Untuk tablet-tablet tertentu dikemas ke dalam kantong plastik kemudian dimasukkan ke dalam botol plastik.
b. Salep
Salep dikemas dalam tube kemudian tube yang telah diberi nomor batch dimasukkan ke dalam kardus disertai brosur. Sejumlah kardus tertentu
dikemas dalam kotak karton. c.
Sirup Botol-botol sirup diberi etiket dan dimasukkan ke dalam kardus.
Untuk semua jenis obat yang telah dikemas baik berupa tablet, kapsul, salep, dan sirup dilakukan pemeriksaan secara manual terhadap kemasan obat
untuk melihat apakah terdapat kerusakan pada kemasan.
3.7.5 Pengujian Sampel Pertinggal
Sampel pertinggal yang disimpan adalah obat jadi yang telah dikemas. Sampel disimpan lengkap dengan etiket yang memuat nama sampel, nomor batch,
tanggal pembuatan, dan tanggal kadaluarsa. Sampel disimpan selama lima tahun dan jika ada keluhan dari konsumen, maka dilakukan pengujian terhadap sampel
tersebut. Setelah lima tahun, sampel pertinggal dapat dimusnahkan.
3.7.6 Pengawasan Mutu
Pengawasan mutu terhadap obat jadi, bahan baku, dan embalage di Lafiau dilakukan dalam suatu laboratorium yang sama. Untuk menjamin kualitas
produk yang dihasilkan, maka dibutuhkan pengujian yang dilakukan mulai bahan baku diterima sampai obat jadi yang siap untuk di distribusikan.
3.7.7 Sanitasi dan Higiene
Eka Nooria : laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri Di Lembaga Farmasi Angkatan Udara…, 2008 USU e-Repository © 2009
Lafiau memiliki sarana pengolahan limbah, baik untuk limbah padat berupa debu-debu yang tersebar di daerah produksi maupun limbah cair dari
pencucian peralatan. a.
Pengolahan Limbah Padat Pengolahan limbah padat dilakukan dengan menggunakan dust collector untuk
debu-debu yang tersebar di ruang produksi yang ditempatkan di atas ruangan, vacum cleaner untuk debu-debu yang berserakan pada peralatan dan lantai.
b. Pengolahan Limbah Cair
Pengolahan limbah cair terdiri dari proses penampungan, penetralan, pengendapan, dan aerasi di dalam beberapa kolam yang saling berhubungan
satu sama lain berdasarkan proses pengolahan. Proses pengolahan limbah beta dan non beta laktam yaitu :
1 Limbah dari produksi obat beta laktam dialirkan ke kolam pertama, kemudian ditambahkan asambasa kuat untuk memecah cincin beta
laktam. Dari kolam pertama dialirkan ke kolam kedua untuk diendapkan. 2 Cairan dari limbah kolam kedua dialirkan ke kolam ketiga. Limbah dari
produksi obat non beta laktam masuk ke kolam ketiga sehingga terjadi pencampuran. Kemudian dilakukan penetralan pH=7 namun jika terlalu
asam ditambahkan NaOH dan jika terlalu basa ditambahkan HCl dan pengenceran dengan penambahan air.
3 Limbah dari kolam ketiga dialirkan ke kolam keempat untuk proses pengendapan kedua.
4 Cairan dari limbah kolam keempat dialirkan ke kolam kelima dimana terjadi proses aerasi, yaitu penambahan oksigen yang bertujuan untuk
menurunkan biologycal oxygen demand BOD dan chemical oxygen
Eka Nooria : laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri Di Lembaga Farmasi Angkatan Udara…, 2008 USU e-Repository © 2009
demand COD dari limbah tersebut. Air kolam kemudian diuji di laboratorium untuk penentuan nilai BOD, COD, dan kadar ion.
Persyaratan kualitas limbah yang diperbolehkan untuk di buang ke lingkungan: COD 100 mgl, BOD 75 mgl, Total Suspended Solid 60
mgl 5 Limbah dari kolam kelima dialirkan ke kolam keenam yang merupakan
kolam kontrol. Sebagai kontrol digunakan ikan sebagai bio indicator, apabila air pada kolam memenuhi persyaratan, maka akan dialirkan ke
pembuangan umum. Denah bak pengolahan air limbah dapat dilihat pada bagian lampiran 7, halaman 74
Untuk pengolahan limbah laboratorium pada dasarnya sama dengan pengolahan limbah produksi. Untuk limbah yang mengandung
mikroorganisme terlebih dahulu harus didestruksi dengan tujuan untuk mematikan mikroorganisme tersebut. Penanganan limbah berada pada
wewenang dan tanggung jawab Kepala Unit Produksi Khusus.