32
BAB III GAMBARAN UMUM MASYARAKAT INDONESIA DAN
DEPARTEMEN SOSIAL
A. Kondisi Masyarakat Indonesia
1. Budaya
Kebudayaan berasal dari bahasa sansekerta “budhayah” yang berarti akal,
dari kata budi-daya yang berarti daya dari budi kekuatan dari akal. “Kebudayaan
ialah keseluruhan dari kelakuan dan hasil kelakuan manusia yang teratur oleh tata kelakuan, yang harus di dapatnya dengan belajar dan tersusun dalam kehidupan
masyarakat. Kebudayaan adalah cara berfikir dan cara merasa yang menyatakan diri dalam seluruh segi kehidupan manusia yang membentuk kesatuan sosial
dalam suatu ruang dan waktu ”.
1
Bangsa Indonesia adalah sebuah bangsa baru yang terdiri dari berbagai suku bangsa yang semua pada dasarnya adalah pribumi artinya, semua adalah
suku-suku bangsa yang meskipun dahulu kala, bermigrasi dari tempat lain, secara turun temurun telah tinggal di wilayah geografis Indonesia sekarang ini, dan
merasa bahwa itu adalah tanah airnya. Bangsa baru ini terbentuk karena suatu kemauan politik untuk menyatukan diri, dan dengan itu membangun sebuah
Negara serta membebaskan diri dari segala bentuk penjajahan oleh bangsa lain.
2
1
Materi Dakwah Terurai Dalam Pembangunan, bagian II: Materi Bidang Sosial, Pemerintah Daerah Khusus Ibukota Jakarta Proyek Peningkatan LBIQ DKI Jakarta Tahun
Anggaran 19931994. Hal-77 .
2
Edy Sedyawati, Keindonesiaan Dalam Budaya, Wedatama Widya Sasta. Cet-1. Jakarta: 2007.
Pada masa-sama yang lalu, baik yang jauh berabad-abad maupun yang dekat 2-4 generasi masing-masing suku bangsa di Indonesia ini berdiri sendiri
dan terpisah-pisah, baik secara sosial, budaya, dari yang relatif kecil dan berpindah-pindah, sehingga dengan demikian tidak terlalu terikat oleh kawasan
hunian yang tetap, hingga yang amat besar, menetap bahkan berekspansi, serta berstrafikasi pula. Namun demikian dari waktu ke waktu terbentuk juga ikatan-
ikatan persekutuan antara dua atau lebih satuan masyarakat atau Negara. Kebudayaan yang dimiliki oleh bangsa Indonesia hingga dewasa ini secara
keseluruhan dapat digambarkan sebagai tumpukan pengalaman budaya dan pembangunan budaya dari yang terdiri dari lapisan-lapisan budaya yang tebentuk
sepanjang sejarahnya. Adanya pilihan lapisan-lapisan tersebut dikesankan oleh terdapatnya perubahan-perubahan sitemik pada periode-periode tertentu, yang
disebabkan oleh proses akulturasi. Tiga pengalaman besar dalam akulturasi di Indonesia adalah yang pertama, ketika menyerap agama Hindu dan Budha beserta
kompleks kebudayaan Indian secara selektif. Kemudian yang kedua, akulturasi dengan peradaban Islam, dan yang terakhir, adalah akulturasi dengan kebudayaan
Eropa yang terjadi bersamaan dengan proses kolonisasi dan penjajahan oleh bangsa-bangsa Eropa. Perubahan-perubahan yang amat ketara adalah dalam
perkembangan bahasa khususnya dalam hal kosa kata, penggunaan aksara Palawa, Arab, Latin, dan pada batas-batas tertentu tata masyarakat. Penyerapan
unsur –unsur asing tersebut tidaklah sama dalam jumlah dan intersitas pada
masing-masing suku bangsa lain.
3
3
Ibid., h. 234.
Budaya-budaya asli Indonesia ini antara lain adalah budaya Pencak Silat, yang berasal dari kebudyaan Minang Kabau. Pencak Silat ini bisa dikatakan
budaya karena unsur-unsur Pencak Silat ini merupakan Khazanah kebudayaan Nasional Indonesia, maka yang pertama dapat kita tunjuk adalah system
pertandingan Pencak Silat, yang benar-benar merupakan hasil dari karya bangsa Indonesia, dan bersifat lintas suku bangsa dan lintas golongan. System ini
diciptakan dengan 1. Menggali khasanah budaya tradisional, yaitu dari aliran- aliran Pencak Silat dari berbagai suku bangsa , ataupun dengan 2 memanfaatkan
pengetahuan mengenai budaya asing, yaitu khususnya system-sistem bela diri asing, seperti, karate, yuda, kempo dan lain-lain.
Di Indonesia terdapat lebih dari 300 kelompok etnis yang berbeda-beda, masing-masing mempunyai identitas kebudayaan tersendiri, dan di kepuluan itu
dipergunakan lebih dari 200 bahasa khas. Kendatipun begitu, tidak semua yang di Indonesia itu berbeda-beda di sini masih di temui beberapa yang umum.
Sebahagian besar bahasa-bahasa yang terdapat disana termasuk ke dalam satu rumpun bahasa, yaitu rumpun bahasa Polynesia dan melayu. Ini berarti bahwa
semua bahasa itu sama memiliki amat besar persamaanya. Garis bagi kedaerahan yang pokok antara daerah sosial dan kebudayaan
Indonesia, secara kesejerahan telah dipengaruhi oleh keadaan geografis. Negara itu, yang terdiri dari pulau-pulau penuh gunung-gunung yang tiada terhitung
banyaknya, mengeliling laut jiwa yang terang itu. Daerah pantai, pulau-pulau itu banyak persamaanya secara kebudayaan, karena mudah dan seringnya terdapat
hubungan diantara mereka. Tetapi orang-orang yang tinggal di daerah pedalaman,
yang dipisah-pisahkan oleh hutan-hutan tropis dan daerah pergunungan yang curam-curam, memperlihatkan bentuk-bentuk kebudayaan yang berbeda.
4
2. Agama
Kira-kira 95 penduduk Indonesia menganut agama Islam di samping kepercayaan-kepercayaan asli setempat, sedangkan lapisan yang jauh lebih tua
umumnya yang terdiri dari pemikiran Hindu-Budha merupakan dasar persamaan selanjutnya dari kebudayaan yang terdapat pada kebanyakan daerah.
Kepercayaan-kepercayaan yang
tidak mau
hilang begitu
saja, yang
menggabungkan diri kepada agama Islam, Hindu ataupun Kristen, semuanya kelihatannya merupakan satu jenis.
Indonesia adalah Negara yang mayoritas masyarakatnya beragama Islam, tetapi juga ada yang beragama seperti Kriten, Hindu, Budha, Khong Wu Cu. Di
Negara ini masyarakatnya dalam kehipan sehari-hari atau dalam pergaulannya tidak membeda-bedakan kenyakinan, karena mereka mempunyai prinsip harus
hidup rukun dan saling menghormati diantara sesama masyarakat dan merekapun tidak segan-segan dalam membantu atau menolong orang yang sedang kesulitan.
Islam pun mengajarkan bahwa Islam itu adalah Rahmatan Lil „alamin, rahmat bagi semua ciptaan Allah. Rahmat bagi sesama muslim ataupun yang beragama
non muslim. Islam tersebar di Indonesia ini melalui seorang saudagar atau pedagang
yang datang ke Indonesia, sehingga mereka menikah dengan pribumi dan tersebarlah agama Islam, Indonesia ini awal keyakinannya adalah agama nenek
4
Hildred Greets, A. Rahman Zainudin, Aneka Budaya dan Komuniktas di Indonesia,. Jakarta : Yayasan Ilmu-ilmu Sosial dan FIS-UI, 1981, Cet. Ke-1.
moyang sehingga kebudayan-kebudayan seperti Hindu-Budha masuk ke Indonesia dan juga Islam pun masuk dalam kebudayaan Indonesia. Jadi penyebaran agama
di Indonesia ini melewati kebudayan-kebudayaan yang ada, seperti para penyebar agama menggunakan wayang untuk menarik perhatian masyarakat Indonesia,
maka lambat laun tersebarlah agama Islam di Indonesia. 3.
Ekonomi Selama lebih dari 30 tahun manahkodai Negara, orde baru telah berhasil
mengangkat kondisi kehidupan ekonomi dan sosial di Indonesia secara sangat berarti. Penghasilan perkapita meningkat dari hanya sekitar 70 dollar AS, pada
pertengahan 1960-an menjadi lebih dari 1000 dollar AS, pada pertengahan 1990- an. Prasarana yang langsung melayani masyarakat maupun yang mendukung
kegiatan ekonomi dibangun secara luas. Kemiskinan menurun dratis dan berbagai indikator kesejahteraan sosial, mulai dari harapan hidup, tingkat kecukupan gizi,
tingkat kematian ibu dan anak sampai ketingkat partisispasi pendidikan, ketersedian air bersih dan perumahan, semuanya menunjukkan perbaikan yang
berarti.
5
Dengan perbaikan taraf hidup seperti itu mengapa timbul keresahan dan tuntutan yang makin mengental terhadap perubahan di kalangan masyarakat atau
lebih tepatnya, di antara para elite masyarakat? Jawabannya terletak pada perkembangan disegi lain dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Di tengah
kemajuan itu terutama dalam dasawarsa terakhir orde baru, tumbuh persepsi di kalangan masyarakat yang makin mengental setiap hari bahwa praktik korupsi,
5
Zaim Rofiqi, Candra Gautama, Ekonomi Indonesia Mau Kemana? Kumpulan Esai Ekonomi, Jakarta : kepustakaan Populer Gramedia, 2009.
penyalahgunaan kewenangan di jajaran pemerintah. Meskipun pers dikendalikan, cerita mengenai hal itu terus merebak dan kasus-kasus nyata terungkap rasa
keadilan masyarakat terusik. Namun dalam konstelasi politik yang ada, saluran- saluran untuk kritik, disensus, protes dan koreksi tersumbat.
Krisis keuangan yang mulai muncul pada pertengahan 1997 terus memburuk dan memasuki tahun 1998 berkembang menjadi krisis ekonomi
berskala luas dengan dampak negative yang langsung dirasakan oleh masyarakat banyak. Harga barang kebutuhan pokok naik tajam dan PHK di mana-mana.
Keresahan yang semula sebatas kalangan elite berkembang menjadi ketidakpuasan sosial yang akhirnya menjadi kerusuhan massal.
Namun apabila kita terlusuri motif dasar gerakan reformasi, barangkali empat tema berikut merangkum sebagian besar tuntutan tersebut, yakni : 1
perbaikan ekonomi, 2 perbaikan tata pemerintahangovernment, 3 supremasi hukum, 4 demokrasi, singkatnya masayarakat menginginkan Indonesia yang
makmur bersih dai KKN, taat hukum dan demokrasi. Fondasi ekonomi salah satu kritalisasi pandangan itu adalah mengenai
fondasi ekonomi suatu demokrasi. Intinya pada tahap awal, masyarakat yang berpenghasilan rendah, tertutup dan belum demokratis seyogyanya memusatkan
upaya pada pembangunan ekonomi lebih dulu. Indonesia adalah Negara yang paling sulit untuk mengembalikan
perokonomian yang dulu pernah dirasakan seperti orde baru, dibandingkan Negara Thailand atau pun Korea, ini disebabkan karena yang pertama, bahwa
krisis yang dihadapi bangsa Indonesia lebih berat dan lebih kompleks dari pada
yang mereka hadapi. Gelombang krisis di Indonesia telah menimbulkan kerusakan sistemik yang sangat luas dan dalam, bukan hanya di bidang ekonomi, melainkan
juga dibidang-bidang sosial, politik, hukum, keamanan dan ketertiban umum. Yang kedua, terkait dengan yang pertama itu adalah bahwa institusi-intitusi yang
menjadi pilar kehidupan ekonomi, di Indonesia ternyata rapuh sehingga krisis yang awalnya serupa dengan kedua Negara tersebut ternyata akhirnya secara
berbeda di Negara Indonesia.
6
Pemulihan ekonomi di Indonesia bisa kita lihat dari dua segi : teori dan kasus, di Indonesia itu ditandai dengan runtuhnya permintaan agreat, sehingga
kita menjumpai ciri-ciri ekonomi dalam depresi seperti: menurunnya daya beli secara dratis, lenyapnya minat investasi, mningkatnya kapaisitas menganggur di
berbagai sector.
7
4. Politik
Indonesia adalah sebuah Negara pemerintahan berbentuk republik dan Negara yang berbentuk kesatuan bedasarkan UUD 45. Indonesia tidak menganut
system pemisahan kekuasan murni melainkan pembagian kekuasaan dengan sentral berada pada pemerintah Indonesia, hal ini tercermin dari dimilikinya
sebagian kekuasan yudikatif dan kekuasaan legislative oleh presiden eksekutif. Kekuasaan yang dimiliki oleh eksekutif dalam bidang yudikatif meliputi
pemberian grasi dan pemberian rehabilitasi dengan pertimbangan Mahkamah Agung Indonesia serta abolisi dan amnesty dengan pertimbangan DPR.
Sedangkan kekuasaan eksekutif dalam bidang legislative meliputi menetapkan
6
Ibid., hal. 65-66.
7
Ibid., hal. 66-67.
perpu dan perarturan pemerintah. Sistem pemerintahan Indonesia sering di sebut sebagai “system pemerintahan presindensial dengan sifat parlementer. Setelah
kerusuhan Mei 1998 yang berujung pada lengsernya presiden Soeharto reformasi besar-besaran segera di lakukan di bidang politik.
Sejak reformasi dalam kancah politik Indonesia telah berjalan sejak 1998 dan telah mengahasilkan banyak perubahan penting di antaranya adalah
pengurangan masa jabatan menjadi 2 kali masa bakti dengan masing-masing masa bakti 5 tahun untuk presiden dan wakil presiden serta dilaksanakannya langkah-
langkah untuk memeriksa institusi bermasalah dan keuangan Negara MPR, yang fungsinya meliputi : melantik presiden dan wakil presiden sejak 2004 presiden
langsung dipilih oleh rakyat, menciptakan GBHN mengamandemen UUD dan mengesahkan Undang-undang.
8
Politik memang tidak mengenal kawan atau lawan yang abadi, yang abadi adalah kepentingan politik atau kelompok. Sekokoh apapun koalisi yang dibangun
diperkuat dengan penandatanganan politik antar elit politik, bila hanya didasari kepentingan strategis mereka yang berkoalisi tanpa didukung oleh ideologi dan
program kabinet yang solid, akan hancur saat kepentingan politik yang mereka perjuangkan mulai tampak beda.
9
Perkembangan politik pada saat ini adalah sangatlah runyam atau sangat buruk sekali tidak enak dilihat oleh mata. Karena politik di Indonesia saat ini
adalah sangatlah kacau, menurut Iberamsjah guru besar Ilmu Politik UI,
8
http:id.wikipedia.orgwikiPolitik_Indonesia ; sabtu 15 Mei 2010.
9
http:aipi.wordpress.com20100218bila-koalisi-pecah-kongsimore-1143 sabtu 15 Mei 2010.
mengatakan bahwa “politik Indonesia saat ini begitu kompleks dan cenderung
mengahalalkan segala cara ”.
10
Nah inilah yang membuat Negara Indonesia tidak bisa maju seperti negara-negara yang lainnya. Mereka hanya mementingkan
kelompoknya sendiri tidak memikirkan bagaimana masa depan bangsa ini, sehingga yang terjadi adalah mereka saling sikut menyikut lawan politiknya. Ini
yang menjadikan permasalahan-permasalahan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia. Kalau mereka bisa menyatukan tujuan mereka dan dapat saling bekerja
sama untuk membangun bangsa ini, tidak mustahil Indonesia bisa maju sperti Negara-negara yan lain.
Seperti masalah Century ini, partai-partai politik yang bertugas menangani kasus Bank Century mereka ingin menang sendiri dengan gaya penyelesaian
masing-masing partai politik, sehingga yang terjadi adalah kasus Bank Century sampai saat ini belum terpecahkan. Kalau saja mereka mau bekerjasama dengan
baik dan tidak mementingkan kelompoknya, saya yakin kasus Bank Century ini akan cepat selesai. Sudah waktunya Indonesia berubah menjadi lebih baik,
sehigga Indonesia ini tidak diremehkan oleh bangsa lain. 5.
Kesehatan Pembangunan nasional di bidang kesehatan dan dilaksanakan sepenuhnya
dalam kerangka asas-asas pembangunan nasional untuk ikut menciptakan ketahanan nasional yang optimal berdasarkan wawasan Nusantara dengan
memanfaatkan modal dasar dan memperhitungkan faktor-faktor dominan pembangunan
Nasional. Pembangunan
Nasional di
bidang kesehatan
10
Republika, Jumat 14 Mei 2010.
diselenggarakan berdasarkan pola atau arah dan strategi pembangunan kesehatan yang tercantum dalam GBHN Garis Besar Haluan Negara. Mengingat adanya
hubungan erat antara tingkat pendapatan nasional, tingkat kecerdasan, dan derajat kesehatan, maka upaya peningkatan dan pemerataan pembangunan kesehatan
perlu dikembangkan secara serasi.
11
Memajukan kesejahteraan umum berarti mewuudkan suatu tingkat kehidupan masyarakat secara optimal yang memenuhi kebutuhan dasar manusia,
termasuk kesehatan. Bila ditinjau secara lebih khusus, pada dasarnya kesehatan menyangkut semua segi kehidupan baik perseorangan, keluarga, kelompok
manusia, masyarakat luas maupun bangsa. Ruang lingkup bdan jangkauannya sangat luas.
Dalam sejarahnya upaya manusia untuk mencapai atau memelihara keadaan sehat, telah terjadi perubahan orientasi nilai dan pemikiran tentang
perwujudan manusia sehat, yaitu yang semula hanya mencakup pengertian bebas dari penyakit , menjadi sehat jasmani, rohani dan sosial. Orientasi upaya
kesehatan yang semula berupa upaya penyembuhan penderita berkembang secara berangsur-angsur kearah kesatuan upaya kesehatan untuk seluruh masyarakat
dengan peran serta masyarakat yang mencakup upaya peningkatan, pencegahan yang menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan. Upaya kesehatan itu
dipengaruhi oleh faktor lingkungan sosial budaya, termasuk ekonomi, lingkungan fisik dan biologi yang semuanya bersifat dinamik dan kompleks serta tidak pula
lepas dari pengaruh perkembangan dunia Internasional.
11
Ahmad Watik dan Abdul Salam. Islam, Etika, dan Kesehatan, Sumbangan Islam dalam Menghadapi problem Kesehatan Indonesia tahun 2000an. Jakarta : CV Rajawali, 1986, Cet. Ke-
1, h. 77.
Tujuan pembangunan kesehatan adalah tercapainya kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan rakyat
yang setinggi-tingginya sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum dari tujuan Nasional. Sedangkan yang dimaksud dengan kesehatan adalah sehat badan, jiwa
serta sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis.
Keadaan kesehatan suatu bangsa dipengaruhi oleh beberapa faktor-faktor penting yang perlu memperoleh perhatian adalah keadaan sosial ekonomi,
lingkungan dan pelayanan kesehatan. Pada umumnya, keadaan sosial ekonomi mempunyai pengaruh timbal-balik terhadap kesehatan. Keadaan ini tidak dapat
dipisahkan dari dunia pada umumya. Hampir satu milyar manusia di dunia terjebak dalam lingkaran setan kemelaratan, kesadaran hidup sehat yang rendah,
gangguan gizi, dan penyakit yang merorong daya dan prestasi kerja sehingga mereka tidak mampu melihat hari depan yang cerah
12
. Kecepatan derap pembangunan di kota-kota menimbulkan arus urbanisasi
penduduk. Kecenderungan urbanisasi ini akan berakibat peningkatan kepadatan penduduk di beberapa wilayah perkotaan yang akan mempengaruhi pula keadaan
kesehatan lingkungan, gangguan psiko-sosial, dan mudahnya penularan penyakit. Arus urbanisasi ini harus memeperoleh perhatian dalam rangka rencana jangka
panjang di bidang kesehatan, terutama yang menyangkut penyediaan fasilitas pelayanan dan jenis pelayanan yang diperlukan.
12
Ibid., h. 83.
Masih banyak penduduk menempati rumah dan pemukiman yang tidak layak, yang merugikan kondisi kesehatan perseorangan dan lingkungan, seperti
yang sering kita lihat di televise atau di berita masih banyak penduduk yang menempati rumah-rumah kumuh.
Kedudukan geografis Indonesia yang terletak di antara dua benua dan dua samudera besar, akan mengakibatkan semakin pentingnya peranan Indonesi dalam
dunia Internasional. Hal ini merupakan salah satu faktor yang membawa konsekuensi bahwa upaya kesehatan harus dapat memberikan sumbangan dalam
menciptakan ketahanan Nasional yang kuat. Sejalan dengan ini pengembangan secara khusus untuk menghasilkan suatu pelayanan yang memadai perlu
dirancang untuk daerah-daerah rawan, seperti daerah terpencil dan daerah perbatasan agar masyarakat Indonesia di daerah itu dapat menikmati fasilitas
pelayanan kesehatan sebagai hasil pembangunan Nasional.
13
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa masalah umum dan lingkungan yang dihadapi oleh rakyat dan bangsa Indonesia adalah sebagai
berikut : 1 laju pertumbuhan penduduk yang tinggi, 2 kualitas penduduk yang perlu ditingkatkan, 3 tingkat pendidikan, kesadaran, kebiasaan, perilaku
masyarakat terhadap kesehatan yang umumnya masih kurang, 4 tingkat sosial ekonomi masyrakat yang umumnya masih rendah, 5 perkembangan serta
kemampuan berkembang yang berbeda di daerah-daerah, 6 lingkungan fisik dan biologic yang belum memadai, 7 keadaan geografis Negara kita yangterdiri dari
ribuan pulau yang terpencar-pencar dengan sarana komunikasi yang belum
13
Ibid., h. 90.
memadai, 8 penurunnan kualitas lingkungan, 9 perkembangan teknologi beberapa cabang ilmu penegtahuan teknologi yang dapat merupakan ancaman
bagi umat manusia jika tidak dapat dikendalikan. Derajat kesehatan masyarakat dapat diukur dengan berbagai inikator
seperti tercantum dalam system kesehatan Nasional, antara lain umur harapan hidup waktu lahir, angka kematian bayi dan anak balita, serta angka kesakitan
kematian Karena penyakit tertentu. a.
Jumlah penduduk yang besar dengan pertumbuhan yang cukup tinggi dan distribusi yang tidak merata merupakan tantangan yang berat bagi
pembangunan kesehatan. Keadaan lain yang dapat mempengaruhi derajat kesehatan adalah tingkat pendidikan umum yang masih belum
memadai, terutama bagi golongan wanita. Di samping itu, sikap , perilaku dan kebiasaan masyarakat untuk hidup sehat dan peran serta
aktif dalam pembangunan kesehatan masih belum seperti yang diharapkan. Tingkat sosial-ekonomi yang masih rendah menyebabkan
masyarakat belum mampu menjangkau upaya pelayanan kesehatan meskipun telah dapat berbagai peningktan kerja sama lintas sektoral,
pelaksanaanya masih belum berjalan dengan lancer. b.
Cakupan pelayanan kesehatan terutama dibdiang upaya kesejahteraan ibu dan anak serta imunisasi, masih belum berjalan memadai. Sarana
kesehatan belum dimanfaatkan dengan baik. Berbagai kegiatan pokok pelyanan puskesmas belum diselenggarakan secara terpadu. Upaya
kesehatan puskesmas belum didukung oleh upaya rujukan, baik rujukan medis maupun rujukan kesehatan.
c. Di bidang kesehatan jumlah tenaga yang tersedia terutama tenaga
perawatan, dirasakan masih belum mencukupi, penggunaannya belum rasional dan distribusinya belum merata. Pembinaan tenaga yang
didsarkan pada system karier dan prestasi kerja belum mantap. d.
Obat yang merupakan salah satu unsur penting dalam pelaksanaan upaya kesehatan, yang belum terjangkau oleh sebagian besar masyarakat yang
membutuhkannya. e.
Setatus gizi yang kurang, terutama bagi bayi, anak balita, ibu hamil dan menyusui menyebabkan rendahnya ketahanan berbagai penyakit.
Keadaan lingkungn fisik dan biologic belum memadai. Pembianaan program peningktan kesehtan lingkungan belum berjalan seperti yang
diharapkan. f.
Manajemen upaya kesehatan dirasakan belum memadai karena kamampuan pengelola upaya kesehatan di berbgai tingkat masih terbatas
dan system infomasi kesehatan yang masih belum ada.
14
B. Departemen Sosial