Landasan Profesi Penyuluh Sosial di Indonesia Penyuluh Sebagai Da’i – Agen Perubahan Sosial

terutama agar memiliki informasi untuk menggali sistem sumber yang mereka miliki maupun yang ada di luar dirinyalingkungannya.

E. Landasan Profesi Penyuluh Sosial di Indonesia

Landasan profesi penyuluh sosial di Indonesia ini berlandaskan dari beberapa pokok diantaranya adalah : 1. Pancasila dan UUD 1945 bahwa Negara mempunyai tanggung jawab untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan mamajukan kesejahteraan umum dalam rangka mewujudkan suatu keadailan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. 2. Amanat UU NO. 11 tahun 2009 tentang kesejahteraan sosial bab VI pasal 33 ayat 1 huryuf d, bahwa SDM penyelenggaraan kesejahteraan sosial adalah penyuluh sosial. pengganti UU no.6 tahun 1974 tentang ketentuan-ketentuan pokok kesejahteraan sosial . 3. Peraturan Bersama Menteri Sosial No :41HUK-PSS2008 dan Kepala Badan Kepegawaian Negara nomor :13 Tahun 2008 tentang petunjuk pelaksanaan Jabatan Fugsional penyuluh sosial dan angka kreditnya. Tanggal 17 juni 2008. Dari landasan dasar itulah penyuluh sosial harus diadakan dan harus diterapkan dalam kehidupan masyarakat Indonesia, dikarenakan masyarakat Indonesia masih banyak yang mengalami atau berstatus Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial.

F. Penyuluh Sebagai Da’i – Agen Perubahan Sosial

Pengertian penyuluh menurut Rogers, seperti dikemukakan oleh Mardikanto adalah sesorang yang atas nama pemerintah atau lembaga penyuluhan berkewajiban untuk mempengaruhi proses pengambilan keputusan yang dilakukan oleh sasaran penyuluhan untuk mengadopsi inovasi. Pengertian itu membawa implikasi status yang dimiliki oleh penyuluh dalam mempengaruhi proses pengambilan keputusan tersebut. Sebagaimana diketahui, inovasi adalah suatu ide, praktek, atau obyek yang dipandang sebagai sesuatu yang baru oleh seseorang individu dalam suatu sistem sosial. Inovasi diperkenankan kepada individu-individu dalam sistem sosial untuk tujuan pembangunan sistem. Upaya pembangunan pada hakikatnya adalah upaya perubahan sosial. Adapun yang dimaksud dengan perubahan sosial adalah proses terjadinya perubahan dalam struktur dan fungsi sosial. Dari pengertian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa status penyuluh adalah sebagai agen perubahan. Sebagai agen perubahan, penyuluh memiliki beberapa peran. Ada dua peran yang berkaitan dengan adopsi inovasi. Pertama, peran menghubungkan sistem sumber perubahan dengan sistem sasaran perubahan. Dalam menghubungkan kedua sistem tersebut, penyuluh menyediakan sal uran tempat “diluncurkannya” inovais kepada sasaran. Kedua, sebagai akseleran proses adopsi. Dalam mempengaruhi pengambilan keputusan adopsi inovasi tersirat pula upaya untuk mempercepat proses pengambilan keputusan. Terdapat tiga jenis keputusan adopsi inovasi, yaitu keputusan optional yang diambil secara individual, keputusan kolektif, dan keputusan kekuasaan. Dasar penggolongan jenis keutusan tersebut adalah proses atau siapa yang harus berhak mengambil keputusan untuk mengadopsi suatu inovasi yang harus menunggu keputusan kelompok dan lebih cepat lagi daripada keputusan yang hanya berhak diambil oleh penguasa. Dalam kaitannya dengan hubungan individual antara penyuluh dengan adopter, maka penyuluh sangat berperan dalam pengambilan keputusan yang diambil secara individual. Penyuluh berperan sebagai akseleran pengambilan keputusan yang bersifat optional. Disadari bahwa keputusan seperti ini dilandasi oleh pertimbangan-pertimbangan rasional individu pengambil keputusan secara mandiri, maka penyuluh dapat menawarkan alternatif-alternatif keputuasan sebagai masukan pengambilan keputusan. Penyuluh pun bias menjadi seorang Da‟i dan melakukan perubahan tingkah laku kepada masyarakat. Karena dimasyarakat biasanya adalah masih terlalu mengandalkan apa saja perkataan seorang Da‟i, sehingga masih belum percaya kepada tenaga penyuluh. Tenaga penyuluh social lebih bagusnya adalah penggabungan antara keduanya, seorang tenaga penyuluh disamping mempunyai wawasan atau ilmu tinggi dan juga perlu menguasai ilmu agama sebagai penguat dalam pemberian penyuluhan. 32

BAB III GAMBARAN UMUM MASYARAKAT INDONESIA DAN

DEPARTEMEN SOSIAL

A. Kondisi Masyarakat Indonesia

1. Budaya Kebudayaan berasal dari bahasa sansekerta “budhayah” yang berarti akal, dari kata budi-daya yang berarti daya dari budi kekuatan dari akal. “Kebudayaan ialah keseluruhan dari kelakuan dan hasil kelakuan manusia yang teratur oleh tata kelakuan, yang harus di dapatnya dengan belajar dan tersusun dalam kehidupan masyarakat. Kebudayaan adalah cara berfikir dan cara merasa yang menyatakan diri dalam seluruh segi kehidupan manusia yang membentuk kesatuan sosial dalam suatu ruang dan waktu ”. 1 Bangsa Indonesia adalah sebuah bangsa baru yang terdiri dari berbagai suku bangsa yang semua pada dasarnya adalah pribumi artinya, semua adalah suku-suku bangsa yang meskipun dahulu kala, bermigrasi dari tempat lain, secara turun temurun telah tinggal di wilayah geografis Indonesia sekarang ini, dan merasa bahwa itu adalah tanah airnya. Bangsa baru ini terbentuk karena suatu kemauan politik untuk menyatukan diri, dan dengan itu membangun sebuah Negara serta membebaskan diri dari segala bentuk penjajahan oleh bangsa lain. 2 1 Materi Dakwah Terurai Dalam Pembangunan, bagian II: Materi Bidang Sosial, Pemerintah Daerah Khusus Ibukota Jakarta Proyek Peningkatan LBIQ DKI Jakarta Tahun Anggaran 19931994. Hal-77 . 2 Edy Sedyawati, Keindonesiaan Dalam Budaya, Wedatama Widya Sasta. Cet-1. Jakarta: 2007.