xix
Simon P. Saing : Perbandingan Kadar Feritin Serum Pada Preeklampsia Berat Dan Kehamilan Normal, 2009 USU Repository © 2008
BAB I
PENDAHULUAN
I.1. LATAR BELAKANG
Hipertensi dalam kehamilan masih menjadi penyebab morbiditas dan mortalitas yang penting di seluruh dunia. Di negara maju, walaupun morbiditas dan mortalitas
maternal dapat ditekan, namun kondisi ini masih merupakan ancaman bagi kesejahteraan janin akibat timbulnya pertumbuhan janin yang terhambat, kelahiran
prematur, dan kematian perinatal.
1
Survey Kesehatan Rumah Tangga SKRT tahun 2001 di Indonesia menyatakan bahwa preeklampsia merupakan salah satu penyumbang kematian maternal yang
utama. Angka kejadian preeklampsia di Indonesia sekitar 3,4-8,5 dari seluruh kehamilan, dan angka kematian maternal yang berhubungan dengan preeklampsia
atau eklampsia sebesar 9,8-25
2
. Berdasarkan laporan tahun 2005 di bagian Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran Bandung
kejadian preeklampsia sebesar 8,1 dan eklampsia sebesar 2,8.
3
Menurut Girsang E.S tahun 2004 angka kejadian preeklampsia dan eklampsia di RS H. Adam
Malik dan RS Dr. Pirngadi Medan adalah 7,01. Dan kematian maternal pada kasus preeklampsia dan eklampsia 11,81. Serta kematian perinatal akibat preeklampsia
dan eklampsia 10,19.
4
Etiologi dari preeklampsia belum diketahui secara pasti, sehingga banyak teori yang dikemukakan mengenai preeklampsia. Beberapa penyebab yang diduga memegang
xx
Simon P. Saing : Perbandingan Kadar Feritin Serum Pada Preeklampsia Berat Dan Kehamilan Normal, 2009 USU Repository © 2008
peranan penting terjadinya preeklampsia seperti invasi trophoblast abnormal ke dalam pembuluh darah uterus, intoleransi imunologi antara plasenta janin dan
jaringan ibu, maladaptasi terhadap perubahan kardiovaskular, defisiensi zat-zat makanan dan abnormalitas genetik. Disfungsi sel endotel dan inflamasi diduga
memegang peranan penting dalam mekanisme patofisiologi terjadinya preeklampsia.
5
Ketika jaringan menjadi iskemik, terjadi destruksi sel darah merah pada area yang trombotik, nekrotik, dan hemoragik terutama pada plasenta, terjadi pelepasan
hemoglobin atau heme ke dalam sirkulasi, dan sejumlah katabolik dari ion-ion logam transisi akan dihasilkan, khususnya Fe dalam jumlah besar. Hal ini mengakibatkan
induksi pada sistim feritin. Induksi sistim feritin akan terjadi pula pada keadaan hipoksia jaringan. Aktifitas protein pengatur besi IRP: Iron Regularity Protein akan
menurun pada keadaan hipoksia, sehingga kadar feritin akan meningkat.
6
Beberapa penelitian mengungkapkan terdapat hubungan antara peningkatan kadar feritin dengan kejadian preeklampsia.
Rayman dkk 2001 menyatakan hasil nilai
median kadar feritin serum berkisar 6 kali lebih tinggi pada pasien dengan preeklampsia dibandingkan dengan subjek kontrol penelitian.
6
Sementara itu penelitian yang dilakukan
Entmann dkk 1983 menyatakan kadar feritin pasien
preeklampsia 91,8 ngml dibandingkan dengan kehamilan normal 19,4 ngml.
7
Beberapa peneliti mendapatkan hubungan antara kejadian preeklampsia, eklampsia, berat badan lahir rendah, dan APGAR skor yang rendah dengan kadar Hb yang
melebihi 13,0 grdl.
8
xxi
Simon P. Saing : Perbandingan Kadar Feritin Serum Pada Preeklampsia Berat Dan Kehamilan Normal, 2009 USU Repository © 2008
I.2. IDENTIFIKASI MASALAH