Manifestasi Gambaran Radiografi Sindrom McCune-Albright Pada Rongga Mulut
MANIFESTASI GAMBARAN RADIOGRAFI
SINDROM MCCUNE-ALBRIGHT PADA RONGGA MULUT
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat guna memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Gigi
Oleh : FAUZAN AKMAL
NIM : 070600043
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2011
(2)
PERNYATAAN PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan tim penguji skripsi
Medan, 29 Januari 2011
Pembimbing Tanda Tangan
( Trelia Boel, drg., M.Kes., Sp.RKG ) ………...
(3)
TIM PENGUJI SKRIPSI
Skripsi ini telah dipertahankan dihadapan tim penguji Pada tanggal 29 Januari 2011
TIM PENGUJI
KETUA : Hj. Trelia Boel, drg., M.Kes., Sp.RKG ANGGOTA : 1. Amrin Tharir, drg
(4)
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas rahmat dan karuniaNya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Dimana skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Gigi di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.
Rasa terima kasih yang tak terhingga khususnya penulis tujukan kepada orang tua, Ayahanda Ahmad Akmal dan Ibunda Milza Manjas. Teristimewa juga kepada Adinda Suci Chairiya Akmal berkat doa mereka semua sehingga penulis dapat menyelesaikan pendidikan di Fakultas Kedokteran Gigi USU.
Dalam kesempatan ini dengan hati yang tulus, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar – besarnya kepada semua pihak yang telah banyak memberi bimbingan, petunjuk, pengarahan dan saran kepada penulis sehingga skripsi ini dapat tersusun dengan baik :
1. Prof. Nazruddin, drg, Ph.D., Sp.Ort, selaku Dekan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.
2. Trelia Boel, drg., M.Kes., Sp.RKG selaku dosen pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu untuk membimbing dan mengarahkan penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.
3. M.Zulkarnain, drg., M.Kes sebagai dosen penasehat akademik yang telah memberi saran dan bimbingan selama penulis menjalani studi akademik di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.
(5)
4. Seluruh staf pengajar di Radiologi Dental (Amrin Thahir, drg, Lidya Irani Nainggolan, drg) beserta staf pengajar lainnya di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara yang telah mendidik dan membimbing penulis selama menuntut ilmu di masa pendidikan.
5. Terima kasih kepada senior-senior penulis yang telah memberikan bimbingan dan bantuan dalam penyelesaian skripsi ini (drg.I. Andrias, drg. Ihmad H, drg.Hubban Nasution, drg. Franky Y. Satria, M. Khalil SKG, Eko Suryanto SKG, Adi Praja SKG, M. Anwar Utama).
6. Kepada sahabat – sahabat penulis Lini, Defi, Desi, Lia, Yusuf, Yogi, Roni Momon, Dewi, Ridwan dan semua teman – teman satu stambuk 2007 serta senior dan junior yang tidak dapat disebut satu persatu yang ikut membantu penulis baik bantuan moril maupun sprituil.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu penulis bersedia menerima kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun yang nantinya dapat berguna bagi Fakultas dalam rangka pengembangan ilmu pengetahuan terutama di bidang radiologi.
Akhir kata, dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca.
Medan, 17 Januari 2011 Penulis
Fauzan Akmal NIM : 070600043
(6)
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN JUDUL ... HALAMAN PERSETUJUAN ...
HALAMAN TIM PENGUJI SKRIPSI ...
KATA PENGANTAR ... iv
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR GAMBAR ... vi
BAB 1 PENDAHULUAN ... 1
BAB 2 SINDROM MCCUNE-ALBRIGHT 3 2.1 Defenisi dan Etiologi ... 3
2.2 Patogenesis ... 4
2.3 Patofisiologi ... 6
2.4 Metode Diagnosa ... 8
2.5 Manifestasi Sindrom McCune-Albright ... 10
BAB 3 MANIFESTASI GAMBARAN KLINIS DAN RADIOGRAFI, DIAGNOSA BANDING DAN PERAWATAN SINDROM MCCUNE-ALBRIGHT 3.1 Manifestasi Klinis Sindrom McCune-Albright Secara Sistemik 16
3.2 Gambaran Radiografi Manifestasi Sindrom McCune-Albright Pada Rongga Mulut ... 21
3.3 Diagnosa Banding ... 29
3.4 Perawatan ... 30
BAB 4 KESIMPULAN ... 33
DAFTAR PUSTAKA ... 34 LAMPIRAN
(7)
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Patofisiologi Sindrom McCune-Albright secara molekular ... 8
2. Penjelasan Sindrom McCune-albright secara molekuler dan embriologi 8 3. Pigmentasi café-au-lait pada daerah wajah, dada dan lengan pada anak perempuan berusia 5 tahun penderita Sindrom McCune-Albright ... 16
4. Pigmentasi café-au-lait ... ... 16
5. Pigmentasi café-au-lait pada seorang anak laki-laki dari Yunani penderita Sindrom McCune-Albright berusia 9 tahun... ... 17
6. Pigmentasi café-au-lait pada wajah. pada pasien dari Spanyol ... 17
7. Pigmentasi café-au-lait pada daerah Retroaurikular pada penderita dari Nepal ... ... 18
8. Pigmentasi café-au-lait yang juga ditemukan pada bibir bawah dan Pigmentasi café-au-lait pada mukosa bukal... 18
9. Cacat pada tulang membuat kaki penderita seperti bengkok……… 18
10. Skoliosis pada tulang punggung pada pria Iran ... 18
11. Skoliosis dan pigmentasi café-au-lait ... 19
12. Asimetri wajah terlihat pada maksila kiri terlihat juga pigmentasi kulit pada wajah dan leher ... 20
13. Asimetri pada wajah yang terlihat pada bagian kiri mandibula dengan fibrous displasia... ... 20
14. Prognasi mandibula yang mengakibatkan asimetri wajah,juga terlihat pigmentasi café-au-lait pada bibir bawah ... ... 20
(8)
16. Gambaran panoramik fibrous displasia menunjukkan daerah ground
glass pada sisi kanan dan kiri, serta radiopaque pada mandibula kiri... 22 17. Gambaran panoramik seorang anak laki-laki berusia 15 tahun
penderitaSindrom McCune-Albright, terlihat daerah radiopaque kedua
rahang, maksila dan mandibula... ... 22 18. Gambaran radiografi foto panoramik ini menunjukkan dengan
gambaran ground glass pada daerah anterior mandibula dan gambaran
radiolusen pada daerah mixed density ……… .. 23
19. Gambaran radiologi foto panoramik pada seorang anak perempuan ras Kaukasoid terlihat radiopaque yang homogen dengan gambaran
ground glass, serta radiolusen pada regio anterior
mandibula... ... 24 20. Bentuk radiolusen pada pasien wanita berusia 15 tahun. Radiografi
panoramik memperlihatkan asimetri rahang, pada mandibula terlihat radiolusen (panah putih) yang meluas dari kondilus ke simpisis, sedangkan fibrous displasia pada maksila terlihat radiopaque (segitiga
hitam) yang menutupi seluruh sinus maksilaris... ... 25 21.Gambaran ground glass. Fibrous displasia pada maksila kanan dari
Pasien wanita berusia 20 tahun. Gambaran radiografi panoramik Menunjukkan bentuk ground glass pada maksila kanan dan sinus
maksilaris terlihat radiopaque ... \ 26 22. Gambaran Radiopaque. Fibrous displasia yang menyeluruh pada
maksila dan mandibula pada pasien wanita berusia 31 tahun. Gambaran radiografi panoramik menunjukkan gambaran radiopaque (sklerotik) dari fibrous displasia yang meluas pada maksila dan
mandibula, serta prominensia dari palatum keras... ... 26
23. Gambaran radiolusen/radiopaque (mixed density). Fibrous displasia pada maksila dan mandibula pada pasien wanita berusia 53 tahun. Gambaran radiografi panoramik menunjukkan bentuk mixed density pada mandibula kanan (panah putih) dan menutupi kanalis mandibula kanan, dapat dibandingkan dengan kanalis mandibula pada mandibula kiri yang tidak terinfeksi (panah transparan). Fibrous displasia pada maksila kanan terlihat radiopaque (segitiga), sedangkan maksila kiri
terlihat gambaran ground glass... ... 27 24. Computed Tomography memperlihatkan perluasan dari lesi
(9)
25.CT-scan menunjukkan lesi yang sama pada level yang berbeda yang memperlihat ekspansi ground glass kearah lateral maksila yang ditunjukkan oleh tanda panah pada gambar (b), dan perluasan dari sinus kedalam regio alveolar antara akar-akar kaninus dan premolar
pertama (panah) pada gambar (c)... 28 26.Gambaran radiografi CT Scan dari pasien pada gambar 19. CT scan
menunjukkan batas sangat jelas... 29 27.Gambaran 3D CT menunjukkan keadaan asimetri wajah akibat
(10)
BAB 1 PENDAHULUAN
Sindrom McCune-Albright adalah penyakit kelainan kulit, gangguan kelenjar endokrin dan displasia pada tulang yang mempunyai manifestasi di rongga mulut. Sindrom McCune-Albright ini bukanlah suatu penyakit keturunan karena penyakit ini terjadi akibat adanya mutasi pada regulasi protein Gαs yang terjadi pada gen GNAS1. Mutasi gen GNAS1 ini terjadi secara acak pada masa kehamilan yang akan menghasilkan sebagian sel tubuh yang normal dan sebagian lain mengalami mutasi, fenomena ini yang disebut mosaicism. Keparahan penyakit ini beserta kelainan yang menyertainya tergantung pada jumlah dan lokasi dari sel yang mempunyai gen GNAS yang telah bermutasi.1 Akintoye et.al, melaporkan bahwa beberapa kelainan gigi berhubungan dengan fibrous displasia yang menyertai Sindrom McCune-Albright ini.2 Dari hasil penelitian S.P. Xavier et al, terhadap dua orang pasien Sindrom McCune-Albright didapatkan hasil adanya asimetris wajah, perluasan dari mandibula, gangguan proses erupsi gigi dan pergeseraan gigi berupa malformasi atau rotasi.3
Untuk mendiagnosa Sindrom McCune-Albright ini diperlukan pemeriksaan yang meliputi pemeriksaan klinis, radiografi, histologi dan uji genetik.. Melalui pemeriksaan radiografi terutama foto panoramik dan CT-scan sangat memungkinkan dokter gigi untuk melihat manifestasi sindrom ini pada rongga mulut dan daerah kraniofasial. Manifestasi dari Sindrom McCune-Albright yang dapat dideteksi dari gambaran foto panoramik adalah lesi tulang berupa fibrous displasia.
(11)
Fibrous displasia pada foto panoramik memiliki gambaran yang bervariasi, untuk itu dibutuhkan keahlian khusus dari dokter gigi untuk menginterpretasi gambaran radiografi dari lesi ini. Gambaran radiografi panoramik ataupun CT-Scan pada sindrom ini lebih difokuskan sebagai alat bantu diagnosa dan alat untuk melihat perluasan lesi fibrous displasia.
Sindrom McCune-Albright ini tidak memiliki perawatan yang spesifik karena banyaknya manifestasi yang muncul. Dokter gigi dapat melakukan perawatan pada lesi fibrous displasia yang muncul pada daerah maksila dan mandibula, serta daerah kraniofasial. Selain perawatan dari lesi fibrous displasia, dokter gigi juga dapat merawat kelainan gigi yang timbul akibat fibrous displasia tersebut. S.P.Xavier et al (2008), menyatakan bahwa pasien dengan Sindrom McCune-Albright dapat menerima perawatan selayaknya pasien dokter gigi pada umumnya, namun dokter gigi harus dapat mengidentifikasi gangguan sistemik yang dihubungkan dengan penyakit ini.3
Dalam skripsi ini penulis akan membahas mengenai manifestasi Sindrom McCune-Albright pada rongga mulut, gambaran radiografi, diagnosa banding dan perawatan. Tujuan dari penulisan skripsi ini adalah untuk mengetahui manifestasi Sindrom McCune-Albright di rongga mulut yang dilihat melalui gambaran foto panoramik dan CT-scan yang dibandingkan dengan hasil pemeriksaan klinis. Dengan diketahuinya gambaran radiografi Sindrom McCune-Albright pada rongga mulut diharapkan dapat memudahkan dokter gigi dalam mendiagnosa dan menentukan perawatan penyakit ini.
(12)
BAB 2
SINDROM MCCUNE-ALBRIGHT
Sindrom McCune-Albright merupakan penyakit kelainan kulit, gangguan kelenjar endokrin dan displasia pada tulang yang tidak diketahui penyebab terjadinya. Para ahli sampai saat ini berpendapat bahwa penyebab sindrom ini adalah mutasi pada gen GNAS1. Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai definisi, etiologi, patogenesis, dan manifestasi dari sindrom ini.
2.1 Definisi dan Etiologi
Sindrom McCune-Albright secara klasik didefinisikan sebagai suatu penyakit yang memiliki tiga tanda klinis yaitu fibrous displasia, pigmentasi kulit cafe-au-lait, dan disertai gangguan pada kelenjar endokrin.4-9 Fibrous displasia yang terjadi pada penyakit ini adalah berupa bentuk poliostotik fibrous displasia, sedangkan gangguan endokrin yang dapat berasosiasi dengan penyakit ini adalah pubertas prekok (pubertas dini, biasanya pada anak perempuan), hipertiroidisme, Sindrom Chusing, hipersomatotropisme, hiperprolaktinemia, hiperparatiroidisme, dan riketsia/osteomalasia.4,5,10 Suatu hal yang sangat jarang tetapi memiliki kemungkinan bahwa penyakit ini dapat melibatkan sistem organ tubuh lain seperti hati, jantung, kelenjar tiroid atau pankreas.8
Secara lebih singkat Collin dan Shenker mendefinisikan Sindrom McCune-Albright sebagai fibrous displasia yang disertai salah satu gangguan kelenjar endokrin
(13)
yang telah disebutkan diatas dan adanya pigmentasi pada kulit yang berupa pigmentasi Cafe-au-lait.8
Etiologi dari penyakit ini secara molekuler adalah adanya mutasi pada regulasi protein Gαs yang terjadi pada gen GNAS1. Mutasi gen GNAS1 ini terjadi secara acak pada masa kehamilan yang akan menghasilkan sebagian sel tubuh yang normal dan sebagian lain mengalami mutasi, fenomena ini yang disebut mosaicism. Keparahan penyakit ini beserta kelainan yang menyertainya tergantung pada jumlah dan lokasi dari sel yang mempunyai gen GNAS yang telah bermutasi.1
Nama lain dari Sindrom McCune-Albright ini adalah :1 1. Albright-McCune-Sternberg Syndrome
2. Albright’s disease
3. Albright’s disease of bone 4. Albright’s Syndrome
5. Albright’s syndrome with preconius puberty 6. Albright-Stenberg syndrome
7. Polyostotic Fibrous Dysplasia
8. Fibrous dysplasia with pigmentary skin and precocius puberty 9. Osteitis fibrosa disseminata
2.2 Patogenesis
Protein G dikode oleh beberapa gen yaitu gen 16α, gen 6β, dan gen 12γ. Apabila terjadi defek pada protein G dapat menyebabkan terjadinya penyakit dengan beberapa cara yaitu, pertama protein G tidak bisa menghidrolisis GTP (guanine
(14)
triphospate), kedua protein G tidak dapat menghentikan stimulus yang berakibat
terjadinya peningkatan aktifitas efektor, walaupun tidak ada stimulus dari luar. Penurunan produksi protein G secara normal atau terbentuknya protein G yang tidak stabil dapat mengurangi respon normal terhadap stimulasi hormon. Protein G
mempunyai beberapa subunit yang salah satunya adalah subunit α (subunit α dibagi menjadi beberapa bagian yaitu Gαs, Gαq, Gαi, Gαt dan lainnya). Masing – masing subunit tersebut mempunyai fungsi berbeda dalam menghantarkan sinyal. Pada Sindrom McCune-Albright ini protein G yang mengalami mutasi adalah gen GNAS1
yang merupakan subunit dari Gαs. Gen GNAS1 terletak pada kromosom 20q13.1 -13.2, jika terjadi mutasi pada gen GNAS1 ini maka akan meningkatkan atau menurunkan aktifitas dari sistem yang terkait pada tingkat interaksi hormon dengan reseptor.5
Penelitian yang dilakukan Weinstein et al (1991), menemukan adanya mutasi pada exon 8 pada gen GNAS1 yang berasal dari jaringan yang teinfeksi pada pasien Sindrom McCune-Albright. Mutasi yang terjadi dimana dua asam amino, histidin dan
sistein digantikan oleh arginin di posisi 201 pada gen Gαs. Dalam keadaan yang lebih
jarang arginin digantikan oleh serin, glisin, atau leusin.11
Penelitian yang dilakukan Lumbroso et al (2004), menemukan adanya mutasi pada 49 orang dari 113 pasien Sindrom Albright. Pada pasien McCune-Albright Sindrom mutasi pada sel yang terkait akan mempengaruhi jaringan tulang, kulit, dan endokrin. Mutasi juga dapat ditemukan pada organ lain yang secara langsung tidak terlibat seperti darah, hati dan jantung. Mutasi pada Gαs bertanggung jawab terhadap terjadinya peningkatan produksi cAMP. Patogenesis dari sindrom ini
(15)
lebih diarahkan kepada proses yang terjadi secara molekuler, sedangkan patofisiologi dari sindrom ini lebih diarahkan pada perubahan yang ditimbulkan akibat proses patogenesis.12
2.3 Patofisiologi
Proses perjalanan penyakit Sindrom McCune-Albright dipengaruhi oleh beberapa hormon yaitu :4,8
1. MSH (melanocyte stimulating hormone)
Melanocyte stimulating hormone (MSH) berperan dalam proses terjadinya
pigmentasi kulit café-au-lait.
2. LH (leutinizing hormone)
Hormon ini berperan dalam proses terjadinya masalah pubertas prekok atau pubertas dini yang banyak terjadi pada anak perempuan.
3. TSH (thyroid stimulating hormone)
Hormon tiroid ini berperan dalam proses terjadinya hipertiroidisme. 4. GHRH (growth hormone, stimulating hormone)
Fibrous displasia yang merupakan temuan klinis yang paling sering muncul pada pasien dengan Sindrom McCune-Albrught, proses terjadinya berkaitan dengan hormon GHRH ini.
5. ACTH (adrenocrotical stimulating hormone)
Penyakit pada pasien Sindrom McCune-Albright yang berkaitan dengan hormon ini adalah Sindrom Cushing.
Hormon – hormon tersebut akan berinteraksi dengan protein G khususnya subunit alpha. Pada penderita Sindrom McCune-Albright terjadi mutasi pada subunit
(16)
alpha yang menginduksi AC (adenylate cyclase), sehingga akan terbentuk kadar cAMP yang tinggi di intraselular. Proses ini akan menyebabkan tingginya produksi melanin, estradiol, testosteron, tiroksin, hormon pertumbuhan, dan kortisol (Gambar1). Disregulasi produksi dari hormon – hormon tersebut akan menghasilkan pigmentasi café-au-lait, pubertas prekok, fibrous displasia, akromegali,
hipertiroidisme, dan Sindrom Chusing yang tergantung pada jaringan yang mengandung mutasi somatis (gambar 2).4,8
Secara skematis proses tersebut dapat dijelaskan dengan skema dibawah ini.
HORMON + RESEPTOR
Berinteraksi
PROTEIN G (α,β,γ) khususnya α
menginduksi
AC (ADENYLATE CYCLASE)
(17)
Gambar 1. Patofisiologi Sindrom McCune-Albright secara molekular.4,8
Gambar 2. Penjelasan Sindrom McCune-albright secara molekuler dan embriologi.4,8
2.4 Metode Diagnosa
Diagnosa dari Sindrom McCune-Albright dapat ditegakkan melalui beberapa cara yaitu :
1. Pemeriksaan Klinis 2. Radiografi
3. Biopsi 4. Uji Genetik
(18)
2.4.1 Pemeriksaan Klinis
Pada pemeriksaan klinis kelainan yang dapat ditemukan adalah, gangguan pada kelenjar endokrin ( pubertas prekok, hipertiroidisme, sindrom chusing, dll ) pigmentasi pada kulit dan displasia pada tulang.4,8
2.4.2 Radiografi
Gambaran radiografi sangat membantu untuk menegakkan diagnosa terhadap fibrous displasia yang merupakan temuan klinis pada sindrom ini. Fibrous displasia pada gambaran radiografi mempunyai gambaran khas yang disebut ground glass.
Secara umum gambaran radiografi fibrous displasia pada setiap tulang berbeda. Pada tulang panjang lesi ini akan cendrung terlihat “litik”, sedangkan pada tulang kraniofasial lesi cendrung terlihat “sklerotik”. Hal ini berkaitan dengan proses mineralisasi dalam jumlah yang relatif lebih besar dari jaringan fibrous displasia pada tulang kraniofasial. Gambaran computed tomografi ( CT-Scan) adalah teknik yang paling baik dalam mendiagnosa lesi fibrous displasia pada tulang tengkorak. Gambaran CT-scan pada anak-anak akan terlihat homogen, sedangkan pada pasien lansia akan terlihat seperti kista pada beberapa area, meskipun gambarannya seperti kista tetapi bukanlah suatu kista yang sebenarnya.4,8
2.4.3 Biopsi
Apabila dari hasil pemeriksaan radiografi belum dapat ditegakkan diagnosa terhadap fibrous displasia, maka dapat dilakukan biopsi pada jaringan yang terinfeksi. Gambaran histopatologi dari fibrous displasia sering digambarkan sebagai sebuah
(19)
pola “chinese writing” dan dengan persiapan dan pewarnaan khusus dapat mendeteksi bukti adanya osteoid yang termineralisasi dan tidak termineralisasi.4,8
2.4.4 Uji Genetik
Uji genetik memungkinkan, akan tetapi tidak tersedia secara rutin. Karena
somatic mosaic nature dari penyakit, akan memberikan hasil yang negatif pada
jaringan yang ada tanpa mengesampingkan kemunculan dari mutasi. Pada kebanyakan kasus,, uji genetik memberikan sedikit kontribusi dalam mendiagnosa dan tidak seluruhnya dapat dimanajemen. Korelasi genotip/fenotip tidak diketahui, dengan demikian pengetahuan mengenai mutasi spesifik tidak memiliki pengaruh terhadap perawatan. Untuk alasan inilah, maka ketika diagnosa Sindrom McCune-Albright ditegakkan, penting untuk menyadari luas jaringan yang mungkin terlibat, Skrining (pemeriksaan yang cepat), secara minimal memerlukan catatan medis dan pemeriksaan fisik dan biasanya memerlukan gambaran khas dan uji biokimia.4,8
2.5 Manifestasi Sindrom McCune-Albright
Setelah melihat banyaknya manifestasi yang dapat ditimbulkan oleh Sindrom McCune-Albright, maka penulis membagi manifestasi sindrom ini kedalam dua kelompok yaitu :
1. Manifestasi Sistemik Sindrom McCune-Albright 2. Manifestasi Oral Sindrom McCune-Albright
(20)
2.5.1 Manifestasi Sistemik Sindrom McCune-Albright
Dalam hal sistemik manifestasi sindrom ini adalah berupa :5,9 1. Gangguan pada kelenjer endokrin
2. Pigmentasi pada kulit 3. Displasia pada tulang
2.5.1.1 Gangguan Pada Kelenjar Endokrin
Pada kelenjar endokrin akan terdapat beberapa keadaan yaitu, pubertas prekok, hipertiroidisme, Sindrom Cushing, hipersomatotropism, hiperprolaktinemia, akromegali, hiperparatiroidisme, dan riketsia/osteomalasia, Tetapi dalam bagian ini yang akan dijelaskan hanya pubertas prekok, hipertiroidisme, dan Sindrom Cushing.
2.5.1.1.1 Pubertas Prekok
Pubertas prekok atau pubertas dini sejauh ini adalah manifestasi yang paling sering pada pasien Sindrom McCune-Albright., khususnya pada wanita. Pubertas prekok ini terjadi akibat adanya aktifitas dari luteinizing hormon (LH). Dari hasil penelitian Benedict ditemukan bahwa hampir sepertiga wanita yang menderita Sindrom McCune-Albright mengalami pubertas prekok.4 Penelitian Ringel (1996) terhadap 158 pasien (103 orang adalah wanita) menemukan 82 orang (71%) yang didiagnosa mengalami pubertas prekoks. 13
Keadaan yang terjadi pada pasien perempuan yang mengalami pubertas prekok ini adalah menstruasi yang datang tiba–tiba, yang mengakibatkan perdarahan pada vagina yang terjadi pada waktu usia satu tahun kelahiran. Keadaan lain yang terjadi pada wanita dengan sindrom ini adalah tidak adanya rambut kemaluan atau
(21)
jumlahnya yang lebih sedikit dari yang normal. Wanita penderita Sindrom McCune-Albright yang mengalami pubertas prekoks ini memiliki faktor predisposisi yang tinggi terhadap resiko terjadinya kanker payudara. Seorang anak perempuan dengan pubertas prekoks yang telah terlihat pada usia 1 tahun didiagnosa menderita kanker payudara pada usia 11 tahun. 5
Pada anak laki – laki pubertas prekoks ini dilaporkan mengenai 15% dari jumlah anak laki – laki yang menderita Sindrom McCune-Albright. Pada pria pubertas prekoks ini berkembang lebih lambat daripada wanita yaitu antara usia 4 dan 9 tahun. Manifestasi klinis yang paling sering ditemukan adalah terjadinya pembesaran pada penis dan testis yang diikuti oleh pertumbuhan rambut pubis. 5
2.5.1.1.2 Hipertiroidisme
Hipertiroidisme adalah kelainan pada kelenjar endokrin yang kedua paling sering ditemukan pada pasien Sindrom McCune-Albright. Hipertiroidisme pada sindrom ini terjadi akibat mutasi protein G pada tingkat thyroid stimulating hormone (TSH). Pada pasien Sindrom McCune-Albright hipertiroidisme ditemukan pada semua usia. Keadaan klinis yang terlihat pada pasien Sindrom McCune-Abright yang mengalami hipertiroidisme adalah terjadinya pembesaran kelenjar tiroid dan penyakit gondok.4 Berdasarkan pengamatan Mastorakos (1997), terhadap seluruh laporan kasus dari Sindrom McCune-Albright dan penyakit kelenjar tiroid antara tahun 1963 sampai 1997. Dari 63 kasus yang dijelaskan pada periode itu, 19 orang (30%)mempunyai penyakit gondok yang bernodul (14 orang dengan hipertiroidisme), 23 orang (36%) mempunyai penyakit gondok yang difus (20 orang dengan
(22)
hipertiroidisme),dan 18 orang (28%) menderita hipertiroidisme tanpa penyakit gondok. 14
2.5.1.1.3 Sindrom Cushing
Sindrom Cushing adalah kelainan yang terjadi akibat produksi yang berlebihan dari hormon kortisol. Bareille, melaporkan bahwa manifestasi klinis yang terlihat adalah adrenalektomi bilateral. Lumbroso (1999), melaporkan hiperkortikolisme pada tujuh orang dari 113 pasien (6%). Kebanyakan pasien Sindrom McCune-Albright dengan Sindrom Cushing ditemukan adanya Nefrokalsinosis. 15
2.5.1.2 Manifestasi Pada Kulit
Karakteristik lesi kulit pada pasien Sindrom McCune-Albright adalah adanya Makula café-au-lait tetapi hal ini bukan tanda klinis yang utama dalam menentukan diagnosis. Bercak – bercak Café-au-lait juga terjadi sebagai keadaan yang fisiologis pada 13% Ras Kaukasoid dan 27% pada Ras Afro-amerika. Lebih kurang 25% anak–anak keturunan Ras Kaukasoid usia 6 sampai 15 tahun memiliki sekurang-kurangnya satu bercak café-au-lait.5
Pada pasien sindrom McCune-Albright temukan lebih dari 95% lesi kulit ini. Berdasarkan lokasinya dan perubahan bentuk lesi ini dapat dibedakan beberapa bentuk yaitu bentuk S terletak pada dada, bentuk V pada daerah punggung, dan distribusi yang linear pada ekstremitas. Tempat yang biasa terdapat makula
(23)
2.5.1.3 Displasia Pada Tulang
Selain adanya bentuk pigmentasi café-au-lait dan aktifitas yang berlebihan pada beberapa organ dari kelenjar endokrin, fibrous displasia pada tulang adalah manifestasi utama pada Sindrom McCune-Albright. Ringel, menemukan bahwa dari 158 pasien yang dilaporkan menderita McCune-Albright Sindrom 154 pasien (98%) mempunyai displasia tulang. Sedangkan Lumbroso (2004), melaporkan bahwa 52 dari 113 pasien (46%) memiliki lesi pada tulang yang berupa fibrous displasia.13
Lesi displastik ini ditandai dengan pergantian yang progresif dari jaringan tulang yang normal menjadi jaringan fibroosseus yang abnormal. Perluasan lesi ini menyebabkan fraktur patologis, kerapuhan tulang, nyeri dan kompresi pada syaraf. Fraktur tulang yang paling sering terjadi adalah pada tulang femur, tibia, humerus dan lengan bawah. Tetapi sangat disayangkan keadaan ini tidak terdeteksi dalam waktu yang lama. 5,9
2.5.2 Manifestasi Sindrom McCune-Albright Pada Rongga Mulut
Manifestasi Sindrom McCune-Albright pada rongga mulut adalah berupa poliostotik fibrous displasia yang berhubungan dengan beberapa gangguan pada jaringan tulang. Sangat mungkin untuk terjadi perluasan lesi dan kerapuhan pada tulang rahang, dan gangguan pada pola erupsi gigi secara normal, hal ini diakibatkan karena kehilangan dukungan jaringan yang normal pada proses perkembangan gigi. Gangguan kelenjar endokrin juga dapat mengubah waktu erupsi gigi. Sebuah kasus klasik dengan perluasan lesi pada maksila telah dilaporkan oleh Church. Pada kasus ini tidak ditemukan adanya pigmentasi kulit pada intraoral.16
(24)
Penelitian yang dilakukan Xavier (2008), terhadap dua orang pasien Sindrom McCune-Albright ditemukan kelainan asimetri wajah, pembesaran pada mandibula, erupsi gigi yang tertunda dan perpindahan gigi yang berupa rotasi atau malformasi. Penelitian yang dilakukan Riminucci didapatkan hasil bahwa pada penderita Sindrom McCune-albright, fibrous displasia yang terjadi biasanya melibatkan tulang kraniofasial.3
Pada penelitian Akintoye (2003), dinyatakan bahwa sangat penting untuk mengidentifikasi fibrous displasia pada maksila dan mandibula serta beberapa kelainan dental yang terjadi pada Sindrom McCune-Albright. Kelainan dental yang berkaitan dengan fibrous displasia tersebut adalah rotasi gigi, oligodontia, perpindahan gigi (displacement), hipoplasia enamel, taurodontisme dan sebagainya.2
Dengan demikian, Sindrom McCune-Albright adalah suatu penyakit yang etiologinya adalah akibat mutasi gen GNAS1 pada masa embrionik. Sindrom ini memiliki tiga tanda klinis yaitu, pigmentasi café-au-lait, gangguan endokrin, dan fibrous displasia pada tulang. Manifestasi sindrom ini pada rongga mulut, khususnya yang dapat dilihat secara gambaran radiografi panoramik adalah lesi tulang fibrous displasia.
(25)
BAB 3
MANIFESTASI KLINIS,GAMBARAN RADIOGRAFI, DIAGNOSA BANDING DAN PERAWATAN SINDROM MCCUNE-ALBRIGHT
3.1 Manifestasi Klinis Sindrom McCune-Albright Secara Sistemik
Sindrom McCune-Albright memiliki gambaran atau tampilan klinis berupa : 1. Pigmentasi pada kulit berupa pigmentasi café-au-lait.
2. Kecacatan pada tulang. 3. Asimetri pada wajah.
3.1.1 Pigmentasi Café-au-lait
Gambaran klinis dari makula café-au-lait adalah berupa daerah hiperpigmentasi pada kulit dengan batas yang jelas, yang disebut dengan bentuk coast
of maine. Keadaan ini dapat muncul pada leher, punggung, daerah wajah dan kepala
maupun lengan.4,5,8
Gambar 3(A). Pigmentasi café-au-lait pada daerah wajah, dada dan lengan pada anak perempuan berusia 5 tahun penderita Sindrom McCune-Albright.4,8
(26)
Pigmentasi café-au-lait juga ditemukan pada tengkuk di daerah leher dan pada lipatan panggul (gambar 4). Pigmentasi café-au-lait ini biasanya ditemukan pertama kali pada usia bayi, seperti yang terlihat pada gambar 5. Pada anak berusia 9 tahun ini, pigmentasi café-au-lait sudah terlihat sejak usia 4 bulan. Pigmentasi kulit ini terdapat pada bahu kiri, setengah dari thorax kiri, panggul kiri, lengan atas kiri, dan separuh wajah bagian kiri. Biopsi yang dilakukan pada kulit menunjukkan keadaan yang patologis (gambar 5).
A B
Gambar 5(A). Pigmentasi café-au-lait pada seorang anak laki-laki dari Yunani penderita Sindrom McCune-Albright berusia 9 tahun.17
Gambar 6(B). Pigmentasi café-au-lait pada wajah. pada pasien dari Spanyol.18
Seorang anak perempuan dari Spanyol berusia 9 tahun juga mempunyai pigmentasi café-au-lait yang berbentuk irregular pada dagu kiri, leher dan area frontal.18 Selain ditemukan pada daerah wajah, leher, bahu maupun punggung, pigmentasi café-au-lait ini juga ditemukan pada daerah retroaurikular (gambar 7).19 Walaupun jarang ditemukan, pigmentasi café-au-lait juga dapat ditemukan pada daerah bibir dan mukosa bukal (gambar 8).9
(27)
A B dan C
Gambar 7 (A). Pigmentasi café-au-lait pada daerah Retroaurikular pada penderita dari Nepal.19 Gambar 8. (B) Pigmentasi café-au-lait yang juga ditemukan pada bibir bawah. (C) Pigmentasi café-au-lait pada mukosa bukal.2
3.1.2 Kecacatan Pada Tulang
Kecacatan pada tulang ini terjadi pada tulang punggung, lengan,atau kaki. Keadaan ini akan mengakibatkan tubuh pasien lebih pendek dari rata-rata, skoliosis pada tulang punggung, kesulitan dalam berjalan, dan resiko fraktur yang tinggi (gambar 9, gambar 10).
A B
Gambar 9(A). cacat pada tulang membuat kaki penderita seperti bengkok.20 Gambar 10(B). Skoliosis pada tulang punggung pada pria Iran.20
(28)
Diagnosa dari hasil pemeriksaan klinis pada pasien berusia 40 tahun dari Iran, ditemukan bahwa pasien ini menderita osteomielitis kronis. Riwayat medis pasien ini pernah terjadi fraktur pada ulna, humerus, femur dan tulang rusuk. Pemeriksaan fisik terlihat tubuh yang lebih pendek dari rata-rata (148cm) (gambar 10).20 Keadaan skoliosis juga ditemukan pada pasien dari Taiwan berusia 18 tahun (gambar 11).21
Gambar 11. Skoliosis dan pigmentasi café-au-lait.21
3.1.3 Asimetri Wajah
Pada penderita Sindrom McCune-Albright asimetri pada wajah disebabkan oleh perluasan pada tulang maksila,mandibula atau kraniofasial akibat dari fibrous displasia yang timbul. Selain dapat menyebabkan asimetri pada wajah fibrous displasia dapat juga mengganggu keadaan gigi-geligi di dalam mulut.
(29)
A B
Gambar 12. Asimetri wajah terlihat pada maksila kiri terlihat juga pigmentasi kulit pada wajah dan leher (pasien yang sama dengan gambar 8).2
Gambar 13. Asimetri pada wajah yang terlihat pada bagian kiri mandibula dengan fibrous displasia.3
Gambar 14. Prognasi mandibula yang mengakibatkan asimetri wajah,juga terlihat pigmentasi café-au-lait pada bibir bawah.22
Asimetri wajah juga ditemukan pada pasien dari Korea berusia 23 tahun. Perubahan struktur wajah pada pasien ini dimulai ketika berusia 17 tahun. Tampilan wajahnya terlihat berangsur-angsur menjadi kasar, hidungnya mengalami pergeseran ke sisi kanan, dan mandibula mengalami prognasi (gambar 14).22 Keadaan ini juga ditemukan pada pasien dari Taiwan berusia 18 tahun yang mengalami pembesaran
(30)
kepala yang mengakibatkan asimetri wajah, disamping itu juga terlihat pigmentasi
café-au-lait pada sisi kanan wajah (gambar 15).21
Gambar 15. Asimetri wajah dan pigmentasi café-au-lait (pasien yang sama dengan gambar 11).21
3.2 Gambaran Radiografi Manifestasi Oral Sindrom McCune-Albright
Gambaran radiografi dapat digunakan untuk membantu menegakkan diagnosa Sindrom McCune-Albright, terutama dalam menentukan perluasan lesi tulang yang mengalami fibrous displasia. Pada Sindrom McCune-Albright ini gambaran radiografinya tidak hanya terlihat pada foto rontgen rongga mulut tetapi juga dapat terlihat dengan bantuan konvensional X-ray lainnya pada daerah lengan, tungkai bawah dan tulang punggung. Dalam bagian ini penulis hanya menitikberatkan pada pembahasan gambaran radiografi pada foto panoramik dan radiografi kraniofasial dengan menggunakan computed tomography (CT-Scan).
Pada Sindrom McCune-Albright gambaran radiografi yang terlihat adalah fibrous displasia. Secara umum pemeriksaan roentgen foto pada fibrous displasia
(31)
memberikan gambaran yang bervariasi, tergantung dari perluasan dari lesi. Pada gambaran radiografi panoramik dari rahang, terlihat gambaran ground glass yang berkembang menjadi lesi-lesi campuran antara radiopaque/radiolusen, dan penipisan tepi tulang kortikal (gambar 16,gambar 17).2
Gambar 16. Gambaran panoramik fibrous displasia menunjukkan daerah ground glass pada sisi kanan dan kiri, serta radiopaque pada mandibula kiri.2
Gambar 17. Gambaran panoramik seorang anak laki-laki berusia 15 tahun penderita Sindrom McCune-Albright, terlihat daerah radiopaque kedua rahang, maksila dan mandibula.2
Penelitian yang dilakukan Xavier et al (2008), memperlihatkan hasil asimetri wajah sisi kiri akibat perluasan lesi fibrous displasia. Mandibula kiri terlihat
(32)
gambaran ground glass, daerah campuran radiopaque/radiolusen (mixed density) terlihat radiolusen, serta penipisan dari dinding tulang kortikal mandibula (gambar 18).3
Gambar 18. Gambaran radiografi foto panoramik ini menunjukkan dengan gambaran ground glass pada daerah anterior mandibula dan gambaran radiolusen pada daerah mixed density.3
Selain itu Xavier et al(200), juga melakukan penelitian pada seorang anak perempuan ras Kaukasoid berusia 10 tahun. Hasil foto panoramik menunjukkan gambaran radiopaque yang homogen dengan tampilan ground glass, serta beberapa area radiolusen dengan batas yang tidak jelas pada bagian anterior mandibula (gambar 19).3
(33)
Gambar 19. Gambaran radiologi foto panoramik pada seorang anak perempuan ras Kaukasoid terlihat radiopaque yang homogen dengan gambaran ground glass, serta radiolusen pada regio anterior mandibula .3
Dari hasil penelitian Akintoye et al (2004), gambaran radiografi foto panoramik fibrous displasia pada Sindrom McCune-Albright dapat dikelompokkan menjadi empat gambaran yang berbeda, yaitu, ground glass (padat/trabekula bergranular), radiolusen (lisis), campuran radiolusen/radiopaque (mixed density), dan radiopaque (sklerotik). Dari penelitian ini didapatkan hasil bahwa bentuk ground
glass yang terlihat pada maksila dan mandibula lebih tinggi prevalensinya pada
pasien berusia di bawah 21 tahun, sedangkan pada pasien berusia diatas 21 tahun bentuk radiopaque prevalensinya lebih tinggi pada maksila, sedangkan pada mandibula gambaran mixed density yang akan lebih sering terlihat.23
Pada pengamatan tersebut diketahui bahwa fibrous displasia yang terdapat pada maksila berbeda dengan fibrous displasia pada mandibula. Sebagai contoh, gambaran ini dapat dilihat pada gambar 20, dimana lesi pada maksila yang terlihat berupa gambaran ground glass sedangkan pada mandibula lesinya terlihat radiolusen.
(34)
Selain itu fibrous displasia juga menutupi bentuk radiografi dari sinus maksilaris (gambar 20,21,22) dan kanalis mandibula (gambar 23).23
Gambar 20. Bentuk radiolusen pada pasien wanita berusia 15 tahun. Radiografi panoramik memperlihatkan asimetri rahang, pada mandibula terlihat radiolusen (panah putih) yang meluas dari kondilus ke simpisis, sedangkan fibrous displasia pada maksila terlihat radiopaque (segitiga hitam) yang menutupi seluruh sinus maksilaris.23
Batas pinggir lesi fibrous displasia yang terlihat secara radiografi biasanya bercampur dengan jaringan sehat yang berbatas langsung dengan lesi ini, sehingga sulit untuk membuat garis pembatas antara lesi fibrous displasia dengan jaringan yang sehat. Pencampuran antara lesi fibrous displasia dengan jaringan yang sehat dapat dilihat pada lesi dengan pola ground grass (gambar 21) dan lesi dengan pola radiopaque (gambar 22).23
(35)
Gambar 21. Gambaran ground glass. Fibrous displasia pada maksila kanan dari pasien wanita berusia 20 tahun. Gambaran radiografi panoramik menunjukkan bentuk ground glass pada maksila kanan dan sinus maksilaris terlihat radiopaque (tanda panah).23
Gambar 22. Gambaran Radiopaque. Fibrous displasia yang menyeluruh pada maksila dan mandibula pada pasien wanita berusia 31 tahun. Gambaran radiografi panoramik menunjukkan gambaran radiopaque (sklerotik) dari fibrous displasia yang meluas pada maksila dan mandibula, serta prominensia dari palatum keras (tanda bintang).23
Pada lesi dengan pola radiolusen akan lebih mudah untuk membuat batas antara lesi fibrous displasia dengan jaringan yang sehat. Hal ini dapat dilihat pada
(36)
gambar 20. Sedangkan pada lesi dengan pola mixed density, batas antara lesi fibrous displasia dapat dibedakan dengan jaringan yang sehat secara parsial (gambar 23) .
Gambar 23. Gambaran radiolusen/radiopaque (mixed density). Fibrous displasia pada maksila dan mandibula pada pasien wanita berusia 53 tahun. Gambaran radiografi panoramik menunjukkan bentuk mixed density pada mandibula kanan (panah putih) dan menutupi kanalis mandibula kanan, dapat dibandingkan dengan kanalis mandibula pada mandibula kiri yang tidak terinfeksi (panah transparan). Fibrous displasia pada maksila kanan terlihat radiopaque (segitiga), sedangkan maksila kiri terlihat gambaran ground glass (bintang).23
Selain gambaran radiografi dari foto panoramik, gambaran radiografi dari
computed tomography (CT-scan) dapat juga dipergunakan untuk mendiagnosa lesi
fibrous displasia. Pada gambaran radiografi dengan menggunakan computed
tomography (CT-scan), terlihat gambaran berupa bagian granular yang dibatasi oleh
tulang sklerotik. Selain untuk menunjukkan bentuk granular dari jaringan yang terkena lesi, CT-scan juga digunakan juga untuk melihat perluasan lesi pada tulang kraniofasial (gambar 24).2 Gambaran radiografi CT-scan pada rahang akan terlihat gambaran ground glass yang berkembang menjadi lesi-lesi campuran antara radiopaque/radiolusen, dan penipisan tepi tulang kortikal (gambar 25).2
(37)
Gambar 24. Computed Tomography memperlihatkan perluasan dari lesi fibrous displasia.2
Gambar 25. CT-scan menunjukkan lesi yang sama pada level yang berbeda yang memperlihat ekspansi ground glass kearah lateral maksila yang ditunjukkan oleh tanda panah pada gambar (b), dan perluasan dari sinus kedalam regio alveolar antara akar-akar kaninus dan premolar pertama (panah) pada gambar (c).23
Hasil CT-scan pada mandibula akan terlihat gambaran daerah tulang yang lebih gelap, dengan batas yang jelas dengan kontur perifer yang berwarna lebih gelap (gambar 26).
(38)
Hasil gambaran dari 3D CT (three-dimentional computed tomography) dapat juga digunakan sebagai alat bantu dalam merencanakan perawatan, terutama untuk merencanakan bedah rekonstruksi pada daerah kraniofasial.
A B
Gambar 26 (A). Gambaran radiografi CT Scan dari pasien pada gambar 19. CT scan menunjukkan batas sangat jelas.3
Gambar 27 (B). Gambaran 3D CT menunjukkan keadaan asimetri wajah akibat lesi-lesi fibrous displasia.24
3.3 Diagnosa Banding Sindrom McCune-Albright
Sindrom McCune-Albright biasanya sulit dibedakan dengan Neurofibromatosis. Keadaan yang membingungkan antara ini biasanya terjadi pada masa bayi sampai masa anak-anak, hal ini terjadi ketika seorang anak memiliki tanda klinis makula café-au-lait. Lokasi dan bentuk pigmentasi kulit yang terjadi dapat membedakan antara dua keadaan ini. Pada sindrom McCune-Albright pigmentasi makula café-au-lait yang terlihat berbatas lebih jelas (disebut bentuk coast of maine),
(39)
sedangkan pada Neurofibromatosis batasnya lebih halus (disebut dengan bentuk coast
of California).4,8
Osteofibrous displasia (ossifying fibroma pada tulang panjang), juga sulit dibedakan dengan fibrous displasia. Lesi ini secara khusus ditemukan pada tibia dan fibula, dan secara histologi berbeda dengan fibrous displasia. Non-ossifying fibroma juga menunjukkan gambaran radiografi dan histologi yang sama dengan fibrous displasia pada tulang panjang. Jumlah tulang yang terlibat dan tidak adanya tanda-tanda klinis selain pada tulang, dapat membantu membedakan non-ossifying fibroma dengan fibrous displasia.4,8
Fibrous displasia pada rahang juga mempunyai gambaran histologi yang sama dengan cemento ossifying fibroma. Lesi pada cemento ossifying fibroma cendrung menjadi lebih agresif dari pada lesi fibrous displasia. Apabila jaringan-jaringan yang terinfeksi dan alat-alat pengujian tersedia, maka pengujian terhadap mutasi gen GNAS akan sangat membantu dalam membedakan lesi cemento ossifying fibroma dari lesi fibrous displasia.4,8
3.4 Perawatan Sindrom McCune-Albright
Perawatan pada pasien Sindrom McCune-Albright tergantung pada manifestasi yang muncul. Jadi tidak ada perawatan spesifik pada penyakit ini, karena perawatan pada penyakit ini sangat bervariasi, tergantung pada masing-masing manifestasi yang muncul.
Perawatan sindrom McCune-Albright ini meliputi perawatan terhadap : 1. Pubertas Prekoks
(40)
Perawatan pada pubertas prekoks ini adalah meliputi pemberian obat-obatan sistemik seperti, medroxyprogesteron acetate25, cyproteron acetate, tomoxifen, testolactone, letrozole, fadrozole dan anastrazole.5
2. Hipertiroidisme
Hipertiroidisme pada Sindrom McCune-Albright sangat responsif terhadap obat-obat dari golongan tioamide seperti, propylthiouracil, methimazole, dan carbimazole.5
3. Sindrom Cushing
Perawatan secara bedah dapat dilakukan untuk menghilangkan kelenjar adrenal yang hiperplastik (adrenalektomi).5
4. Manifestasi Kulit (Pigmentasi Café-au-lait)
Pada sebagian pederita Sindrom McCune-Albright makula café-au-lait ini dapat berubah menjadi bertambah menjadi gelap atau hitam ketika terpapar oleh matahari. Disarankan untuk melindungi daerah dengan makula café-au-lait, dengan pakaian yang tepat dan pemberian krim sun-block.5
5. Displasia Tulang
Untuk mengontrol lesi pada tulang dapat dilakukan pemberian bisphosphonates yang merupakan kelompok dari pyrophosphate, salah satu contoh bisphosphonates adalah pamidronate.26,27 Selain pemberian obat sistemik dapat juga dilakukan bedah kraniofasial.4,5 Program ortopedik yang komprehensif dapat juga dilakukan untuk mencegah kecacatan pada tulang.4
(41)
BAB 4 KESIMPULAN
Sindrom McCune-Albright merupakan suatu penyakit yang memiliki tiga tanda klinis yaitu fibrous displasia, pigmentasi kulit cafe-au-lait, dan disertai gangguan pada kelenjar endokrin. Etiologi dari penyakit ini adalah mutasi gen yang terjadi pada gen GNAS1 yang berkembang pada masa embrio, dan dapat menetap sampai usia dewasa.
Manifestasi sindrom ini dapat dibagi menjadi dua kelompok yaitu, manifestasi sistemik dan manifestasi oral. Manifestasi sistemik Sindrom McCune-Albright, adalah berupa gangguan pada kelenjer endokrin, pigmentasi pada kulit, dan displasia pada tulang.
Manifestasi oral dari Sindrom McCune-Albright adalah lesi tulang fibrous displasia yang akan menyebabkan pembesaran pada maksila atau mandibula, yang akan mengakibatkan terjadinya asimetri wajah. Gambaran radiografi foto panoramik fibrous displasia dapat dikelompokkan dalam empat pola yaitu, ground glass, radiolusen (lisis), campuran radiolusen/radiopaque (mixed density), dan radiopaque (sklerotik). Gambaran radiografi daerah kraniofasial yang dapat dilihat melalui CT-scan berupa bagian yang granular dan dibatasi oleh tulang sklerotik yang berbatas jelas. Tidak ada perawatan spesifik pada sindrom ini, perawatannya adalah tergantung kepada manifestasi yang muncul.
(42)
DAFTAR RUJUKAN
1. Anonymous. McCune-Albright syndrome. 2009. http://Genentic Home Reference.com (November 2010)
2. Akintoye SO, Boher S, Robey GP. Dental Characteristic of Fibrous Displasia and McCune-Albright Syndrome. Journal Oral Rad 2003; 96: 275-82
3. Xavier SP, Ribeiro MC, Sicchieri LG, Brentegani LG, Lacerda SA. Clinical, Microscopic and Imaging Findings Associated to McCune-Albright Syndrome : report tw cases. Braz Dent J 2008; 19(2): 165-70
4. Demitrescu CE, Collins MT. Review McCune-Albright Syndrome. Orphaned journal of Rare Diseases 2008; 3: 1-12
5. Diaz A, Danon M, Crawford J. McCune-Albright Syndrome and Disorder Due to Activating Mutations of GNAS1. Journal of Pediatric Endrocrinology \& Metabolism 2007; 20: 853-80
6. Parsons V. A Colour Atlas Of Bone Disease. Ed 2. London : Wolfe Medical Publishing Ltd, 1990: 86-7
7. Glibisco JA. Stafne’s Oral Radiographic Diagnosis. Ed 5. Philadelphia : WB Saunder Company, 1985: 242-3
8. Collins MT. McCune-Albright Syndrome. Orphaned journal of Rare Diseases 2004: 1-17
9. Anonymous. Definition of McCune-Albright Syndrome.
(43)
10.Greenfield GB. Radiology of Bone Disease. Ed 4. Philadelphia : J.B Lippincott Company, 1986: 127-9
11.Weinstein LS, Shenker A, Gejman PV, Merino MJ, Friedman E, Spiegel AM. Activating Mutations of the Stimulatory G Protein in the McCune–Albright Syndrome. The New England Journal of Medicine 1991 : 1688 – 95
12.Lumbroso S, Paris S, Sultan C. Activating Gs Mutations: Analysis of 113 Patients with Signs of McCune-Albright Syndrome—A European Collaborative Study. The Journal of Clinical Endocrinology and Metabolism 2004 : 2107 – 13
13.Ringel MD, Schwindinger WF, Levine MA. Clinical implications of genetic defects in G proteins. The molecular basis of McCune-Albright and Albright hereditary osteodystrophy. Abstrak. PubMed 1996: 171-184
14.Mastorakos G, Mitsiades NS, Doufas AG, Koutras D. Hyperthyroidism in McCune-Albright syndrome with a review of thyroid abnormalities sixty years after the first report. Abstrak. PubMed 1997 : 433 – 39
15.Bareille P, Azcona A, Stanhope R. Multiple neonatal endocrinopathies in McCune-Albright syndrome. Abstrak. J Paediatr Child Health 1999 : 315-318
16.Shafer WG, Hine MK, Levy BM. A textbook of Oral Pathology. Philadelphia : W.B. Saunder Company, 1963: 576-7
17.Papadopoulou M, Doula S, Kitsios K, Kaltsas T, Kosta K. A boy with McCune-Albright syndrome associated with GH secreting pituitary
(44)
microadenoma. Clinical findings and response to treatment. Journal of Hormones 2006 :205 – 9
18.G. Pitarch Bort, C. Laguna Argente, B. Martín González, MªI Febrer Bosch, V. Alegre de Miquel. McCune-Albright’s syndrome. Med Cutan Iber Lat Am 2009 :144-146
19.Roka YB, Paudel G, Khatri B, Munakomi S. Clinical, Radiological and Endocrinological Findings in a Case of McCune-Albright Syndrome. Turkish Neurosurgery 2010 : 508-11
20.Siadati S, Shafigh E. McCune-Albright Syndrome: A case report. Archives of Iranian Medicine 2010 : 245-7
21.Da- Chung Liou, Chiao-Yi Lu. McCune-Albright Syndrome with Pathologic Compression Fracture of the Vertebrae: Report of a Case with Imaging Manifestations. Chin J Radiol 2005 : 183-7
22.Sung SH, Yoon HD, Shon HS, Kim HT, Choi WY, Seo CJ, Lee JH. A Case of McCune-Albright Syndrome with Associated Multiple Endocrinopathies. The Korean Journal of Internal Medicine 2007 : 45-50
23.Akintoye SO, Otis LL, Atkinson JC, Brahim J, Kushner H, Robey PG, Collins MT. Analyses of variable panoramic radiographic characteristics of maxillo-mandibular fibrous dysplasia in McCune–Albright syndrome. J Oral Diseases 2004 : 36–43
24.Kairemo KJA, Verho S, Dunkel L. Imaging of McCune-Albright syndrome using bone single photon emission computed tomography. Eur J Pediatr 1999 : 123-6
(45)
25.Lee TC, Miller WL, Auchus RJ. Medroxyprogesterone Acetate and Dexamethasone Are Competitive Inhibitors of Different Human Steroidogenic Enzymes. J. Clin. Endocrinol. Metab 1999 : 2104-10
26.Isaia GC, Lala R, Defilippi C, Matarazzo P, Andreo M, Roggia C, Priollo G, DeSantis C. Bone Turnover in Children and Adolescent with McCune-Albright Syndrome Treated with Pamidronate for Bone Fibrous Dysplasia. Calcif Tissue Int 2002 : 121 -8
27.Plotkin H, Rauch F, Zeitlin L, Munns C, Travers R, Glorieux FH. Effect of Pamidronate Treatment in Children with Polyostotic Fibrous Dysplasia of Bone. The Journal of Clinical Endocrinology and Metabolism 2003 : 4569–75
(46)
LAMPIRAN
1. Fibrous Displasia : Penyakit tulang yang ditandai dengan penipisan tulang korteks dan pergantian sum-sum tulang oleh jaringan fibrous seperti pasir yang mengandung spikula tulang, menyebabkan nyeri, cacat dan deformitas yang meningkat secara bertahap.
2. Ground glass : Gambaran berkabut yang tidak jelas, seperti pada
radiograf paru yang kelebihan air.
3. Hiperprolaktinemia : Berkaitan dengan peningkatan prolaktin dalam darah 4. Hipersomatotropisme : Peningkatan sekresi hormon pertumbuhan yang
berlebihan, seperti terlihat pada akromegali dan gigantisme
5. Hipertiroidisme : Keadaan abnormal karena hiperfungsi kelenjar gondok.
6. Osteomalasia : keadaan yang ditandai dengan melunaknya tulang karena gangguan kalsifikasi sebagai akibat
(1)
BAB 4 KESIMPULAN
Sindrom McCune-Albright merupakan suatu penyakit yang memiliki tiga tanda klinis yaitu fibrous displasia, pigmentasi kulit cafe-au-lait, dan disertai gangguan pada kelenjar endokrin. Etiologi dari penyakit ini adalah mutasi gen yang terjadi pada gen GNAS1 yang berkembang pada masa embrio, dan dapat menetap sampai usia dewasa.
Manifestasi sindrom ini dapat dibagi menjadi dua kelompok yaitu, manifestasi sistemik dan manifestasi oral. Manifestasi sistemik Sindrom McCune-Albright, adalah berupa gangguan pada kelenjer endokrin, pigmentasi pada kulit, dan displasia pada tulang.
Manifestasi oral dari Sindrom McCune-Albright adalah lesi tulang fibrous displasia yang akan menyebabkan pembesaran pada maksila atau mandibula, yang akan mengakibatkan terjadinya asimetri wajah. Gambaran radiografi foto panoramik fibrous displasia dapat dikelompokkan dalam empat pola yaitu, ground glass, radiolusen (lisis), campuran radiolusen/radiopaque (mixed density), dan radiopaque (sklerotik). Gambaran radiografi daerah kraniofasial yang dapat dilihat melalui CT-scan berupa bagian yang granular dan dibatasi oleh tulang sklerotik yang berbatas jelas. Tidak ada perawatan spesifik pada sindrom ini, perawatannya adalah tergantung kepada manifestasi yang muncul.
(2)
DAFTAR RUJUKAN
1. Anonymous. McCune-Albright syndrome. 2009. http://Genentic Home Reference.com (November 2010)
2. Akintoye SO, Boher S, Robey GP. Dental Characteristic of Fibrous Displasia and McCune-Albright Syndrome. Journal Oral Rad 2003; 96: 275-82
3. Xavier SP, Ribeiro MC, Sicchieri LG, Brentegani LG, Lacerda SA. Clinical, Microscopic and Imaging Findings Associated to McCune-Albright Syndrome : report tw cases. Braz Dent J 2008; 19(2): 165-70
4. Demitrescu CE, Collins MT. Review McCune-Albright Syndrome. Orphaned journal of Rare Diseases 2008; 3: 1-12
5. Diaz A, Danon M, Crawford J. McCune-Albright Syndrome and Disorder Due to Activating Mutations of GNAS1. Journal of Pediatric Endrocrinology \& Metabolism 2007; 20: 853-80
6. Parsons V. A Colour Atlas Of Bone Disease. Ed 2. London : Wolfe Medical Publishing Ltd, 1990: 86-7
7. Glibisco JA. Stafne’s Oral Radiographic Diagnosis. Ed 5. Philadelphia : WB Saunder Company, 1985: 242-3
8. Collins MT. McCune-Albright Syndrome. Orphaned journal of Rare Diseases 2004: 1-17
9. Anonymous. Definition of McCune-Albright Syndrome.
(3)
10.Greenfield GB. Radiology of Bone Disease. Ed 4. Philadelphia : J.B Lippincott Company, 1986: 127-9
11.Weinstein LS, Shenker A, Gejman PV, Merino MJ, Friedman E, Spiegel AM. Activating Mutations of the Stimulatory G Protein in the McCune–Albright Syndrome. The New England Journal of Medicine 1991 : 1688 – 95
12.Lumbroso S, Paris S, Sultan C. Activating Gs Mutations: Analysis of 113 Patients with Signs of McCune-Albright Syndrome—A European Collaborative Study. The Journal of Clinical Endocrinology and Metabolism 2004 : 2107 – 13
13.Ringel MD, Schwindinger WF, Levine MA. Clinical implications of genetic defects in G proteins. The molecular basis of McCune-Albright and Albright hereditary osteodystrophy. Abstrak. PubMed 1996: 171-184
14.Mastorakos G, Mitsiades NS, Doufas AG, Koutras D. Hyperthyroidism in McCune-Albright syndrome with a review of thyroid abnormalities sixty years after the first report. Abstrak. PubMed 1997 : 433 – 39
15.Bareille P, Azcona A, Stanhope R. Multiple neonatal endocrinopathies in McCune-Albright syndrome. Abstrak. J Paediatr Child Health 1999 : 315-318
16.Shafer WG, Hine MK, Levy BM. A textbook of Oral Pathology. Philadelphia : W.B. Saunder Company, 1963: 576-7
17.Papadopoulou M, Doula S, Kitsios K, Kaltsas T, Kosta K. A boy with McCune-Albright syndrome associated with GH secreting pituitary
(4)
microadenoma. Clinical findings and response to treatment. Journal of Hormones 2006 :205 – 9
18.G. Pitarch Bort, C. Laguna Argente, B. Martín González, MªI Febrer Bosch, V. Alegre de Miquel. McCune-Albright’s syndrome. Med Cutan Iber Lat Am 2009 :144-146
19.Roka YB, Paudel G, Khatri B, Munakomi S. Clinical, Radiological and Endocrinological Findings in a Case of McCune-Albright Syndrome. Turkish Neurosurgery 2010 : 508-11
20.Siadati S, Shafigh E. McCune-Albright Syndrome: A case report. Archives of Iranian Medicine 2010 : 245-7
21.Da- Chung Liou, Chiao-Yi Lu. McCune-Albright Syndrome with Pathologic Compression Fracture of the Vertebrae: Report of a Case with Imaging Manifestations. Chin J Radiol 2005 : 183-7
22.Sung SH, Yoon HD, Shon HS, Kim HT, Choi WY, Seo CJ, Lee JH. A Case of McCune-Albright Syndrome with Associated Multiple Endocrinopathies. The Korean Journal of Internal Medicine 2007 : 45-50
23.Akintoye SO, Otis LL, Atkinson JC, Brahim J, Kushner H, Robey PG, Collins MT. Analyses of variable panoramic radiographic characteristics of maxillo-mandibular fibrous dysplasia in McCune–Albright syndrome. J Oral Diseases 2004 : 36–43
24.Kairemo KJA, Verho S, Dunkel L. Imaging of McCune-Albright syndrome using bone single photon emission computed tomography. Eur J Pediatr 1999 : 123-6
(5)
25.Lee TC, Miller WL, Auchus RJ. Medroxyprogesterone Acetate and Dexamethasone Are Competitive Inhibitors of Different Human Steroidogenic Enzymes. J. Clin. Endocrinol. Metab 1999 : 2104-10
26.Isaia GC, Lala R, Defilippi C, Matarazzo P, Andreo M, Roggia C, Priollo G,
DeSantis C. Bone Turnover in Children and Adolescent with McCune-Albright Syndrome Treated with Pamidronate for Bone Fibrous Dysplasia. Calcif Tissue Int 2002 : 121 -8
27.Plotkin H, Rauch F, Zeitlin L, Munns C, Travers R, Glorieux FH. Effect of Pamidronate Treatment in Children with Polyostotic Fibrous Dysplasia of Bone. The Journal of Clinical Endocrinology and Metabolism 2003 : 4569–75
(6)
LAMPIRAN
1. Fibrous Displasia : Penyakit tulang yang ditandai dengan penipisan tulang korteks dan pergantian sum-sum tulang oleh jaringan fibrous seperti pasir yang mengandung spikula tulang, menyebabkan nyeri, cacat dan deformitas yang meningkat secara bertahap.
2. Ground glass : Gambaran berkabut yang tidak jelas, seperti pada radiograf paru yang kelebihan air.
3. Hiperprolaktinemia : Berkaitan dengan peningkatan prolaktin dalam darah 4. Hipersomatotropisme : Peningkatan sekresi hormon pertumbuhan yang
berlebihan, seperti terlihat pada akromegali dan gigantisme
5. Hipertiroidisme : Keadaan abnormal karena hiperfungsi kelenjar gondok.
6. Osteomalasia : keadaan yang ditandai dengan melunaknya tulang karena gangguan kalsifikasi sebagai akibat