Pengetahuan Dan Sikap Suami Tentang Kanker Payudara Yang Diderita Isteri di Rumah Sakit Pirngadi Medan

(1)

PENGETAHUAN DAN SIKAP SUAMI TENTANG

KANKER PAYUDARA YANG DIDERITA ISTERI

DI RSUD. PIRNGADI MEDAN

OLEH :

MARTALENA ROULI SIRAIT

105102009

KARYA TULIS ILMIAH

PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2011


(2)

(3)

(4)

PROGRAM DIV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA MEDAN

Karya Tulis Ilmiah, Juni 2011 Martalena Rouli Sirait

Pengetahuan dan Sikap Suami Tentang Kanker Payudara Yang Diderita Istri Di Rumah Sakit Pirngadi Medan

vii + 47 hal + 5 tabel + 1 skema + 11 lampiran

Abstrak

Kanker payudara adalah salah satu penyebab kematian yang paling mengancam wanita selain kanker rahim dan kanker paru-paru. Berdasarkan data Global Burden Of Cancer angka kejadian kanker payudara di Indonesia 26 per 100.000 perempuan.. Bagi suami, pengetahuan dan sikap terhadap penyakit kanker payudara yang diderita atau dialami isteri sangat diperlukan guna mendukung penyembuhannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengetahuan dan sikap suami tentang kanker payudara yang dialami isteri di RSUD. Pirngadi Medan. Penelitian ini menggunakan desain deskriptif, dengan populasi semua suami yang menderita dari kanker payudara. Aspek yang diteliti adalah pengetahuan dengan kategori penelitian baik, cukup, kurang dan pernyataan sikap dengan kategori positif dan negatif terhadap kanker payudara yang diderita istrinya. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 30 orang. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik accsidental sampling melalui dengan kuesioner dan hasil penelitian dianalisis dengan analisis univariat. Dari hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa mayoritas responden berpengetahuan cukup sebanyak 12 responden (40%), dan responden yang berpengetahuan kurang sebanyak 8 responden (26,7%). Sikap responden mayoritas negatif 17 responden (56,7%), dan 13 responden ( 26,7%) bersikap positif. Diharapkan pada para petugas kesehatan untuk memberikan penyuluhan pada suami yang isterinya menderita kanker payudara tentang pengetahuan kanker payudara dan sikap suami dari isteri yang menderita kanker payudara.

Daftar Pustaka : 17 (2000-2010)


(5)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan YME atas berkatNya penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini dengan judul “Pengetahuan dan sikap suami tentang kanker payudara yang diderita isteri di Rumah Sakit Pirngadi Medan”, dalam rangka memenuhi persyaratan menyelesaikan pendidikan D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada : 1. dr. Dedi Ardinata, M.Kes selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas

Sumatera Utara

2. Nur Asnah sitohang, S.Kep, NS, M.Kep. Selaku ketua pelaksanaan program studi D-IV Bidan Pendidik Universitas Sumatra Utara

3. dr. Juliandi Harahap, MA. Selaku pembimbing KTI yang telah menyediakan waktu dan memberikan masukan serta nasehat pada penulis.

4. Farida Linda Sari, S.Kep, NS, M.Kep. Selaku koordinator D-IV Bidan pendidik yang telah memberi arahan serta nasehat dalam mata kuliah KTI 5. Seluruh Staf dan dosen program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan

Universitas Sumatera Utara yang secara langsung banyak memberikan ilmu kepada penulis selama menjalani pendidikan.

6. Kepada orang tua ku tercinta, Alm. Albert Sirait dan Nurhayati Manurung atas segala doa dan dukungannya dalam memberi semangat dan perhatiannya kepada ananda.


(6)

7. Kepada Abang-abang saya Ronald Sirait dan Roni Sirait yang sudah memberi dukungan doa dan semangat selama masa pendidikan

8. Seluruh teman-teman D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara yang telah membatu penulis dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini yang tidak dapat penulis sebut satu persatu, terima kasih semuanya. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca untuk perbaikan Karya Tulis Ilmiah ini. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan dalam kebidanan dan ilmu yang berkaitan.


(7)

DAFTAR ISI

Hal

Lembar Persetujuan

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI... iii

DAFTAR TABEL ... v

DAFTAR SKEMA ... vi

DAFTAR LAMPIRAN... vii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Perumusan Masalah... 3

C. Tujuan Penelitian ... 4

1. Tujuan Umum ... 4

2. Tujuan Khusus ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 4

1. Bagi Rumah Sakit Pirngadi Medan ... 4

2. Bagi Petugas kesehatan ... 4

3. Bagi Responden ... 5

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan ... 6

1. Defenisi ... 6

2. Tingkat Pengetahuan ... 6

B. Sikap 1. Defenisi ... 8

2. Komponen Pokok Sikap ... 8

3. Tingkatan Sikap ... 9

C. Kanker Payudara ... 10

1. Defenisi ... 10

2. Epidemiologi Kanker Payudara ... 11

3. Jenis Kanker Payudara ... 12

4. Faktor Resiko Kanker Payudara ... 12

5. Gejala Kanker Payudara ... 14

6. Penyaringan ... 15

7. Klasifikasi Klinik ... 16

8. Pengobatan ... 17

9. Pencegahan Kanker Payudara ... 19

D. Pengetahuan Suami Terhadap Isteri Yang Menderita Kanker Payudara ... 21


(8)

F. Pengetahuan Suami Tentang Seksualitas Istri Yang Terkena Kanker

Payudara ... 23

BAB 3 KERANGKA KONSEP A. Kerangka Konsep ... 25

B. Defenisi Operasional ... 26

BAB 4 METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian ... 28

B. Populasi dan Sampel ... 28

C. Lokasi Penelitian ... 28

D. Waktu Penelitian ... 29

E. Etika Penelitian ... 29

F. Instrumen data... 29

G. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 32

H. Prosedur Pengumpulan Data ... 32

I. Teknik Pengolahan Data dan Analisa Data ... 33

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil... 35

B. Pembahasan ... 41

C. Keterbatasan Penelitian ... 45

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 46

B. Saran ... 47

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Defenisi Operasional pengetahuan dan sikap suami tentang kanker payudara yang diderita istri...26

Tabel 5.1 Distribusi responden berdasarkan karakteristik...36 Tabel 5.2 Distribusi frekuensi pengetahuan suami tentang kanker

payudara...37 Tabel 5.3 Distribusi hasil Frekuensi pengetahuan Suami Tentang

Kanker Payudara...38 Tabel 5.4 Distribusi frekuensi sikap suami tentang kanker payudara...39 Tabel 5.5 Distribusi hasil frekuensi sikap suami tentang kanker


(10)

DAFTAR SKEMA

Skema 3.1 Kerangka Konsep Pengetahuan dan sikap suami tentang kanker payudara yang diderita isteri...25


(11)

LEMBAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Lembar persetujuan partisipan Lampiran 2 : Lembar Data Demografi Lampiran 3 : Lembar Kuesioner

Lampiran 4 : Lembar Konsultasi Lampiran 5 : Lembar master data

Lampiran 6 : Lembar Data Frekuensi Data demografi, Pengetahuan dan Sikap Suami Lampiran 7 : Lembar Hasil Validitas dan Reliabelitas

Lampiran 8 : Lembar Surat Contant Validity

Lampiran 9 : Lembar Pernyataan Editor Bahasa Indonesia

Lampiran 10 : Lembar surat izin penelitian dari pendidikan Fakultas Keperawatan USU


(12)

PROGRAM DIV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA MEDAN

Karya Tulis Ilmiah, Juni 2011 Martalena Rouli Sirait

Pengetahuan dan Sikap Suami Tentang Kanker Payudara Yang Diderita Istri Di Rumah Sakit Pirngadi Medan

vii + 47 hal + 5 tabel + 1 skema + 11 lampiran

Abstrak

Kanker payudara adalah salah satu penyebab kematian yang paling mengancam wanita selain kanker rahim dan kanker paru-paru. Berdasarkan data Global Burden Of Cancer angka kejadian kanker payudara di Indonesia 26 per 100.000 perempuan.. Bagi suami, pengetahuan dan sikap terhadap penyakit kanker payudara yang diderita atau dialami isteri sangat diperlukan guna mendukung penyembuhannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengetahuan dan sikap suami tentang kanker payudara yang dialami isteri di RSUD. Pirngadi Medan. Penelitian ini menggunakan desain deskriptif, dengan populasi semua suami yang menderita dari kanker payudara. Aspek yang diteliti adalah pengetahuan dengan kategori penelitian baik, cukup, kurang dan pernyataan sikap dengan kategori positif dan negatif terhadap kanker payudara yang diderita istrinya. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 30 orang. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik accsidental sampling melalui dengan kuesioner dan hasil penelitian dianalisis dengan analisis univariat. Dari hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa mayoritas responden berpengetahuan cukup sebanyak 12 responden (40%), dan responden yang berpengetahuan kurang sebanyak 8 responden (26,7%). Sikap responden mayoritas negatif 17 responden (56,7%), dan 13 responden ( 26,7%) bersikap positif. Diharapkan pada para petugas kesehatan untuk memberikan penyuluhan pada suami yang isterinya menderita kanker payudara tentang pengetahuan kanker payudara dan sikap suami dari isteri yang menderita kanker payudara.

Daftar Pustaka : 17 (2000-2010)


(13)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kanker payudara adalah Kanker yang terjadi karena terganggunya sistem pertumbuhan sel di dalam jaringan payudara. Payudara tersusun atas kelenjar susu, jaringan lemak, kantung penghasil susu, dan kelenjar getah bening. Sel abnormal bisa tumbuh di empat bagian tersebut, dan mengakibatkan kerusakan yang lambat tetapi pasti menyerang payudara (Nurcahyo. 2010. hal.83).

Menurut data WHO (World Health Organization) menunjukkan bahwa 548.000 mortalitas per tahun kanker payudara terjadi pada wanita (Data WHO, 2008, ¶2). Menurut Purnomo (2009) menyatakan bahwa kanker payudara menempati urutan kedua sesudah kanker rahim pada wanita. Di luar negeri (Amerika Serikat) saja didapati 178.000 wanita mengidap kanker payudara pada tahun 2008.

Secara umum, kanker payudara adalah salah satu penyebab kematian yang paling mengancam wanita selain kanker rahim dan kanker paru-paru. Sebagian besar kasus kanker payudara menyerang wanita di usia 40-45 tahun. Namun ada juga wanita di luar usia tersebut yang terserang (Nurcahyo. 2010. hlm.83).

Dari situs idi- online. Org., dilaporkan bahwa angka kejadian kanker diseluruh dunia melompat dua kali lipat. Ini merupakan tingkat kenaikkan tertinggi sepanjang 30 tahun terakhir, ini bisa jadi dikarenakan beban hidup yang semakin sulit, pola makan yang tidak sehat dan meningkatnya kebiasaan merokok (Wibisono, 2009).


(14)

Di negara-negara yang sedang berkembang seperti Indonesia pun angka penderita kanker payudara dan kanker lain sudah demikian tingginya. Berdasarkan data Global Burden Of Cancer angka kejadian kanker payudara di Indonesia 26 per 100.000 perempuan (Antarnews, 2010,¶2). Hal ini mungkin disebabkan antara lain oleh gaya hidup yang jauh berbeda, pola makan, polusi lingkungan, penggunaan insektisida, zat-zat pengawet, pewarna, penyedap makanan, serta stress yang berkepanjangan. Semuanya ini mungkin turut mengambil andil dalam berkembangnya penyakit kanker dan penyakit degeneratif lainnya seperti penyakit jantung koroner, diabetes, penyakit rheumatoid, dan sebagainya (Ranggiansanka, 2010, hal 39).

Adapun upaya deteksi dini atau pencegahan kanker payudara yaitu dengan melakukan SADARI (Periksa Payudara Sendiri). SADARI adalah tindakan deteksi dini terhadap adanya gejala-gejala kanker payudara. Metode ini sangat sederhana, namun diharapkan dapat menekan tingginya angka penderita kanker payudara, karena semakin awal terdeteksi maka semakin cepat proses pengobatan yang diperlukan.

Resiko terjadinya kanker payudara adalah pada wanita yang sudah memasuki usia reproduksi salah satunnya bagi wanita yang telah berumah tangga. Bagi wanita yang telah berumah tangga menderita kanker payudara ini sangat dikhawatirkan. Karena banyak faktor yang akan membuatnya tidak percaya diri lagi akan dirinya dan takut akan perubahan sikap suami akan penyakit yang diderita. Oleh karena itu si isteri takut untuk segera menyatakan atau mengeluh kepada suami saat sudah ada tanda atau perubahan pada payudaranya (Hawari. 2009. hal.115). Namun menurut Yusuf (2010) menyatakan bahwa reaksi suami berbeda dalam mengetahui penyakit yang dialami/diderita oleh isteri dan sangat individual, tergantung dengan tipe dan sifat suami. Ada tipe suami yang


(15)

sangat membantu penyembuhan isteri, ada juga yang tidak mau membantu, atau ada juga yang mau membatu walaupun tidak sepenuhnya. Jadi, sangat penting peranan suami pada saat istri mengalami kanker payudara. Karena dengan peranan suami atau dukungan suami ini sangat berpengaruh pada istri untuk memberikan rasa percaya dirinya agar tidak putus asa akan penyakit yang dialami. Jika peranan suami berubah akan membuat isteri menjadi stres sehingga penyakit yang diderita menjadi semakin tidak membaik. (Hawari. 2009. hal. 115).

Dari kasus diatas penulis melakukan survey pendahuluan, di RSUD. Pirngadi Medan tahun 2010. Telah banyak ditemukan penderita kanker payudara. Jumlah yang mengalami kanker payudara sekitar 60 orang.

Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik melakukan penelitian di RSUD. Pirngadi Medan mengenai ”Pengetahuan dan Sikap Suami Tentang Kanker Payudara Yang Diderita Isteri di RSUD. Pirngadi Medan Tahun 2011”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah penelitian ini adalah ”Bagaimanakah pengetahuan dan sikap suami tentang kanker payudara yang diderita istri di RSUD. Pirngadi Medan?”.

C. Tujuan Penulisan

1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui pengetahuan dan sikap suami tentang kanker payudara yang diderita istri di RSUD. Pirngadi Medan Tahun 2011.


(16)

2 Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui pengetahuan suami tentang kanker payudara

b. Untuk mengetahui sikap suami tentang kanker payudara yang diderita istri di RSUD. Pirngadi Medan.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Rumah Sakit Pirngadi Medan

Menjadi salah satu tambahan/sumber informasi dalam memberikan pelayanan tentang kanker payudara dan sebagai bahan dalam memberikan penjelasan kepada suami tentang kanker payudara yang dialami oleh istri.

2. Bagi Petugas Kesehatan

Untuk menambah wawasan dalam memberikan pelayanan kebidanan terutama dalam memberikan promosi kesehatan kepada suami yang istri menderita kanker payudara dan masyarakat agar dapat mendeteksi dini tentang kanker payudara

3. Bagi Responden

Sebagai masukan untuk memperluas pengetahuan tentang kanker payudara dan peranan penting suami saat isteri menderita kanker payudara. Sehingga responden mengetahui peranan apa yang dilakukan pada isteri yang menderita kanker payudara.


(17)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengetahuan

1. Definisi

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Pengideraan terjadi melalui pancaindra manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba (Notoatmodjo. 2003. hal. 121).

Sedangkan menurut Azwar (2000), pengetahuan juga didefenisi sebagai suatu kompleks gagasan berada dalam pikiran manusia yang diperoleh dari proses belajar.

Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (over behavior).

2. Tingkat pengetahuan di Dalam Domain Kognitif

Pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan. a. Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.

b. Memahami (comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterprestasikan materi tersebut secara benar.


(18)

c. Aplikasi (aplication)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang tekah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya). Aplikasi disini dapat diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum,rumus, metode, prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.

d. Analisis (analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam satu struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain.

e. Sintesis (syntesis)

Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada.

f. Evaluasi (evaluation)

Evaluation ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhaddap suatu materi atau ibjek. Penilain-penilaian itu didasarkan pada suatu kriteria yang ditentuksn sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada (Notoatmojo, 2003)

A. Sikap

1. Defenisi

Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulasi atau objek.


(19)

Sikap secara nyata menunjukkan konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu yang dalam kehidupan sehari-hari meerupakan reaksi yang bersifat emosional terhadap stimulus sosial. Newcomb, salah seorang ahli psikologis sosial, menyatakan bahwa sikap itu merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak, dan bukan merupakn pelaksanaan motif tertentu. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktivitas, akan tetapi merupakan predisposisi tindakan suatu prilaku. Sikap itu masih merupakan reaksi tertutup, bukan merupakan reaksi terbuka atau tingkah laku yang terbuka. Sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap objek di lingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap objek (Notoatmojo, 2003)

2. Komponen Pokok Sikap

Dalam bagian lain Allport (1954) menjelaskan bahwa sikap itu mempunyai 3 komponen pokok.

a. Kepercayaan (keyakinan), ide, dan konsep terhadap suatu objek b. Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek

c. Kecenderungan untuk bertindak (tend to behave)

Ketiga komponen ini secara bersama-sama membentuk sikap yang utuh (total attitude). Dalam penentusn sikap yang utuh ini, pengetahuan, pikiran, kehadiran, dan emosi memegang peranan penting.

3. Berbagai Tingkatan Sikap

Seperti halnya dengan pengtahuan, sikap ini terdiri dari berbagai tingkatan a. Menerima

Menerima diartikan bahwa orang (subjek) mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan (objek).


(20)

b. Merespon (responding)

Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan, dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap. Karena dengan suatu usaha untuk menjawab pertanyaan atau mengerjakan tugas yang diberikan, terlepas dari pekerjaan itu benar atau salah, adalah berarti bahwa orang menerima ide tersebut.

c. Menghargai (valuing)

Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga. Misalnya, seorang ibu mengajak ibu yang lain (tetangganya, saudaranya, dan sebagainya) untuk pergi menimbangkan anaknya ke posyandu, atau mendiskusikan tentang gizi, adalah suatu bukti bahwa si ibu tersebut telah mempunyai sikap positif terhadap gizi anak.

d. Bertanggung jawab (responsible)

Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala resiko merupakan sikap yang paling tinggi. Misalnya, seorang ibu mau menjadi akseptor KB, meskipun mendapat tantangan dari mertua atau orang tuanya sendiri (Notoatmojo, 2003)

C. Kanker Payudara

1. Defenisi

Menurut Wim De Jong (2005) kanker payudara adalah tumor ganas dari salah satu kelenjar kulit disebelah luar rongga dada.

Menurut Nurcahyo (2010) kanker payudara adalah terganggunya sistem pertumbuhan sel di dalam jaringan payudara.


(21)

Menurut Mardiana (2009) kanker payudara adalah tumor ganas yang meyerang jaringan payudara. Jaringan payudara tersebut terdiri dari kelenjar susu (kelenjar pembuat air susu), saluran kelenjar (saluran air susu), dan jaringan penunjang payudara.

Menurut Smart (2010) kanker payudara (Carsinoma mammae) merupakan suatu penyakit yang ganas dan berasal dari kelompok parencgyma.

2. Epidemiologi Kanker Payudara

Kini sebagian besar penyakit yang sebelumnya membunuh manusia dalam masa janin, anak-anak, dan orang dewasa telah dikendalikan, sehingga orang tua yang terkena kanker semakin mendapatkan perhatian yang cermat. Penelitian menunjukkan, seorang wanita mempunyai peluang 7% mengembangkan kanker payudara (Jones. 2005. hal. 406).

Sampai saat ini, penyebab kanker payudara belum diketahui secara pasti. Penyebab kanker payudara termasuk multifaktorial, yaitu banyak faktor yang terkait satu dengan yang lain. Beberapa faktor yang diperkirakan mempunyai pengaruh besar dalam terjadinya kanker payudara adalah riwayat keluarga, hormonal, dan faktor lain yang bersifat eksogen.

Menurut Prawirohardjo (2005, hal. 486) kanker payudara menduduki tempat nomor dua dari insiden semua tipe kanker di Indonesia, baik menurut penyelidikan Bagian Patologi Universitas Indonesia (Prof. Soetomo Tjokronegoro), maupun registrasi yang terbaru dari ”Proyek Penelitian Registrasi Kanker di RSCM mengadakan registrasi dan ditemukan 2606 kasus kanker. Kanker serviks uteri (633 kasus) yang terbanyak, kanker payudara (385 kasus) yang nomor 2 terbanyak, dan kanker nasofarinks nomor 3, yaitu


(22)

282 kasus. Umur penderita kanker payudara yag termuda adalah 20-29 tahun, yang tertua 80-89 tahun, dan terbanyak berumur 40-49 tahun, yakni 130 tahun.

3. Jenis-jenis Kanker payudara a. Karsinoma In Situ

Karsinoma in situ ditandai dengan proliferasi sel epitel maligna yang tetap terkurung dalam duktus terminal. Ada dua jenis penyakit in situ yaitu karsinoma lobulus in situ atau karsinoma duktus in situ.

b. Kanker Payudara Invasif

Karsinoma invasif memiliki kemampuan untuk menyebar dari struktur payudara. Dua jenis utama kanker payudara invasif adalah karsinoma lobulus dan duktus. Kanker ini memiliki potensi metastasis atau menyebar keseluruh tubuh meskipun di setiap kasus, ini tidak selalu terjadi.

c. Penyakit Paget

Insiden kanker payudara ini rendah, biasanya penyakit ini mengenai jaringan epidermis puting dan wanita sering kali mengunjungi dokter karena adanya rabas dari puting, perubahan kulit-seperti ekzema, retraksi puting, dan kadang-kadang adanya penebalan pada jaringan dasar payudara. Pengobatan tergantung pada pengobatan yang disetujui oleh wanita dan pilihan tertentu yang ditetapkan oleh dokter bedah. Eksisi pada puting dan jaringan dasar payudara, baik dengan radioterapi pascaoperasi maupun mastektomi, biasa dilakukan.

d. Kanker Payudara inflamasi

Sekitar 4% kanker payudara didiagnosis sebagai kanker payudara inflamasi. Wanita menunjukkan tanda, diantaranya payudara bengkak dan merah,serta edema pada kulit


(23)

dengan dalam durasi pada jaringan dasar payudara (peau d’orange). Secara keseluruhan, pasien kanker ini yang mampu bertahan hidup sangat sedikit. Radioterapi dan kemoterapi merupakan prosedur tetap pengobatan kondisi ini (Gilly, 2010, hal.331).

4. Faktor resiko Kanker Payudara a. Keturunan

Jika seseorang memiliki jejak keluarga pengidap kanker payudara, maka ia perlu segera mengatur pola hidup sehat sebab ia berpotensi dua kali lebih besar untuk terjangkit kanker payudara daripada orang yang keluarganya tidak memiliki jejak sebagai pengidap kanker.

b. Riwayat Haid

Menarke dini, yaitu sebelum 12 tahun dan menaupose lambat, yaitu setelah usia 55 tahun, meningkatkan faktor resiko pada wanita. Wanita yang menjalani ooforektomi pramenaupose pada dasarnya mengalami penurunan resiko kanker payudara.

c. Usia Reproduksi

Kehamilan pertama yang dialami pada usia yang sudah tidak efektif (diatas 35) sangat berpotensi memunculkan kelainan sel di dalam payudara

d. Radiasi

Radiasi ion yang berasal dari sinar Rontgen e. Faktor Usia

Usia adalah faktor lain yang sangat penting. Wanita yang lebih tua memiliki resiko lebih tinggi untuk menderita kanker payudara dibandingkan wanita yang lebih muda. Resiko ini terus meningkat dari usia 40 tahun.


(24)

f. Masa menyusui

Penelitian menunjukkan bahwa resiko menderita kanker payudara menurun seiring dengan peningkatan durasi, dengan menyusui setiap bayi selama 3 bulan atau lebih dapat memberi perlindungan yang terbaik.

g. Diet, Berat Badan, dan Alkohol

Uji terhadap konsumsi lemak telah dilakukan, tetapi tidak ada kesimpulan pasti yang dapat diambil dari data yang tersedia meskipun telah terbukti bahwa wanita obesitas beresiko lebih tinggi dibandingkan wanita yang ramping. Alkohol cukup menyebabkan peningkatan resiko kanker payudara, terutama pada wanita pra-menopause yang bertubuh kurus (Gilly. 2010. hal.319).

5. Gejala kanker payudara

Gejala yang mungkin ditemukan: a. Adanya benjolan pada payudara

b. Perubahan ukuran atau bentuk payudara

c. Keluar cairan yang abnormal dari puting susu (biasanya berdarah atau berwarna kuning sampai hijau, mungkin juga bernanah)

d. Perubahan pada warna atau tekstur kulit pada payudara, puting susu maupun aerola (daerah berwarna coklat tua disekeliling ptung susu)

e. Payudara tampak kemerahan f. Kulit disekitar puting susu bersisik

g. Puting susu tertarik kedalam atau terasa gatal


(25)

Pada stadium lanjut bisa timbul nyeri tulang, penurunan berat badan, pembengkakan lengan atau ulserasi kulit.

6. Penyaringan

Kanker pada stadium awal jarang menimbulkan gejala, karena itu sangat penting untuk melakukan penyaringan. Beberapa prosedur yang digunakan untuk penyaringan kanker payudara:

a. SADARI (Pemeriksaan Payudara Sendiri)

Jika SADARI dilakukan secara rutin, seorang wanita akan dapat menemukan benjolan pada stadium dini.sebaiknya SADARI dilakukan pada waktu yang sama setiap bulan. Bagi wanita yang masih mengalami menstrausi, waktu yang paling tepat untuk melakukan SADRAI adalah 7-10 hari sesudah hari 1 menstruasi. Bagi wanita pasca menopause, SADARI bisa dilakukan kapan saja, tetapi secara rutin dilakukan setiap bulan (misalnya setiap awal bulan). Menurut shirley (2005) menyatakan bahwa pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) harus dilakukan setiap bulan oleh semua wanita berusia mulai dari 20 tahun.

b. Mammografi

Pada mammografi digunakan sinar X dosis rendah untuk menemukan daerah yang abnormal pada payudara. Para ahli menganjurkan kepada setiap wanita yang berusia diatas 40 tahun untuk melakukan mammogram secara rutin setiap 1-2 tahun dan pada usia 50 tahun keatas mammogram dilakukan sekali/tahun.


(26)

USG digunakan untuk membedakan kista (kantong berisi cairan) dengan benjolan padat.

d. Termografi

Pada termografi digunakan suhu untuk menemukan kelainan pada payudara (Ranggiasanka. 2010. hal.45).

7. Klasifikasi klinik (Penentuan Stadium Kanker)

Penentuan stadium kanker penting sebagai panduan pengobatan, follow-up dan menentukan prognosis.

a. Stadium 0 : Kanker in situ dimana sel-sel kanker berada pada tempatnya didalam jaringan payudara yang normal

b. Stadium I : Tumor dengan garis tengah kurang dari 2 cm dan belum menyebar keluar payudara

c. Stadium IIA : Tumor dengan garis tengah 2-5 cm dan belum menyebar ke kelenjar getah bening ketiak atau tumor dngan garis tengah kurang dari 2cm tetapi sudah menyebar ke kelenjar getah bening ketiak

d. Stadium IIB : Tumor dengan garis tengah lebih besar dari 5 cm dan belum menyebar ke kelenjar getah bening ata tumor dengan garis tengah 2-5 cm tetapi sudah menyebar ke kelenjar getah bening ketiak

e. Stadium IIIA : Tumor dengan garis tengah kurang dari 5 cm dan sudah menyebar ke kelenjar getah bening ketiak disertai perlengketan satu sama lain atau perlengketan ke strukur lainnya, atau tumor dengan garis tengah lebih dari 5 cm dan sudah menyebar ke kelenjar getah bening ketiak


(27)

f. Stadium IIIB : Tumor telah menyusup keluar payudara, yaitu kedalam kulit payudara, yaitu kedalam kulit payudara atau ke dinding dada atau telah menyebar ke kelenjar getah bening di dalam dinding dada dan tulang dada

g. Stadium IV : Tumor telah menyebar keluar daerah payudara dan dinding dada, misalnya ke hati, tulang atau paru-paru (Magee. 2000. hal. 14)

8. Pengobatan

Pengobatan kanker payudara didasarkan atas tahap penyakit dan beberapa faktor lain. Wanita saat ini mempunyai banyak pilihan dalam pengobatan kanker payudara dari pada sebelumnya. Pengobatan kanker payudara biasanya meliputi kombinasi pembedahan, kemoterapi dan terapi radiasi

a. Pembedahan

Biopsi biasanya jenis pembedahan pertama bagi seorang wanita dengan kanker payudara yang akan dilakukan . Tujuan dari melakukan biopsi ada massa malignansi dan jenis kanker payudara tersebut. Seringkali, wanita tersebut diberi pilihan tentang tindakan biopsi yang dilakukan sebagai prosedur satu tahap atau prosedur dua tahap. Prosedur satu tahap dilakukan dengan anestesi umum dengan potongan beku cepat. Bila potongan beku ini memperlihatkan malignansi, ahli bedah melakukan mastektomi jika tepat. Dalam prosedur dua tahap, biopsi biasanya dilakukan dengan anestesi lokal, dan wanita tersebut dipulangkan kerumah. Karena hasil biopsi sudah ada dokter memberitahukan pasien dan keluarga tentang pengobatan yang dianjurkan. Pendekatan ini memungkinkan pasien dan keluarganya mempunyai waktu untuk mempertimbangkan pilihan dan menerima diagnosa kemungkinan kehilangan payudara sebelum pembedahan mayor dilakukan.


(28)

Terapi radiasi dapat digunakan sebagai pengobatan primer untuk kanker payudara tahap 1 dan 2 laju bertahan hidup dapat dibandingkan dengan penangan pembedahan. Ini tidaklah mengherankan karena dua-duanya dipertimbangkan sebagai bentuk pengobatan lokal. Keuntungan radiasi primer kemungkinan baik kontrol tumor lokal maupun pemeliharaan payudara. Terapi radiasi juga dapat digunakan untuk mengatasi kanker payudara terinflamasi sebelum diberikan kemoterapi. Selain itu,terapi radiasi mungkin juga digunakan untuk mengatasi penyakit yanng kambuh secara lokal, untuk menangani fungsiovarium dan untuk pengatasi gejala dari metastase penyakit. Efek samping yang segera tampak pada radiasi ini adalah reaksi kulit. Fraktur tulang kostal dan pneumonitis adalah efek lanjut. Limfedema mungkin juga tampak jika aksila terpajan penyinaran radiasi tersebut.

c. Kemoterapi

Kemoterapi yang menggunakan agen antineoplasma dan obat hormonal memegang peranan penting dalam pengobatan kanker paru. Peran dari agen ini cepat berubah sama cepatnya dengan peningkatan pemahaman tentang kanker payudara dan biologi tumor. Semua rekomendasi umum dapat dimodifikasi oleh faktor resiko lainnya (seperti ukuran tumor primer, derajat histologis, aneuploid, indeks proliferatif dan reseptor-hormon). Kemoterapi adjuvan untuk kanker payudara melibatkan obat multiple yang lebih efektif daripada terapi dosis tunggal. Kombinasi yang paling sering dianjurkan adalah CMF dan meliputi siklofosfamid (Cytoxan), metotrexat, fluorasil (5-FU) dengan atau tanpa temoksifen. Kombinasi kemoterapi dan hormon-hormon seperti temoksifen dapat meningkatkan laju respons tetapi belum menunjukkan secara bermakna paningkatan bertahan hidup. Pemberian bersama kemoterapi dengan iradiasi pada


(29)

payudara dapat mengakibatkan efek samping dan toksisitas yang lebih menonjol. Pada tumor yang lebih membesar, kemoterapi dapat diberikan pada praoperasi untuk mengecilkan tumor, membuatnya lebih mudah untuk direkseksi melalui pembedahan (Gale, Danielle. 2000. hal128).

9. Pencegahan Kanker Payudara

Berikut ini adalah beberapa langkah sederhana untuk mencegah terjadinya kanker payudara.

a. Berolah raga secara teratur

Berolah raga dapat menurunkan kadar estrogen yang terdapat dalam tubuh sehinggah mengurangi resiko kanker payudara.

b. Jangan memasak daging terlalu matang

Daging-daging yang dimasak/dipanggang menghasilkan senyawa karsinogenik. Semakin lama dimasak semakin banyak senyawa ini.

c. Konsumsi buah dan sayuran

Makanan dari tumbuh-tumbuhan banyak mengadung anti oksidan yang tinggi, diantara nya vitamin A,C,E dan mineral selenium, yang dapat mencegah kerusakan sel yang bisa menjadi penyebab kanker

d. Konsumsi suplemen anti oksidan

Suplemen tidak dapat digantikan dengan sayur dan buahan, tetapi suatu formula anti oksidan bisa merupakan tambahan makanan yang dapat mencegah kanker payudara.

e. Konsumsi kacang-kacangan

Selain dalam kedelai, fitro estrogen juga terdapat dalam kacang-kacangan lainya. f. Hindari Alkohol


(30)

Banyak penelitian yang menunjukkan bahwa semakin banyak mengkonsumsi alkohol, maka resiko kanker payudara semakin bertambah karena alkohol meningkatkan kadar estrogen dalam darah.

g. Berjemur Di bawah matahari

Sedikit sinar matahari pagi dapat membatu mencegah kanker payudara, karena pada saat matahari mengenai kulit, tubuh membuat vitamin D. Vitamin D akan membantu jaringan payudara menyerap kalsium sehingga mengurangi resiko kanker payudara.

h. Jangan merokok

Rokok mengandung nikotin yang bisa menyebankan kanker. Oleh karena itu dianjurkan wanita maupun pria jangan merokok.

i. Memberikan ASI rutin

Menyusui berhubungan dengan berkurangnya resiko kanker payudara sebelum masa menopause (Teguh, 2010, ¶2).

D. Pengetahuan Suami Terhadap Isteri Yang Menderita Kanker Payudara

Pengetahuan suami dalam menghadapi isteri yang menderita sakit sangat penting terlebih lagi isteri yang menderita kanker payudara. Suami harus tahu bagaimana cara suami memahami keadaan isteri yang lagi sakit atau tidak sehat.

Menurut Yusuf (2010) menyatakan bahwa bila ada salah seorang anggota keluarga yang sakit dan perlu perawatan, maka akan terjadi perubahan pla kehidupan pada keluarga tersebut, dimana anggota keluarga yang sehat akan hidup bersama dengan yang sakit. Bila isteri sakit dan harus dirawat misalnya, suami dan anak-anak tentunya akan ikut terkena imbasnya. Tidak ada lagi peran seorang ibu dirumah, dan perannya harus


(31)

digantikan oleh suami atau anak-anak bila sudah cukup dewasa. Sementara itu suami yang sehat juga harus memberi perhatian yang khusus untuk isteri yang sedang sakit harus meluangkan waktu ke rumah sakit, menunggunya bahkan harus menginap. Ada pengeluaran yang ekstra diluar rencana yang bahkan mungkin sangat besar. Perlu tenaga ekstra untuk hidup di dua tempat, dirumah sakit dan dirumah sendiri, ditambah lagi tetap harus bekerja dikantor dan masalah lainnya. Dengan kata singkat, bila isteri sakit, maka suami jadi repot segalanya. Tentunya suami berharap penyakit isteri akan cepat sembuh dan kembali normal seperti biasa, sehingga segala kerepotan akan selesai sudah.

Untuk penyakit bukan kanker, mungkin perawatan tidak terlalu lama, dan tingkat kesembuhan bisa segera tercapai, sehingga isteri dapat segera sembuh dan kembali ke kehidupan normal dalam keluarga seperti biasa. Namun bila menderita kanker, maka persoalannya akan berbeda. Penderita kanker memerlukan pengobatan dan perawatan khusus di rumah sakit atau klinik, bahkan untuk jenis tertentu harus tetap untuk jangka waktu yang sangat panjang dan biaya yang besar.

E. Sikap Suami Jika Isteri Terkena Kanker Payudara

Menurut Sylvia (2009) menyatakan bahwa selain kondisi istri yang jadi penderita, situasi yang dialami sang suami pun ternyata mirip. Ketika pertama mendengar bahwa istrinya terkena kanker payudara, seorang suami biasanya akan syok. Fase pertama yang dilakukan yaitu suatu penolakan, percaya tidak percaya. Suami juga bisa masuk ke fase depresi melihat penderitaan istrinya. Kehadiran suami di samping istri yang terkena kanker payudara ternyata sangat berpengaruh terhadap proses pengobatan dan kesembuhan. Suami juga harus kelihatan lebih kuat, tidak boleh cengeng, tidak boleh terlihat pesimis. Pasalnya, ini akan membuat istri menjadi lebih pesimis. Dengan


(32)

dukungan suami, terbukti angka depresi pasca persalinan jauh lebih rendah. Dengan merasa bahwa ada orang yang sama-sam ikut menderita bersama dia, penderita akan lebih nyaman.

Proses pengobatan kanker payudara, dari operasi hingga radiasi, yang memakan waktu lama seringkali menurunkan semangat isteri. Disinilah peran suami sangat dibutuhkan. Kalau istri mulai malas makan, suami harus memberi semangat supaya isterinya mau makan. Efek kemoterapi salah satunya rasa mual dan ingin muntah sehingga penderita malas makan. Suami sebaiknya juga mendampingi sang isteri dari hari ke hari. Ketika rambut isteri rontok akibat kemoterapi, suami harus meyakinkan isteri bahwa penampilan bukan persoalan buatnya. Dan suami harus senantiasa mengingatkan isteri bahwa ia menerima isteri apa adanya. Proses terapi dan pengobatan kanker payudara biasanya membuat kondisi penderita naik-turun. Suami harus mendukung dan komunikasi harus terjaga.

Menurut Yusuf (2010) menyatakan tipe suami yang sangat sayang memberikan semangat pada isteri, menganjurkan dan selalu menyertai isteri yang sakit ke dokter. Saat isteri dalam keadaan tertekan dalam kesedihan, suami memberikan semangat dan dorongan. Saat isteri menolak pengobatan, suami justru menganjurkan agar diobati yang terbaik. Saat isteri harus dirawat dirumah sakit untuk menjalani pengobatan operasi atau kemoterapi yang memerlukan waktu lama, suami setia mendamping. Untuk urusan biaya dan kerepotan lainnya selama pengobatan, suami yang mengurusnya. Saat harus kontrol rutin ke dokter suami siap mengantarnya. Tipe suami ini memang tipe yang ideal dan sangat membantu kesembuhan penyakit isteri.


(33)

F. Pengetahuan Suami Tentang Seksualitas Isteri Yang Terkena Kanker Payudara

Aspek perawatan psikologis yang sangat penting untuk dipertimbangkan saat merawat wanita penderita kanker payudara adalah seksualitas wanita tersebut. Citra tubuh dan fungsi seksual merupakan komponen sentral dan intelektual bagaimana wanita memandang dirinya. Meskipun seks merupakan aspek yang sangat penting dalam kehidupan bagi sebagian besar wanita, bagi sebagian wanita yang lain, seksualitas mereka merupakan pusat kehidupan mereka dan bagi wanita tersebut, efek pengobatan kanker payudara tampak sangat merugikan baginya. Bagi wanita yang menjalani pengobatan kanker payudara yang menyebabkan perubahan bentuk payudaranya (menjadi buruk), perbedaan antara kenyataan dan ”ideal” dapat menimbulkan stres yang berat. Salah satu pengobatannya yaitu kemoterapi yang dapat menyebabkan kelelahan, perasaan tidak enak badan, depresi, alopesia, dan amenorea, yang juga merupakan bentuk penyerangan terhadap seksualitas wanita. Suami atau pasangan juga merasakan stres yang sama beratnya dengan yang dialami oleh wanita selama menjalani pengobatan tersebut. Perasaan mereka harus dipertimbangkan dan pertemuan untuk mengekspresikan kekhawatiran mereka perlu diatur. Wanita yang cenderung dapat lebih baik menghadapi perubahan dalam seksualitas mereka adalah wanita yang mampu mengatasi krisis kehidupan di masa lalu. Fungsi seksual yang baik sebelum wanita mengalami penyakit tersebut cenderung dijadikan perkiraan pengambilan penyesuaian diri terhadap kondisi seksual yang memuaskan. Kualitas dan sifat hubungan wanita serta pasangannya dan besar serta sifat jaringan dukungan wanita sangat penting dalam menumbuhkan nilai diri wanita dan berpengaruh terhadap penyesuaian psikologisnya (Gilly. 2010. hal.353).


(34)

BAB III

KERANGKA KONSEP

A. Kerangka konsep

Penulis meneliti tentang pengetahuan dan sikap suami tentang kanker payudara yang diderita isteri di Rumah Sakit Pirngadi Medan tahun 2011. Dimana kerangka konsep ini memiliki dua variabel yang akan diteliti terdiri atas pengetahuan suami tentang kanker payudara yang diderita istri dan sikap suami tentang kanker payudara yang diderita isteri.

Hal ini dapat dilihat dari kerangka konsep penelitian dibawah ini.

Skema 3.1 kerangka konsep

Pengetahuan Suami

Sikap Suami

Kanker Payudara yang diderita isteri


(35)

Tabel 3.2 Defenisi Operasional

NO Variabel Defenisi operasional

Alat ukur Cara ukur

Hasil ukur Skala

1 Pengetahuan suami Suami mengetahui apa itu kanker payudara dan bagaimana cara suami merawat istrinya serta kemampuan suami dalam menjawab pertayaan yang diberikan melalui kuisioner tentang defenisi, faktor, gejala, pencegahan dan pengobatan kanker payudara

Kuesioner Baik Cukup Kurang 1. Baik apabila pertanyaan dijawab benar 76%-100% 2. Cukup apabila pertanyaan dapat dijaawab benar 56%-75% 3. Kurang apabila pertanyaan dijawab benar < 56% Ordinal


(36)

2 Sikap suami Bagaimana suatu respon atau reaksi suami dalam menghadapi kanker payudara yang diderita oleh istrinya

Kuesioner Nilai Positif dan Nilai Negatif

1. Nilai positif jika dapat menjawab >5 soal (>50%) 2.Nilai negatif jika dapat menjawab <5 soal (< 50%)


(37)

BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis deskriptif cross sectional. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengetahuan dan sikap suami tentang kanker payudara yang diderita isteri di RSUD. Pirngadi Medan tahun 2011.

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah suami yang mempunyai isteri penderita kanker payudara dan mendampinginya dalam masa pengobatan yang pernah dirawat inap di ruang IX atau dirawat jalan di poliklinik onkologi Rumah Sakit Pirngadi Medan sebanyak 60 orang.

2. Sampel

Sampel yang diambil dengan mempergunakan teknik sampling aksidental. Pengambilan secara aksidental karena sampel yang diambil pada responden yang mendampingi pasien yang dirawat inap dan rawat jalan atau dilakukan dengan mengambil responden yang kebetulan ada tersedia sesuai kriteria yang ada . Jumlah responden yanng didapat 30 orang. Adapun kriteria dalam sampel ini adalah suami dari isteri yang menderita kanker payudara.


(38)

C. Lokasi penelitian

Lokasi penelitian dilakukan di Rumah Sakit Pirngadi Medan.

D. Waktu Penelitian

Pada bulan Februari-April 2011

E. Etika Penelitian

Peneliti menunjukkan surat permohonan penelitian kepada ketua program DIV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara guna mendapatkan surat permohonan persetujuan penelitian. Setelah mendapatkan surat izin penelitian dari pendidikan peneliti mengajukan permohonan izin penelitian kepada Direktur Rumah Sakit Pirngadi Medan. Dan untuk dapat izin penelitian, peneliti mengambil surat pengantar dari kepala SMF Bedah RSUD. Pirngadi untuk dapat melakukan penelitian keruangan yaitu di ruang IX lantai IV dan Poli klini bedah onkologi. Setelah mendapat surat pengantar, peneliti langsung melakukan penelitian di ruang IX bagi pasien yang rawat inap dan di poli klnik bagi pasien yang rawat jalan. Sebelum melakukan penelitian, peneliti terlebih dahulu memberikan surat persetujuan untuk menjadi responden. Jika responden setuju maka dia bisa menjadi sampel dan Peneliti menjaga kerahasian responden dengan tidak mencantumkan identitas pada lembar kuisioner.

F. Instrumen Data

Dalam melaksanakan penelitian ini, penulis menggunakan instrumen berupa kuisioner yang dibuat sendiri oleh peneliti dengan berpedoman pada konsep, yang berisi: a. Kuisioner yang berisi data demografi yang berisi, umur, pendidikan, agama, pekerjaan.


(39)

b. Kuisioner berisi pertanyaan-petanyaan penelitian yang menyangkut seputar masalah pengetahuan dan sikap suami tentang kanker payudara yang diderita isterinya, dengan pertanyaan pengetahuan 10 pertanyaan dan sikap 10 pertanyaan. Dengan aspek pengukurannya yaitu :

1. Pengetahuan

Untuk mengukur pengetahuan suami tentang kanker payudara yang diderita istri, membuat pertanyaan tertutup dengan pilihan a,b,c. Dimana responden akan diberi nilai jawaban jika nilai 1 untuk jawaban benar, nilai 0 untuk jawaban salah dan skor maksimum 10 ( untuk setiap jawaban benar dikali 1), skor minimum 0 ( untuk setiap jawaban salah dikali nol). Sehingga total skor yang diperoleh pengetahuan suami tentang kanker payudara yang diderita istri dimasukkan dalam kategori baik apabila pertanyaan dapat dijawab benar 76-100% (skor diperoleh 8-10), cukup apabila pertanyaan dapat dijawab benar 56-75% (skor diperoleh 6-7), kurang apabila pertanyaan dapat dijawab benar < 56% (skor diperoleh <5).

2. Sikap

Sikap responden diukur dengan menggunakan skala Likert. Pengukuran sikap suami tentang kanker payudara dan efek terapi berupa pertanyaan tertutup dengan beberapa pilihan jawaban. Responden memilih jawaban yang paling sesuai dengan keadaan dirinya dalam menyikapi efek terapi yang diberikan kepada penderita kanker payudara.

Jawaban setiap item instrumen yang menggunakan skala Likert mempunyai gradasi dari positif sampai negatif, yaitu gradasi positif sangat setuju (SS) diberi nilai 3, setuju


(40)

(S) diberi nilai 2, tidak setuju (TS) diberi nilai 1. Gradasi negatif tidak setuju (TS) diberi nilai 3, setuju (S) diberi nilai 2, sangat Setuju (SS) diberi nilai 1.

Maka nilai-nilai yang diperoleh dijadikan dalam bentuk kategori persetase, yaitu skor maksimum 30 (setiap jawaban yang benar dikali 1) dan skor minimum10 (setiap jawaban yang salah dikali 1). Dikategorikan dalam nilai positif jika responden dapat menjawab pertanyaan >5 soal atau mempunyai nilai >50% (skor >15). Dan nilai negatif jika responden dapat menjawab pertanyaan <5 soal atau mempunyai nilai <50% (skor <15).

G. Uji Validitas dan Reliabilitas

Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan kemampuan instrumen pengumpulan data untuk mengukur apa yang harus diukur, untuk mendapatkan data yang relevan dengan apa yang sedang diukur. Pada penelitian ini menggunakan Content Validity, dimana validitas dikonsultasikan kepada yang ahli onkologi yang bertugas di poli klinik onkologi RSUD. Pirngadi Medan.

Uji reliabilitas isntrumen adalah suatu uji yang dilakukan untuk mengetahui konsistensi dari instrumen sehingga dapat digunakan untuk penelitian selanjutnya dalam ruang lingkup yang sama. Uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan Alpha Cronbach. Dengan ketentuan bila r alpha > konstan (0,6) maka instrumen tersebut reliabilitas. Uji reliabilitas dilakukan pada 10 responden dimana sampel mempunyai sampel karakteristik yang sama di RSUD Adam Malik Medan pada 1 Februari sebelum melakukan penelitian.


(41)

Peneliti melakukan penelitian di RSUD. Dr. Pirngadi Medan. Sebelum melakukan penelitian, peneliti memberikan surat survei pendahuluan kepada Direktur RSUD. Dr. Pirngadi umtuk melihat apakah ada kasus kanker payudara. Setelah mendapat izin untuk mengambil data di Rekam Medik. Peneliti ke rekam medik untuk mencari data tentang kanker payudara. Dan hasil yang didapat bahwa yang menderita kanker payudara ada ditemukan dan kasus yang diambil mencukupi maka peneliti melakukan penelitian. Peneliti terlebih dahulu melihat ruangan tempat rawat inap penderita kanker payudara yang berada di ruang 9 lantai 4 dan poli bedah onkologi di lantai 1 .

Pada saat penelitian, peneliti terlebih dahulu memberikan surat persetujuan untuk menjadi responden. Jika mereka setuju menjadi responden, responden menandatangani surat persetujuan. Kemudian peneliti memberikan instrumen untuk mengumpulkan data yaitu berupa kuisioner demografi dan kuisioner pertanyaan dan pernyataan tentang pengetahuan dan sikap suami tentang kanker payudara yang diderita istri. Selanjutnya peneliti menjelaskan cara pengisian kuesioner tersebut. Pengumpulan data ini dilakukan pada bulanFebruari-Maret. Agar pengumpulan data dapat berjalan dengan cermat dan teliti, peneliti mengawasi atau mendampingi responden saat mengisi kuesioner.

I Teknik Pengolahan dan Analisa Data 1. Teknik Pengolahan Data

Data yang terkumpul diolah dengan cara manual dengan langkah-langkah sebagai berikut :

a. Proses editing

Dilakukan pengecekan kelengkapan data yang terkumpul terdapat kesalahan dan kekeliruan dalam pengumpulan data, diperiksa, diperbaiki dan dilakukan pendataan


(42)

ulang terhadap responden dan kesalahan pada tulisan dan tata bahasa diperiksa oleh ahli bahasa.

b. Proses tabulating

Untuk mempermudah pengolahan dan analisa data serta pengambilan kesimpulan kemudian memasukkan kedalam bentuk distribusi frekuensi.

c. Proses coding

Yaitu pemberian kode pada data yang terdiri atas beberapa kategori.

2. Analisa data

Analisa data dilakukan secara deskriftif dengan melihat presentase data yang telah terkumpul dan disajikan dalam tabel distribusi frekuensi. Analisa data kemudian dilanjutkan dengan membahas hasil penelitian dengan menggunakan teori dan kepustakaan yang ada.


(43)

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Dalam penelitian ini data diperoleh melalui kuesioner yang terdiri dari data demografi dan pertanyaan mengenai pengetahuan dan sikap suami tentang kanker payudara yang diderita isteri di RSUD. Pirngadi Medan. Kemudian data disajikan dalam tabel.

1. Data Demografi

Dari penelitian yang telah dilakukan di RSUD. Pirngadi Medan didapatkan jumlah responden adalah 30 orang. Data demografi yang diambil saat penelitian dapat dilihat karakteristik responden berdasarkan umur, pendidikan dan pekerjaan. Karakteristik umur, pendidikan dan pekerjaan sangat berpengaruh bagi responden dalam menjawab kuesioner yang diberikan. Berdasarkan tabel dibawah ini dapat dilihat karakteristik responden.


(44)

Tabel 5.1

Distribusi responden berdasarkan karakteristik umur, pendidikan, dan pekerjaan Di RSUD. Pirngadi Medan

Februari-Maret 2011

Karakteristik Frekuensi Presentasi

(%)

Usia

< 40 tahun 41-50 tahun >51 tahun 7 15 8 23,3 50,0 26,7 Pendidikan SD SMP SMA PT 7 11 9 3 23,3 36,7 30,0 10,0 Peekerjaan Pedagang Wiraswasta Swasta PNS 11 9 8 2 36,6 30,0 26,7 6,7

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dapat dilihat mayoritas responden umur yang berada pada rentang umur 41-50 tahun sebanyak 15 orang (50%), dan minoritas umur < 40 tahun (23,3%). Mayoritas responden pendidikan yaitu SMP sebanyak 11 orang (36,7%), pendidikan minoritas Perguruan Tinggi (PT) sebanyak 3 orang (10%), SD yaitu 7 orang (23,3%), SMA yaitu 9 orang (30%). Mayoritas pekerjaan responden adalah pedagang sebanyak 11 orang (36,7) dan minoritas responden yaitu pegawaai negeri sipil 2 orang (6,7%), swasta yaitu 8 orang (26,7%), wiraswasta 9 orang (30%).


(45)

2. Pengetahuan Suami Kanker Payudara a. Hasil Pengetahuan suami

Dari hasil penelitian yang dilakukan diperoleh pengetahuan suami tentang kanker payudara yang diderita istri di RSUD. Pirngadi Medan. Adapun hasil data yang telah dikumpul melalui kuesioner dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 5.2

Disrtibusi Frekuensi Pengetahuan Suami Tentang Kanker Payudara Yang Diderita Istri

Di RSUD. Pirngadi Medan

NO Pernyataan Benar Salah

f % f %

1 Pengertian kanker payudara 18 60% 12 40% 2 Faktor kanker payudara 18 60% 12 40% 3 Gejala awal kanker payudara 17 56,7

%

13 43,3% 4 Tanda kanker payudara 23 76,7

%

7 23,3%

5 Pengaruh rambut rontok 16 53,3 %

14 46,7% 6 Efek samping kemoterapi 20 66,7

%

10 33,3% 7 Faktor terganggunya seksualitas 18 60% 12 40% 8 Yang dilakukan suami bila ada

benjolan dipayudara istri

17 56,7 %

13 43,3%

9 Psikis istri selama proses pengobatan

20 66,7 %

10 33,3%

10 Efek kanker payudara tidak diobati 21 70% 9 30%

Dari tabel diatas pengumpulan data dari kuesioner yang telah disebarkan kepada suami yang istrinya menderita kanker payudara di RSUD. Pirngadi Medan. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas menyatakan benar tentang tanda kanker payudara pada istri 23 responden (76,7%) dan 10 responden (33,3%) menjawab salah


(46)

pada efek samping kemoterapi serta 9 responden (30%) menyatakan salah efek kanker payudara jika tidak segera diobati.

b. Hasil Pengetahuan berdasarkan kategori

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan tentang pengetahuan suami tentang kanker payudara yang diderita istri di RSUD. Pirngadi Medan Tahun 2011 hasil penelitian dapat di ukur dengan kategori baik, cukup, kurang. Untuk melihat data yang telah dikumpul dapat dilihat di tabel bawah ini.

Tabel 5.3

Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Suami Tentang Kanker Payudara Yang diderita Istri Berdasarkan Kategori Baik, Cukup, Kurang

Di RSUD. Pirngadi Medan

No Kategori Jumlah Persentase (%)

1 2 3 Baik Cukup Kurang 10 12 8 33,3 40,0 26,7

Total 30 100

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa tingkat pengetahuan suami tentang kanker payudara yang diderita istri mayoritas pada kategori cukup sebanyak 12 orang (40%) dan tingkat pengetahuan minoritas adalah kategori kurang 8 orang (26,7%).

3. Sikap Suami Tentang Kanker Payudara a. Hasil Sikap Suami

Dari hasil penelitian yang dilakukan diperoleh sikap suami tentang kanker payudara yang diderita istri di RSUD. Pirngadi Medan. Dimana hasil data sikap suami dikumpul dari kuesioner yang telah disebarkan dapat dilihat pada tabel dibawah ini.


(47)

Tabel 5.4

Distribusi Frekuensi Sikap Suami Tentang Kanker Payudara yang diderita Istri di RSUD. Pirngadi Medan Tahun 2011

NO Pernyataan sikap suami tentang kanker payudara

SS S TS

f % f % f %

1 Suami menemani istri periksa

5 16,7 17 56,7 8 26,7

2 Suami memberi semangat istri

2 6,7 21 70,0 7 23,3

3 Suami akan menyuapi istri

2 6,7 17 56,7 11 36,7

4 Suami malu pada istri 2 6,7 5 16,7 23 76,7 5 perhatian suami

berkurang

1 3,3 6 20,0 23 76,7

6 Suami mengajak istri mendekati diri pada Tuhan

6 20,0 15 50,0 9 30,0

7 Tidak mau mengurut-urut punggung

2 6,7 12 40,0 16 53,3

8 Suami akan membawa istri kedukun

6 20,0 6 20,0 18 60,0

9 10

Suami tidak betah saat berada disamping istri Suami bawa istri ke alternatif 4 4 13,3 13,3 4 14 13,3 46,7 22 12 73,3 40,0

Pada tabel diatas pengumpulan data dari kuesioner yang telah disebarkan kepada suami yang isterinya menderita kanker payudara di RSUD. Pirangadi Medan. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas sikap suami setuju memberi semangat isteri yang menderita kanker payudara 21 responden (70%) dan sebagian besar sikap suami setuju menemani isteri melakukan pemeriksaan 17 responden (56,7%) dan suami setuju membawa isteri berobat ke dukun 6 responden (20%).

b. Hasil Sikap Suami berdasarkan Kategori

Dari hasil penelitian yang dilakukan diperoleh sikap suami tentang kanker payudara yang diderita istri di RSUD.Pirngadi Medan. Dapat dilihat sikap suami terhadap


(48)

istri apakah bersikap kategori positif atau negatif. Untuk mengetahui sikap suami dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 5.5

Distribusi Frekuensi Sikap Suami Tentang Kanker Payudara Yang Diderita Isteri Berdasarkan kategori Nilai Positif dan Nilai Negatif

di RSUD. Pirngadi Medan

No Kategori Jumlah Persentase (%) 1

2

Positif Negatif

13 17

43,3 56,7

Total 30 100

Untuk melihat sikap responden tentang kanker payudara yang diderita isteri digunakan sikap positif dan negatif. Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui mayoritas responden memiliki sikap negatif terhadap istri penderita kanker payudara yaitu 17 orang (56,7%) sedangkan yang memiliki sikap positif terhadap istri penderitas kanker payudara yaitu 13 orang (43,3%).

B. Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian tentang pengetahuan dan sikap suami tentang kanker payudara yang diderita isteri di RSUD. Pirngadi Medan tahun 2011 dapat ditemukan pembahasan sebagai berikut :

1. Pengetahuan Suami tentang kanker payudara

Berdasarkan hasil penelitian pengetahuan suami tentang kanker payudara yang diderita isteri di RSUD. Pirngadi Medan tahun 2011 telah ditemukan bahwa suami berpengetahuan cukup sebanyak 12 responden (40%) dan rata-rata umur responden antara 41-50 tahun sebanyak 15 responden (50%) dan pengetahuan suami cukup ini


(49)

berhubungan dengan tingkat pendidikan yang mayoritas SMP (36,7%) dan pekerjaan suami yang mayoritas pedagang (36,7%) sehingga membentuk pengetahuan yang cukup.

Berdasarkan hasil penelitian Syamsinar (2006) dengan judul pengetahuan dan sikap suami terhadap kanker leher rahim yang diderita isteri bahwa rata-rata responden memiliki pengetahuan yang cukup yaitu 46,7% dan pengetahuan yang baik 16,67% tentang kanker leher rahim akan membentuk sikap yang negatif. Dimana keseluruhan responden ternyata latar belakang pendidikan paling banyak SMP 15 orang (50%). Sedangkan sebagian besar pekerjaan responden tidak bekerja 10 orang (33,3%). Dari seluruh responden bekerja paling banyak bekerja pedagang 12 orang (40%).

Menurut Mubarak (2007) pada tingkat pendidikan ditemukan yang menyatakan bahwa makin tinggi pendidikan seseorang semakin tinggi pendidikan seseorang semakin mudah pula mereka menerima informasi, dan pada akhirnya makin banyak pula pengetahuan yang dimilikinya. Sebaliknya jika seseorang tingkat pendidikannya rendah akan menghambat sikap seseorang terhadap penerimaan informasi.

Sedangkan menurut Hurlock yang menyatakan bahwa pekerjaan seseorang akan berpengaruh terhadap pengetahuan dan pola tindakan yang dilakukan dalam memenuhi kehidupan sehari-hari. Pekerjaan juga dapat menjadikan seseorang memperoleh pengalaman dan pengetahuan baik secara langsung maupun tidak lanngsung. Pembahasan yang menyebabkan terjadinya pengetahuan responden cukup yaitu :

a. Pengetahuan Suami Tentang Tanda Adanya Kanker Payudara

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan pengetahuan suami tentang kanker payudara yang diderita isteri di RSUD. Pirngadi Medan. Dapat dilihat bahwa pengetahuan suami tentang adanya tanda kanker payudara pada isteri yaitu adanya rasa


(50)

sakit dan nyeri pada payudara istri mayoritas responden berpengetahuan baik sebanyak 23 responden (76,7%). Dalam hal ini suami berpengetahuan baik karena sebagian suami ada yang berpendikakan SMA 9 responden (30%) dan perguruan tinggi 3 responden (10%). Dengan adanya tanda kanker payudara hal ini didukung oleh Gilly (2010) yang menyatakan salah satu tanda kanker payudara yaitu adanya rasa sakit dan nyeri pada payudara.

Menurut peneliti suami berpengetahuan baik karena adanya komunikasi yang baik antara isteri dan suami sehingga saat isteri mengeluh kesakitan pada payudaranya suami mengetahuai bahwa itu adalah salah satu tanda adanya kanker payudara.

b. Pengetahuan Suami Tentang Efek Samping Kemoterapi dan Pengetahuan Suami Jika Payudara Isteri Ada Benjolan

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan tentang pengetahuan suami terhadap kanker payudara yang diderita isteri di RSUD. Pirngadi Medan. Dapat dilihat bahwa pengetahuan suami yang mengetahui efek samping kemoterapi adanya rasa mual dan muntah sebanyak 20 responden (66,7%) dan yang tidak mengetahuinya sebanyak 10 responden (33,3%). . Hal ini didukung oleh Ranggiasanka (2010) yang menyatakan efek samping dari kemoterapi adalah bisa berupa mual, lelah, muntah, luka terbuka dimulut yang menimbulkan nyeri atau kerontokan rambut yang sifatnya sementara.

Dan dari hasil hasil penelitian yang telah dilakukan pada pengetahuan suami jika payudara isteri ada benjolan suami harus tahu apa yang segera dilakukan pada istri nya yaitu suami mengetahui untuk membawa istri mengontrol kedokter sebanyak 17 responden (56,7%) dan suami yang tidak mengetahui apa yang harus segera dilakukan yaitu sebanyak 13 responden (43,3%). Berdasarkan penelitian pengetahuan suami yang


(51)

tidak mengetahui untuk membawa istri kontrol kedokter karena tingkat pendidikan yang mayoritas SMP 11 responden (36,7%) sehingga pengetahuan suami akan penyakit istri kurang.

Hal ini didukung oleh Yusuf (2010) yang menyatakan bahwa suami yang sayang dan memberikan semangat pada isteri, menganjurkan dan selalu menyertai isteri yang sakit ke dokter. Saat isteri dalam keadaan tertekan dalam kesedihan, suami memberikan semngat dan dorongan. Saat isteri menolak pengobatan, suami justru menganjurkan agar diobati yang terbaik. Saat harus kontrol rutin ke dokter, suami siap mengantarnya.

3. Sikap Suami tentang Kanker Payudara

Berdasarkan hasil penelitian sikap suami tentang kanker payudara yang diderita istri di RSUD. Pirngadi Medan tahun 2011 dapat ditemukan bahwa suami bersikap negatif (56,7%). Hal ini karena pendidikan yang rendah dimana mayoritas pendidikan suami SMP (36,7%) dan pekerjaan suami yang sebagian besar berdagang (36,6%). Ini didukung karena pengetahuan suami yang cukup sehingga sikap suami cenderung negatif.

Berdasarkan penelitian Syamsinar (2006) dengan judul pengetahuan dan sikap suami terhadap kanker leher rahim yang diderita isteri menyatakan bahwa sikap suami didapatkan hasil bahwa mayoritas bersikap negatif terhadap kanker leher rahim yaitu 18 responden (60%). Dimana keseluruhan responden ternyata latar belakang pendidikan paling banyak SMP 15 orang (50%). Sedangkan sebagian besar pekerjaan responden tidak bekerja 10 orang (33,3%). Dari seluruh responden bekerja paling banyak bekerja pedagang 12 orang (40%).


(52)

Menurut Mubarak (2007) pada tingkat pendidikan ditemukan yang menyatakan bahwa makin tinggi pendidikan seseorang semakin tinggi pendidikan seseorang semakin mudah pula mereka menerima informasi, dan pada akhirnya makin banyak pula pengetahuan yang dimilikinya. Sebaliknya jika seseorang tingkat pendidikannya rendah akan menghambat sikap seseorang terhadap penerimaan informasi.

Sedangkan menurut Hurlock yang menyatakan bahwa pekerjaan seseorang akan berpengaruh terhadap pengetahuan dan pola tindakan yang dilakukan dalam memenuhi kehidupan sehari-hari. Pekerjaan juga dapat menjadikan seseorang memperoleh pengalaman dan pengetahuan baik secara langsung maupun tidak lanngsung. Pembahasan yang menyebabkan sikap responden negatif yaitu:

a. Sikap Suami Mendampingi/Menemani Isteri

Dari hasil penelitian sikap suami pada isteri yang menderita kanker payudara yang telah dilakukan di RSUD. Pirngadi Medan. Dapat dilihat bahwa sikap suami tidak setuju mendampingi/menemani isteri saat melakukan pemeriksaan sebanyak 8 responden (26,7%). Hal ini dapat dikategorikan bahwa sikap suami masih ada yang negatif. Seharusnya suami harus setia menemani isteri pada saat isteri melakukan pemeriksaan ke dokter. Pernyataan ini didukung oleh Yusuf (2010) yang menyatakan bahwa suami yang sayang dan memberikan semangat pada isteri, menganjurkan dan selalu menyertai isteri yang sakit ke dokter. Saat isteri dalam keadaan tertekan dalam kesedihan, suami memberikan semngat dan dorongan. Saat isteri menolak pengobatan, suami justru menganjurkan agar diobati yang terbaik. Saat harus kontrol rutin ke dokter, suami siap mengantarnya. Saat isteri dirawat di rumah sakit untuk menjalani pengobatan operasi atau kemoterapi yang memerlukan waktu lama, suami setia mendampingi. Saat harus kontrol


(53)

rutin ke dokter, suami siap mengantarnya. Suami sangat dibutuhkan untuk membantu kesembuhan penyakit kanker yang diderita isterinya.

b. Sikap Suami Membawa Isteri Ke Dukun

Dari hasil penelitian sikap suami pada isteri yang menderita kanker payudara yang telah dilakukan di RSUD. Pirngadi Medan. Dapat dilihat bahwa sikap suami setuju akan membawa isteri ke dukun saat pulang dari rumah sakit sebanyak 6 responden (20%). Seharusnya sikap suami tidak membawa istri berobat ke dukun karena proses pengobatan yang telah diberikan selama di rumah sakit butuh waktu dalam masa perawatan dan pemulihan bagi yang pasca operasi.

Hal ini didukung oleh Gale (2000) menyatakan bahwa pengobatan kanker payudara didasarkan atas tahap penyakit dan faktor. Dan bagi isteri yang menderita kanker payudara mempunyai banyak pilihan dalam proses pengobatan kanker payudara yang meliputi kombinasi pembedahan, kemoterapi dan radiasi.

C. Keterbatasan Penelitian

Dalam penelitian ini penelitian telah berupaya semaksimalkan mungkin untuk memperoleh data yang sebenarnya dan mengontrol kondisi yang berkaitan dengan proses dan hasil penelitian secara optimal, namun berbagai kendala tidak jarang muncul sehingga berbagai kelemahan dan keterbatasan pada saat melaksanakan penelitian ini antara lain yaitu, saat peneliti menyebarkan kuesioner kepada responden ternyata ada responden yang tidak tahu membaca sehingga peneliti membantu untuk membaca kuesioner tersebut dan keterbatasan peneliti dalam waktu dimana responden yang mengantar isterinya berobat jalan ingin cepat-cepat pulang setelah selesai mengantar isteri berobat untuk pergi kerja sehingga peneliti meminta responden untuk membawa


(54)

kuesionernya pulang dan diisi dirumah dimana peneliti tidak dapat menjelaskan saat responden tidak mengerti isi kuesioner tersebut. Adapun keengganan responden dalam mengungkapkan keadaan yang sebenarnya. Sehingga perlu dijelaskan kepada responden bahwa penelitian dilakukan untuk pengembangan ilmu, segala rahasia tentang diri responden dijaga.


(55)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian dengan judul Pengetahuan dan Sikap Suami Tentang Kanker Payudara Yang Diderita Isteri Di RSUD. Pirngadi Medan Tahun 2011 dengan sampel 30 responden dapat diambil kesimpulan :

1. Dari hasil penelitian pengetahuan responden mayoritas berpengetahuan cukup sebanyak 12 responden (40%). Hal ini karena sebagian suami 23 responden (76,6%) mengetahui tentang tanda adannya kanker payudara pada isteri dan 13 responden (43,3%) pengetahuan suami tidak mengetahui jika ada benjolan dipayudara harus segera membawa isteri untuk mengontrol penyakit yang diderita isteri ke dokter.

2. Dari hasil penelitian sikap suami mayoritas sikap negatif sebanyak 17 responden (56,7%). Hal ini karena responden ada yang menyatakan tidak setuju untuk menemani/mendampingi isteri saat melakukan pemeriksaan 8 responden (26,7%) dan yang sikap suami membawa istri kedukun saat pulang dari rumah sakit 6 responden (20%) seharusnya sikap suami tidak membawa istri berobat kedukun.


(56)

B. Saran

Saran-saran yang dapat penulis kemukakan adalah sebagai berikut : 1. Bagi Rumah Sakit Pirngadi Medan

Dapat memberikan penyuluhan khusus bagi suami yang menderita kanker payudara agar suami dapat berperan postif dan tetap memberikan dukungan kepada isterinya pada selama proses pengobatan yang diberikan karena dengan dukungan suami isteri akan menjadi semangat dan optimis.

2. Bagi Peneliti Lanjutan

Bagi peneliti lanjutan diharapkan dapat melakukan penelitian ini dengan kasus yang sama ditempat penelitian yang berbeda untuk melihat pengembangan pengetahuan dan sikap suami terhadap isteri yang menderita kanker payudara. 3. Bagi Responden

Dari hasil penelitian suami diharapkan mengikuti setiap penyuluhan yang ada tentang pengetahuan kanker payudara agar suami tahu gejala kanker payudara, faktor penyebab, proses pengobatan dan bagaimana peran suami saat menghadapi isteri yang menderita kanker payudara.


(57)

DAFTAR PUSTAKA

Andrews, Gilly. 2010. Buku Ajar Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta : EGC Antaranews. 2009. Kanker Payudara Ancam Perempuan Indonesia, from

http :// www.antarnews.com/berita/1289273968/kanker-payudara-ancam- perempuan-indonesia.

Data WHO. 2008. Epidemiologi Kanker Di Dunia, from

http//gayindo.forumotion.net/pojok-kesehatan-health-cancer-f7/data-who-2008-epidemiologi-kanker-di-dunia-t3023.htm

Gale, Danielle, dan Charette, Jane. 2000. Rencan Asuhan Keperawatan Onkologi. Jakarta : EGC

Hawari, Dadang. 2009. Kanker Payudara Dimensi Psikoreligi. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Heriyadi, Yusuf. 2010. Isteri terkena kanker, bagaimana peran suami. from : http://mimi-forum.blogspot.com/2010/01/isteri-terkena-kanker-bagaimana- peran.html

Jones, Derek Llewellyn. 2005. Setiap wanita. Indenesia : Delapratasa Publishing. Jong, De Wim. 2005. Kanker, Apakah Itu? Pengobatan, Harapan Hidup, dan

Dukungan Keluarga. Jakarta : Arcan.

Magee, Elaine. 2000. Cegah Dini Kanker Payudara. Jakarta : PT. Bhuana Ilmu Populer.

Mardiana, Lina. 2009. Mencegah dan Mengobati Kanker Pada Wanita dengan Tanaman Obat. Jakarta : Penebar Swadaya.


(58)

Nurcahyo, Jalu. 2010. Awas bahaya kanker rahim dan kanker payudara. Yogyakarta: Wahana Totalita Publisher.

Nursallam. 2008. Konsep dan metode penelitian ilmu keperawatan. Jakarta : Salemba medika.

Otto, E Shirley. 2005. Buku Saku Keperawatan Onkologi. Jakarta : EGC

Prawirahardjo, Sarwono. 2005. Ilmu kandungan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirahardjo.

Purnomo, Heru. 2009. Pencegahan dan Pengobatan Penyakit Yang Paling Mematikan. Yogyakarta : Buana Pustaka.

Ranggiasanka, Aden. 2010. Waspada kanker pada pria dan wanita. Yogyakarta: Siklus Sanggar kreator.

Setiati, Eni. 2009. Waspadai 4 kanker ganas pembunuh wanita. Yogyakarta: Andi Smart, Aqila. 2010. Kanker Organ Reproduksi. Yogyakarta : A+ Plus Books Sylvia. 2009. Jika Isteri Kena Kanker Payudara, from

Http://www.tabloidnova.com/nova/keluarga/pasangan/jikaistrikenakanker -payudara-2.

Vedder, Teguh. 2010. Tips Mencegah Kanker Payudara, from http://www.news-medical.net/health/Breast-cancer-epidemiology-(indonesia).aspx


(59)

Lampiran 1

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI PARTISIPAN

Saya benama Martalena Rouli Sirait/105102009 adalah mahasiswa Program Studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Saat ini sedanng melakukan penelitian tentang Pengetahuan dan Sikap Suami Tentang Kanker Payudara Yang Diderita Istri Di RSUD. Dr. Pirngadi Medan Tahun 2011.

Penelitian ini merupakan salah satu kegiatan dalam menyelesaikan tugas akhir di Program Studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Untuk keperluan tersebut saya mohon kesediaan bapak untuk menjadi partisipan dalam penelitian ini, dalam memberikan lembar soal kuesioner dengan menjawab soal sesuai dengan pendapat bapak tanpa dipengaruhi oleh orang lain. Jika bersedia, silahkan menandatangani lembar persetujuan ini sebagai bukti kesukarelaan bapak. Partisipasi bapak dalam penelitian ini bersifat sukarela, sehingga bebas mengundurkan diri setiap saat tanpa sanksi apapun. Identitas pribadi bapak dan semua informasi yang bapak berikan akan dirahasiakan dan hanya digunakan untuk keperluan penelitian ini saja. Terima kasih atas partisipasi bapak dalam penelitian ini.

Penelitian Medan, 2011

Partisipan


(60)

Lampiran 2

LEMBAR KUESIONER PENGETAHUAN DAN SIKAP SUAMI TENTANG KANKER PAYUDARA YANG DIDERITA ISTRI DI RSUD. PIRNGADI MEDAN

TAHUN 2011

A. DATA DEMOGRAFI

Umur Suami :

Agama : ( ) 1. Islam

( ) 2. Kristen protestan ( ) 3. Kristen katolik ( ) 4. Budha

( ) 5. Hindu

Pendidikan : ( ) 1. SD

( ) 2. SLTP/Sederajat

( ) 3. SMA/SMK/MAN/Sederajat ( ) 4. D-I

( ) 5. D-II ( ) 6. D-III ( ) 7. S-I ( ) 8. S-2

Pekerjaan : ( ) 1. Tidak bekerja ( ) 2. Pedagang ( ) 3. Swasta


(61)

Lain-lain, sebutkan... Umur isteri :

Pekerjaan : ( ) 1. Tidak bekerja ( ) 2. Pedagang ( ) 3. Swasta ( ) 4. PNS Riwayat Penyakit :

Sudah berapa lama

Menderita :

B. PERTANYAAN PENGETAHUAN

1. Apa yang dimaksud dengan kanker payudara?

a. Terganggunya sistem pertumbuhan sel didalam jaringan payudara b. Tumbuhnya sel yang tidak normal pada leher rahim

c. Adanya jaringan lemak pada payudara

2. Faktor resiko yang menyebabkan kanker payudara adalah? a. Tidak menyusui

b. Sering dipegang

c. Tidak menggunakan BH 3. Apa gejala awal kanker payudara?

a. Ada benjolan dipayudara b. Ada rasa sakit

c. Puting susu mengkerut

4. Tanda-tanda adanya kanker payudara, keluhan yang sering dirasakan adalah? a. Rasa sakit dan nyeri pada payudara

b. Badan terasa lemas c. Meriang

5. Pengaruh efek apakah terjadinya rambut ? a. Usia yang bertambah

b. Kemoterapi


(62)

6. Apa efek samping setelah menjalani kemoterapi? a. Mengantuk

b. Badan gatal-gatal c. Rasa mual dan muntah

7. Salah satu faktor terganggunya seksualitas pada wanita kanker payudara selama proses pengobatan adalah?

a. Kelelahan, tidak enak badan, dan depresi b. Depresi, lebih percaya diri, kelelahan

c. Tidak enak badan, kuat makan, dan gampang capek

8. Bila ada benjolan pada payudara istri, yang harus dilakukan suami adalah? a. Membawa istri kontrol ke dokter

b. Mengamati benjolan

c. Membawa istri berobat ke alternatif

9. Proses pengobatan kanker payudara dari operasi hingga radiasi memakan waktu cukup lama sehingga?

a. Menurunkan semangat istri

b. Lebih kuat dalam mengahadapi penyakit c. Menambah semangat istri saat masa terapi

10. Apa efek apabila suami tidak segera membawa istri yang menderita kanker payudara tidak diobati?

a. Kanker akan menjalar ke organ lain b. Dapat segera dioperasi


(63)

C. PERNYATAAN SIKAP

Beri tanda checlist (√) pada kolom yang telah disediakan Keterangan :

( ) SS = Sangat Setuju ( ) S = Setuju

( ) TS = Tidak Setuju

NO Pernyataan Sikap Kategori Respon

SS S TS

1 Suami akan menemani istri yang mengalami/ menderita kanker payudara setiap melakukan pemeriksaan

2 Suami akan memberi semangat saat istri pesimis terhadap penyakit yang

dideritanya

3 Suami akan menyuapi istri saat tidak selera makan akibat efek kemoterapi 4 Suami akan malu bila rambut istri botak

karena efek dari kemoterapi

5 Akibat operasi pengangkatan payudara pada isteri maka perhatian suami akanberkurang.

6 Suami akan mengajak isteri untuk mendekatkan diri kepada Tuhan YME pada saat merasa putus asa menjalani terapi

7 Saat isteri muntah suami tidak mau mengusut pudak si isteri

8 Suami akan membawa istri berobat ke dukun saat pulang dari rumah sakit 9 Saat ada keluar cairan/ bau busuk pada

payudara istri, suami akan merasa jijik dan menjauh

10 Selain pengobatan medis suami juga akan membawa isteri berobat alternatif


(64)

(65)

(66)

(67)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Martalena Rouli Sirait

Tempat/Tanggal Lahir : Pekanbaru/ 21 Maret 1988 Nama Ayah : Alm. Albert Sirait

Nama Ibu : Nurhayati Manurung

Anak Ke : 3 (Tiga)

Alamat : Jalan Tanjung Batu No.220 Pekanbaru Pendidikan Formal :

1. 1993-1994 : TK Samuel Sumber Sari Pekanbaru 2. 1994-2000 : SD Negeri 014 Pekanbaru

3. 2000-2003 : SLTP Negeri 7 Pekanbaru 4. 2003-2006 : SMA Negeri 9 Pekanbaru

5. 2006-2009 : DIII Kebidanan Stikes Mutiara Indonesia


(1)

6. Apa efek samping setelah menjalani kemoterapi? a. Mengantuk

b. Badan gatal-gatal c. Rasa mual dan muntah

7. Salah satu faktor terganggunya seksualitas pada wanita kanker payudara selama proses pengobatan adalah?

a. Kelelahan, tidak enak badan, dan depresi b. Depresi, lebih percaya diri, kelelahan

c. Tidak enak badan, kuat makan, dan gampang capek

8. Bila ada benjolan pada payudara istri, yang harus dilakukan suami adalah? a. Membawa istri kontrol ke dokter

b. Mengamati benjolan

c. Membawa istri berobat ke alternatif

9. Proses pengobatan kanker payudara dari operasi hingga radiasi memakan waktu cukup lama sehingga?

a. Menurunkan semangat istri

b. Lebih kuat dalam mengahadapi penyakit c. Menambah semangat istri saat masa terapi

10. Apa efek apabila suami tidak segera membawa istri yang menderita kanker payudara tidak diobati?

a. Kanker akan menjalar ke organ lain b. Dapat segera dioperasi


(2)

C. PERNYATAAN SIKAP

Beri tanda checlist (√) pada kolom yang telah disediakan Keterangan :

( ) SS = Sangat Setuju ( ) S = Setuju

( ) TS = Tidak Setuju

NO Pernyataan Sikap Kategori Respon

SS S TS

1 Suami akan menemani istri yang mengalami/ menderita kanker payudara setiap melakukan pemeriksaan

2 Suami akan memberi semangat saat istri pesimis terhadap penyakit yang

dideritanya

3 Suami akan menyuapi istri saat tidak selera makan akibat efek kemoterapi 4 Suami akan malu bila rambut istri botak

karena efek dari kemoterapi

5 Akibat operasi pengangkatan payudara pada isteri maka perhatian suami akanberkurang.

6 Suami akan mengajak isteri untuk mendekatkan diri kepada Tuhan YME pada saat merasa putus asa menjalani terapi

7 Saat isteri muntah suami tidak mau mengusut pudak si isteri

8 Suami akan membawa istri berobat ke dukun saat pulang dari rumah sakit 9 Saat ada keluar cairan/ bau busuk pada

payudara istri, suami akan merasa jijik dan menjauh

10 Selain pengobatan medis suami juga akan membawa isteri berobat alternatif


(3)

(4)

(5)

(6)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Martalena Rouli Sirait

Tempat/Tanggal Lahir : Pekanbaru/ 21 Maret 1988 Nama Ayah : Alm. Albert Sirait

Nama Ibu : Nurhayati Manurung

Anak Ke : 3 (Tiga)

Alamat : Jalan Tanjung Batu No.220 Pekanbaru Pendidikan Formal :

1. 1993-1994 : TK Samuel Sumber Sari Pekanbaru 2. 1994-2000 : SD Negeri 014 Pekanbaru

3. 2000-2003 : SLTP Negeri 7 Pekanbaru 4. 2003-2006 : SMA Negeri 9 Pekanbaru

5. 2006-2009 : DIII Kebidanan Stikes Mutiara Indonesia

6. 2010-2011 : DIV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan USU