PEMBAHASAN Riwayat Pendidikan Formal 1. SD Negeri No.4 Matangglumpang Dua

Maya Maulida Sari : Pengaruh Penyuluhan Manajemen Laktasi Terhadap Pengetahuan Dan Sikap Bidan Tentang Manajemen Laktasi Di Kecamatan Peusangan Kabupaten Bireuen Tahun 2009, 2009.

BAB V PEMBAHASAN

5.1. Pengaruh Penyuluhan Manajemen Laktasi terhadap Pengetahuan Bidan tentang Manajemen Laktasi Di Kecamatan Peusangan 5.1.1 Pengetahuan Bidan tentang Manajemen Laktasi Sebelum Diberikan Penyuluhan Di Kecamatan Peusangan Pengetahuan adalah hasil dari tahu, yang akan terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu, seperti melihat, mendengar, mencium, merasa, dan juga meraba. Namun sebagian besar pengetahuan itu sendiri diperoleh melalui mata dan telinga jadi dengan kata lain dari hasil mendengar dan juga melihat Notoadmojo, 2003. Salah satu strategi untuk memperoleh perubahan perilaku menurut WHO yang dikutip oleh Notoatmodjo 2003 adalah dengan pemberian informasi untuk meningkatkan pengetahuan sehingga menimbulkan kesadaran dan pada akhirnya orang akan berperilaku sesuai dengan pengetahuannya tersebut. Salah satu upaya pemberian informasi yang dapat dilakukan adalah dengan penyuluhan. Sebelum dilakukan penyuluhan, pengetahuan kelompok perlakuan dan kontrol masih rendah. Pada Gambar 4.1 menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan bidan pada kedua kelompok tentang Manajemen Laktasi sebelum pre-test diberikan penyuluhan mayoritas kurang dimana diketahui pengetahuan cukup 52 dan kategori baik sebanyak 48. Hal ini berkaitan dengan pelatihan yang pernah diikuti kelompok kedua kelompok tersebut yaitu pelatihan APN, Asfiksia dan PPH sebanyak 14 orang 56 pada kelompok perlakuan dan 15 orang 60 pada kelompok kontrol. Belum Maya Maulida Sari : Pengaruh Penyuluhan Manajemen Laktasi Terhadap Pengetahuan Dan Sikap Bidan Tentang Manajemen Laktasi Di Kecamatan Peusangan Kabupaten Bireuen Tahun 2009, 2009. ada kelompok yang pernah mengikuti pelatihan manajemen laktasi sehingga mereka tidak mendapatkan informasi yang cukup memadai tentang manajemen lakatsi. Terdapat perbedaan rerata nilai pengetahuan kelompok sebelum penyuluhan pada perlakuan dan kontrol, tetapi berdasarkan hasil independent sampel t-test menunjukkan tidak ada perbedaan yang bermakna, dimana p= 0,890 p 0,05, Keadaan ini bisa disebabkan oleh adanya sumber informasi yang diperoleh kelompok serta pelatihan yang mereka ikuti adalah sama. 5.1.2 Pengetahuan Bidan tentang Manajemen Laktasi Setelah Diberikan Penyuluhan Di Kecamatan Peusangan Setelah penyuluhan dilakukan terjadi peningkatan pengetahuan pada kelompok perlakuan dan kontrol. Peningkatan pengetahuan pada kelompok perlakuan Gambar 4.1 dengan kategori pengetahuan baik sebanyak 100 sedangkan pada kelompok kontrol peningkatan pengetahuan menjadi kategori cukup sebanyak 44 dan baik sebanyak 56 . Peningkatan pengetahuan pada kelompok kontrol mungkin disebabkan oleh tempat tinggal kelompok yang lebih dekat dengan daerah kota sehingga lebih mudah untuk mendapatkan informasi melalui berbagai media tentang Manajemen Laktasi. Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan independent sample t-test Tabel 4.2 menunjukkan bahwa perubahan rerata skor pengetahuan kelompok perlakuan tentang ASI Ekslusif pada pre-test sebesar 44,96 dan post-test sebesar 56,76. Sedangkan kelompok kontrol rerata pre-test sebesar 44,80 dan rerata post-test sebesar 46,56 dengan nilai probabilitas p = 0,000. Dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan nyata secara rata-rata pengetahuan kelompok pada kedua kelompok Maya Maulida Sari : Pengaruh Penyuluhan Manajemen Laktasi Terhadap Pengetahuan Dan Sikap Bidan Tentang Manajemen Laktasi Di Kecamatan Peusangan Kabupaten Bireuen Tahun 2009, 2009. sebelum dan setelah penyuluhan. Sehingga dapat diartikan bahwa ada pengaruh penyuluhan terhadap pengetahuan bidan tentang Manajemen Laktasi sesudah diberikan penyuluhan. Dengan kata lain, peningkatan pengetahuan pada kelompok perlakuan disebabkan oleh penyuluhan Manajemen Laktasi. Pendidikan dan umur bidan bidan dapat mempengaruhi proses perubahan perilaku. Umur bidan yang rata- rata masih dalam kategori usia produktif memungkinkan mereka masih mampu menerima informasi yang diberikan dan bisa mengingatnya kembali. Pendidikan bidan yang menamatkan sekolah DIII kebidanan juga mempengaruhi proses perubahan perilaku. Menurut Koentjoroningrat 1997, pendidikan adalah kemahiran menyerap pengetahuan dan pengetahuan akan meningkat sesuai dengan pendidikan seseorang. Semakin tinggi pendidikan maka semakin mudah untuk dapat menyerap pengetahuan. Pemberian informasi dalam bentuk penyuluhan dengan metode ceramah dan pemberian leaflet ternyata mampu meningkatkan pengetahuan bidan tentang Manajemen Laktasi. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Supardi 2002 yang membuktikan adanya pengaruh metode ceramah dan pemberian leaflet terhadap peningkatan pengetahuan ibu tentang pengobatan sendiri. Hasil penelitian Pulungan 2007 juga membuktikan bahwa metode pendidikan kesehatan dengan penyuluhan ceramah dapat meningkatkan pengetahuan setelah dilakukan post-test dibandingkan dengan pre-test. Hal ini sependapat dengan Green L.W 1980 bahwa dengan pendekatan edukasional dapat merubah perilaku seseorang termasuk pengetahuan, dimana intervensi yang diberikan merupakan proses pendidikan kesehatan yang bertujuan merubah perilaku yang Maya Maulida Sari : Pengaruh Penyuluhan Manajemen Laktasi Terhadap Pengetahuan Dan Sikap Bidan Tentang Manajemen Laktasi Di Kecamatan Peusangan Kabupaten Bireuen Tahun 2009, 2009. dipengaruhi banyak faktor. Salah satu faktor masukan adalah metode yang diberikan pada waktu penyuluhan seperti ceramah dan sebagainya. 5.2 Pengaruh Penyuluhan Manajemen Laktasi terhadap Sikap Bidan tentang Manajemen Laktasi Di Kecamatan Peusangan 5.2.1 Sikap Bidan tentang Manajemen Laktasi Sebelum Diberikan Penyuluhan Di Kecamatan Peusangan Setelah seseorang mengetahui objek atau stimulus, proses selanjutnya adalah memiliki atau bersikap terhadap stimulus atau objek tersebut. Manifestasi sikap tidak dapat langsung dilihat, tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari prilaku yang tertutup. Dengan kata lain sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Notoatmodjo, 2003 Sebelum dilakukan penyuluhan, sikap kelompok perlakuan dan kontrol masih rendah. Pada Gambar 4.4 menunjukkan bahwa sikap bidan tentang Manajemen Laktasi kelompok perlakuan sebelum diberikan penyuluhan mayoritas kurang dimana diketahui sikap dengan kategori cukup 60 dan kategori baik sebesar 40 sedangkan pada kelompok kontrol diketahui sikap cukup 44 dan baik 56. Hal ini berkaitan dengan pengetahuan responden. Berdasarkan hasil independent sampel t-test menunjukkan tidak ada perbedaan yang bermakna sikap kelompok kelompok perlakuan dan kontrol, dimana p= 0,851 p 0,05, walaupun terdapat perbedaan rerata nilai sikap kelompok sebelum penyuluhan pada perlakuan dan kontrol. Maya Maulida Sari : Pengaruh Penyuluhan Manajemen Laktasi Terhadap Pengetahuan Dan Sikap Bidan Tentang Manajemen Laktasi Di Kecamatan Peusangan Kabupaten Bireuen Tahun 2009, 2009.

5.2.2 Sikap Bidan tentang Manajemen Laktasi Setelah Diberikan Penyuluhan Di Kecamatan Peusangan

Setelah penyuluhan dilakukan terjadi peningkatan sikap pada kelompok perlakuan dan kontrol. Peningkatan sikap pada kelompok perlakuan Gambar 4.4 dengan kategori sikap baik sebanyak 100 sedangkan pada kelompok kontrol peningkatan sikap menjadi kategori cukup sebanyak 28 dan baik sebanyak 72. Peningkatan sikap pada kelompok kontrol disebabkan oleh peningkatan pengetahuan kelompok. Perubahan sikap ini pada dasarnya dipengaruhi oleh faktor pengetahuan, dan keyakinankepercayaan yang didapatkan dari hasil peng-inderaan, yang salah satunya didapatkan pada pendidikan atau proses belajar. Sama halnya dengan pengetahuan, sikap bidan juga menunjukkan adanya perubahan yang signifikan. Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan independent sample t-test Tabel 4.3 diperoleh jumlah rerata skor sikap kelompok kelompok perlakuan pada pre-test sebesar 15,60 dan post-test sebesar 19,32, sedangkan kelompok kontrol rerata pre-test sikap kelompok sebesar 15,68 dan post-test sebesar 16,44 dengan nilai probabilitas p = 0,000. Dapat disimpulkan ada perbedaan secara nyata rata-rata sikap kelompok pada kedua kelompok sebelum dan setelah perlakuan. Sehingga dapat diartikan bahwa ada pengaruh penyuluhan terhadap sikap bidan tentang Manajemen Laktasi sesudah diberikan penyuluhan. Dengan kata lain, peningkatan sikap pada kelompok perlakuan dipengaruhi oleh penyuluhan manajemen laktasi. Banyak metode penyampaian informasi yang bisa dilaksanakan salah satunya adalah dengan metode penyuluhan dan pemberian leaflet. Penggunaan metode ini Maya Maulida Sari : Pengaruh Penyuluhan Manajemen Laktasi Terhadap Pengetahuan Dan Sikap Bidan Tentang Manajemen Laktasi Di Kecamatan Peusangan Kabupaten Bireuen Tahun 2009, 2009. harus diawali dahulu dengan analisa situasi dengan demikian informasi yang diberikan nantinya bisa dengan baik dapat diterima dengan baik oleh kelompok. Menurut Purwanto 1993 sikap bukan dibawa sejak lahir melainkan dibentuk dan dipelajari sepanjang perkembangan orang tersebut dalam hubungan dengan objeknya. Dalam hal ini pengetahuan yang diberikan melalui penyuluhan kepada bidan ternyata dapat mempengaruhi peningkatan sikap bidan tentang Manajemen Laktasi. Maya Maulida Sari : Pengaruh Penyuluhan Manajemen Laktasi Terhadap Pengetahuan Dan Sikap Bidan Tentang Manajemen Laktasi Di Kecamatan Peusangan Kabupaten Bireuen Tahun 2009, 2009.

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN