Sifat-Sifat Otot Jantung Denyut Jantung Insufisiensi Mitral Regurgitasi Mitral

2.2. Sifat-Sifat Otot Jantung

Otot jantung mempunyai sifat-sifat khas, seperti ritme, konduktivitas daya shantar, dan kontraksi. Ritme merupakan kesanggupan otot jantung secara otomatis dan periodik untuk mengadakan rangsangan. Konduktivitas daya hantar adalah kesanggupan otot jantung menghantarkan rangsang melalui jaringan khusus maupun miokard. Kontraksi merupakan kesanggupan otot jantung memompa darah yang masuk sewaktu diastol keluar dari ruang jantung. 11

2.3. Denyut Jantung

Pada orang dewasa denyut jantung rata-rata 70 kali per menit dan memompa darah 70 mililiter setiap denyut. Denyut jantung tersebut dapat menurun pada waktu tidur sebanyak 10-20 kali per menit dan dapat meningkat dalam keadaan emosi sampai mencapai di atas 100 kali. Sedangkan pada waktu banyak bergerak kecepatan jantung dapat menjadi 150 kali per menit dengan volume denyutan lebih dari 150 mililiter yang membuat daya pompa jantung sampai 10-20 liter setiap menit. 13 2.4. Penyakit Jantung Rematik PJR 2.4.1. Definisi PJR Menurut WHO, Penyakit Jantung Rematik PJR adalah cacat jantung akibat karditis rematik. 14 Menurut Afif. A 2008, Penyakit Jantung Rematik PJR adalah penyakit jantung sebagai akibat adanya gejala sisa sekuele dari Demam Rematik DR, yang ditandai dengan terjadinya cacat katup jantung. 5 Tri Ayu Melani : Karakteristik Penderita Penyakit Jantung Rematik PJR Yang Dirawat Inap Di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2004-2008, 2010. Definisi lain mengatakan bahwa Penyakit Jantung Rematik PJR adalah hasil dari DR, yang merupakan suatu kondisi yang dapat terjadi 2-3 minggu setelah infeksi streptococcus beta hemolitycus grup A pada saluran nafas bagian atas. 15

2.4.2. Klasifikasi PJR

PJR lebih sering terjadi pada penderita yang menderita keterlibatan jantung yang berat pada serangan DR akut. 16 PJR kronik dapat ditemukan tanpa adanya riwayat DR akut. Hal ini terutama didapatkan pada penderita dewasa dengan ditemukannya kelainan katup. Kemungkinan sebelumnya penderita tersebut mengalami serangan karditis rematik subklinis, sehingga tidak berobat dan tidak didiagnosis pada stadium akut. 10 Kelainan katup yang paling sering ditemukan adalah pada katup mitral, kira-kira tiga kali lebih banyak daripada katup aorta. 16 Klasifikasi PJR memiliki 4 empat bagian, di antaranya insufisiensi mitral, stenosis mitral, insufisiensi aorta, dan stenosis aorta.

a. Insufisiensi Mitral Regurgitasi Mitral

Insufisiensi mitral merupakan lesi yang paling sering ditemukan pada masa anak-anak dan remaja dengan PJR kronik. Pada keadaan ini bisa juga terjadi pemendekan katup, sehingga daun katup tidak dapat tertutup dengan sempurna. 16 Penutupan katup mitral yang tidak sempurna menyebabkan terjadinya regurgitasi darah dari ventrikel kiri ke atrium kiri selama fase sistol. Pada kelainan ringan tidak terdapat kardiomegali, karena beban volume maupun kerja jantung kiri tidak bertambah secara bermakna. Hal ini bisa dikatakan bahwa insufisiensi mitral merupakan klasifikasi ringan, karena tidak terdapat kardiomegali yang merupakan salah satu gejala gagal jantung. 17 Tri Ayu Melani : Karakteristik Penderita Penyakit Jantung Rematik PJR Yang Dirawat Inap Di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2004-2008, 2010. Tanda-tanda fisik insufisiensi mitral utama tergantung pada keparahannya. Pada penyakit ringan, tanda-tanda gagal jantung tidak akan ada. Pada insufisiensi berat, terdapat tanda-tanda gagal jantung kongestif kronis, meliputi kelelahan, lemah, berat badan turun, pucat. 18

b. Stenosis Mitral