3. Kemampuan meningkatkan dan mengembangkan warga masyarakat
untuk menggali informasi tentang potensi dan sumber-sumber kesejahteraan sosial di lingkungannya.
Dalam rangka pengembangan pribadi penyuluh soisal, maka dilakukan peningkatan penyadaran baik bagi dirinya sendiri maupun
orang-orang yang akan menumbuhkan kepercayaannya, memiliki tanggung jawab, dan rasa aman yang berkelanjutan. Peningkatan
penyadaran tersebut juga dalam rangka peningkatan pengembangan kepribadiaannya sekaligus memberikan kesempatan kepada warga
masyarkat untuk meningkatkan kemampuan yang dimilikinya. Dengan penyadaran tersebut sehingga tumbuh rasa percaya diri, dan kesadaran
bahwa dirinya memiliki berbagai potensi berupan pembawaan, sifat, rasa, kecerdasan, karakter, pola pikir, kemampuan menilai kondisi diri
dan “menentukan nasib” dengan segala kekuatan dan kelemahannya. Pemberian kesempatan, kepada warga masyrakat terutama agar
memiliki informasi untuk menggali sistem sumber yang mereka miliki maupun yang diluar dirinyaliingkungannya.
B. Prospek profesi Penyuluh Sosial di Jakarta
Prospek adalah bahasa asing yaitu prospect yang berarti adalah harapan, kemungkinan. Prospek profesi penyuluh sosial berarti adalah
harapan atau kemungkinan yang akan dihadapi oleh profesi penyuluhan sosial kedepannya. Prospek profesi penyuluh sosial di Jakarta ini adalah
sangat menjanjikan karena permasalahan-permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat Jakarta ini adalah sangat banyak sekali. Dan
permasalahan itu tentunya sangat kompleks. Permasalahan yang di hadapi oleh masyarkat Jakarta saat ini
adalah penyandang masalah kesejahteraan sosial diantarnya berupa: a.
Kemiskinan Kemiskinan telah menjadi fenomena sosial yang menuntut
perhatian serius dari semua pihak, baik pemerintah maupun masyarakat. Dalam hal ini, yang dimaksud dengan kemiskinan
adalah tidak terpenuhinya kebutuhan dasar manusia seperti pangan, sandang, perumahan, pendidikan, kesehatan, dan
interaksi sosial. Itulah sebabnya masalah kemiskinan dapat muncul sebagai penyebab ataupun pemberat berbagai jenis
permasalahan kesejahteraan sosial lainnya seperti ketunaan sosial, kecacatan, ketelantaran, ketertinggalanketerpencilan,
dan keresahan sosial, yang pada umumnya berkenaan dengan keterbatasan kemampuan untuk mengakses berbagai sumber
pelayanan. Berdasarkan data BPS tahun 2009, jumlah penduduk
miskin penduduk yang berada di bawah Garis Kemiskinan di Indonesia pada bulan maret 2009 sebesar 32,52 juta 14,15
persen. Dibandingkan dengan penduduk miskin pada bulan maret 2008 yang berjumlah 34,96 juta 15,42 persen, berarti
jumlah penduduk miskin turun sebesar 2,43 juta. Selama periode Maret 2008 sampai Maret 2009, penduduk miskin di
daerah pedesan berkurang 1,57 juta, sementara di daerah perkotaan berkurang 0,86 juta orang.
Persentase penduduk miskin antara daerah perkotaan dan pedesaan tidak banyak perubahan pada bulan maretr 2009,
sebagian besar 63,38 persen penduduk miskin berada di daerah perdesaan.
Rendahnya tingkat
pencapaian penurunan
angka kemiskinan sebagai akibat :
1. Kejadian bencana alam dan bencana sosial
2. Terjadinya krisis ekonomi global, tingginy kurs nilai
tiukar dollar terhadap mata uang rupiah yang berdampak terhadap tingginya harga keperluan pada
berbagai sektor dan memicu kenanikan harga pada sektor lainnya.
Walaupun terjadi penurunan jumlah, namun dibandingkan dengan jumlah penduduk Indonesia, masalah kemiskinan
merupakan masalah yang masih sulit ditanggulangi, karena mayoritas termasuk dalam kategori kemiskinan kronis yang
terjadi terus-menerus atau disebut juga dengan kemiskinan structural. Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial PMKS
yang dikategorikan kemiskinan kronis, yang membutuhkan
penanganan yang sungguh-sungguh terpadu secara lintas sektor dan bekelanjutan. Jumlah keluarga fakir miskin menurut data
pusat Data dan informasi Kesejahteraa Sosial Pusdatin Kesos. Departemen Sosial RI tahun 2008 sebanyak 3.274.060 kk.
Jumlah ini akan semakin bertambah mengingat masih adanya kelompok masyarakat yang tinggal di Rumah Tidak Layak
Huni RTLH sebanyak 2.456.521 kk dan Keluarga Rentan KR sebanyak 1.885.014 kk Pusdatin Kesos, 2008.
Selain itu, terdapat sejumlah penduduk yang dikategorikan mengalami kemisikinan sementara yang ditandai dengan
menurunnya pendapatan dan kesejahteraan masyarakat secara sementara sebagai akibat dari perubahan kondisi normal
menjadi kondisi kritis, bencana alam dan bencana sosial, seperti korban konflik sosial. Kemiskinan sementara jika tidak
ditangani serius dapat menjadi kemiskinan kronis. Bencana alam yang dihadapi masyarakat ini sangat beragam, ada yang
banjir, tanah longsor, meletusnya gunung merapi, ini yang menyebabkan mereka miskin, yang tadinya dia memiliki harta
benda karena terjadi bencana maka semua harta benda mereka hilang semua. Ada kasus bencana yang masih hangat sampai
sekarang ini adalah bencana Lumpu Lapindo, ini menyebabkan banyak keluarga miskin yang harta bendanya terkubur oleh
lumpur, ini sangat menyedihkan sekali yang dialami oleh masyarakat Porong, Jawa Timur.
Faktor-faktor penyebab terjadinya kemiskinan antara lain faktor internal, yaitu ketidakmampuan dalam memenuhi
kebutuhan dasar
sehari-hari, ketidakmampuan
dalam menampilkan peranan sosial dan ketidakmampuan dalam
mengatasi masalah-masalah sosial yang dihadapinya; faktor eksternal, yaitu kebijakan publik yang belum berpihak kepada
penduduk miskin, tidak tersedianya pelayanan sosial dasar, terbatasnya lapangan pekerjaan, belum terciptanyasistem
ekonomi kerakyatan, kesenjangan, dan ketidak adilan sosial serta dampak pembangunan yang berorientasi kapitalis.
Dalam keadan penduduk miskin tidak berdaya menghadapi masalah internal dan eksternal, maka masalah kemiskinan yang
dialaminya menjadi kemiskinan budaya culture poverty, tidak ada kemauanpasrahpatah semangat dan dalam keadaan
situasi kritis cenderung melakukan tindakan asocial, antisocial, perilaku destruktif atau terlibat dalam perilaku criminal seperti
pencurian, perdagangan illegal, napza, pelacuran, perdagangan manusia, dan sebaginya. Berdasarkan hal tersebut, kemiskinan
dapat menimbulkan berbagai masalah sosial lain yang pada akhirnya dapat mengganggu keberfungsian sosial manusia.
Maka dari itu penyuluhan sosial itu penting dilakukan atau diadakan karena untuk mengurangi penyandang masalah
kesejahteraan sosial, dan juga memberikan motivasi agar tetap semangat untuk dapat menyambung hidupnya dan berkeluarga
dengan layak, sehingga dai dapat mempertahankan kebutuhan sehari-hari.
b. Ketelantaran
Ketelantaran di
sini dimaksudkan
sebagai pengabaianpenelataran anak-anak dan orang lanjut usia karena
berbagai faktor penyebab. Kita semua sependapat bahwa anak merupakan asset generasi penerus bangsa yang perlu ditingkatkan
kualitasnya agar mampu bersaing dalam era globalisasi. Begitu pula lanjut usia perlu dijaga dan diasuh melalui pelayaan sosial
agar kualitas hidup mereka meningkat dan mampu memberi kontribusi dalam kehidupan.
Seperti yang kita lihat dan dengar bahwa di TV, ada 5 orang anak yang ditelantarkan oleh orang tuanya, mereka disekap oleh
orang tuanya selama 3 hari di dalam rumah. Orang tunya beralasan bahwa ia mencari makan untuk anak-anaknya, tapi ini sungguh tak
masuk akal, karena bagaimanapun cara anak itu harus tetap dirawat dan dibesarkan, ini dikarenakan penerus bangsa ini adalah mereka-
mereka yang masih kecil dan siapa tahu nantinya mereka akan menjadi orang penting di Indonesia.
c. Kecacatan
Kecacatan diartikan sebagai hilangterganggunya fungsi fisik atau kondisi abnormal fungsi struktur anatomi, psikologi,
maupun fisiologi seseorang. Kecacatran telah menyebabkan seseorang mengalami keterbatsan atau gangguan terhadap
fungsi sosialnya sehingga mempengaruhi keleluasan fisik, kepercayaan, dan harga diri yang bersangkutan,dalam
berhubungan dengan orang lain ataupun dengan lingkungan. Kondisi seperti ini menyebabkan terbatasnya kesempatan
bergaul, bersekolah, bekerja, dan bahkan kadang-kadang menimbulkan perlakuan diskriminatif dari mereka yang tidak
cacat. Sisi lain dari kecacatan adalah pandangan sebagian orang
yang menganggap kecacatan sebagai kutukan, sehingga mereka perlu disembunyikan oleh keluarganya. Perlakuan seperti ini
menyebabkan hak pandang cacat untk berkembang dan berkreasi sebagaimana orang-orang yang tidak cacat tidak
dapat terpenuhi. Masalah kecacatan akan semakin berat bila disertai dengan masalah kemiskinan, ketelantaran, dan
keterasingan. Jumlah penyandang cacat berdasarkan pusat data dan
informasi kesejahteraan sosial tahun 2008 sebanyak 1.544.184 orang, meliputi cacat fisik, mental, cacat ganda. Namun
demikian, jumlah yang sebenarnya jauh lebih besar dari data yang ada. Hal ini karena keluarga dan masyarakat yang
mempunyai anggota keluarga yang mengalami kecacatan sering kali menyembunyikan sehingga penyandang cacat tidak
dapat tersentuh pelayanan. d.
Keterpencilan Selain masalah kesejahteraan sosial yang terkait dengan
kemiskinan, ada pula masalah isolasi alam yaitu keterpencilan dan keterasingan yang berakibat pada ketertinggalan yang
dialami oleh sekitar 229.479 KK komunitas adat terpencil yang tersebar di 182 lokasi, 158 desa, 139 kecamatan, 82 kabupaten
di 30 Propinsi sumber Direktorat PKAT. Ketertinggalan dan keterpencilan berjalan seiring dengan masalah yang terkait
dengan HAM, lingkungan, integrasi sosial, dan berbagai kerentanan terhadap eksploitasi dan perlakuan salah.
Kenyataan menyatakan
bahwa dalam
kehidupan masyarakat Indonesia masih terda=pat kelompok-kelompok
masyarakat yang belum sepenuhnya terjangkau oleh proses pelayanan pembangunan, baik karena isolasi alam mauppun
isolasi sosial budaya. Dengan demikian, mereka belum tahu atau kurang mendapatkan akses pelayanan sosial dasaaar.
Keadaan ini
dapat menghambat
proses pemerataan
pembangunan dan hasil-hasilnya kearah tercapainya keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
e. Ketunaan sosial dan penyimpangan perilaku
Ketunaan member indikasi atas ketidakberhasilan fungsi sosial seseorang yakni tergantungnya salah satu fungsi atau
lebih fungsi yang berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan fisik, emosi, konsep diri, dan juga kebutuhan religious,
rekreasi, dan pendidikan seseorang. Kegagalan seseorang menjalankan fungsi sisoalnya menyebabkan seseorang menjadi
penyandang masalah kesejahteraan sosial. Jakarta saat ini dihadapkan pada tingginya jumlah mereka yang tergolong
sebagai penyandang masalah kesejahteraan sosial PMKS, seperti korban tindak kekerasan terhadap wanita dan orang tua,
gelandangan dan pengemis, tuna susila, eks narapidana dan penyalah guna napza narkotika, psikotrapika, dan zat adiktif
lainnya serta penderita HIVAIDS yang diakibatkan pergaulan bebas.
Masalah kesejahteraan sosial berupa ketunaan sosial menyangkut 239.699 orang, yang terdiri atas tuna susila 63.661
orang, pengemis 35.057 orang, gelandangan 25.161 orang, dan eks napi 115.820 orang. Sedangkan penyimpangan perilaku
belum ada datanya sumber: Pusdatin Keesejahteraan Sosial tahun 2008. Selain disebabkan masalah kemiskinan, ketunaan
sosial juga merupakan akibat dari ketidakmampuan kelompok tersebut untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan sehingga
keberfungsian sosial mereka terganggu. Potret permasalahan lainnya adalah semakin marak dan
terbukanya penyimpangan perilaku seks komersial. Perilaku ini terjadi pada semua tingkat usia, tingkat pendidikan, dan status
sosial ekonomi.. kecenderungan ini meningkat akibat terdorong oleh gaya hidup mewah yang tidak sesuai dengan pola hidup
dan berpengahasilan yang mereka dapatkan. Kehancuran ekonomi telah memperlebar jurang antara masyarakat mampu
dan tidak mampu berusaha untuk tetap hidup walau dengan cara yang tidak layak.
Mereka hidup menggelandangmengemis, menjual diri, bahkan
terjerumus menggunakan
napza karena
ketidakmampuannya, dan “tidak utuhnya” pertumbuhan konsep diri dan kepribadiannya. Kondisi ini menunjukkan bahwa
masyarakat sedang mengalami masalah dan memerlukan pertolongan yang bersifat pembinaan mental dan sosial.
Pemerintah perlu memperhatikan secara sungguh-sungguh agar tidak hanya semata-mata memperhatikan pembangunan fisik,
tetapi lebih memandang manusia sebagai subjepelaku yang akan menggerakkan laju pertumbuhan kearah masyarakat yang
bekeseajahteraan sosial.
f. Korban bencana
Indonesia adalah Negara kepulauan yang sangat luas. Kondisi geografisnya berbentuk kepulauan yang tersebar luas
dan dipersatukan oleh laut-laut di antara pulau-pulau. Namun, terbatasnya sarana komunikasi dan angkuatan menjadi kendala
dalam upaya penanggulangan bencana. Di Jakarta sering terjadi bencana alam seperti banjir, ini bisa disebabkan karena
masyarakat di Jakarta sudah sangat banyak sekali dan banyak didirikan bangunan yang megah-megah sehingga tidak ada
penyerapan air ke dalam tanah, dan juga debit air yang ada lebih banyak dibandingkan dengan saluran air yang ada.
Bencana lain yang juga mengancam tatanan sosial dan ekonomi di Jakarta adalah bencana sosial, yakni bencana yang
disebabkan oleh ulah manusia antara lain karena kesenjangan ekonomi,
diskriminastif, ketidak
adilan,kelalaian, ketidaktahuan, ataupu sempitnya wawasan dari kelompok
masyarakat. Permasalahan pengungsi akibat bencana sosial yang ada awal tahun 2204 menyangkut 2,5 juta orang, sampai
dengan tahun 2008 telah diselesaikan semua melalui program relokasi dan pemulangan ke daerah asal. Berbagai konflik dan
kerusuhan sosial beberapa tahun terakhir cenderung terus meningkat di tanah air.
Hal ini merupakan ancaman serius bagi keutuhan masyaraklat yang ada di Jakarta. Dampak nyata dari persoalan
ini adalah terjadinya kerugian yang besar mulai dari harta benda, nyawa manusia, serta kerusakan tatanan dan pranata
sosial. Untuk itu, penanganan bencana sosial perlu dilakukan secara professional sistematik dan berkelanjutan dengan
banyak mungkin melibatkan pertisipasi masyarakat. Proses tersebut menyangkut berbagai kegiatan pada kesiapsiagaan
untuk menghidari dan memperkecil kemungkinan terjadinya masalah, serta berbagai kegiatan pada sosial bagi dampak-
dampak yang ditimbulkannya. g.
Korban tindak kekerasan, eksploitasi, dan diskriminasi Masalah tindak kekerasan di Jakarta dewasa ini
diperkirakan semakin meningkat baik secara kualitas maupun kuantitasnya, namun demikian jumlah korban tindak kekerasan
tidak diketahui secara pasti karena diperkirakan banyak korban tindak kekerasan tidak mau dan atau tlidak ingin kasusnya
karena malu atau takut akan ancaman dari pihak pelaku tindak kekerasan.
Jumlah korban tindak kekerasan yang tercatat ada 364.208 jiwa yang terdiri atas 182.406 anak-anak, 111.406 perempuan,
dan 70.462 lanjut usia. Jumlah tersebut kemungkinan akan terus bertambahmeningkat karena di Jakarta banyak warga
Negara yang berkategorikan rentan terhadap tindak kekerasan Pusdatin Kesos TAhun 2006.
Tindak kekerasan adalah perilaku dengan sengaja maupun tidak sengaja yang ditujukan umtuk mencelakai atau merusak
orang lain, berupa serangan fisik, mental, sosial, ekonomi ataupun seksual yang melanggar hak asasi manusia,
bertentangan dengan nilai-nilai dan norma-norma dalam masyarakat dan berdampak trauma psikososial terhadap
korban, sehingga mengganggu atau menghambat aktualisasi fungsi sosialnya.
Selain masalah tindak kekerasan, juga salah satu permasalahan mendasar dalam pembangunan kesejahteraan
sosial yang terjadi selama ini adalah rendahnya partisipasi masyarakat khususnya masyarakat etnis tertentu dalam
pembangunan, di samping masih adanya berbagai bentuk praktek diskriminasi terhadap mereka. Begitu pula masih
terdapat kesenjangan partisipasi politik kaum perempuan dan laki-laki yang besumber dari ketimpangan struktur sosio-
kultural masyarakat. Dalam koneks sosial, kesenjangan ini mencerminkan masih terbatasnya akses sebagian besar
perempuan terhadap layanan kesehatan yang lebih baik, pendidikan yang lebih tinggi, dan keterlibatan dalam kegiatan
politik yang lebih luas.
Di samping masalah tindak kekerasan dan diskriminasi diatas, terdapat juga masalah eksploitasi yaitu suatu tindakan
sewenang-wenang seperti penindasan, pemerasan, pemakasaan oleh seseorang atau sekelompok orang terhadap orang lain
untuk kepentingan pribadi baik secara fisik, non fisik , ekonomi, sosial, dan seksual.
Dari uraian permasalahan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa masalah-masalah tersebut tidak bisa terlepas dari
masyarakat Jakarta, maka prospek profesi penyuluh sosial kedepannya akan menjadi prospek yang besar untuk dunia
pekerjaan. Karena tugas seorang penyulu sosial adalah untuk member motivasi kepada mereka yang mengalami penyandang
masalah kesejahteraan sosial PMKS.
C. Peluang Profesi Penyuluh Sosial di Jakarta