BAB IV KONSEP ZIKIR MENURUT Dr. QURAISH SHIHAB
DALAM TAFSIR AL-MISBAH
B. Bacaan-bacaan Zikir yang Dianjurkan Dalam al-Qur’an dan Tafsir Al-Misbah
Banyak sekali bacaan-bacaan zikir yang dianjurkan dalam al-Qur’an, diantaranya seperti:
i. QS. al-Baqarah ayat 255 atau sering disebut juga dengan ayat Kursi.
Ÿ b
+ JS ¤bS
7 ž-® J
„ v4S J W
Yb C 4
y_ r
j. Yb
r„? q
W C+ J
9
-OuuJ 9
wx?Tpy 1
L 8
¨da€œ dC- V
¤bS } + q
¯2 W
A •[ 2
o†
6 ?†d_A-K
Yb X
z\j 6 ž-F2
aL M d} + O_A
¤bS -O2
W -¨j.
+v4j.?
-OuuJ x?Tpy
Yb C\
n °†…Q d +
W 7
9- J
¥o\ Q- J
“Allah, tidak ada Tuhan yang berhak disembah melainkan dia yang hidup kekal lagi terus menerus mengurus makhluk-Nya; tidak mengantuk dan tidak tidur.
Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. tiada yang dapat memberi syafaat di sisi Allah tanpa izin-Nya? Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di
belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. dan Allah tidak
merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha besar.” QS. al-Baqarah: 255
Ayat di atas memaparkan sekian sifat-sifat Allah. Tetapi itu dipaparkan sedemikian rupa, sehingga menampik setiap bisikan negatif yang dapat menghasilkan
keraguan tentang pemeliharaan dan perlindungan-Nya. Adapun mengenai sifat-sifat Allah yang dimaksud adalah:
Allah 1 tidak ada Tuhan yang berhak disembah kecuali Dia 2 Yang Maha Hidup 3 Maha Kekal 4 yang terus-menerus mengurus makhluk-Nya 5 Dia 6 Tidak
mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya. 7 Apa yang ada di langit dan di bumi, tiada yang dapat memberi
syafaat di sisi-Nya 8 tanpa seizin-Nya 9 Dia Allah 10 mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka dan mereka tidak
mengetahui sesuatu dari ilmu-Nya 11 melainkan apa yang dikehendaki-Nya 12 Kursi ilmukekuasaan Nya 13 meliputi langit dan bumi. Dia 15 Maha Tinggi 16 Lagi
Maha Besar 17. Dia tidak merasa berat memelihara keduanya.
26
ii. Akhir QS. al-Baqarah ayat 285-286
KL Š .‚J
-O2 Š:8q“6
+ 4JS L
} +2‚T X
O J W
Rs KL
n 2
} + p1F A
} +,p } 6
. T Yb
±:•dq •[ 2
, -+ 6 L M
} 6 .vT
W
26
M.Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah; Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur’an, Jakarta: Lentera Hati, 2000, vol.1, h. 483-484.
J
O-. V
6 -, q
d ƒ Vm2 T
’ 4JS j-O J
Yb
A1 Ÿ
³u d q ¤bS
-†- .
W -†J
aN `=u ?A
aN `=u p 1
Vm2 T Yb
q04 y XS
\ju•‹
6 q_ zK 6
W Vm2 T
Yb ?s O
\A ‰a5S
-O C+ p_A-O-+
9 •
L A?`
W m2 T
Yb V_A 7O-
Yb
VJ } +2
a
{V ? d ƒ
VJ aO-+?T
W =Nq 6
JJ? q?…q
_ 9
š? S J • d ` J
R -
R-
“Rasul Telah beriman kepada apa yang diturunkan kepadanya dari Tuhan-nya.
Orang-orang mukmin pun semuanya telah beriman kepada Allah
,
malaikat-malaikat- Nya
,
kitab-kitab-Nya, dan rasul-rasul-Nya.
Kami tidak membeda-bedakan antara seseorang pun
dari rasul-rasul-Nya
,
dan mereka telah mendengar
dan patuh
.
“Kami mohon ampunan-Mu
wahai Tuhan kami
dan hanya kepada-Mu tempat kembali
.”
“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Dia mendapat pahala yang diusahakannya dan ia mendapat siksa yang dikerjakannya.
Tuhan Kami Janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami keliru. Tuhan kami Janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana
Engkau bebankan kepada orang-orang yang sebelum kami. Tuhan kami Janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Maafkanlah
kami; Lindungilah kami dan rahmatilah kami. Engkau adalah pelindung kami, menangkan kami menghadapi orang-orang kafir.” QS. al-Baqarah: 285-286
Maksudnya: Rasul Telah beriman kepada apa yakni al-Quran dan wahyu-wahyu lainnya yang diturunkan kepadanya dari Tuhan Pemelihara dan Pembimbing-nya.
Keimanan itu sedemikian mantap setelah beliau mengalami sendiri kehadiran Malaikat Jibril membawa wahyu Ilahi, dan setelah sebelumnya beliau diberi tanda-tanda oleh
Allah Swt.. Orang-orang mukmin pun demikian. Semuanya, yakni Nabi Muhammad Saw. dan orang-orang mukmin, telah beriman kepada Allah, yakni percaya bahwa Dia
wujud dan Maha Esa, Maha Kuasa. Tidak ada sekutu bagi-Nya; Dia menyandang segala sifat sempurna dan Maha Suci dari segala kekurangan; mereka juga percaya tentang
adanya malaikat-malaikat-Nya, yang merupakan hamba-hamba Allah yang taat melaksanakan segala apa yang diperintahkan kepada mereka dan menjauhi seluruh
larangan-Nya, demikian juga mereka percaya dengan kitab-kitab-Nya yang diturunkan- Nya kepada para rasul, seperti Zabur, Taurat, Injil, dan al-Qur’an, dan juga percaya
kepada rasul-rasul-Nya, sebagai hamba-hamba Allah yang diutus membimbing manusia ke jalan yang lurus dan diridhai-Nya. Rasul Saw. bersama orang-orang mukmin
berkata dengan sepenuh hati dan keyakinan yang dibuktikan oleh kenyataan amal mereka bahwa:
Kami tidak membeda-bedakan antara seseorang pun dengan yang lain dari
rasul-rasul-Nya , dalam hal kepercayaan kami terhadap mereka sebagai utusan-utusan
Allah, dan mereka juga mengatakan: “Kami dengan apa yang Engkau perintahkan, ya Allah, baik melalui wahyu yang terdapat dalam al-Qur’an maupun yang disampaikan
melalui ucapan Nabi-Mu telah mendengar yakni memahami dan patuh melaksanakan perintah-perintah-Mu dan menjauhi larang-larangan-Mu.” Dan dengan rendah hati
mereka berkata juga kendati telah melaksanakan tuntunan-Nya, “Kami mohon ampunan-
Mu , yang sesuai dengan keagungan dan kemurahan serta keluasan ampunan-Mu, bukan
yang sesuai keadaan kami yang serba kurang wahai Tuhan Pemelihara kami. Dalam kehidupan ini kami berada dalam kuasa dan pengendalian-Mu dan hanya kepada-Mu
tidak kepada apa dan siapa pun selain Engkau, tempat kembali dalam segala urusan duniawi dan ukhrawi siapa pun kami yang memohon maupun selain kami.”
Allah menyambut ucapan Rasul Saw. dan orang mukmin yang menyatakn bahwa: “Kami telah mendengar dan patuh,” serta permohonan ampun mereka, menyambutnya
dengan berfirman: “Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya
. Karena itu, hendaklah masing-masing melaksanakan kewajibannya sepanjang kemampuannya dan sebaliknya jika dia tidak mampu, maka Allah memberinya
pilihan lain yang sesuai dengan kemampuannya. Setiap orang diperlakukan Allah dengan adil: Dia mendapat pahala dari kebajikan yang diusahakannya dan ia mendapat siksa
dari kejahatan yang dikerjakannya. Menyambut pernyataan Allah ini, orang-orang Mukmin itu melanjutkan do’a
mereka dengan berkata: “Janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa akibat kecerobohan kami atau kami keliru padahal kebenaran dapat kami raih. Sekali lagi:
“Tuhan Pemelihara dan Pembimbing kami Janganlah Engkau bebankan kepada kami
beban yang berat baik berupa kewajiban maupun sanksi hukum atau siksa sebagaimana
Engkau bebankan kepada orang-orang yang sebelum kami . Tuhan kami Janganlah
Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya baik tuntuna
maupun hukuman. Kami sadar bahwa dosa dan pelanggaran kami banyak, karena itu maaflah
yakni hapus dosa-dosa Kami; Lindungi Kami yakni tutupi aib kami dengan tidak mengukum kami akibat pelanggaran, dan rahmatilah kami dengan aneka rahmat
melebihi penghapusan dosa dan penutupan aib. Engkau adalah pelindung kami, karena itu menangkan kami dengan argumentasi dan dengan kekuatan fisik menghadapi
orang-orang kafir” .
27
Demikianlah, kedua ayat di atas menggambarkan sikap orang-orang yang beriman terhadap Allah Swt. Anda dapat membayangkan bagaimana dampaknya dalam kehidupan
jika pembaca atau pendengarnya memahami dan menghayati maknanya. iii.
Tiga ayat pertama QS. Ghafir [40]: 1-3 Tiga ayat pertama yang dimaksud adalah:
[+ s ¦‰
•A Dj1 J
KL n
8 8- J
•o\A- J
: _ -´ •A2qŒ4J
cs2 •µ? mDJ
•µ S
J 8
•Š? zJ
b + JS
¤bS 7
+ 4JS j-O J
?ﻡ -
“Haa Miim. Penurunan al-Kitab dari Allah yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui. Pengampun dosa dan penerima taubat sangat keras pembalasan-Nya.
Pemilik karunia, tiada Tuhan. Selain Dia. Hanya kepada-Nya kembali.” QS. al- Mu’min: 1-3
Maksudnya: Ayat-ayat di atas menyatakan bahwa: Ha mim, penurunan al- Kitab
ini yakni al-Qur’an kepadamu, wahai Nabi Muhammad dari Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui
. Kendati Allah Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui, yakni dapat mengalahkan siapa saja yang membangkang, tidak terbendung oleh siapa pun
ketetapan-Nya, dan tidak luput dari pengetahuan-Nya apa pun, termasuk kedurhakaan siapa yang durhaka, namun demikian, Dia juga adalah Pengampun dosa dan Penerima
27
Ibid., h. 524
taubat bagi siapa yang hendak memohon ampun atau bertaubat. Dalam saat yang sama
Dia adalah sangat keras pembalasan-Nya. Dia juga Pemilik karunia, tiada Tuhan Penguasa dan Pengatur jagad raya, lagi yang berhak disembah selain Dia. Hanya
kepada-Nya saja kembali semua makhluk dan semua urusan.
28
Ayat di atas menanamkan dalam diri pembaca yang menghayatinya beberapa sifat-sifat Allah sehingga dapat lebih merasakan kuasa-Nya. Dengan membacanya dia
menyadari keperkasaan-Nya dan ini secara tersirat mengandung doa agar si pembaca dilindungi. Perlindungan dari pihak lain dan juga perlindungan dari siksa-Nya akibat dosa
yang dilakukan si pembaca.
C. Isi Kandungan Bacaan-bacaan Zikir Dalam Tafsir Al-Misbah