Biografi Tafsir Al-Misbah PROFIL Dr. QURAISH SHIHAB

21. Tafsir Al-Misbah: Pesan, Kesan dan Keserasian al-Qur’an, Jakarta: Lentera Hati, 2000 . yang merupakan karya terbesarnya, dan yang penulis jadikan sumber primer dalam sekripsi ini. Karya Quraish Shihab yang berhasil dipaparkan pada bagian ini tentunya belum dapat mewakili karya-karyanya yang belum disebutkan, baik berupa makalah, rubrik, artikel dalam berbagai surat kabar maupun majalah.

C. Biografi Tafsir Al-Misbah

1. Tafsir al-Misbah. Oleh Prof. Dr. M. Quraish Shihab dan diterbitkan oleh Lentera Hati. Tafsir al-Misbah adalah sebuah tafsir al-Quran lengkap 30 Juz pertama dalam kurun waktu 30 tahun terakhir yang ditulis oleh tafsir terkemuka Indonesia. Warna keindonesiaan penulis memberi warna yang menarik dan khas serta sangat relevan untuk memperkaya khasanah pemahaman dan penghayatan umat Islam terhadap rahasia makna ayat Allah SWT. Tafsir al-Misbah terdiri dari 15 Jilid, yaitu jilid 1 terdiri dari surah al-Fatihah sampai dengan al-Baqarah, Jilid 2 surah Ali Imran sampai dengan an-Nisa, jilid 3 surah al-Maidah, jilid 4 surah al-An’am, jilid 5 surah al-A’raf sampai dengan at-Taubah, jilid 6 surah Yunus sampai dengan ar-Raa’d, jilid 7 surah Ibrahim sampai dengan al-Isra, jilid 8 surah al-Kahf sampai dengan al-Anbiya, jilid 9 surah al-Hajj sampai dengan al-Furqan, jilid 10 surah asy-Syu’ara sampai dengan al-‘Ankabut, jilid 11 surah ar-Rum sampai dengan Yasin, jilid 12 surah as-Saffat sampai dengan az-Zukhruf, jilid 13 surah ad- Dukhan sampai dengan al-Waqi’ah, jilid 14 surah al-Hadad sampai dengan al-Mursalat, dan jilid 15 surah Juz A’mma. 20 2. Isi ringkas kata pengantar M.Quraish Shihab memulai dengan menjelaskan tentang maksud-maksud firman Allah swt. sesuai kemampuan manusia dalam menafsirkan sesuai dengan keberadaan seseorang pada lingkungan budaya dan kondisisosial dan perkambangan ilmu dalam menangkap pesan-pesan al-Quran. Keagungan firman Allah dapat menampung segala kemampuan, tingkat, kecendrungan, dan kondisi yang berbeda-beda itu. Karena sebagai seorang mufassir di tuntut untuk menjelaskan nilai-nilai itu sejalan dengan perkembangan masyarakatnya, sehingga al-Quran dapat benar-benar berfungsi sebagai petunjuk, pemisah antara yang haq dan bathil serta jalan keluar bagi setiap problem kehidupan yang dihadapi, Mufassir dituntut pula untuk menghapus kesalah pahaman terhadap al-Qur’an atau kandungan ayat-ayat. M. Qurish Shihab juga memasukkan tentang kaum Orientalis mengkiritik tajam sistematika urutan ayat dan surah-surah al-Quran, sambil melemparkan kesalahan kepada para penulis wahyu. Kaum orientalis berpendapat bahwa ada bagian-bagian al-Quran yang ditulis pada masa awal karir Nabi Muhammad saw. 21 Contoh bukti yang dikemukakannya antara lain adalah: QS. Al-Ghasiah. Di sana gambaran mengenai hari kiamat dan nasib orang-orang durhaka, kemudian dilanjutkan dengan gambaran orang- orang yang taat. 20 M. Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah, Lentera Hati: Jakarta, 2002, jilid 1, h. xxi 21 Tim Cendikiawan Muslim, Ensiklopedi Islam, PT. Ichtiar Baru Van Hoeve: Jakarta Jilid 7, h. 12. Kemudian beliau mengambil tokoh-tokoh para ulama tafsir, tokoh-tokohnya seperti: Fakhruddin ar-Razi 606 H1210 M. Abu Ishaq asy-Syathibi w. 790 H1388 M, Ibrahim Ibn Umar al-Biqa’I 809-885 H1406-1480 M, Badruddin Muhammad ibn Abdullah Az-Zarkasyi w 794 H dan lain-lain yang menekuni ilmu Munasabat al- Qurankeserasian hubungan bagian-bagian al-Quran, mengemukakan bahkan membuktikan keserasian di maksud, paling tidak dalam 6 hal: a. Keserasian kata demi kata dalam satu surah. b. Keserasian kandungan ayat dengan fashilat yakni penutup ayat. c. Keserasian hubungan ayat dengan ayat berikutnya. d. Keserasian uraian awal satu surah dengan penutupnya. e. Keserasian penutup surah dengan uraian surah sesudahnya. f. Keserasian tema surah dengan nama surah. 3. Sekilas Tentang Isi Tafsir A. Metodologi yang digunakan oleh M. Quraish Shihab. M. Quraish Shihab dalam kitab tafsirnya menggunakan metode tafsir maudhui tematik yaitu penafsiran dengan cara menghimpun sejumlah ayat al-Quran yang tersebar dalam berbagai surah yang membahas masalah yang sama, kemudian menjelaskan pengertian menyeluruh dari ayat tersebut, dan selanjutnya menarik kesimpulan sebagai jawaban terhadap masalah yang menjadi pokok bahasan. 22 22 Dr. Nashruddin Baidan, Metodelogi Penafsiran Al-Quran, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 1998, h. 23 Menurutnya, dengan metode ini pendapat al-Quran tentang berbagai masalah kehidupan dapat diungkap sekaligus dapat di jadikan bukti bahwa ayat al-Quran sejalan dengan perkembangan iptek dan kemajuan peradaban masyrakat. Metode maudu’i ini memiliki beberapa keistimewaan antara lain: a. Menghindari problem atau kelemahan metode lain yang di gambarkan. b. Menafsirkan ayat dengan ayat atau dengan hadits nabi satu cara terbaik dalam menafsirkan al-Quran. c. Dapat membuktikan bahwa persoalan yang disentuh al-Quran bukan bersifat teoritis semata-mata. Ia dapat memperjelas kembali fungsi al-Quran sebagai kitab suci. d. Metode ini memungkinkan seseorang untuk menolak anggapan adanya ayat- ayat yang bertentangan dalam al-Quran. Ia sekaligus dapat dijadikan bukti bahwa ayat-ayat al-Quran sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan masyarakat. 23 B. Beberapa pendekatan penafsiran dalam kitab tafsir al-Misbah a. Ayat dengan ayat Tafsir surah al-Baqarah ayat 63 S q04y 6 ? 1S 4  _ T 1 ? _ T 9zJ 4 y 1 V© ª‚ QS2 +\ _ ? 1ŸA- J X QSmD - 23 Drs. Ahmad Azzan, Metodologi Ilmu Tafsir, Tafakur, Bandung, 2007. “Dan ingatlah, ketika kami mengambil janji dari kamu dan kami angkatkan gunung Thursina di atasmu seraya kami berfirman: Peganglah teguh-teguh apa yang kami berikan kepadamu dan ingatlah selalu apa yang ada didalamnya, agar kamu bertakwa.” QS. Al-Baqarah: 63 Ayat ini berbicara tentang peristiwa yang mereka alami ketika menolak melaksanakan kandungan kitab suci taurat. Ketika itu, Allah memerintahkan malaikat mengangkat gunung Thunsina ke atas kepala mereka. Tafsir surah al-Baqarah ayat 93 S q04y 6 ? 1S 4  _ T Q` ? _ T 9zJ 4 K Q` © ª‚ QS2 -O. J  d \= 2:a “6 9 †2 A Ysa§ J ? 7: dQ`2 W ?s -O=u Œ2 QZ _ d} +2 ? 1 V -O S XS oDV •[ v 6 “Dan ingatlah, ketika kami mengambil janji dari kamu dan kami angkat bukit Thursina di atasmu seraya kami berfirman: Peganglah teguh-teguh apa yang kami berikan kepadamu dan dengarkanlah mereka menjawab: Kami mendengar tetapi tidak mentaati. dan Telah diresapkan ke dalam hati mereka itu kecintaan menyembah anak sapi karena kekafirannya. Katakanlah: Amat jahat perbuatan yang Telah diperintahkan imanmu kepadamu jika betul kamu beriman kepada Taurat.” QS. Al-Baqarah: 93. 24 b. Munasabah akhir surah dengan awal surah 24 Hati, Lentera, Biografi Quraish Shihab, artikel diakses pada 1 Februari 2009 dari http:www.lenterahati.com . Surah an-Naba ayat 40 qS ? 1 q?T4q 6 ‰2 4 V` : š? …Q ?-O J aN ‡  - Š QS _ 1 J žG p 4A QN q2 O9 P “Sesungguhnya Kami telah memperingatkan kepadamu hai orang kafir siksa yang dekat, pada hari manusia melihat apa yang telah diperbuat oleh kedua tangannya; dan orang kafir berkata:Alangkah baiknya sekiranya dahulu adalah tanah.” QS. An-Naba: 40. Akhir surat an-Naba ini menguraikan tentang keinginan orang-orang kafir untuk tidak wujud sebagai manusia tetapi sebagai tanah atau tidak dibangkitkan dari kubur dan tetap berada di sana menyatu dengan tanah. Surah an-Naziat 1 N :8 {VJ - ?ƒ ;Q 9 “Demi Malaikat-malaikat yang mencabut nyawa dengan keras”. QS. an- Naziat: 1 Awal surah an-Naziat ini menguraikan tentang Malaikat-malaikat yang mencabut nyawa manusia baik yang mukmin atau yang kafir. 25 25 Dr. Nashruddin Baidan, Metodelogi Penafsiran Al-Quran, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 1998

BAB IV KONSEP ZIKIR MENURUT Dr. QURAISH SHIHAB