5. Prognosis 6. Diagnosis TINJAUAN PUSTAKA

Demam hampir selalu ada pada poliartritis rematik. Suhunya jarang melebihi 39°C dan biasanya kembali normal dalam waktu 2 atau 3 minggu, walau tanpa pengobatan. Artralgia adalah nyeri sendi tanpa tanda objektif pada sendi, seperti nyeri, merah, hangat, yang terjadi selama beberapa hariminggu. Rasa sakit akan bertambah bila penderita melakukan latihan fisik. Gejala lain adalah nyeri perut dan epistaksis, nyeri perut kadang-kadang menyerupai appendisitis akut. Sedangkan epistaksis ini membuat penderita kelihatan pucat dan epistaksis berulang merupakan tanda subklinis dari DR. 16,17,26

a.5. Prognosis

Morbiditas DR akut berhubungan erat dengan derajat keterlibatan jantung. Mortalitas sebagian besar juga akibat karditis berat. Profilaksis sekunder yang efektif mencegah kambuhnya DR akut hingga mencegah jantung semakin memburuk. Dengan kata lain, profilaksis dapat memberikan prognosis yang baik, bahkan pada penderita penyakit jantung yang berat. 16 Oleh karena itu, prognosis demam rematik ditentukan oleh 1 beratnya penyakit akut; 2 persebaran ke jantung; 3 usia pasien DR akut, pada anak berusia 5 tahun memiliki resiko tertinggi terhadap timbulnya karditis; 4 rekurensi, semakin besar jumlah rekurensi semakin tinggi insidens PJR kronis yang terjadi. 10 Hal ini merupakan alasan pemberian terapi profilaktik penisilin jangka panjang untuk mencegah infeksi streptococcus dan juga kekambuhan demam rematik. 10 Tri Ayu Melani : Karakteristik Penderita Penyakit Jantung Rematik PJR Yang Dirawat Inap Di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2004-2008, 2010.

a.6. Diagnosis

DR akut ditandai oleh berbagai manifestasi klinis dan uji laboratorium. Oleh karena itu diagnosis DR didasarkan pada gabungan gejala dan tanda klinis serta kelainan laboratorium. Diagnosis DR tersebut ditetapkan pada tahun 1944 oleh Dr. T. Duchett Jones, yang disebut dengan Kriteria Jones. Beliau menyusun kriteria sistematik untuk menegakkan diagnosis DR. 17 Setelah itu, kriteria ini dimodifikasi pada tahun 1955, selanjutnya direvisi tahun 1965, kemudian diedit tahun 1984, dan terakhir tahun 1992 oleh “Special Writing Group of the Committee on Rheumatic Fever, Endocarditis and Kawasaki Disease of the Council on Cardiovascular Disease in the Young of the American Heart Association” melakukan update Kriteria Jones yang telah dimodifikasi, direvisi dan diedit selama beberapa tahun dan disebut sebagai Kriteria Jones Update dan digunakan untuk menegakkan diagnosis DR sampai saat ini. 5 Tabel 2.1. Kriteria Jones Update 1992 Manifestasi Mayor Manifestasi Minor Karditis Poliartritis Chorea Eritema Marginatum Nodul Subkutan Klinis : Demam Artralgia Riwayat pernah menderita DR Laboratorium : Reaksi fase akut : - Laju Endapan Darah LED meninggi - C-reactive protein positif - Interval PR memanjang Tri Ayu Melani : Karakteristik Penderita Penyakit Jantung Rematik PJR Yang Dirawat Inap Di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2004-2008, 2010. Ditambah bukti-bukti adanya suatu infeksi Streptococcus beta hemolitycus grup A sebelumnya yaitu hapusan tenggorok yang positif atau kenaikan titer tes serologi ASTO dan anti DNA-ase B. Bila terdapat adanya infeksi streptococcus beta hemolitycus grup A sebelumnya maka diagnosis DR didasarkan atas adanya : 1 Dua gejala mayor; dan 2 Satu gejala mayor dengan dua gejala minor. 18

a.7. Pemeriksaan Laboratorium