45 wilayah calon kabupatenkota, nama wilayah kabupatenkota di provinsi lain
dan provinsi yang sama, nama wilayah laut atau wilayah Negara tetangga yang berbatasan langsung dengan calon kabupatenkota;
3. Peta wilayah dibuat berdasarkan kaidah pemetaan yang difasilitasi oleh
lembaga teknis BAKOSURTANAL, Direktorat Topografi TNI-AD untuk wilayah daratan, Dinas Hdro Oseanografi TNI-AL untuk wilayah
kepulauan; 4.
Peta wilayah kabupatenkota dibuat sesuai dengan kaidah pemetaan dari peta dasar nasional dengan skala 1:100.000 sd 1:250.000 untu kkabupaten,
dan skala antara 1:25.000 sd 1:50.000 untuk kota. Daerah otonom juga memiliki beberapa kewenangan, diantaranya ialah sebagai
berikut : a
Kewenangan Politik Adanya otonomi daerah, rakyat melalui DPRD memiliki kewenangan
memilih kepala daerah sendiri. b
Kewenangan Administrasi Menyangkut keuangan pemerintah pusat dengan memberikan uang kepada
daerah untuk mengelola karyawan dan organisasi.
2.2.2 Pengertian Otonomi Daerah
Otonomi daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom
untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
19
Otonomi daerah berasal dari kata otonomi dan daerah. Dalam bahasa Yunani, otonomi
berasal dari kata autos sendiri dan namos aturan atau undang-undang. Sehingga dapat dikatakan sebagai kewenangan untuk mengatur sendiri atau
kewenangan untuk membuat aturan guna mengurus rumah tangga sendiri.
19
Pasal 1 angka 5 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah
46 Beberapa pengertian otonomi daerah menurut beberapa pakar, antara lain:
a. Pengertian Otonomi Daerah menurut F. Sugeng Istianto, adalah Hak dan wewenang untuk mengatur dan mengurus rumah tangga daerah.
b. Pengertian Otonomi Daerah menurut Ateng Syarifuddin, adalah Otonomi mempunyai makna kebebasan atau kemandirian tetapi bukan kemerdekaan
melainkan kebebasan yang terbatas atau kemandirian itu terwujud pemberian kesempatan yang harus dapat dipertanggungjawabkan.
c. Pengertian Otonomi Daerah menurut Syarif Saleh, adalah Hak mengatur dan memerintah daerah sendiri dimana hak tersebut merupakan hak yang
diperoleh dari pemerintah pusat Selain pendapat pakar diatas, ada juga pendapat lain yang memberikan pengertian
yang berbeda mengenai otonomi daerah, Yaitu : Pengertian otonomi daerah menurut Vincent Lemius, adalah Kebebasan
kewenangan untuk mengambil atau membuat suatu keputusan politik maupun administasi sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Di dalam otonomi
daerah tedapat kebebasan yang dimiliki oleh pemerintah daerah untuk menentukan apa yang menjadi kebutuhan daerah namun apa yang menjadi
kebutuhan daerah tersebut senantiasa harus disesuaikan dengan kepentingan nasional sebagaimana yang telah diatur dalam peraturan perundang-undangan
yang lebih tinggi. Landasan hukum otonomi daerah dapat kita temukan di dalam :
1. Undang Undang Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia Tahun 1945 Landasan hukum melaksanakan otonomi daerah adalah Pasal 18 Undang
Undang Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia Tahun 1945 UUD NKRI 1945 yang berbunyi :
a Negara Kesatuan Republik Indonesia di bagi atas daerah – daerah provinsi dan daerah provinsi itu dibagi atas kabupaten dan kota, yang tiap – tiap
provinsi, kabupaten, dan kota itu mempunyai pemerintah daerah, yang diatur dengan Undang – Undang.
47 b Pemerintah daerah provinsi, daerah kabupaten, dan kota mengatur dan
mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas ekonomi dan tugas perbantuan.
c Pemerintahan daerah provinsi, daerah kabupaten, dan kota memiiliki Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang anggotanya dipilih melalui
pemilu. d Gubernur, Bupati, dan Walikota masing masing sebagai kepala
pemerintahan daerah provinsi, kaupaten, dan kota dipilih secara demokratis.
e Pemerintah daerah menjalan otonomi seluas-luasnya, kecuali urusan pemerintahan oleh undang-undang ditentukan sebagai urusan Pemerintah
Pusat. f Pemerintahan daerah berhak menetapkan peraturan daerah dan peraturan-
peraturan lain untuk melaksanakan otonomi dan tugas perbantuan. g Susunan dan tata cara penyelenggaraan pemerintah daerah diatur dalam
undang-undang Pasal 18 UUD NKRI 1945 ini , mengandung empat pengertian pokok,yakni :
a Negara Kesatuan Republik Indonesia menganut sistem desentralisasi sistem dekonsentrasi.
b Menghendaki adanya Undang-Undang organik tentang pemerintah daerah. c Menghendaki adanya DPRD sebagai cerminan daripada pemerintahan
demokratis yang dilaksanakan dengan perwakilanpermusyawaratan. d Dihormati dan diakuinya hak asal – usul dan kedudukan daerah-daerah yang
bersifat istimewa. 2. Ketetapan MPR-RI
Tap MPR-RI No. XVMPR1998 tentang penyelenggaraan Otonomi Daerah : Pengaturan, Pembagian dan Pemanfaatan Sumber Daya Nasional yang
berkeadilan, serta perimbangan kekuangan Pusat dan Daerah dalam rangka Negara Kesatuan Republik Indonesia.
48 3. Undang-Undang
Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 Tentang Pemerintahan Daerah pada prinsipnya mengatur penyelenggaraan Pemerintahan Daerah yang lebih
mengutamakan pelaksanaan asas Desentralisasi. Hal-hal yang mendasar dalam undang-undang ini adalah mendorong untuk pemberdayaan masyarakat,
menumbuhkan prakarsa dan kreativitas, meningkatkan peran masyarakat, mengembangkan peran dan fungsi DPRD. Namun, karena dianggap tidak sesuai
lagi dengan
perkembangan keadaan,
ketatanegaraan, dan
tuntutan penyelenggaraan otonomi daerah, maka aturan baru pun dibentuk untuk
menggantikannya. Pada 15 Oktober 2004, Presiden Megawati Soekarnoputri mengesahkan Undang- Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah. Adapun tujuan pemberian otonomi daerah adalah sebagai berikut : 1
Peningkatan pelayanan masyarakat yang semakin baik, 2 Pengembangan kehidupan demokrasi, 3 Keadilan, 4 Pemerataan, 5 Pemeliharaan hubungan
yang serasi antara Pusat dan Daerah serta antar daerah dalam rangka keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia, 6 Mendorong untuk memberdayakan
masyarakat, 7 Menumbuhkan prakarsa dan kreatifitas, meningkatkan peran serta masyarakat, mengembangkan peran dan fungsi Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah. Hubungan antar daerah atau Pemerintah Daerah ini meliputi pelayanan
umum, pemanfaatan sumber daya alam dan pemanfaatan sumber daya lainnya. Adapun yang menjadi asas dalam penyelenggaraan hubungan antar daerah ini
adalah :
1.
Asas Sentralisasi adalah pemusatan seluruh penyelenggaraan pemerintah Negara dengan pemerintah pusat.
2.
Asas Desentralisasi adalah penyerahan wewenang pemerintahan oleh pemerintah kepada daerah otonom untuk mengatur dan mengurus urusan
pemerintahan dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia.
3.
Asas Dekonsentrasi adalah pelimpahan wewenang pemerintahan oleh Pemerintah kepada Gubernur sebagai wakil pemerintah danatau kepada
instansi vertikal di wilayah tertentu.
49
4.
Asas Pembantuan adalah asas yang menyatakan turut serta dalam pelaksanaan urusan pemerintah yang ditugaskan kepada pemerintah daerah
dengan kewajiban untuk mempertanggungjawabkan kepada yang memberi tugas.
Dalam penjelasan umum Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, otonomi daerah menggunakan prinsip otonomi seluas-
luasnya dalam arti daerah diberikan kewenangan mengurus dan mengatur semua urusan pemerintahan di luar yang menjadi urusan pemerintah yang ditetapkan
dalam undang-undang ini. Sejalan dengan prinsip tersebut, dilaksanakan pula prinsip otonomi yang nyata dan bertanggungjawab.
2.2.3 Pengertian Otonomi Khusus