adalah dengan melakukan penyebaran angket, observasi, dan wawancara (Interview) langsung kelapangan.

Data yang diperoleh diolah serta dianalisa secara deskripsi, hasil analisa di ditranskripsikan dalam kalimat yang mudah dan dimengerti dan dijadikan sebuah kesimpulan yang sistematis dan utuh. Di harapkan dari hasil penelitian ini menjadi referensi dan informasi tentang pengembangan bakat kepemimpinan.

Dari semua data yang diperoleh kemudian penulis analisis sehingga dapat ditarik sebuah kesimpulan yang dapat menjawab bahwa dengan mengikuti kegiatan ekstrakulikuler kepramukaan dapat mengembangkan bakat kepemimpinan siswa.

Kata kunci : Kepramukaan, mengembangkan bakat, Kepemimpinan (Leadership)


(8)

ii

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat beserta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, serta para keluarga dan sahabatnya.

Penulisan skripsi ini dimaksudkan untuk melengkapi dan memenuhi syarat yang telah ditetapkan dalam menempuh program Strata-1 (S-l) Manajemen Pendidikan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. Penulis menyadari bahwa penulisan dan penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini, penulis sampaikan rasa hormat dan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini, di antaranya adalah :

1. Prof. Dr. Dede Rosyada, M.A, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Dra. Rossatria, M.Ag Selaku Pembimbing, yang telah membimbing penulis menyelesaikan skripsi ini.

3. Rusydy Zakaria, M.Ed, M.Phil, ketua Jurusan Kependidikan Islam. 4. Drs. Mu'arif SAM Ketua Prodi Manajemen Pendidikan Islam, sekaligus

sekretaris jurusan kependidikan.

5. Segenap dosen manajemen pendidikan yang telah memberikan ilmu dan pengalamannya kepada penulis.

6. Kepala sekolah SMP Citra Nusantara, para staf juga para guru dan kakak Pembina pramuka yang telah membantu penulis dalam mendapatkan data-data yang dibutuhkan.

7. Kedua Orang tua Abi H. Muksin dan Ummi Hj. Fatimah yang telah memberikan kasih sayang serta do'anya dengan penuh keikhlasan dan kesabaran dalam mendidik dan membesarkan penulis, semoga Allah tetap memberikan rahmat dan kasih sayang serta ampunan kepada keduanya.


(9)

iii

tak lupa juga keponakanku semua yang selalu memberikan keceriaan dalam hari-hariku.

9. Adinda Herni Riana Sari, istriku yang selalu mendampingiku serta selalu mendoakanku, teruntuk buah hatiku MUHAMMAD ALVIE SENNA ku persembahkan ini semua untukmu

10.Teman-teman seperjuangan, Roni, Acep, Dedi, Jizah Dan semua angkatan 2002 yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu terima kasih atas dukungan dan semangat kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. Akhirnya besar harapan penulis, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca umumnya dan penulis khususnya.

Jakarta, Agustus 2010


(10)

(11)

iv

DAFTAR TABEL………...…….vi

DAFTAR LAMPIRAN………....vii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah………...1

B. Pembatasan dan Perumusan masalah……….... .…6

C. Tujuan dan Manfaat penelitian……….. .6

BAB II LANDASAN TEORI A. Pengembangan Bakat Kepemimpinan……….. 7

1. Bakat Kepemimpinan……… . 7

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Bakat Kepemimpinan...20

3. Upaya Mengembangkan Bakat Kepemimpinan…………...16

B. Kepramukaan ………..17

1.Sejarah Kepramukaan………...17

2. Pengertian dan Tugas Gerakan Pramuka… ………..20

a. Pengertian Kepramukaan ……… ………...20

b. Tugas Pokok Kepramukaan………...21

3. Tujuan dan Landasan Kepramukaan……… .. 22

a. Tujuan Pendidikan Pramuka..…..………..22

b. Landasan Pendidikan Pramuka……….23

4. Program Kegiatan Pramuka………....24

a. Motto Gerakan Pramuka………...24

b. Program Kegiatan Pramuka……….……..24

5. Fungsi Kiasan Dalam Pramuka………....26

a. Fungsi kepramukaan………...26

b. Kiasan Dasar Pramuka………..………...28


(12)

v

D. Teknik Pengumpulan Data………….….…..………35 E. Pengolahan dan Analisis Data………..……35 BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum SMP Citra Nusantara………...…37 B. Deskripsi Data………,,…40 C. Analisis Data………..…..45 D. Usaha Kegiatan Kepramukaan dalam Mengembangkan Bakat

Kepemimpinan……….58

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan………..………61

B. Saran………...…..62

BIBLIOGRAFI

LAMPIRAN


(13)

vi

Tabel 3 Keadaan Karyawan SMP Citra Nusantara………...42

Tabel 4 Keadaan siswa SMP Citra Nusantara………42

Tabel 5 Kegiatan Ekstrakulikuler ………...43

Tabel 6 Keadaan Sarana dan Prasarana………...44

Tabel 7 Motivasi mengikuti kegiatan kepramukaan………46

Tabel 8 Kehadiran dalam kegiatan kepramukaan………47

Tabel 9 Mulai aktif dalam kegiatan pramuka………..47

Tabel 10 Latar belakang mengikuti kegiatan pramuka……….48

Tabel 11 Dukungan orang tua terhadap kegiatan pramuka…………...…48

Tabel 12 Perasaan selama mengikuti kegiatan pramuka………...49

Tabel 13 Kegiatan Pramuka mengganggu pola belajar………...49

Tabel 14 Hasil belajar setelah mengikuti kegiatan pramuka……….50

Tabel 15 Minat siswa aktif dalam pramuka meningkatkan minat belajar kepemimpinan………....50

Tabel 16 Kepramukaan dapat menyalurkan bakat kepemimpinan……....51

Tabel 17 Kepramukaan wadah pengembangan bakat kepemimpinan...…51

Tabel 18 Kepramukaan memberikan latihan kepemimpinan…………....52

Tabel 19 Kompetensi Pembina pramuka………...…53

Tabel 20 Bakat kepemimpinan berkembang setelah mengikuti pramuka.53 Tabel 21 Materi, penyampaian sesuai dengan metodik kepramukaan…..54

Tabel 22 Kepramukaan mengajarkan dasar-dasar berorganisasi……...54

Tabel 23 Yang didapat setelah mengikuti kegiatan pramuka…………....55

Tabel 24 Menjadi pemimpin diskusi……….56

Tabel 25 Mampu menjadi pemimpin upacara ………...56

Tabel 26 Mampu menyelesaikan tugas dengan baik...………....57

Tabel 27 Kemampuan menjadi ketua kelas.………..58


(14)

vii


(15)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dengan jelas memberikan arahan dan kebijakan pembangunan di bidang pendidikan, bahwa "Pendidikan Nasional adalah bagian yang tak terpisahkan dari Pembangunan Nasional" 1. Oleh karena itu, Pendidikan Nasional dilakukan secara semesta, menyeluruh dan terpadu. Semesta dalam arti terbuka bagi seluruh rakyat dan diseluruh tanah air, menyeluruh dalam arti semua jalur, jenis, dan jenjang pendidikan, terpadu dalam arti tidak dapat dipisahkan dari keseluruhan usaha pembangunan bangsa. Pendidikan yang bersifat semesta, menyeluruh dan terpadu mempunyai peranan dalam meningkatkan kualitas manusia dan sekaligus sebagai pembentuk manusia Indonesia seutuhnya dan pendukung pertumbuhan dan perkembangan masyarakat.

Selanjutnya untuk mencapai tujuan pendidikan nasional, masyarakat diberi kesempatan yang seluas-luasnya untuk berperan serta dalam penyelenggaraan pendidikan nasional. Hal ini menunjukkan bahwa pendidikan merupakan tanggung jawab bersama antara keluarga, masyarakat dan negara. Sehingga diharapkan pendidikan nasional mampu memberikan peluang dalam ilmu pengetahuan, teknologi serta keterampilan dan kemahiran lainnya disamping


(16)

keharusan membangun kepribadian yang tak lain adalah manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Allah Yang Maha Kuasa.

Kita pernah mengalami krisis kepemimpinan secara nasional, setelah tragedi Semanggi pada tahun 1998 pemimpin yang korup, tirani, dan cenderung menyalahgunakan kekuasaan ( abuse a power ) Negara Indonesia rontok dihantam badai krisis besar yang berkepanjangan, dikala itu kita sulit untuk mencari sosok pemimpin yang benar-benar akomodatif, responsive dan bertanggung jawab. Hal tersebut terjadi karena kita tidak menyediakn sebuah sistem yang integral dalam menciptakan seorang pemimpin.

Sejatinya pendidikan bukanlah sesuatu yang kaku yang hanya mengajarkan tentang ilmu-ilmu logika dan eksak, akan tetapi didalam pendidikan haruslah memuat sebuah pendidikan karakter kepemimpinan, upaya konstruksi pendidikan yang bersifat holistic sangat dibutuhkan untuk setiap negara tak terkecuali Indonesia. Indonesia yang majemuk dan memliki berbagai ciri khas dari setiap daerah harus di akomodasi kepentingan-kepentingan setiap daerah, oleh sebab itu di butuhkan sosok pemimpin yang cerdas, berwibawa dan berkarakter.

Menjadi seorang pemimpin bukanlah suatu kebetulan atau hanya bakat yang dibawa sejak lahir atau sesuatu yang turun dari langit an sich akan tetapi menciptakan seorang pemimpin butuh suatu sistem dan regulasi pendidikan yang terpadu, integral dan universal yang mengarah pada penciptaan sosok-sosok pemimpin yang handal.

Sebagaimana yang tercantum dalam UU Sisdiknas bab II mengenai dasar, fungsi dan tujuan dalam pasal tiga dinyatakan bahwa "Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.2

Terlepas dari itu semua, dalam kehidupan suatu bangsa termasuk di dalamnya bangsa Indonesia, pendidikan mempunyai peranan dan strategi


(17)

untuk menjamin perkembangan dan kelangsungan bangsa Indonesia. Bahkan pada pembukaan UUD 45 dijelaskan bahwa salah satu tujuan dari pembentukan Negara Indonesia adalah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Hal ini menuntut adanya penyelenggaraan pendidikan yang dapat menjamin perkembangan dan kelangsungan pendidikan bangsa Indonesia.

Dalam menghadapi tuntutan situasi zaman dan pebangunan nasional, serta dalam rangka otonomi pendidikan, sistem pendidikan harus bisa dilaksanakan secara tepat guna dan berhasil dalam berbagai aspek, dimensi, jenjang dan tingkat pendidikan. Keberadaan dari berbagai jenis dan jenjang pendidikan tersebut dimaksudkan untuk dapat berkinerja secara efektif dan efisien. Sekolah sebagai salah satu lembaga yang memusatkan kegiatannya kepada pendidikan dituntut untuk dapat melaksanakan kegiatan pendidikan secara efektif dan efesien, sehingga dapat meningkatkan kwalitas pendidikan di sekolah tersebut.

Pendidikan di sekolah yang diciptakan oleh masyarakat yang berfungsi untuk melaksanakan pembelajaran. Pembelajaran tidak hanya menyampaikan ilmu pengetahuan saja yang berupa latihan untuk kecerdasan, melainkan untuk menghaluskan moral dan menjadikan akhlak yang baik. Sekolah dalam masyarakat dikatagorikan sebagai pendidikan formal. Pada dasarnya lembaga sekolah terkait dengan pemenuhan kebutuhan hidup masyarakat di bidang pembelajaran. Kebutuhan masyarakat tentang pembelajaran semakin hari semakin banyak. Oleh karena itu, sekolah pada dasarnya menyiapkan dan membekali peserta didik untuk kehidupan di masa yang akan datang. Pendidikan di sekolah dalam rangka pewarisan budaya jelas sekali arahnya para pendidik yang bertugas sebagai guru melakukan penyampaian pengetahuan dan interaksi moral itu berdasarkan rancangan atau program yang disesuaikan dengan system penetahuan dan nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat. 3 Semua itu bertujuan agar kegiatan pendidikan yang

3 Tim Pengembang Ilmu Pendidikan, Ilmu dan Aplikasi Pendidikan,(Jakarta: PT Imerial Bahakti Utama, 2007), cet ke-2 h. 270


(18)

diselenggarakan di sekolah dapat berjalan dengan lancar, tertib dan teratur serta dapat mencapai tujuan yang diharapkan.

Pendidikan di sekolah terbagi menjadi dua bagian, kegiatan intra kulikuler dan kegiatan ekstra kulikuler. Kegiatan intrakulikuler dilaksanakan pada jam sekolah berlangsung, sedangkan kegiatan ekstra kulikuler dilaksanakan di luar jam pelajaran sekolah.4 Kedua kegiatan tersebut sama pentingnya dan saling melengkapi. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia kegiatan ekstra kulikuler artinya kegiatan yang ada di luar program yang tertentu dalam kurikulum seperti latihan kepemimpinan dan pembinaan siswa.5 Kegiatan ekstrakulikuler di sekolah banyak jenisnya antara lain lain : Pramuka, PMR, Olah Raga, Kesenian, Agama dan lain-lain. Pramuka salah satu jenis ekstrakulikuler yang sangat penting.

Pendidikan kepramukaan merupakan subsistem pendidikan nasional yang mempunyai peranan penting bagi terwujudnya tujuan pendidikan nasional seperti tercantum dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yaitu: "mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT, berakhlak mulia, berbadan sehat, yang memilki ilmu serta wawasan yang luas, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokrasi dan bertanggung jawab selain itu, tujuan gerakan pramuka melengkapi tujuan pendidikan nasional".6 Gerakan pramuka juga merupakan wadah pembinaan generasi muda yang sangat potensial dengan prinsip dasar metodik kepramukaan

Pada hakekatnya pendidikan kepramukaan adalah proses pendidikan di luar lingkungan sekolah dan di luar lingkungan keluarga dalam bentuk kegiatan menarik, menyenangkan, sehat, teratur, terarah, dan di lakukan di alam terbuka.7

Pada dasarnya sistem pendidikan kepramukaan di Indonesia bersumber dari gagasa Baden Powell namun pelaksanaanya mengalami proses akulturasi dan

4 Lemdikacab, Bahan Serahan Kursus Mahir Dasar (Ponorogo: tth), h 12

5 Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, t.th), cet., ke-7, h. 291 6 UU Sisdiknas, Undang-Undang No 20 th 2003, Pasal 3 h. 12


(19)

proses penyesuaian dengan keadaan dan kebutuhan di Indonesia. Kegiatan kpramukaaan diarahkan untuk pembinaan watak, kepribadian, taqwa, kepada Tuhan Yang Maha Esa, cinta tanah air, mengamalkan pancasila, paham sejarah perjuangan bangsa, mandiri, bertanggungjawab, disiplin, terampil dan cakap, sasaran pendidikan kpramukaan antara lain memiliki kepribadian dan kepemimpinan yang berjiwa pancasila.

Gerakan kepramukaan merupakan wadah pembinaan dan pengembangan generasi muda melalui berbagai kegiatan yang kreatif dan inovatif menggunakan prinsip dasar metodik kepramukaan yang disesuaikan dengan kebutuhan, situasi dan kondisi, masyarakat sekarang.

Pendidikan kepramukaan sangatlah penting namun pada kenyataaannya masih banyak sekolah yang tidak melaksanakan kegiatan pramuka dan menganggap kegiatan pramuka tidak penting. Hal ini tercermin dari kurangnya perhatian dari sekolah terhadap kegiatan pramuka itu sendiri. Misalnya, jadwal pramuka yang terkadang tumpang tindih dengan kegiatan ektrakurikuler lainya, regenerasi dari setiap tingkatan yang tidak sitematis serta pelatihnya tidak diperhatikan dan tidak diprogramkan dengan baik, Hal ini mengakibatkan potensi dan bakat yang ada pada siswa tidak berkembang secara optimal.

Sedangkan perkembangan kegiatan kepramukaan di SMP Citra Nusantara sekarang ini berjalan dengan terencana, hal ini terlihat dari program-program kerja gerakan pramuka yang setiap minggu dilaksanakan. Begitu juga program-program yang bersifat jangka panjang seperti perkajum, kegiatan halang rintang, serta kegiatan kenaikan tingkat selalu diikuti, walaupun masih ada kekurangan.

Berdasarkan urian di atas penulis tertarik untuk meneliti peran serta kegiatan kepramukaan dalam pengembangan bakat kepemimpinan siswa. Skripsi ini berjudul : Peran kepramukaan dalam Mengembangkan Bakat Kepemimpinan Siswa di SMP Citra Nusantara Bekasi”


(20)

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah

Kegiatan ekstrakulikuler mempunyai cakupan yang sangat luas, oleh karena itu agar penelitian ini terfokus pada suatu masalah, maka penulis membatasi permasalahan pada : kegiatan ekstrakulikuler khusus kepramukaan penggalang dalam hal kedisiplinan dan koordinasi setiap anggota dalam pembinaan dan pengembangan bakat kepemimipinan siswa pda SMP Citra Nusantara di Bekasi.

2. Perumusan Masalah

Dari pembatasan masalah di atas, maka penulis dapat merumuskan masalah sebagai berikut : “Bagaimana Peran Kepramukaan dalam Mengembangkan Bakat Kepemimpinan Siswa di SMP Citra Nusantara” C. Tujuan dan Manfaat Penulisan

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana peran kepramukaan dalam pengembangan bakat kepemimpinan siswa di sekolah SMP Citra Nusantra

Sedangkan manfaat dari penulisan ini adalah sebagai berikut : A. Manfaat teoritis

Hasil dari penelitian ini di harapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan yang konprehensif mengenai kepramukaan di sekolah SMP Citra Nusantara, lebih lanjut lagi hasil penelitian ini dapat di kembangkan dalam pramuka sebagai sebuah wahana pendidikan bagi bakat dan kepemimipinan.

B. Manfaat Praktis

1. Menambah khazanah perpustakan sekolah SMP Citra Nusantara 2. Dapat digunakan bagi penelitian lebih lanjut

3..Hasil dari penelitian ini di harapkan menjadi masukan bagi sekolah SMP Citra Nusantara mengenai pramuka


(21)

(22)

BAB II LANDASAN TEORI

A. Pengembangan Bakat Kepemimpinan 1. Bakat Kepemimpinan

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, bakat artinya adalah dasar (Kepandaian, sifat, dan pembawaan) yang di bawa sejak lahir.1

Muhibbin Syah dalam buku Psikologi Pendidikan dengan pendekatan baru mengemukakan bahwa

“ Bakat (aptitude)adalah kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang. 2 Sedangkan Dra. Enung Fatimah , M.M. dalam bukunya Psikologi Perkembangan Peserta Anak Didik berpendapat bahwa "Bakat adalah kemampuan khusus yang dibawa atau dimiliki seseorang sejak lahir. Kemampuan tersebut akan berkembang secara baik apabila mendapatkan rangsangan dan latihan secara tepat. Sebaliknya bakat tersebut tidak akan berkembang jika lingkungan tidak memberikan kesempatan, dalam arti tidak ada rangsangan dan latihan yang baik.3 Dalam buku yang sama Bingham mendefinisikan bakat sebagai “ An optitude…as a condition or set characteristics regarded as symptomatic af an individual’s abalitiy to acquire with training some (usually specified) knowledge, skill, or set responses such as the ability to speak a language, to produce music etc. “ Bingham menitikberatkan pada kondisi atau seperangkat sifat yang

1 Depdibud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2003) cet., ke-3, h. 93 2 Muhibbin Syah., Psikologi pendidikan , (Bandung: Rosda Karya, 2010 ), cet ke-15 h. 133 3 Dra. Enung Fatimah, M.M.,Psikologi Perkembangan Peserta Anak Didik , (Bandung: CV. Pustaka Setia, 2006), h. 34


(23)

dianggap sebagai tanda kemampuan individu untuk menerima latihan, atau seperangkat respon seperti kemampuan berbahasa, musik dan sebaginya.4 Dari ketiga pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan bakat adalah segala kemampuan atau kecakapan khusus yang sudah ada dan menyatu dalam diri seseorang yang dibawa sejak lahir dan terkait dengan struktur otak, artinya bakat yang ada pada seseorang dapat dikembangkan jika ia dapat memfungsikan otaknya secara seimbang dan optimal. Keberadaan bakat tidak dapat dijelaskan secara eksak dan dipandang dari satu sisi,melainkan harus dilihat secara utuh.

Perkembangan bakat sangat ditentukan oleh lingkungan, budaya dan kebutuhan dimana si anak itu hidup. Contoh : kemampuan anak untuk bermusik atau memainkan gitar, kemampuan ini bisa berkembang apabila ada keinginan anak itu untuk bermain/belajar gitar didukung dengan teman-temannya yang juga bisa bermain gitar

Setiap anak memiliki bakat yang berbeda, namun tidak semua anak mengetahui dan menyadari akan bakat yang dimilikinya tersebut, sehingga terkadang mereka tidak peduli dengan potensi yang dimilikinya itu karena menganggap potensinya itu bukanlah hal yang penting untuk di kembangkan. Oleh karena itu dalam hal ini peranan orang tua maupun guru sangatlah penting. Mereka harus dapat memberikan perhatian yang lebih sehingga mereka dapat melihat, menemukan dan memahami bakat dan potensi yang muncul dan terlihat pada anak dengan memberikan motivasi agar anak itu mau dan tertarik untuk mengembangkan bakat yang dimilikinya.

Untuk mengenal dan mengetahui anak yang berbakat harus mengetahui terlebih dahulu ciri-ciri anak tersebut. Menurut Dra.Enung Fatimah, M.M. di antara ciri-ciri anak yang berbakat itu adalah :

a. Memiliki potensi yang besar

b. Dari segi fisik memiliki keunggulan

c. Mempunyai perkembangan pola pikir yang cepat


(24)

d. Mampu menghubungkan permasalahan secara komprehensif dan juga mengaplikasikan konsep-konsep yang kompleks dalam situasi yang konkret

e. Terpusat pada pencapaian tujuan yang ditetapkan

f. Suka bekerja secara independent dan membutuhkan kebebasan dalam betinadak

g. Mempunyai cara yang baru dalam mengerjakan sesuatu dan mempunyai intens untuk berkreasi

h. Dan selalu berprestasi 5

Setelah mengetahui ciri-ciri diatas, tugas orang tua dan guru yang selanjutnya adalah memberikan motivasi dan menciptakan kondisi yang memungkinkan anak atau siswa berkembang optimal sesuai taraf kebakatannya. Selain harus diketahui oleh orang tua dan guru, ciri-ciri di atas juga dapat diamati dan dipahami lembaga-lembaga lain yang bergerak dalam bidang pendidikan karena dengan memahai ciri-ciri tersebut usaha untuk membina dan mengembangkan bakat yang di miliki anak atau siswa dapat dilakukan lebih proporsional.

Kepemimpinan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diambil dari kata pim.pin yang artinya membimbing atau menuntun6

Kepemimpinan berarti kemampuan dan kesiapan yang dimiliki seseorang untuk dapat mempengaruhi, mendorong, mengajak, menuntun, menggerakan orang lain agar ia menerima pengaruh itu dan selanjutnya berbuat sesuatu yang dapat membantu pencapaian sesuatu maksud atau tujuan tertentu.

Suatu kepemimpinan akan terwujud apabila memiliki unsur-unsur yang membentuk komponen tersebut menurut Soekarno Indrafahrudi dalam bukunya Pengantar Kepemimpinan Pendidikan unsur kepemimpinan adalah sebagai berikut :

- Orang-orang yang dapat mempengaruhi orang lain di satu pihak. - Orang-orang yang mendapat pengaruh orang lain di satu pihak. - Adanya maksud atau tujuan yang hendak di capai.

5 Dra. Enung Fatimah M.M. Psikologi Perkembangan …, h. 75-77


(25)

- Adanya serangkaian tindakan tertentu untuk mempengaruhi dan untuk mencapai maksud dan tujuan itu.7

Kemampuan seseorang untuk mempengaruhi, mendorong, mengajak, membimbing mengarahkan, menggerakkan, orang lain untuk berbuat itu terlihat di dalam proses kepemimpinan yang terjadi dalam hubungan antar manusia, antara satu individu dengan individu yang lain, maupun antara individu dengan kelompok individu yan terorganisir secara temporer atau permanen dalam suatu wadah yang disebut organisasi, lembaga atau bentuk group lain.8

Drs Mardjin Syam dalam bukunya “ Kepemimpinan dalam Organisasi” menjelaskan : " Kepemimpinan adalah proses pemberian bimbingan (pimpinan) atau orang-orang yang terorganisir dalam organisasi formal guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan."9

Dengan kesimpulan lain dari bakat kememimpinan adalah kemampuan memimpin seseorang yang diproyeksikan ke dalam bentuk-bentuk kegiatan atau proses mempengaruhi, membimbing, menggerakkan, dan mengarahkan orang lain sehingga mereka mau berbuat dan bertanggung jawab. Perbuatan itu merupakan sumbangan bagi pencapaian tujuan tertentu baik yang ditetapkan oleh pemimpin sendiri atau pun yang di tetapkan secara bersama di dalam proses group.10

Bakat yang terdapat pada diri seseorang mempunyai pengaruh yang besar terhadap proses dan hasil belajar orang tersebut. Hampir tidak ada orang yang membantah bahwa belajar pada bidang yang sesuai dengan bakat memperbesar kemungkinan keberhasilan usaha tersebut. Oleh karenanya untuk menyekolahkan anaknya pada suatu sekolah atau jurusan keahlian tertentu tanpa lebih dahulu mengetahui bakat yang dimiliki anaknya itu, merupakan langkah yang kurang baik.

7 Soekarno Indrafachrudi, et-al, Pengantar Kepemimipinan Pendidikan,(Jakarta : PT Alda, 1984 ) cet-ke 4 h. 7

8 Soekarno Indrafachrudi, et-al, Pengantar ..., h. 8 9 Soekarno Indrafachrudi, et-al, Pengantar…, h. 9 10 Soekarno Indrafachrudi, et-al, Pengantar…, h.13


(26)

Pemaksaan kehendak terhahap seorang anak atau siswa, serta ketidaksadarannya terhadap bakatnya sendiri sehingga ia memilih jurusan keahlian tertentu yang sebenarnya bukan bakatnya tentu akan berpengaruh buruk terhadap kinerja akademik atau presatasi belajarnya.

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi bakat kepemimpinan Siswa

Kepemimpinan bukanlah sesuatu yang datang begitu saja tanpa ada sebuah usaha untuk menjadi seorang pemimpin, Sehubungan dengan hal di atas, maka ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi perkembangan bakat kepemimpinan seseorang, faktor-faktor itu adalah :

a. Minat

Secara sederhana minat (interest) berarti kecendrungan dan gairah yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. 11 Seseorang yang menyadari keberadaan bakat kepemimpinan yang ada pada dirinya, akan dengan mudah mengembangkan bakatnya jika orang tersebut tidak mempunyai minat untuk mengembangkan bakat kepemimpinannya, maka bakatnya itu tidak akan berkembang melainkan akan terpendam dalam dirinya.

b. Waktu

Artinya, jika seseorang sadar akan bakat kepemimpinannya dan ia mempunyai minat untuk mengembangkan bakatnya tersebut maka dia pun perlu meluangkan waktu untuk terus berlatih dan mengasah kemampuannya itu.

c. Keseriusan

Agar bakat kepemimpinan yang dimiliki dapat berkembang, diperlukan latihan-latihan dan dalam melaksanakan latihan-latihan tersebut diperlukan keseriusan, tidak malas-malasan, enggan ataupun cepat merasa bosan, karena sifat malas, enggan serta cepat bosan hanya akan menghambat perkembangan bakat seseorang.

11 Drs Syaiful Bahri Djamarah.,Psikologi Belajar (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), cet., Ke3, h. 166


(27)

d. Motivasi

Adalah suatu pendorong yang mengubah energi dalam diri seseorang ke dalam bentuk aktivitas nyata untuk mencapai tujuan tertentu.12

Motivasi dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu :

1. Motivasi Instrinsik, adalah hal dan keadaan yang berasal dari dalam siswa sendiri yang mendorongnya melakukan kegiatan belajar.

2. Motivasi ekstrinsik, adalah hal dan keadaan yang datang dari luar individu siswa yang juga mendorongnya untuk melakukan kegiatan belajar.13

Dengan demikian agar bakat kepemimpinan yang ada pada anak atau siswa dapat berkembang ia harus memiliki motivasi untuk mengembangkan bakatnya, selain itu diperlukan juga motivasi dari luar seperti guru, orang tua, maupun teman-temannya.

e. Keadaan Ekonomi

Ini sangat berpengaruh besar terhadap perkembangan bakat kepemimpinan orang tersebut, contoh seseorang yang memiliki bakat dibidang seni rupa, ia ingin sekali mengembangkan bakatnya dengan cara bersekolah disekolah khusus seni rupa, namun ternyata untuk sekolah di tempat tersebut memerlukan biaya yang tidak sedikit, bagi seseorang yang berekonomi tinggi hal tersebut tidak menjadi masalah, namun bagi seseorang yang berekonomi rendah hal ini akan menjadi masalah bahkan penghalang yang besar bagi dirinya.

f. Sarana dan prasarana

Hal ini juga sangat mendukung perkembangan bakat kepemimpinan seseorang, dengan adanya sarana dan prasarana maka kegiatan latihan akan lebih terkontrol dan berjalan baik.14

12 Drs Syaiful Bahri Djamarah.,Psikologi ..., h 148 13 Drs Syaiful Bahri Djamarah.,Psikologi …, h 149-151


(28)

Demikianlah beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan bakat kepemimpinan seseorang. Semua faktor-faktor diatas dapat dikembangkan dengan baik jika semua yang terkait baik orang tua, guru, dan siswa maupun lembaga pendidikan dapat saling bekerjasama. Orang tua dan guru harus dapat melihat dan menemukan bakat yang terpendam dalam diri anak atau siswa. Hal ini dapat dilakukana dengan memberi perhatian yang lebih kepada anak atau siswa. Memberi perhatian yang lebih bukan memanjakan anak, tetapi memperhatikan segala perbuatan dan tingkah laku serta kebiasaan anak, yang mencerminkan satu kemampuan tertentu. Setelah mengetahui bakat kepemimpinan anak, tugas selanjutnya adalah memberikan motivasi kepada anak atau siswa agar mereka mau dan tertarik untuk mengembangkan bakat yang di milikinya.

Selain itu anak harus mampu memotivasi dirinya serta serius dan bersunguh-sungguh dalam mengasah bakat dan kemampuan yang dimilikinya. Sedangkan tugas lembaga pendidikan adalah menyediakan sarana dan prasarana baika berupa tempat, peralatan, maupun guru atau pelatih khusus yang ahli di bidangnya yang sesuai dengan bakat anak tanpa harus dipungut biaya yang mahal.

Kerjasama yang baik antara siswa, guru, orang tua, serta lembaga-lembaga pendidikan insya Allah upaya untuk mengembangkan bakat kepemimpinan siswa akan berjalan dengan baik.

Menurut pendapat Drs. M. Ngalim Purwanto, MP. dalam bukunya yang berjudul Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, dikatakan yang termasuk lingkungan pendidikan itu ada tiga yaitu :

1. lingkungan keluarga 2. lingkungan sekolah 3. lingkungan masyarakat15

14 Iswatun “Kepramukaan Dalam Kepemimpinan Siswa.”, Skripsi UIN Syarif hidayatullah Jakarta, (Jakarta: Perpustakaan Umum UIN Jakarta, 2000), h. 17-19, t.d

15 M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis,(Bandung: PT. Remaja Rosda karya, 1995), h. 123


(29)

Ketiga lingkungan pendidikan tersebut diatas berperan penting terhadap perkembangan bakat anak. Keluarga sebagai lingkungan pendidikan yang pertama harus dapat memberikan perhatian yang lebih terhadap prilaku dan tindakan yang dilakukan anak harus menjurus kearah bakat yang dimilikinya. Setelah bakat anak diketahui yang harus dilakukan adalah tidak memaksakan kehendak kepada anak untuk menekuni bidang keterampilan yang tidak sesuai dengan bakatnya, tidak melarang anak untuk berkreatifitas, serta memberikan motivasi kepada anak agar ia mau bersemangat dalam menekuni suatu bidang tertentu yang sesuai dengan bakatnya.

Selain lingkungan keluarga, lingkungan masyarakat juga mempunyai peranan penting dalam upaya mengembangkan bakat anak, seperti yang kita ketahui bahwa dalam lingkungan masyarakat banyak sekali kegiatan-kegiatan maupun organisasi-organisasi kepemudaan seperti karang taruna, ikatan remaja mesjid, klub-klub olah raga, dan lain-lain. Jika seseorang anak memiliki bakat kepemimpinan atau organisasi atau mungkin berolah raga, maka sebagai orang tua kita tidak boleh melarang anak untuk ikut serta dalam kegiatan yang ada dilingkungan masyarakat tersebut.

Selain kedua lingkungan pendidikan diatas, yang juga memiliki peranan yang besar terhadap perkembangan bakat anak adalah sekolah. Sebagai lembaga pendidikan formal, sekolah harus bisa menyediakan bermacam-macam kesempatan bagi siswa untuk melakukan berbagai macam kegiatan belajar, sehingga para siswa memperoleh pengalaman pendidikan yang dapat mendorong pertumbuhan dan perkembangan kearah suatu tujuan yang dicita-citakan.

Agar bakat yang ada pada setiap pelajar dapat berkembang dan tersalurkan maka sekolah harus menyelenggarkan suatu kegiatan pendidikan yang sesuai dengan berbagai macam bakat yang dimiliki pelajar. Dan kegiatan pendidikan ekstrakulikuler merupakan solusi terbaik untuk mengembangkan dan menyalurkan bakat yang dimiliki oleh setiap pelajar. Berbagai macam kegiatan ekstrakulikuler dapat dilaksanakan dan


(30)

dikembangkan disekolah dan disesuikan dengan keberagaman bakat yang ada pada pelajar disekolah tersebut.

Sebenarnya banyak sekali yang diberikan dalam kegiatan ekstrakulikuler untuk meningkatkan kualitas pelajar atau untuk meningkatkan sumber daya manusia. Setiap pelajar mempunyai keberagaman potensi dan kecerdasan. Ini semua akan berkembang dengan baik apabila mendapatkan tempat, arahan serta dukungan dari semua pihak yang terkait.

Seorang siswa yang tidak pandai dalam bidang matematika, mungkin saja pandai dalam bidang kepemimpinan atau pintar dalam berorganisasai, mampu untuk bertanggung jawab, memberikan kepercayaan, dan lain-lain. Untuk pelajar seperta itu ia dapat mengembangkan kemampuannya dalam memimpin dengan cara mengikuti kegiatan berorganisasi lain yang ada disekolah.

Seorang siswa yang pandai berbicara dan berceramah, kemampuannya dapat dikembangkan lebih baik lagi disalurkan melalui suatu kegiatan ekstrakulikuler seperti diskusi pelajar maupun kegiatan rohis disekolah. Ada juga siswa yang suka memainkan alat musik atau rebana serta memiliki suara yang merdu dan enak didengar. Kegiatan ekstrakulikuler yang dapat diikuti oleh siswa tersebut seperti kegiatan band, qosidah, paduan suara pelajar, atau mungkin bagi siswa yang gemar melantunkan ayat-ayat al Quran dengan suara yang merdu, sekolah dapat memberikan fasilitas untuk mengembangkan bakat tersebut dengan Qiraat atau Jamiatul Qurro.

Kegiatan pramuka termasuk salah satu kegiatan ektrakurikuler yang dapat membina perkembangan bakat para siswa sangat koheren. Bakat yang ada pada diri siswa akan dapat disalurkan dan berkembang dengan baik jika ia mau mengikuti kegiatan ekstrakulikuler yang sesuai. Dengan memberikan pendidikan instrakulikuler saja belum cukup, melainkan harus dilengkapi dengan pendidikan ekstrakulikuler. Karena memang idealnya sekolah harus menyelengarakan pendidikan intrakulikuler dan


(31)

ekstrakulikuler agar kegiatan yang ada disekolah dapat berjalan dengan baik dan lancar, maka sekolah perlu memberikan perhatian dan pengelolaan yang maksimal, serta mendorong dan menempatkan kegiatan pendidikan ekstrakulikuler sama penting dan seimbang dengan pendidikan intrakulikuler, terutama dalam upaya pengembangan potensi dan bakat yang dimiliki siswa.

3. Usaha Mengembangkan Bakat Kepemimpinan .

Organisasi kepanduan salah satu pendidikan non formal atau ektra kurikuler mempunyai peranan penting dalam proses mentransformasi bakat kepemimpinan siswa, pramuka juga merupakan wahana penting dan medium yang efektif untuk mengajarkan dan mensosialisasikan niliai-nilai dalam menanamkan instrumen untuk memupuk mental kepemimpinan. Pramuka mengisyaratkan pengembangan kepemimpinan berikut ini

1. Memahami pemahaman konstruktif atas objek-objek Non verbal secara berstruktur dalam rangka equilibrium yang koheren, konsitensi dengan dunia realitas

2. Mampu berfikir resposif

3. Mampu mengenal simbol-simbol verbal

4. Bertanggung jawab tentang diri sendiri dan orang lain sehingga mampu menyelaraskan kepentingan individual dengan bertanggung jawab.

5. Interaksi dengan orang lain dan kepedulian sampai dalam pergaulan hidup dan pengabdian masyarakat

Hugh Marlow dalam bukunya Memanajemeni Perubahan dan Merencana Masa Depan menjelaskan " seorang pemipimpin tidak cukup hanya memiliki hati atau karakter saja tetapi juga harus juga memiliki serangkain “ metode” kepemimpinan agar dapat menjadi pemimpin yang efektif "16. Banyak sekali pemimpin ynag mempunyai karakter dan integritas, tetapi ketika menjadi pemimpin formal, justru kurang efektif karena tidak memiliki metode yang baik ada beberapa hal penting dalam metode kepemimpinan:

16 Hugh Marlow, Manajemeni Perubahan dan Mrencana Masa Depan, ( PT. Pustaka Binaman Pressindo. 1982). h 54-55


(32)

Seperti diketahui Gerakan Kepramukaan membangun karakter bangsa melalui penyelenggaraan pendidikan budi pekerti dan pelatihan keterampilan dalam regu-regu kecil yang dinamis. Secara bertahap ditanamkan nilai-nilai luhur bahwa setiap anggota mempunyai kesempatan, tanggung jawab, dan kewajiban yang sama. Bagi anggota muda dan remaja, utamanya sebagai latihan untuk hidupnya di masa depan, harus berani, mampu dan sanggup tampil sebagai pemimpin regunya dengan penuh tanggung jawab

Seorang pemimpin regu, biar dalam wujud kecil dan sederhana, harus mampu menciptakan visi dan misi bersama ( shared vision ) yang dijadikan cita-cita dan andalan regu dan kelompoknya. Namun demikian, pada setiap kegiatan dalam Gerakan kepramukaan, latihan kepemimpinan dengan konsep ilmiah itu tidak diajarkan dalam bentuk teori dan hapalan falsafah yang rumit dan memusingkan kepala, tetapi dikembangkan antar anggota dalam kelompok dengan santai dan ceria. Pertanda cara belajar dengan ceria ini menjadi daya tarik tersendiri dalam gerakan pramuka atau Gerakan Kepanduan diseluruh dunia. Kalau gerakan anak muda dengan pendekatan ceria ini hilang digantikan dengan pendekatan kaku yang membosankan, hampir pasti Gerakan Pramuka akan ditinggalkan oleh anak muda

B. Kepramukaan

1. Sejarah kepramukaan

Sejarah pendidikan kepramukaan tidak terlepas dari pengalaman hidup penemunya yaitu Lord Boden Powell. Ia dilahirkan di Paddington, London tanggal 22 Februari 1857. Ayahnya seorang professor geometri pada Universitas Oxford bernama H.G. Boden Powell yang meninggal saat ia masih kecil. Ia dibesarkan oleh ibunya. Henrieta Grace Smith, seorang wanita yang memiliki cita-cita bahwa anak-anaknya harus berhasil. Baden Powell berkata tentang ibunya pada 1933 ”Rahasia keberhasilan saya adalah ibu saya”.


(33)

Pengalamannya sebagai anggota pasukan Inggris di India dan Afrika Selatan memiliki andil besar dalam penemuan kepanduan (kepramukaan) antara lain :

a. Masa kecil, kakaknya mengajarkan keterampilan berlayar, berenang, berkemah, olah raga dan keterampilan lain padanya b. Ia tinggal bersama ayahnya sejak kecil, pembinaan watak

didapatkan dari ibunya.

c. Ia disenangi temanya karena selalu riang gembira, suka humor, cerdas, gemar musik, seni drama, mengarang dan melukis. d. Ketika bertugas di Resimen 13 kavaleri ia berhasil mengikuti

jejak kuda yang hilang dan ia temukan di puncak gunung. Itulah awal perhatian dari keterampilan mencarai jejak

e. Pengalaman yang unik dan berbahaya ketika ia dikepung bangsa Boer (Afrika Selatan) selama 127 hari namun mampu bertahan dan juga merupakan bekal kepramukaan dikemudian hari.

Pengalaman Boden Powell kemudian dibukukan dengan judul “Aids to Scouting” berisi pentujuk cara melaksanakan tugas penelitian dengan baik bagi anggota tentara muda Inggris. Lalu Boden Powell diminta melatih anggotanya sesuai dengan pengalaman-pengalaman yang diceritakan dalam bukunya. Pada tahun 1908 Boden Powell mengemukakan gagasan tentang pendidikan luar sekolah untuk anak-anak dan remaja yang dituang dakam buku “Scouting for Boys”. Kemudian atas dorongan adiknya Agnes Boden Powell, ia mendirikan organisasi kepanduan putri yang di beri nama “ Girl Guides’.17

Pada dasarnya sistem pendidikan kepramukaan, sebagaimana dikembangkan Boden Powell sejak awal bertujuan sebagi sarana pembentukan watak peserta didik, agar menjadi manusia yang tangguh dan tahan banting dari kesulitan kehidupan. Pada tahun 1920 di London

17 H. Soedarsono Mertoprawiro, Pembinaan Gerakan Pramuka Dalam Pembangunan Watak dan Bangsa Indonesia,(Jakarta : Balai Pustaka 1993) h. 19-21


(34)

diadakan Internasional jambore I dan pada kesempatan ini Baden Powell diangkat sebagai Bapak Pandu Sedunia. Setelah 9 tahun kemudian, tepatnya pada tahun 1992 Baden Powell dianugrahi gelar bangsawan oleh raja Inggris atas jasa-jasanya dibidang pendidikan. Dan sejak saat itu ia berhak memakai gelar Lord di depan namanya : Lord Boden Powell.18 Di Indonesia sendiri gerakan kepanduan di mulai tahun 1912 organisasi kepanduan di Indonesia didirikan oleh Belanda disebut dengan Pandu atau Padvinder, pendirinya adalah Jhon Smith. Pada mulanya hanya untuk anak anak bangsa kulit putih saja. Akan tetapi dengan semakin meningkatnya kegiatan pergerakan nasional meningkat pula perkembangan gerakan kepanduan di Indonesia yang dijadikan wadah pembentukan kader serta tempat memupuk bakat-bakat kepemimpinan bangsa sekaligus memupuk rasa nasionalisme dan kebangsaan. Maka tanggal 13 September 1928 lahirlah Kepanduan Bangsa Indonesia, kemudian tanggal 28 Desember 1945 berubah menjadi Pandu Rakyat Indonesia. Dengan bantuan Perdana Menteri Juanda berhasil ditetapkan Keputusan Presiden RI No 238 tentang Gerakan Pramuka sebagai satu-satunya organisasi kepramukaan di wilayah RI yang menyelenggarakan pendidikan kepramukaan bagi anak-anak dan pemuda-pemudi Indonesia.

Dalam Anggaran Dasar Pramuka sejak kelahirnnya ditetapkan berasaskan pancasila yang mempunyai tujuan mendidik anak dan pemuda Indonesia dengan prinsip dasar metodik kpramukaan dimana pelaksanaanya disesuaikan dengan keadaan, kebutuhan Nasional, kebutuhan regional masing-masing daerah bahkan juga diserasikan dengan keadaan dan kebuthan lokal di desa masing-masing. Gerakan pramuka memegang peranan penting dalam rangka pembinaan generasi muda pembentukan kader-kader pembangunan bangsa yang berkualitas tinggi, berbudi luhur serta ikut melaksanakan pembangunan nasional.19

18 H. Soedarsono Mertoprawiro, …, h. 20 19 H. Soedarsono Mertoprawiro…, h. 21-25


(35)

2. Pengertian dan Tugas Pokok Kepramukaan a. Pengertian Kepramukaan

Pengertian kepramukaan seperti disebutkan dalam buku yang berjudul BPS OUT Look, Boden Powell sebagai pendiri organisasi kepramukaan memberi pengertian kepramukaan sebagai berikut :

Scouting is not science to be solemly, not is it a collection of doctrins and texs. No. it is a jolly game in the doors, and younger brothers picking up health and happiness, handicraft and fullness.”Artinya : Kepramukaan bukanlah suatu ilmu yang harus dipelajari secara tekun, bukan pula merupakan suatu kumpulan dari ajaran-jaran dan naskah-naskah buku. Bukan! Kepramukaan adalah suatu permainan yang menyenangkan dialam terbuka, tempat orang dewasa dan anak-anak pergi bersama-sama mengadakan pengembaraan seperti kakak beradik, membina kesehatan dan kebahagiaan, keterampilan dan kesediaan memberi pertolongan.20

Menurut buku yang lain “Panduan Praktis Membina Pramuka Siaga “kepramukaan adalah suatu proses pendidikan di luar lingkungan sekolah dan di luar keluarga dalam bentuk kegiatan menarik, menyenangkan, sehat, teratur, terarah, praktis yang dilakukan alam terbuka dengan prinsip dasar metodik kepramukaan yang sasaran akhir adalah pendidikan watak”.21 Dari pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan kepramukaan adalah suatau proses pendidikan dalam bentuk kegiatan yang menyenangkan bagi anak-anak dan pemuda dibawah tanggung jawab orang dewasa yang dilaksanakan diluar jangkuan keluarga dan diluar lingkungan sekolah untuk mengembangkan bakat dan kepribadian.

Pendidikan didalam gerakan pramuka diartikan secara luas sebagai suatu proses pembinaan sepanjang hayat yang berkesinambungan sumber daya atau potensi anak didik baik sebagai individu maupun sebagai

20 Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, Badan Kursus Pembina Mahir Tingkat Lanjutan,

(Jakarta : Kwarnas Gerakan Pramuka, 1980), h. 21

21 Kwartir Daerah DKI Jakarta, Panduan Praktis Membina Pramuka Siaga, (Jakarta : Kwarda DKI Jakarta, 2000), h. 15


(36)

anggota masyarakat, tujuannya menjadikan mereka sebagai manusia mandiri, peduli bertanggung jawab dan berpegang teguh pada nilai dan norma masyarakat.22

Dalam bidang pendidikan, kita mengenal adanya pendidikan formal dan pendidikan non formal dimana kegiatan kepramukaan termasuk salah satu diantaranya. Pendidikan kepramukaan merupakan salah satu pendidikan non formal yan merupakan pelengkap bagi pendidikan dilingkungan sekolah maupun dilingkungan keluarga tertutama dalam usaha mengingkatkan disiplin, keterampilan, rasa persaudaraan, bakti pada masyarakat, pembentukan watak dan pengembangan bakat. Pendidikan kepramukaan mengisi kebutuhan peserta didik yang tidak terpenuhi oleh kedua lingkungan pendidikan diatas. Melalui kepramukaan peserta didik menemukan dunia lain diluar ruangan kelas, saling bertukar pendapat, pengalaman, pengetahuan dan keterampilan. Peserta didik secara terus menerus dan berkesinambungan terlibat dalam proses pendidikan.23

b. Tugas Pokok Kepramukaan

Setiap anggota gerakan kepramukaan harus memahami dan menghayati tugas pokok gerakan pramuka agar setiap komponen terlibat dan mampu melaksanakan tugas dan kewajibannya dengan penuh rasa tanggung jawab. Seperti yang telah di sebutkan dalam buku Bahan Serahan Kursus Pembina Pramuka Mahir Tingkat Lanjutan bahwa "tugas pokok kepramukaan adalah sebagai berikut :

1) Menyelenggarakan pendidikan kepramukaan bagi anak dan pemuda Indonesia dalam upaya membentuk kader pembangunan bangsa. 2) Dalam melaksanakan pendidikan kepramukaan selalu

memperhatikan keadaan dan kemampuan peserta didiknya.

3) 3.1. Gerakan kepramukaan berkewajibkan untuk melaksanakan eka prasetya pancakarsa.

22 Kwartir Daerah DKI Jakarta,…, h. 15 23 Kwartir Daerah DKI Jakarta,…, h. 17


(37)

3.2. karena kepramukaan bersifat nasional maka gerak dan kegiatan gerakan pramuka harus disesuaikan dengan kepentingan nasional.

4) Gerakan pramuka hidup dan bergerak ditengah masyarakat dan berusaha membentuk tenaga kader pembangunan yang berguna bagi masyarakat. Oleh karenanya gerakan pramuka harus memperhatikan keadaan, kemampuan, adat dan harapan orang tua dan masyarakat.

5) Pelaksanaan gerakan pramuka menggunakan prinsip dasar metodik kepramukaan. Peserta didik mendapat pembinaan dalam satuan sesuai dengan usia dan kegiatannya. 24

Gerakan kepramukaan mempunyai sasaran yang ingin dicapai antara lain adalah lahirnya tunas-tunas bangsa yang : kuat keyakinan beragamanya, tinggi mental dan moralnya, serta berjiwa pancasila, sehat, segar dan kuat jasmaninya, cerdas tangkas dan terampil, berpengalaman luas dan dalam, berjiwa kepemimpinan dan patriot, berkesadaran nasional dan peka terhadap perubahan lingkungan dan berpengalaman banyak.25 3.Tujuan dan Landasan

a. Tujuan pendidikan kepramukaan

Sebagai “wadah” pendidikan luar sekolah ditegaskan dalam Anggaran Dasar Gerakan Pramuka bahwa gerakan pramuka didirikan dengan maksud memberi wadah pembinaan generasi muda yang menggunakan prinsip dasar metodik pendidikan kpramukaan yang diserasikan dengan keadaan, kepentingan, perkembangan dan kebutuhan bangsa serta masyarakat Indonesia.

Gerakan pramuka mempunyai maksud dan tujuan untuk membina dan mendidik anak-anak dan pemuda Indonesia agar kelak menjadi :

1) Manusia berkepribadian, berwatak dan berbudi luhur, tinggi mental, moral, berbudi pekerti serta kuat keyakinan agamanya,

24Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, Bahan Kursus Pembina Pramuka Mahir Tingkat Lanjutan, ( Jakarta : Kwarnas ). H. 25-26


(38)

tinggi kecerdasan dan keterampilannya, serta kuat dan sehat jasmaninya.

2) Warga Negara Republik Indonesia yang berjiwa pancasila, setia dan patuh kepada Negara kesatuan Republik Indonesia, menjadi anggota masyarakat yang baik dan berguna, yang dapat membangun dirinya sendiri serta mampu dalam pembangunan bangsa dan Negara. Tujuan strategis kepramukaan adalah kader bangsa sekaligus kader pambangunan yang bermoral pancasila.26

b. Landasan pendidikan kepramukaan

Pendidikan pramuka sebagai sebuah organisasi gerakan siswa mempunyai tiga landasan hukum sebagai berikut :

1) Landasan idiil

Landasan idiil gerakan pramuka adalah pancasila sesuai dengan Kepres RI No 238/1961 diganti dengan Kepres RI No 46/1984.

2) Landasan konstitusional dan struktur 1) Undang-undang Dasar 1945

2). Kepres RI No 238/1961jo Kepres No 46/1984 3) Undang-undang lain yang relevan

4) Landasan Konsepsional 1) Hakekat gerakan pramuka 2) Tujuan gerakan pramuka

3) Kedudukan dan peran majlis pembimbing 4) Asas pendidikan dan kebudayaan Indonesia 5) Asas pembangunan Nasional

26 Kwarnas Gerakan Pramuka, Kursus Pembina Pramuka Mahir Tingkat dasar, (Jakarta : Kwarnas ), h . 43


(39)

5) Landasan oprasional

1) Peraturan perundang-undangan tentang pendidikan 2) Keputusan munas gerakan pramuka

3) Keputusan Kwartir nasional gerakan pramuka.27 4. Program Kegiatan Pramuka

a. Motto gerakan pramuka.

Gerakan Kepramukaan mempunyai motto tersendiri sebagai sebuah motivasi dan ruh, sebagai sebuah motto haruslah ditransformasikan dan di wujudkan dalam kehidupan sehari-hari. Adapun mottonya adalah:

Satya kudarmakan, Darmaku kubaktikan Dan ini adalah motto organisasi pendidikan karena itu motto gerakan pramuka bukan diajarkan untuk dihapalkan tetapi pendidikan melalui kpramukaan agar setiap anggota gerakan pramuka baik peserta didik maupun anggota dewasa, secara sukarela dan atas kesadaran pribadinya serta terdorong oleh rasa tanggung jawab moralnya, kepedulian dan hidupnya baik sebagai individu maupun anggota masyarakat sudah sepatutnya mendarmakan satyanya atau janjinya, selanjutnya membaktikan darmanya itu sebagai reaksi pengalaman kode kehormatan pramuka.28

b. Program kegiatan pramuka

Kegiatan dalam kepramukaan, sebagai bentuk proses pendidikan merupakan totalitas apa yang dilakukan peserta didik dalam keperamukaan. Bagaimana (metode) melakukannya, mengapa dilakukan (tujuan). Kesemuanya itu merupakan proses pendidikan total peserta didik. Kegiatan sebagai program kegiatan peserta didik (prodik) harus modern artinya sesuai dengan kepentingan, kebutuhan, situasi dan kondisi kaum muda dan masyarakat lingkungannya, bermanfaat baik bagi peserta didik maupun masyarakat berdasarkan prinsip dasar metodik kepramukaan. Apa yang dilakukan peserta didik, metode yang diterapkan dan tujuan yang mau di capai merupakan tiga bagian terpadu prodik. Kalau ketiga

27 Kwarnas Gerakan Pramuka …., h. 37-38

28 Kwartir Daerah Gerakan Pramuka, Panduan Praktis Membina Pramuka Siaga, (Jakarta : Kwarda 2000), h. 44


(40)

bagian itu tidak imbang atau salah satu bagian tidak ada maka tidak efektif. Apa yang dilakukan peserta didik berupa kegiatan merupakan faktor penting yang menarik peserta didik untuk mengikuti kegiatan. Kegiatan itu merupakan pengalaman dalam kepramukaan yang memberi kesempatan pada peserta didik memperolah pengetahuan, keterampilan dan sikap yang ditetapkan sebagai sasaran kegiatan.

Program kegiatan peserta didik meliputi semua aktifitas yang diikuti peserta didik dalam perkemahan, penjelajahan pengabdian masyarakat yang kesemuanya itu harus menarik dan menantang kaum muda. Prodik dilaksanakan sesuai dengan golongan peserta didik dan kepentingan kebutuhan sistuasi dan kondisi kaum muda dan masyarakatnya. Sasaran melalui prodik adalah ketahanan mental atau moral fisik, intelektual, emosional, sosial dan spiritual peserta didik sehingga akhirnya menjadi pribadi yang mandiri, peduli, bertanggung jawab dan teguh pada kebenaran. 29

Setiap anggota pramuka wajib mengetahui dan menguasi berbagai teknik kepramukaan agar mereka mampu bertahan hidup dalam keadaan darurat dialam terbuka. Bahkan jika dibutuhkan pramuka harus menolong orang lain yang sedang tertimpa musibah sehingga mereka bukan hanya berguna bagi diri sendiri melainkan juga bagi masyarakat.

Pengetahuan keterampilan kepramukaan meliputi.

a. simpul dan ikatan mcamnya antara lain : simpul mati, simpul pangkal, jangkar, kembar, penarik, kursi, ikatan canggah, ikatan silang, kali tiga dan sebagainya yang kesemuanya sangat di perlukan dalam kehidupan sehari-hari.

b. Perkemahan terdiri dari memasang tenda, teknik memasak, teknik menyebrang dan sebagainya.

c. Morse, cara komunikasi menggunakan tanda-tanda, semboyan di pakai untuk merahasiakan berita juga agar pramuka tajam pendengaran dan penglihatan.


(41)

d. Semaphore, suatu cara mengirim dan menerima kabar dengan memakai dua bendera yang berukuran 45 x 45 M dengan warna yang kontras.

e. Huruf sandi yaitu huruf rahasia jadi sukar dimengerati oleh orang yang belum pernah mempelajarinya. Masing-masing huruf sandi ada kuncinya sendiri untuk membacanya

f. Tanda jejak. Pengenalan tanda oleh anggota pramuka sangat besar manfaatnya dalam perjalanan dihutan, bukit, kampung dan sebagainya.

g. Kompas alat untuk menetapkan arah mata angin bila kita letakkan kompas maka jarum yang berwarna hitam selalu menujuk utara. h. Menaksir, mengira-ngira. Lebar, tinggi, arah mata angin.

i. Pemetaan; peta perjalanan, peta lokasi perkemahan j. Membaca peta.

k. Tanda medan.

l. Pengetahuan dasar PPPK gunanya untuk memberikan pertolongan pertama sebelum dokter datang.

m. Api unggun sebagai alat pendidikan. manfaat api unggun adalah :

- Mempererat tali persaudaraan. - Memupuk kerjasama/ gotong royong. - Menambanh keberanian.

- Membuat seseorang riang gembira - Mengembangkan bakat.

- Memupuk disiplin.30 5. Fungsi dan Kiasan Dasar Kepramukaan

a. Fungsi kepramukaan

Pendidikan pramuka merupakan subsistem pendidikan Nasional, ini merupakan suatau kegiatan dalam lingkup pendidikan formal dari anak,


(42)

ramaja sampai pemuda. Latihan kepramukaan bagi anak-anak dan remaja tentu berbeda dengan latihan bagi orang dewasa, itulah salah satu keunikan dari gerakan pramuka, jika kita teliti dari fungsi kepramukaan maka jelas terlihat perbedaan itu

Fungsi kepramukaan adalah : a. Permainan

Yang dimaksud dengan permainan atau kegiatan yang menarik dalam hubungan dengan fungsi kepramukaan tersebut adalah rentetan kegiatan yang menyenangkan, tapi mengandung nilai-nilai pendidikan. Karena itu aktivitas permainan disini berarti permainan yang memiliki tujuan dan aturan permainan, jadi bukan sekedar bermain-main saja.

Bermain adalah dunia anak-anak sesuai dengan pramuka siaga. Bermain sebagai proses pendidikan merupakan alat utama pembinaan pramuka siaga dimana mereka dengan riang gembira, penuh semangat dan penuh kebebasan, giat melibatkan diri dari aktivitas permainan. Buat bermain berarti giat dalam proses pendidikan mempersiapkan diri atau mensiagakan diri menjadi manusia yang hidupnya kelak bermotto mendarmakan satyanya dan membuktikan darmanya.

b. Alat

Kepramukaan bagi masyarakat untuk memenuhi kebutuhannya, serta alat pengorganisasian (gerakan pramuka) untuk mencapai tujuan idealnya, mengandung pengertian bahwa kepramukaan tersebut bukanlah tujuan, hanya sekedar alat saja untuk mencpai tujuan yang lebih tinggi karena pendidikan kepramukaan merupakan subsistem pendidikan nasional maka tujuan ideal gerakan pramuka melengkapi dan tidak bertentangan dengan tujuan pendidikan nasional. Remaja usia pramuka penggalang dihimpun dalam pasukan penggalang. Dalam satuan pramuka penggalang


(43)

inilah pramuka penggalang mengalami proses pendidikan progresif yang sesuai dengan perkembangan remaja.

c. Pengabdian

pengabdian orang dewasa pengandung pengertian bahwa tugas orang dewasa dalam sistem pendidikan kepramukaan adalah untuk memimpin, membimbing dan mendidik generasi yang lebih muda. Hal ini tentu saja membutuhkan keiklhlasan, dalam kepramukaan, para orang dewasa tidak hanya memperoleh kesempatan untuk beribadah atau memberikan pengabdian membantu kaum muda, tetapi juga menghadapi tantangan dalam membina interaksi dan saling pengertian dengan kaum muda. Dalam pengabdiannya para orang dewasa (Pembina) akan memperoleh pelatihan dan pengembangan serta pengalaman yang sangat berharga yang dapat meningkatkan kualitas sumber daya, potensi yang dimiliki.31

b. Kiasan dasar kepramukaan

kepramukaan dalam inti ajaran kepramukaan sebagai sebuah kegiatan kepramukaan yang dibungkus dengan kiasan dasar akan membangkitkan jiwa kejuangan dan cinta tanah air yang membekas dihati peserta didik. Dalam pelaksanaanya, kiasan dasar terpadu dengan prinsip dasar kepramukaan, metode kepramukaan, kode kehormatan pramuka dan motto gerakan pramuka.

Yang dimaksud dengan kiasan dasar adalah sesuai dengan AD/ ART gerakan pramuka adalah alam pikiran yang mengandung kiasan/gambaran suatu yang mengesankan, digunakan sebagai latar belakang suatu kegiatan kepramukaan sehingga peserta didik dapat merasakan ikut terlibat pada kegiatan yang mengesankan tersebut.

Dalam AD Gerakan di sebutkan, “ penyelenggraan kepramukaan di kemas dengan mengguanakan kiasan dasar bersumber pada sejarah perjuangan dan budaya bangsa” ( pasal 15)

31 Kwartir Nasional Gerakan Pramuka , Kursus Pembina Pramuka Mahir Tingkat Dasar,


(44)

Selanjutnya dijelaskan dalam ART gerakan pramuka dalam pasal 30 yang terdiri atas dua ayat : (1) penggunaan kiasan dasar, sebagai salah satu unsur terpadu dalam kepramukaan, dimasudkan untuk mengembangkan imajinasi sesuai dengan usia dan perkembangannya yang mendorong kreativitas dan keikutsertaan dalam kegiatan. Kiasan dasar idak hanya menarik, menanntang , dan merangsang tetapi harus di sesuasikan dengan minat, kebutuhan, situasi, dan kondisi anggota muda dan anggota dewasa muda.(2) kiasan dasar disusun atau dirancang untuk mencapai tujuan dan sasaran pendidikan kepramukaan untuk tiap golongan serta merupakan proses metode kepramukaan yang bersifat tidak memberatkan angota muda dan anggota dewasa muda tetapi memperkaya pengalaman.

Pramuka dalam gerakanya dan sistem pelatihan mempunyai berbagai kiasan pelaksanaan proses kepramukaan dalam bentuk kegiatan yang dikemas menggunakan kiasan dasar yang bersumber pada sejarah perjuangan dan budaya bangsa. Penggunaan kiasan dasar sebagai salah satu unsur terpadu dalam proses pendidikan melalui kramukaan dimaksudkan untuk mengembangkan imajinasi peserta didik sesuai dengan usia dan kegiatan. Kaerna itu kiasan dasar tidak hanya menarik, menantang dan merangsang tetapi juga harus disesuaikan dengan minat, kebutuhan, situasi dan kondisi peserta didik, kramukaan bersifat memperkaya pengalaman peserta didik bukanya memberatkan peserta didik.

Kiasan dasar dapat berupa cerita sebagai pembungkus pelaksanaan sesuatu kegiatan atau berupa tema. Baik cerita maupun tema harus merangsang peserta didik untuk melibatkan diri dalam kegiatan dengan penuh semangat, keberanian, kemandirian, kerjasama tim, tanggung jawab, pantang mundur, namun tetap berpegang teguh pad prinsip dasar kepramukaan dan kode kehormatan pramuka.32

Kiasan dasar masing-masing golongan disesuaikan sifat peserta didik


(45)

1). Pramuka siaga sebagai manusia bermain lebih tertarik pada cerita yang penuh khayalan, mereka dalam bermain menempatkan diri sebagi manusia yang sesuai dengan khayalannya

Pramuka siaga berusia sampai 10 tahun. Pramuka siaga dihimpun dalam kelompok kecil yang di sebut barung dan di pimpin oleh ketua barung. Perkembangan anak usia siaga perlu dihayati dengan mengenal dan memahami sifat, karakternya baik yang fositif maupun negatif.

Tingkatan pramuka siaga dalam perindukan siaga a. calon siaga

b. siaga mula c. siaga bantu d. siaga tata

2) Pramuka penggalang lebih kritis dan berfikir lugas serta mempunyai fanatisme kelompok yang tinggi. Kemasan kegiatan harus logis dan merangsang mereka untuk bergerak dengan penuh semangat dan keberanian demi kebanggaan kelompoknya. Usia peramuka penggalang adalah usia memasuki proses sosialisasi diri para remaja dengan lingkungan sekitarnya, baik diluar lingkungan keluarganya maupun di lingkungan sekolahnya. Bahkan cenderung untuk berkelompok dengan temannya yang sebaya yang ada di laur lingkungan keluarganya. Pengaruh kelompok terhadap pribadi anggotanya sangat kuat. Sikap dan tindak tanduknya, rasa tanggung jawabnya, kesetiakawanannya demi kepentingan kelompoknya. Norma hidupnya adalah norma hidup kelompoknya. Kebanggaan kelompoknya adalah kebanggaan dirinya, kesiapan atau kesediaan remaja untuk menerima pengaruh kelompoknya sangat tinggi. Pembina pramuka penggalang tugas utamanya memberi dukungan kepada peserta


(46)

didiknya dalam upaya mereka memahami, menghayati, makna gerakan pramuka, sehingga mereka bersiap dan bersedia untuk mendarmakan satyanya dan membaktikan darmanya secara sukarela dengan kesadarannya.33 Pramuka penggalang ada 3 tingkatan :

a. Penggalang Ramu b. Penggalang Rakit c. Penggalang Terap

3) Pramuka penegak atau Pandega lebih kritis dan penuh perhitungan, dan mengutamakan kebebasan bergerak dengan penuh tangtangan, dan mengutamakan kebebasan bergerak yang penuh dengan tangtangan, mereka melibatkan diri penuh dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi kegiatannya. Kiasan dalam bentuk tema lebih sesuai bagi mereka. tema kegiatan mereka dibuat oleh mereka sendiri, mereka memegang teguh tema yang dibuat bersama serta disepakati bersama. c. Metode kepramukaan

Metode kepramukaan tidak dapat dilepaskan dari prinsip dasar kepramukaan. Prinsip dasar kepramukaan dan metode kepramukaan diterapkan secara terpadu. Keterkaitan itu terletak pada pelaksanaan kode kepramukaan pramuka. Metode kepramukaan merupakan suatu sistem yang terdiri atas 8 unsur : Sistem berkelompok, Belajar sambil melakukan, Sistem tanda kecakapan, Sistem among, Sistem satuan terpisah, Alam terbuka, Kegiatan menantang mengandung pendidikan, dan Kode kehormatan pramuka. Yang mana merupakan subsistem terpadu dan terkait, yang tiap unsurnya mempunyai fungsi pendidikan yang spesifik dan saling memperkuat serta menunjang tercapainya tujuan pendidikan gerakan pramuka, metode kepramukaan itu efektif dan efisien bila:

33 Kwartir Daerah Gerakan Pramuka DKI Jakarta, Panduan Praktis membina Pramuka Penggalang, (Jakarta : 2000), h.46


(47)

a. kedelapan unsur diterapkan terpadu dalam setiap kegiatan b. setiap unsur berfungsi

c. setiap unsur ada dan kuat

Pada seminar kepanduan nasional Indonesia di Tugu Jawa Barat tanggal 21-24 Januari telah di rumuskan PDMPK (Prinsip Dasar Metodik Pendidikan Kepramukaan) atas dasar prinsip Lord Boden Powell.

PDMPK tertulis dalam anggaran dasar kepramukaan sedunia Bab IV sebagai berikut :

a. Prinsip kesukarelaan b. Prinsip kode kehormatan c. Sistem beregu

d. Sistem satuan terpisah e. Sistem tanda kecakapan

f. Kegiatan menarik yang mengandung kegiatan

g. Penyesuaian dengan perkembangan jasmani dan rohani anak h. Keprasahajaan hidup

i. Prinsip swadaya. 34

Prinsip dasar kepramukaan perlu ditanamkan pada peserta didik secara efektif dan efesien melalui kegiatan yang memotivasi peserta didik untuk mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari yang akhirnya benar-benar menjadi bagian dari cara hidup peserta didik. Perinsip Dasar Kepramukaan bukan diajarkan, bukan diinstuksikan tetapi dididikkan untuk dijadikan oleh peserta didik sebagai Imtaq (iman dan taqwa). Proses pendidikannya adalah :

a. Dalam setiap kegiatan, prinsip dasar kepramukaan harus diterapkan dirasakan peserta didik, dilakukan peserta didik secara sadar tanpa ada paksaan

34 Riyanto Lukys , Pegangan Lengkap Gerakan Pramuka ,(Surabaya : PT Terbit terang ) h 78-85


(48)

b. Harus ada yang pantas ditiru oleh pserta didik dalam menerapkan prinsip dasar metodik kepramukaan sebagai norma dalam kehidupan.

c. Menciptakan/mengusahakan adanya lingkungan yang kondusif untuk penerapan prinsip dasar kepramukaan.

Penyelenggaraan proses pembinaan itu dilaksanakan sebanyak-banyaknya dengan peraktik dan secara praktis dengan menggunakan cara sebagai berikut :

a. Learning by doing : belajar dengan praktik (sambil mengerjakan) b. Doing to live : usaha menghasilkan kebutuhan hidup

c. Living to service : hidup untuk berbakti dan mengabdi d. Learning by teaching : belajar sambil mengajar.35

35


(49)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan waktu penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMP Citra Nusantara Bekasi. Adapun waktu

penelitian selama empat bulan terhitung mulai tanggal 20 Desember 2009 sampai

Maret 2010.

B. Populasi dan Sampel

a.

Populasi

Terdapat dua jenis populasi dalam penelitian ini

1. Populasi target : dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMP Citra

Nusantara yang berjumlah 242 siswa

2. Populasi terjangkau : adalah seluruh siswa yang ikut aktif dalam kegiatan

ekstrakulikuler kepramukaan sebanyak 80 siswa penggalang dari kelas 7

dan kelas 8

b. Sample

Dari populasi diatas penulis mengambil sampel 50 % dari populasi

terjangkau berjumlah 40 orang, sampel diambil secara acak (Random

Sampling)

D. Metode penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif dalam

hal ini penulis mendeskripsikan data dengan memberikan gambaran (lukisan )


(50)

secara rinci, sistematis, aktual, dan akurat mengenai faktor-faktor, sifat, serta

hubungan fenomena yang diteliti.

1

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang penulis lakukan dalam penelitian ini adalah:

a.

Riset Pustaka (library research)

Model penelitian kepustakaan yang penulis lakukan adalah dengan cara

meneliti dan mempelajari buku-buku literatur, artikel dan dokumen dengan

maksud untuk mendapatkan informasi yang diperlukan dalam penyusunan

kerangka teori sesuai dengan pembahasan dalam skripsi ini.

b.

Riset lapangan( Field Research)

Penelitian lapangan ini dilakukan untuk mendapatkan informasi data secara

langsung dari objek penelitian, Adapun teknik pengumpulan data yang

digunakan adalah sebagi berikut :

1) Observasi : yaitu dengan cara melakukan pengamatan secara langsung

terhadap objek penelitian untuk mendapatkan data tentang gambaran

umum sekolah sesuai dengan pembahasan skripsi ini.

2. Studi Dokumentasi : dilakukan untuk memperoleh data sejarah Pramuka

di SMP Citra Nusantara Bekasi dan data-data penelitian lainnya sesuai

dengan masalah yang penulis teliti mengenai kepramukaan.

3) Wawancara : metode ini dilakukan terhadap kakak Pembina pramuka

untuk mendapatkan informasi tentang frekuensi latihan, metode

pengajaran, materi yang diberikan dll yang ada hubungannya dengan

masalah kepramukaan.

4) Angket: metode ini dilakukan dengan cara membagikan angket yang berisi

pertanyaan kepada responden ( anggota Pramuka) yang ditemui langsung

dilapangan.


(51)

F. Pengolahan dan Analisis Data

Sebelum data yang terkumpul dianalisis secara cermat, penulis mengadakan

dua tahap penganalisaan. Pertama yaitu : data yang sudah terkumpul diolah

terlebih dahulu. Kemudian yang kedua, dianalisis untuk mengungkap pokok

masalah yang diteliti, sehingga dapat diperoleh untuk diambil kesimpulan.

Dalam pengolahaan data, penulis menggunakan cara sebagai berikut :

a.

editing atau ferivikasi.

Setelah angket diisi oleh responden dan dikembalikan kepada penulis, penulis

segera meneliti satu persatu angket yang dikembalikan dari nomor satu sampai

nomor terakhir.

b.Tabulating

Langkah kedua adalah pengolahan data dengan memindahkan jawaban yang

terdapat dalam angket kedalam stub. Kemudian setelah data diolah, maka

penulis selanjutnya melakukan analisis data dengan teknik deskriptif kualitatif

dengan persentase,

2

adapun rumus yang digunakan dalam menganalisis data ini

adalah : Rumus Persentase

P = F X 100%

N

P = adalah presentase yang dicari

F = adalah frekuensi jawaban

N = adalah jumlah jawaban subjek / sample yang diolah.

Setelah tabulasi data selesai dikerjakan, maka analisa data bisa dilakukan,

yaitu dengan cara menginterprestasikan data berdasarkan pengamatan peniliti di

lapangan dan landasan teori-teori yang sudah ada.


(52)

Adapun teknik penulisan yang penulis gunakan dalam penulisan skripsi ini

berdasarkan pada buku pedoman skripsi “

Pedoman Penulisan Skripsi

” yang

diterbitkan oleh Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri

Jakarta.


(53)

Tabel .1

KISI-KISI INSTRUMEN

No

Variabel

Dimensi

Indikator

Butir

1

2.

Kepramukaan

Pengembangan

Bakat

kepemimpinan

-Partisipasi dalam

kegiatan ektrakulikuler

kepramukaan

-Motivasi siswa

mengikuti kegiatan

kepramukaan

-Aspek-aspek

kepemimpinan siswa

-Kehadiran siswa

dalam mengikuti

kegiatan

kepramukaan

-Kerjasama siswa

dengan Pembina

pramuka

-Pelatihan yang

maksimal dalam

proses

pengembangan

bakat kepemimpinan

-Memotivasi siswa

untuk mengikuti

kegiatan

kepramukaan

-Kolektiv dan

kolegial kelompok

dan regu

kepramukaan

-Dasar-dasar

pengembangan

bakat kepemimpinan

dan berorganisasi

-Skil individu,

kelompok dalam

observasi dan

2, 3,7

4, 5, 6

1, 10, 15

9, 11, 14

16, 17, 8

18, 19,

20

12, 13,

21, 22


(54)

(55)

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A.

Gambaran Umum SMP Citra Nusantara

a.

Sejarah berdirinya SMP Citra Nusantara

SMP Citra Nusantara merupakan salah satu lembaga pendidikan yang

bertujuan ikut serta dalam mencerdaskan anak-anak Indonesia. SMP Citra

Nusantara ini berada dibawah Yayasan Kesejahteraan Islam Nurul Kamal

yang bergerak dalam bidang pendidikan.

Gedung SMP Citra Nusantara ini berlokasi di Jalan Raya Narogong Km 9

Gg 31 Rt 06 /Rw 02 Bantargebang Bekasi. Secara geografis letak SMP Citra

Nusantara cukup strategis karena tidak jauh dari jalan raya dan mudah

dijangkau oleh masyarakat.

Sekolah ini berdiri sejak tahun 1993. oleh salah satu tokoh masyarakat

yaitu bapak H.Muksin. Berdirinya sekolah ini adalah antara lain untuk

memberikan pendidikan umum dan agama dan juga sebagai syiar Islam yang

nantinya diharapkan para lulusan dari SMP Citra Nusantara ini dapat menjadi

kader-kader yang Islami, berilmu pengetahuan dan berakhlakul karimah.

Selama sekolah ini didirikan sampai sekarang, telah mengalami masa

pergantian kepala sekolah sebanyak 3 kali, adapun urutannya adalah sebagai

berikut :

1.

Drs. Asary

: Priode 1994 s/d 2004

2.

Marjuki, S.Pd

: Periode 2004 s/d 2008

3.

Suparmanudin, S.Si : Periode sekarang


(56)

b.

Visi, Misi, dan Tujuan SMP Citra Nusantara

1.Visi SMP Citra Nusantara

Menjadi pusat studi dan inovasi pendidikan bertaraf International dalam

bidang sains, teknologi, budaya dan Agama

2. Misi SMP Citra Nusantara

Memberikan pelayanan secara tepat dan professional dalam hal

pendidikan pengajaran dan budaya, agar dapat menyumbangkan SDM yang

berkualitas kepada dunia pendidikan di Indonesia

3. Tujuan SMP Citra Nusantara

a. Membentuk siswa yang beriman, bertaqwa, berilmu, dan terampil

dalm IPTEK dan IMTAQ

b. Memperoleh kelulusan yang maksimal sesuai dengan standarisasi

Ujian Nasional

c. Menghasilkan lulusan yang di terima di SMA Negeri maupun Swasta

c. Struktur Organisasi SMP Citra Nusantara

Struktur organisasi SMP Citra Nusantara dapat dilihat pada bagan sebagai

berikut

1

:


(57)

STRUKTUR ORGANISASI YAYASAN NURUL KAMAL

BANTARGEBANG

TAHUN AJARAN 2009-2010`

``

`

Wakil Kepala Sekolah

Supratomo, S. Kom

Bendahara Yayasan

Linawati

Ketua Yayasan

H. Rosyidie Muhtar. L.c

Komite Sekolah

H. Zaidi, L.c

GURU-GURU

SISWA-SISWI

Kepsek SMP

Suparmanudin, S.Si

Wakasek

Kurikulum

Neneng Aisyah,

S.Pd

Wakasek

Kesiswaan

M. Syamsul Romli

Wakasek Sarana

dan Prasarana

Supandi, S.Ag

Wakasek

Humas

A. Kosasih


(1)

63

Sesuai dengan Jawaban angket yang disebarkan oleh penulis terhadap siswa SMP Citra Nusantara yang mengikuti kegiatan ektra kurikuler kepramukaan, mayoritas dari jawaban siswa aktif dikegiatan kepramukaan bahwa kegiatan kestrakulikuler kepramukaan dapat mengembangkan bakat kepemimpinan

B. Saran

1. Sekolah harus mendukung kegiatan kepramukaan dengan selalu memperhatikan Pembina yang handal dan berkualitas, sarana dan prasarana yang memadai, dukungan dana, mengatur waktu dengan baik untuk berbagai kegiatan serta minat dan motivasi yang tinggi dari siswa untuk mengikuti kegiatan kepramukaan.

2. Dukungan orang tua memepunyai perananan yang sangat penting dalam mendorong anaknya untuk mengikuti kegiatan ektra kurikuler kepramukaan, sehingga bakat-bakat siswa yang terpendam dapat di salurkan dengan adanya dorongan dan motivasi dari orang tua juga


(2)

SURAT KETERANGAN

Nomor : 311/SMP-CN/VIII/2010-C

Yang bertanda tangan di bawah ini Kepala Sekolah SMP Citra Nusantara Bantar Gebang Kota Bekasi menerangkan bahwa :

Nama : Romli

NIM : 102018224110

Jurusan : KI – Manajemen Pendidikan

Telah melakukan observasi sekaligus penelitian di SMP Citra Nusantara Bantar Gebang Kota Bekasi dalam rangka mengumpulkan data untuk penulisan skripsi dari tanggal 20 Desember 2009 s/d Maret 2010.

Demikianlah surat keterangan ini ini kami buat dengan sebenar-benarnya agar dapat pergunakan sebagimana mestinya.

Bekasi , 2 Agustus 2010 Kepala Sekolah


(3)

Nama : Jabatan : Waktu :

1. Sejak kapan kakak menjadi Pembina/Pelatih disini

2. Apa saja tugas yang kakak lakukan sebagai Pembina /pelatih pramuka 3. Apakah kakak menemukan hambatan dalam menjalankan tugas

tersebut

4. Upaya apa yang kakak lakukan dalam meingkatkan disiplin anggota pramuka

5. Apa yang kakak lakukan utuk meningkatkan/mengembangkan bakat kepemimpinan anggota pramuka

6. Upaya apa yang kakak lakukan terhadap orang tua anggota pramuka agar mereka mendukung kegiatan ekstrakulikuler

7. Bagaimana keadaan saran dan prasarana di sekolah dalam menunjang kegiatan kepramukaan


(4)

Wawancara dengan Pembina pramuka kak Darkasim

1. Saya mulai menjalankan tugas sebagai pelatih pramuka di sini sejak tahun 2006 Karena, saat itu kepramukaan di SMP Citra Nusantara dipegang oleh kak Nemih, kemudian kak Nemih berhenti sekitar tahun 2005 karena kepentingan pribadi. setahun kegiatan kepramukaan di SMP Citra Nusantara Pasif sampai saya masuk tahun 2006 aktif kembali sampai sekarang ini

2. Sebagai pelatih pramuka tentunya saya bertanggungjawab atas seluruh kegiatan kepramukaan yang berjalan berdasarkan kepada Program yang sudah ditetapkan di awal tahun, mulai dari Mop (Masa orientasi Pramuka), latihan mingguan sampai dengan rekrutmen anggota baru dan kegiatan-kegiatan lainnya yang menyangkut kegiatan kepramukan baik di dalam sekolah maupun kegiatan yang diselenggarakan diluar sekolah.

3. Setiap sesuatu itu pasti ada saja hambatannya tinggal bagimana kita menyelesaikannya, untuk menghadapi hambatan-hambantan tersebut saya menyelesaikannya dengan bermusyawarah dengan kepala sekolah sebagai kak Mabigus sekaligus para dewan guru, karena walau bagaimanapun hambatan menyangkut kepentingan bersama . contoh dalam melaksanakan kegiatan perkajum yang memang harus berkoordinasi dengan kak mabigus biasanya hambatan yang kita temuai disini adalah masalah biaya penyelenggaraan kegiatan itu sendiri kadang – kadang biaya kurang terpenuhi dan lain sebagainya, Alhamdulillah dengan musyawarah dan dengan kerjasama yang baik kita dapat meyelesaikan hambatan – hambatan yang kita hadapi

4. Yang pertama memberikan contoh yang baik, kemudian memberikan motivasi, nasehat, teguran serta membangkitkan kesadaran mengenai


(5)

disiplinan, karena salah satu factor yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin adalah disiplin.

5. Hal yang saya lakukan untuk mengembangkan bakat yang dimiliki para anggota pramuka biasanya saya memberikan tanggung jawab berupa latihan – latihan baik fisik maupun pengetahuan /skill di dalam latihan fisik tentunya kita menyiapkan materi-materi yang mengacu kepada metodik dasar Kepramukaan, materi ini memang tetap untuk mengembangkat bakatt kepemimpinan misalnya latihan upacara, solving problem, mencari jejak, baris berbaris dan masih banyak lagi yang lainnya. Kemudian kita memberikan penghargaan kepada anggota yang berprestasi agar anggota yang lainnya lebih terpicu untuk menggali kemampuan mereka sendiri.

6. Dengan mengadakan acara pertemuan dengan para wali anggota pramuka untuk mengetahui perkembangan ananknya selama pmengikuti kegiatan pramuka atau di sela-sela dimana ada acara, para wali murid datang ke sekolah atau ketempat penyelenggaraan kita menyempatkan diri bincang-bincang dengan wali murid mengenalkan kepramukaan dan memberitahukan perestasi yang telah dicapai anak didik baik dalam acara di sekolah maupun di luar

7. Alhamdulillah fasilitas sarana dan prasarana di sisni sampai dengan saat ini masih memadai dan kondisinya baik begitu juga alat-alat kepramukaan, kami juga berusaha untuk terus menambah fasilitas yang di butuhkan dengan cara memberitahukan kepada yang berkewenangan dalam hal ini kepala sekolah sebagai kak Mabigus kemudian di teruskan kepada ketua yayasan supaya bias memperhatikan kebutuhan yang diperlikan dalam kegiatan ekstrakulikuler kepramukaan


(6)

Bekasi 2 Juni 2010

Pembina Gugus Depan 06053-06054 Pangkalan SMP Citra Nusantara