xxv
Simon P. Saing : Perbandingan Kadar Feritin Serum Pada Preeklampsia Berat Dan Kehamilan Normal, 2009 USU Repository © 2008
a. Iskemik plasenta
Pada preeklampsia perubahan arteri spiralis terbatas hanya pada lapisan desidua dan arteri spiralis yang mengalami perubahan hanya lebih kurang 35-50.
Akibatnya perfusi darah ke plasenta berkurang dan terjadi iskemik plasenta.
b. Maladaptasi imun
Interaksi antara lekosit desidua dan invasi sitotrofoblas penting bagi invasi dan perkembangan trofoblas normal. Maladaptasi imun menyebabkan dangkalnya invasi
arteri spiralis oleh sel-sel trofoblas endovaskular dan disfungsi sel endotel yang diperantai oleh peningkatan pelepasan sitokin desidual, enzym proteolitik dan radikal
bebas.
c. Genetik printing
Timbulnya preeklampsia-eklampsia disasarkan pada gen resesif tunggal atau gen dominan dengan penetrasi yang tidak sempurna. Penetrasi mungkin tergantung
pada genotip janin.
d. Perbandingan Very Low Density Lipoprotein VLDL dan Toxicity Preventing Activity TxPA
Sebagai kompensasi kebutuhan energi selama hamil, asam lemak bebas akan dimobilisasi. Pada wanita dengan kadar albumin yang rendah, pengangkutan
kelebihan asam lemak bebas dari jaringan lemak ke dalam hepar menurunkan aktifitas antitoksik albumin sampai titik dimana toksisitas VLDL menjadi
xxvi
Simon P. Saing : Perbandingan Kadar Feritin Serum Pada Preeklampsia Berat Dan Kehamilan Normal, 2009 USU Repository © 2008
terekspresikan. Jika kadar VLDL melebihi TxPA maka efek toksik dari VLDL akan muncul dan menyebabkan disfungsi endotel.
II.1.4. PATOFISIOLOGI
Trofoblas yang invasif akan menembus pembuluh-pembuluh darah endometrium, terutama arteri spiralis, dan menggantikan tunika muskularisnya dengan sel-sel
trofoblas sehingga pembuluh darah ini akan kehilangan resistensinya dan menyebabkan penurunan resistensi perifer, sehingga memperlancar aliran darah ke
tempat implantasi.
10
Pada penderita preeklampsia terjadi proses implantasi plasenta abnormal, dimana terjadi invasi inkomplet terhadap arteri spiralis, yang disertai dengan vasokonstriksi
arterial pada bagian uteroplasental. Keadaan ini menyebabkan terjadinya hipoksia akibat berkurangnya aliran darah ke tempat implantasi. Keadaan hipoksia akan
menyebabkan terjadinya kerusakan endotel yang kemudian akan diikuti oleh pelepasan zat-zat vasoaktif yang akan menyebabkan terjadinya
vasokonstriksivasospasme, yang telah disepakati bersama sebagai awal dari penyakit ini.
9,10
Granger dan
Alexander 2001
13
melaporkan bukti yang mengarah ke preeklampsia antara lain adalah berkurangnya fungsi endotel vaskuler, betambahnya tahanan
vaskuler, vasokonstriksi, meningkatnya aktifitas radikal bebas. Dalam hal terjadinya
xxvii
Simon P. Saing : Perbandingan Kadar Feritin Serum Pada Preeklampsia Berat Dan Kehamilan Normal, 2009 USU Repository © 2008
perubahan arus darah di uterus dan khoriodesidua adalah perubahan patofisiologi penting pada preeklampsia.
Prostacyclin merupakan vasodilator kuat dan
thromboxane merupakan
vasokonstriktor kuat. Keduanya dihasilkan dari arachidonic acids AA
melalui proses cyclooxygenase. Pada preeklampsia terjadi gangguan keseimbangan keduanya.
Terjadinya preeklampsia dimulai sejak implantasi, yang disertai dengan gangguan vaskuler plasenta. Akibatnya terjadi gangguan keseimbangan rasio thromboxan-
prostacyclin TxA
2
PGI
2
, dimana TxA
2
meningkat sedangkan PGI
2
tidak.
14
Chen 1993
15
melaporkan bahwa PGI
2
meningkat pada kehamilan normal, dan menurun pada preeklampsia, sedangkan TxA
2
meningkat baik pada kehamilan normal maupun preeklampsia. Dengan demikian rasio TxA
2
PGI
2
meningkat pada preeklampsia.
Arachidonic Acid AA merupakan sumber penting oksigen radikal bebas. Oksigen radikal bebas ini dapat membentuk anion superoksida yang mengganggu
keseimbangan TxA
2
PGI
2
menjadi dominan kearah TxA
2
. Anion peroksida ini juga menambah agregasi trombosit, vasokonstriksi serta menyebabkan asam lemak tak
jenuh di membran fosfolipid yang mengalami konversi menjadi peroksida lipid. Peroksida lipid ini menyebabkan kerusakan endotel.
15
Kehamilan melibatkan perubahan vaskular yang dramatis sehingga mudah terjadi kerusakan endotel melalui beberapa mekanisme. Apabila sel-sel endotel
mengalami aktivasi atau terjadi kerusakan, maka sel-sel endotel tersebut tidak hanya kehilangan respon normal tapi menimbulkan aktivitas baru. Bukti dari
xxviii
Simon P. Saing : Perbandingan Kadar Feritin Serum Pada Preeklampsia Berat Dan Kehamilan Normal, 2009 USU Repository © 2008
perubahan sel-sel endotel berasal dari gambaran morfologi preeklampsia, yang disebut glomeruloendoteliosis. Lesi ini ditandai dengan pembengkakan sitoplasma
kapiler glomerular sel-sel endotel dengan deposit fibrin pada dasar membran dan diantara sitoplasma endotel yang mengalami pembengkakan.
1,16,17
II.2. FERITIN
Feritin adalah cadangan besi utama dalam tubuh dan dijumpai terutama di sel retikuloendotelial pada hati, limpa dan sumsum tulang. Sejumlah kecil secara normal
dijumpai pada sirkulasi plasma. Pada orang dewasa sehat kadar feritin dalam serum langsung berhubungan dengan cadangan besi dalam tubuh. Konsentrasi rata-rata
lebih tinggi pada pria daripada wanita yaitu 12 – 250 µgl.
Feritin terdiri dari selubung protein yang disebut apoferitin dan intinya mengandung besi dalam bentuk feri hidroksi fosfat FeOOH
8
FeO.PO
3
H
2
.
18,19
Apoferitin mempunyai berat molekul 450.000 yang terdiri dari 24 rantai polipeptida yang masing-masing mempunyai berat molekul 18500. Apoferitin berbentuk bola,
dengan diameter 13 nm, ditengahnya terdapat rongga kosong dengan diameter 6 nm. Rongga ini berhubungan dengan bagian luar melalui 6 buah saluran dimana besi
dan molekul-molekul kecil lain dapat keluar masuk. Besi yang masuk akan dideposit di dalam rongga. Dalam keadaan jenuh, apoferitin dapat mengikat 4000-4500 atom
besi dalam bentuk kristal hidroksi folat sehingga berat molekulnya menjadi dua kali semula yaitu 900000. tapi umumnya apoferitin tidak terisi jenuh dengan besi
sehingga berat molekulnya berbeda-beda. Rata-rata molekul feritin hanya mengandung 3000 atom besi sehingga masih ada tempat cadangan untuk
xxix
Simon P. Saing : Perbandingan Kadar Feritin Serum Pada Preeklampsia Berat Dan Kehamilan Normal, 2009 USU Repository © 2008
pengikatan besi. Feritin mempunyai beberapa bentuk yang dikenal dengan istilah isoferitin. Isoferitin ini bersifat spesifik, masing-masing isoferitin mempunyai berat
molekul yang berbeda, sehingga menyebabkan perbedaan kecepatan pada elektroforesis, ukuran dan sifat imunologiknya. Tiap spesies mempunyai isoferitin
yang berbeda, dalam satu spesies juga mempunyai isoferitin berlainan yang berasal dari jaringan berbeda. Isoferitin bisa berasal dari jaringan sumsum tulang, hati, limpa,
jantung, ginjal dan sel tumor sperti hepatoma, tumor mamae dan pankreas dapat menghasilkan acidic isoferitin. Sumsum tulang mempunyai dua macam isoferitin
yaitu anabolik feritin berasal dari sel darah merah, dan katabolik feritin berasal dari retikuloendotelial.
18,20,21
II.2.1. Fungsi Feritin
Besi dalam feritin berada dalam keseimbangan dinamik dengan besi plasma. Fungsi utama feritin adalah sebagai penyimpanan besi intrasel terutama dalam limpa, hati
dan sumsum tulang. Besi yang berlebihan disimpan dan bila diperlukan dapat dimobilisasi kembali. Dapat diperkirakan bahwa besi feritin dalam retikulosit dipakai
untuk sintesa Hb. Feritin juga memegang peranan dalam pengaturan absorpsi besi dari usus. Adanya apoferitin dalam sel mukosa berfungsi untuk mengikat besi yang
berlebihan dalam sel mukosa supaya tidak kembali ke plasma, tapi akan hilang bersama sel mukosa tua yang terlepas. Dalam klinik nilai feritin yang rendah
menunjukkan keadaan defisiensi besi, sedangkan nilai feritin yang tinggi mungkin ditemukan pada beberapa keadaan seperti infeksi, siderosis, hemokromatosis,
talasemia, transfusi berulang, penyakit hati, artritis rematoid dan keganasan. Kadar feritin serum juga dapat dipakai untuk membedakan anemia defisiensi besi dari
anemia oleh penyakit menahun. Pada anemia defisiensi besi kadar feritin serum
xxx
Simon P. Saing : Perbandingan Kadar Feritin Serum Pada Preeklampsia Berat Dan Kehamilan Normal, 2009 USU Repository © 2008
rendah, sedangkan pada anemia oleh karena penyakit kronik kadar feritin serum tetap normal.
20,21,22
Beberapa peneliti menghubungkan perubahan konsentrasi serum feritin atau konsentrasi isoferitin plasental dengan berbagai komplikasi kehamilan seperti
preeklampsia, persalinan preterm, dan berat badan lahir rendah BBLR.
8
Besi dapat menjadi sesuatu yang sangat beracun, sehingga kemampuan untuk menyimpan dan melepaskan besi dalam keadaan terkendali menjadi sangat penting.
Dalam keadaan seimbang, kurang lebih 1-2 mg besi perhari dikeluarkan oleh tubuh melalui pengelupasan sel mukosa, deskuamasi, menstruasi dan proses kehilangan
darah lainnya. Besi dalam makanan diserap melalui mukosa usus halus, terutama di duodenum sampai pertengahan jejunum, makin ke arah distal usus penyerapan
semakin berkurang. Sebagian besar besi tersebut, kurang lebih 70 bergabung membentuk hemoglobin dalam sumsum tulang dan sel darah merah, 25 sebagai
cadangan dalam bentuk feritin atau hemosiderin dalam sel parenkim hepar dan sel retikuloendotelial, dan 4 dalam bentuk mioglobin. Tubuh orang dewasa
mengandung besi sekitar 55 mgkgBB atau sekitar 4 gram.
23,24
Di dalam tubuh, cadangan besi didapatkan dalam dua bentuk. Bentuk yang pertama adalah feritin yang bersifat mudah larut, tersebar di sel parenkim dan makrofag,
terbanyak di hepar. Bentuk kedua adalah hemosiderin yang tidak mudah larut, lebih stabil tetapi berjumlah lebih sedikit dibandingkan feritin. Apabila pemasukan besi dari
makanan tidak mencukupi, terjadi mobilisasi besi dari cadangan besi untuk mempertahankan kadar hemoglobin.
23
xxxi
Simon P. Saing : Perbandingan Kadar Feritin Serum Pada Preeklampsia Berat Dan Kehamilan Normal, 2009 USU Repository © 2008
Secara primer, feritin merupakan protein intraselular, tetapi dalam jumlah terbatas dapat memasuki peredaran darah karena adanya sekresi aktif atau sel yang lisis.
Jumlah feritin dalam sirkulasi tersebut mempunyai konsentrasi yang paralel dengan kadar feritin sebagai cadangan dalam tubuh. Oleh karena itu pengukuran terhadap
feritin dalam serum dapat menunjukkan kadar besi dalam bentuk cadangan. Dikatakan 1 mikogram perliter feritin dalam serum sebanding dengan 8 mg besi
sebagai cadangan. Berbeda dengan Fe serum, feritin serum tidak dipengaruhi oleh variasi diurnal.
23,24,25
II.2.2. Metode Pengukuran Feritin
Keadaan normal ferritin serum dijumpai dalam jumlah kecil sehingga penetapan kadarnya membutuhkan metode immunoassay yang kepekaannya dapat mencapai
beberapa nanogram per mL 10
-9
mL, bahkan sampai saat ini sampai pikogram 10
- 12
mL. Mula-mula digunakan teknik RIA Radioimmunoassay
dan teknik IRMA Immuno Radiometric Assay
, yaitu teknik pemeriksaan laboratorium berdasarkan atas reaksi antigen antibodi dimana pengukurannya berdasarkan prinsip radiometric
pengukuran aktivitas radioisotope yang dilabelkan.
23
Dengan kemajuan yang dicapai dalam bidang enzimologi mulai dikembangkan teknik ELISA
Enzym Linked Immunosorbent Assay atau disebut juga teknik EIA
Enzym Immuno Assay
. Dasar metode ini sebenarnya sama dengan RIA, tetapi di sini label radioisotope diganti dengan enzim, dimana efek multiplikasi dihasilkan oleh
kemampuan molekul enzim untuk mangkatalisa beribu-ribu molekul substrat spesifik dalam waktu yang relatif singkat.
24
xxxii
Simon P. Saing : Perbandingan Kadar Feritin Serum Pada Preeklampsia Berat Dan Kehamilan Normal, 2009 USU Repository © 2008
II.2.3. Feritin pada Kehamilan Normal Kaneshige
1981 ,
mengemukakan bahwa pada wanita hamil trimester pertama besi serum dan kadar feritin serum meningkat bermakna dibandingkan dengan wanita
tidak hamil. Sedangkan pada trimester kedua dan ketiga terjadi penurunan besi serum dan feritin yang bermakna, walaupun kadar Hb sedikit mengalami perubahan
dan saturasi tranferin meningkat. Kadar feritin serum pada kelompok tidak hamil 63 ngml. Pada trimester pertama kadar feritin meningkat sampai 97,4 ngml, perbedaan
ini sangat bermakna dibandingkan dengan feritin pada yang tidak hamil. Juga terjadi penurunan sampai 22,2 ngml pada trimester kedua dan pada trimester ketiga
mencapai nilai 14,7 ngml.
27
Asif N dkk 2006, mengemukakan bahwa kadar feritin pada kehamilan normal
lebih rendah pada trimester kedua dibanding trimester pertama dan meningkat pada trimester ketiga dibanding trimester kedua. Trimester pertama 26,62 ± 26,58 ngml
trimester kedua 11,35 ± 9,25 ngml dan trimester ketiga 20,42 ± 23,57 ngml. Dan tidak dijumpai korelasi bermakna antara peningkatan kehamilan dan level feritin
serum.
28
Puolakka dkk 1980, mengemukakan pengukuran kadar feritin pada kehamilan
yang normal, bahwa konsentrasi ferritin serum lebih tinggi selama kehamilan dini dibandingkan dengan wanita tidak hamil. Pada wanita hamil, konsentrasi ferritin
serum maksimal pada umur kehamilan 12-16 minggu, kemudian menurun sesuai perkembangan kehamilan dan mencapai titik terendah pada trimester ketiga.
xxxiii
Simon P. Saing : Perbandingan Kadar Feritin Serum Pada Preeklampsia Berat Dan Kehamilan Normal, 2009 USU Repository © 2008
Suplement prenatal vitamin dan mineral akan menjaga feritin serum tetap pada konsentrasi yang tinggi.
18
Penelitian yang dikemukakan oleh Ichsan
1996 semakin tua umur kehamilan semakin rendah kadar serum ferritin rata-rata, artinya semakin tua umur kehamilan
semakin berkurang cadangan besi. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan Ichsan didapatkan bahwa kadar ferritin rata-rata pada wanita hamil adalah 20,21 ± 19,53
ngmL. Pada trimester pertama adalah 47,88 ± 52,86 ngmL, pada trimester kedua adalah 26,81 ± 22,97 ngmL, sedangkan pada trimester ketiga adalah 13,93 ± 7,95
ngmL. Dapat disimpulkan kadar ferritin serum pada wanita hamil akan menurun sesuai perkembangan umur kehamilan.
29
II.2.4. Feritin pada Kehamilan dengan Preeklampsia
Pada penelitian yang dilakukan oleh Rayman dkk
2001 pada 40 wanita preeklampsia yang dibandingkan dengan wanita normal didapatkan nilai median dari
kadar feritin berkisar 6 kali lipat lebih tinggi pada wanita preeklampsia.
6
Penyebab preeklampsia sangat kompleks dan tidak dapat dimengerti sepenuhnya, tetapi keadaannya dapat dihubungkan dengan faktor plasenta yang kurang baik.
Pengaruh dari plasenta yang kurang baik mengakibatkan arteri spiralis lebih kecil ukurannya dari normal selama setengah dari akhir kehamilan dengan preeklampsia.
Kejadian tersebut akan menimbulkan lesi obstruktif dari arteri spiralis yang disebut atherosis akut sehingga menyebabkan iskemik plasenta. Ketika jaringan menjadi
iskemik, jenis oksigen yang reaktif seperti superoksida dan hidrogen peroksida dihasilkan.
Gambaran plasenta pada penderita preeklampsia menunjukkan
xxxiv
Simon P. Saing : Perbandingan Kadar Feritin Serum Pada Preeklampsia Berat Dan Kehamilan Normal, 2009 USU Repository © 2008
gambaran histologis dengan kerusakan hebat pada pembuluh darah pada daerah perlekatan sel decidua di daerah infark, hal ini sesuai dengan kerusakan sel dan
pelepasan Fe. Sejumlah katabolik dari ion-ion logam transisi, khususnya Fe, muncul pada keadaan iskemik plasenta tersebut melalui destruksi sel darah merah dari area
yang trombotik, nekrotik, dan hemoragik, zat-zat tersebut dapat menghasilkan radikal hidroksil reaktif yang tinggi melalui
Fenton chemistry . Radikal ini dapat menginisiasi
proses peroksidasi lipid, dimana, jika tidak terkontrol, dapat menyebabkan kerusakan sel endotelial, seperti yang dihipotesakan oleh
Hubel et al .
31
Gambar 1 Inisiasi katalisa Fe dan Penyebaran Lipid PeroksidasiFenton Reaction Permulaan
Reaksi Haber-Weiss yang dikatalisasi oleh Fe FeIII + O
2 -
O
2
+ FeII FeIII + H
2
O
2
FeIII + OH
-
+ OH Fenton reaction Sumber hydrogen peroksida untuk reaksi Fenton adalah superoksida
yang dikatalisasi oleh superoksida dismutase.. 2O
2 -
+ 2H
+
SOD H
2
O
2
+ O
2
Selanjutnya FeII dan Fe II tertentu bereaksi dengan lipid hidroperoksida ROOH
dan hydrogen peroksida untuk memisahkan ikatan O-O. Proses ini menghasilkan RO, suatu radikal alkoxyl, yang dapat juga memisahkan
H dari asam lemak tidak jenuh dan hidroperoksida. Radikal peroksil ROO yang dihasilkan tersebut dapat melanjutkan proses peroksidasi
lipid.
xxxv
Simon P. Saing : Perbandingan Kadar Feritin Serum Pada Preeklampsia Berat Dan Kehamilan Normal, 2009 USU Repository © 2008
Sumber: Rayman et al
6
Hemoglobin dapat membantu proses peroksidasi lipid melalui pengeluaran Fe atau pengeluaran heme dari methemoglobin. Heme yang bebas dapat menghasilkan lipid
hidroperoksida dalam partikel low-density lipoprotein
LDL atau berdifusi ke dalam membran sel endotelial, menyebabkan kerusakan peroksidatif dan sitotoksik.
Hemolisis vaskuler yang minimal sudah cukup untuk menghasilkan hemoglobin dalam konsentrasi yang dapat mempengaruhi peroksidasi LDL.
34
Proteksi terhadap efek pro-oksidatif yang rusak dalam plasma secara normal dilakukan oleh protein yang mengikat Fe dalam keadaan relatif lambat; haptoglobin
mengikat hemoglobin bebas, hemopexin dan albumin, keduanya mengikat heme bebas. Katabolisme heme yang meningkat muncul pada preeklampsia, ditunjukkan
dengan peningkatan level bilirubin dan karboksihemoglobin.
35
Pelepasan Fe intrasel secara normal disekuestrasikan dalam feritin, dan feritin serum menggambarkan jumlah protein yang tersimpan.
36
Serum feritin merupakan acute-phase reactant
, yang diketahui akan meningkat dalam respon dari banyak kondisi inflamasi. Inflamasi kronik juga menekan
eritropoesis, rendahnya penggunaan besi Fe dan akan meningkatkan penyimpanan besi Fe. Meningkatnya penyimpanan besi ditunjukkan dengan meningkatnya serum
level feritin.
37
xxxvi
Simon P. Saing : Perbandingan Kadar Feritin Serum Pada Preeklampsia Berat Dan Kehamilan Normal, 2009 USU Repository © 2008
Peningkatan serum feritin juga timbul pada banyak kondisi klinis yang dihubungkan dengan tidak digunakannya besi dan kerusaan jaringan seperti anemia hemolitik,
kerusakan liver, inflamasi dan proses keganasan yang akan mensupresi eritropoesis untuk mengakumulasi penyimpanan besi. Pada penyakit liver, serum feritin
meningkat akibat bocornya feritin dari rusaknya hepatosit pada sirkulasi.
38
Dapat dilihat bahwa pada preeklampsia, aktifitas antioksidan menurun drastis. Stress oksidatif tidak seimbangnya antara
oxidant force dan antioksidan dengan
meningkatkan lipid peroxide formation
dapat menjadikan endotelial disfungsi pada preeklampsia. Pada kondisi lain seperti meningkatnya saturasi transferin dan
menurunnya iron-binding capacity
, secara langsung maupun tidak langsung menjadi pemicu proses stress oksidatif dan endotelial disfungsi berikutnya. Dapat dilihat
reaksi dari maternal komponen terutama neutrofil dan oksidatif lipid dan faktor dari plasenta akan menjadi pemicu terjadinya stress oksidatif. Terapi antioksidan dapat
dapat mengurangi kerusakan sel endotelial pada preeklampsia.
39,40
Raman L 1992, mengemukakan bahwa kadar feritin serum pada kelompok
preeklampsia 31,5
U
+
U
19,65 ngml dibandingkan kontrol 13,8
U
+
U
13,16 ngml.
38
Teheripanah R 2004, mengatakan bahwa kadar feritin serum pada kelompok
preeklampsia 123,8
U
+
U
146 ngdl dibandingkan kontrol 33,4
U
+
U
16,2 ngdl.
41
xxxvii
Simon P. Saing : Perbandingan Kadar Feritin Serum Pada Preeklampsia Berat Dan Kehamilan Normal, 2009 USU Repository © 2008
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
xxxviii
Simon P. Saing : Perbandingan Kadar Feritin Serum Pada Preeklampsia Berat Dan Kehamilan Normal, 2009 USU Repository © 2008
III.1. RANCANGAN PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan pendekatan rancangan potong silang
cross sectional study dengan analisa komparatif terhadap dua
kelompok preeklampsia berat dan kehamilan normal.
III.2. LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN
Penelitian dilakukan di RSUP. H. Adam Malik Medan, RSUD. Dr. Pirngadi Medan, dengan waktu penelitian hingga jumlah sampel terpenuhi.
III.3. POPULASI DAN SAMPEL PENELITIAN III.3.1. Populasi Penelitian
Populasi penelitian adalah pasien wanita yang melakukan kunjungan ke Bagian Obstetri RSUP. H. Adam Malik Medan, RSUD. Dr. Pirngadi Medan dengan
kehamilan preeklampsia berat dan kehamilan normal pada usia kehamilan 34-40 minggu.
xxxix
Simon P. Saing : Perbandingan Kadar Feritin Serum Pada Preeklampsia Berat Dan Kehamilan Normal, 2009 USU Repository © 2008
III.3.2. Besar Sampel N
Besar sampel ditentukan dengan menggunakan rumus:
Z
0,5- 2
+
Z
0,5-
Sg
2
n
1
= n
2
=
d
Dimana : - n
1
= n
2
= : Jumlah sampel kelompok preeklampsia berat dan kehamilan normal
- Z 0,5 – : Nilai baku normal dari tabel Z yang besarnya tergantung pada nilai yang ditentukan untuk = 0,05 maka Z
0,5 – = 1,96 - Z 0,5 - : Nilai baku normal dari tabel Z yang besarnya tergantung pada
nilai yang ditentukan untuk = 0,20 maka Z 0,5 – = 0,842
- Sg : Standard deviasi gabungan : 26,32 didapat dari Hou
37
- d : Presisi tingkat ketepatan
Maka didapat :
Z
0,5- 2
+
Z
0,5-
Sg
2
n
1
= n
2
=
xl
Simon P. Saing : Perbandingan Kadar Feritin Serum Pada Preeklampsia Berat Dan Kehamilan Normal, 2009 USU Repository © 2008
d
1,96 + 0,842 26,32
2
14
= 27,75 Besar sampel dibulatkan menjadi 30 ,sehingga total seluruh sampel penelitian
adalah 60 kasus .
III.3.3. Kriteria Inklusi
− Hamil tunggal dengan janin hidup. − Preeklampsia berat dan kehamilan normal
− Usia kehamilan 34 – 40 minggu . − Nullipara atau Multipara.
− Semua umur − Bersedia mengikuti penelitian.
III.3.4. Kriteria Eksklusi
- Ada riwayat penyakit hati, ginjal, DM
- Kelainan darah.
- Pasien yang menolak ikut dalam penelitian
xli
Simon P. Saing : Perbandingan Kadar Feritin Serum Pada Preeklampsia Berat Dan Kehamilan Normal, 2009 USU Repository © 2008
III.4. Alur Penelitian
Sampel penelitian yang memenuhi kriteria inklusi dan tidak termasuk
kriteria eksklusi
Preeklampsia berat 34 – 40 minggu
Kehamilan normal 34 – 40 minggu
Pemeriksaan tekanan darah, proteinuria, kadar feritin serum,
Hb, Ht Pemeriksaan tekanan darah,
proteinuria, kadar feritin serum, Hb Ht
Analisa data
xlii
Simon P. Saing : Perbandingan Kadar Feritin Serum Pada Preeklampsia Berat Dan Kehamilan Normal, 2009 USU Repository © 2008
Gambar 2. Alur Penelitian
III.5. BAHAN DAN CARA KERJA III.5.1. Bahan :
Bahan untuk penelitian adalah darah pasien dari penderita preeklampsia serta darah ibu dengan kehamilan normal yang memenuhi kriteria penerimaan yang
datang ke RSUP H.Adam Malik dan RSUD Dr.Pirngadi Medan dan memberikan persetujuan tertulis.
Alat yang digunakan : a. Tensimeter
c. Vacutainer 3 cc b.
Stetoskop d.
Venoject
III.5.2. Cara Kerja
: Setiap wanita hamil yang masuk opname di RSHAM dan RSPM yang memenuhi
kriteria inklusi serta tidak termasuk kriteria eksklusi, diberikan penjelasan tentang penelitian yang akan dilakukan. Bila bersedia ikut dalam penelitian, maka kepada
mereka dimohon untuk menandatangani formulir persetujuan yang telah disediakan, kemudian pasien dikelola sesuai dengan prosedur dan pengobatan standar yang
sudah baku sebagai berikut : 1. Anamnesa yang meliputi nama, umur, alamat, paritas, dan pemeriksaan klinis
secara keseluruhan. Hasil Penelitian
xliii
Simon P. Saing : Perbandingan Kadar Feritin Serum Pada Preeklampsia Berat Dan Kehamilan Normal, 2009 USU Repository © 2008
2. Pemeriksaan Obstetri. Pemeriksaan tekanan darah sistolik dan diastolik dilakukan dengan posisi
berbaring miring ke kiri. Pengukuran menggunakan alat sphygmomanometer air raksa merek Nova Pressameter dan stetoskop merek Littman. Nilai sistolik
adalah angka pada saat terdengar denyut arteri brachialis pertama kali Korotkoff I dan saat intensitas denyut arteri brachialis menghilang
menunjukkan nilai diastolik Korotkoff V. 3. Pemeriksaan
Proteinuria. 4. Pemeriksaan darah lengkap.
5. Pemeriksaan kadar feritin serum dengan cara mengambil darah dari vena mediana kubiti sebanyak 3 mL mempergunakan tabung khusus bertekanan
negatif vacutainer
dengan menggunakan jarum sekali pakai yang tersedia pada setiap setnya. Jarum kemudian dilepaskan dari tabungnya dan dibuang
sesuai aturan pencegahan infeksi. Setiap sampel darah penelitian yang diambil dicantumkan label kode nama, nomor rekam medik, dan tanggal
pengambilan sampel. Darah tersebut dikirim ke Laboratorium Thamrin Medan dengan surat pengantar penelitian.
6. Peneliti akan menanggung seluruh biaya penelitian.
III.6. MANAJEMEN DAN ANALISIS DATA
Hasil penelitian dicatat dalam formulir yang disimpan sebagai berkas data komputer menggunakan perangkat lunak SPSS versi 15.0. Uji yang digunakan
pada penelitian ini adalah uji t berpasangan
dan uji korelasi Pearson
.
III.7. BATASAN OPERASIONAL
xliv
Simon P. Saing : Perbandingan Kadar Feritin Serum Pada Preeklampsia Berat Dan Kehamilan Normal, 2009 USU Repository © 2008
1. Preeklampsia berat adalah kehamilan di atas 20 minggu dengan tekanan darah ≥ 160110 mm Hg disertai proteinuria, tetapi dalam penelitian ini diambil usia
kehamilan ≥ 34 minggu. Usia kehamilan dihitung dari hari pertama haid terakhir
dengan menggunakan rumus Naegele. 2. Usia kehamilan trimester ketiga. Wanita hamil dengan usia kehamilan
≥ 34 minggu yang dihitung dari hari pertama haid terakhir.
3. Paritas. Jumlah anak yang pernah dilahirkan :
- Nullipara adalah wanita yang belum pernah melahirkan anak viable
- Multigravida adalah wanita yang pernah melahirkan 1 orang atau lebih
anak yang
viable
4. Tekanan darah.
Tekanan darah diukur dengan sphygmomanometer air raksa merek Nova Pressameter pada posisi berbaring miring ke kiri dan stetoskop Littman. Nilai
sistolik adalah angka pada saat terdengar denyut arteri brachialis pertama kali Korotkoff I dan saat intensitas denyut arteri brachialis menghilang menunjukkan
nilai diastolik Korotkoff V. 5. Proteinuria adalah adanya protein dalam urin yang diperiksa secara kwalitatif
dengan nilai positif 1 – 4. Urin porsi tengah diambil dan dimasukkan ke dalam tabung reaksi sebanyak 5 cc dan dipanaskan sampai mendidih, hasilnya dinilai :
+1 : keruh seperti awan +2 : keruh seperti partikel pasir
xlv
Simon P. Saing : Perbandingan Kadar Feritin Serum Pada Preeklampsia Berat Dan Kehamilan Normal, 2009 USU Repository © 2008
+3 : keruh dengan partikel-partikel besar +4 : endapan pekat seluruhnya.
Untuk melihat endapan yang menetap dapat dilakukan dengan pemberian satu tetes asam asetat 2 .
III.8. ETIKA PENELITIAN
Semua peserta diberi penjelasan mengenai tujuan dan cara yang akan dijalankan pada penelitian ini. Penelitian dijalankan setelah mendapat persetujuan sukarela dari
masing-masing peserta dengan menandatangani surat persetujuan informed
consent . Setiap peserta berhak mengetahui hasil pemeriksaan yang dilakukan.
Karena alasan apapun setiap penderita boleh menarik diri dari penelitian .
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
IV.1. KARAKTERISTIK SUBJEK PENELITIAN Tabel 1. Usia, Paritas dan Usia Kehamilan Subjek Penelitian
Preeklampsia berat Hamil normal Variabel n
P Umur
30 31,07 ± 6,19
28,13 ± 4,60 0,056 Gravida
30 2,53 ± 1,63 1,90 ± 1,03
0,073
xlvi
Simon P. Saing : Perbandingan Kadar Feritin Serum Pada Preeklampsia Berat Dan Kehamilan Normal, 2009 USU Repository © 2008
Usia gestasi 30
38,87 ± 1,68 38,27 ± 1,74 0,074
Uji t-berpasangan
Pada tabel karakteristik diatas dapat dilihat bahwa rata-rata umur pada kelompok preeklampsia berat 31,07 ± 6,19 dibandingkan dengan kelompok hamil normal
28,13 ± 4,60, rata-rata gravida kelompok preeklampsia berat 2,53 ± 1,63 dengan kelompok hamil normal 1,90 ± 1,03, serta rata-rata gestasi kelompok preeklampsia
berat 38,87 ± 1,68 dengan kelompok hamil normal 38,27 ± 1,74. Dengan menggunakan uji t-berpasangan maka didapat P0,05. Secara statistik dapat
disimpulkan bahwa karakteristik umur, gravida dan usia gestasi tidak ada perbedaan bermakna pada kelompok preeklampsia berat dan hamil normal P0,05, sehingga
kedua kelompok ini dapat diperbandingkan.
IV.2. HASIL PEMERIKSAAN FERITIN SERUM