Feritin pada Kehamilan dengan Preeklampsia

xxxiii Simon P. Saing : Perbandingan Kadar Feritin Serum Pada Preeklampsia Berat Dan Kehamilan Normal, 2009 USU Repository © 2008 Suplement prenatal vitamin dan mineral akan menjaga feritin serum tetap pada konsentrasi yang tinggi. 18 Penelitian yang dikemukakan oleh Ichsan 1996 semakin tua umur kehamilan semakin rendah kadar serum ferritin rata-rata, artinya semakin tua umur kehamilan semakin berkurang cadangan besi. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan Ichsan didapatkan bahwa kadar ferritin rata-rata pada wanita hamil adalah 20,21 ± 19,53 ngmL. Pada trimester pertama adalah 47,88 ± 52,86 ngmL, pada trimester kedua adalah 26,81 ± 22,97 ngmL, sedangkan pada trimester ketiga adalah 13,93 ± 7,95 ngmL. Dapat disimpulkan kadar ferritin serum pada wanita hamil akan menurun sesuai perkembangan umur kehamilan. 29

II.2.4. Feritin pada Kehamilan dengan Preeklampsia

Pada penelitian yang dilakukan oleh Rayman dkk 2001 pada 40 wanita preeklampsia yang dibandingkan dengan wanita normal didapatkan nilai median dari kadar feritin berkisar 6 kali lipat lebih tinggi pada wanita preeklampsia. 6 Penyebab preeklampsia sangat kompleks dan tidak dapat dimengerti sepenuhnya, tetapi keadaannya dapat dihubungkan dengan faktor plasenta yang kurang baik. Pengaruh dari plasenta yang kurang baik mengakibatkan arteri spiralis lebih kecil ukurannya dari normal selama setengah dari akhir kehamilan dengan preeklampsia. Kejadian tersebut akan menimbulkan lesi obstruktif dari arteri spiralis yang disebut atherosis akut sehingga menyebabkan iskemik plasenta. Ketika jaringan menjadi iskemik, jenis oksigen yang reaktif seperti superoksida dan hidrogen peroksida dihasilkan. Gambaran plasenta pada penderita preeklampsia menunjukkan xxxiv Simon P. Saing : Perbandingan Kadar Feritin Serum Pada Preeklampsia Berat Dan Kehamilan Normal, 2009 USU Repository © 2008 gambaran histologis dengan kerusakan hebat pada pembuluh darah pada daerah perlekatan sel decidua di daerah infark, hal ini sesuai dengan kerusakan sel dan pelepasan Fe. Sejumlah katabolik dari ion-ion logam transisi, khususnya Fe, muncul pada keadaan iskemik plasenta tersebut melalui destruksi sel darah merah dari area yang trombotik, nekrotik, dan hemoragik, zat-zat tersebut dapat menghasilkan radikal hidroksil reaktif yang tinggi melalui Fenton chemistry . Radikal ini dapat menginisiasi proses peroksidasi lipid, dimana, jika tidak terkontrol, dapat menyebabkan kerusakan sel endotelial, seperti yang dihipotesakan oleh Hubel et al . 31 Gambar 1 Inisiasi katalisa Fe dan Penyebaran Lipid PeroksidasiFenton Reaction Permulaan Reaksi Haber-Weiss yang dikatalisasi oleh Fe FeIII + O 2 - O 2 + FeII FeIII + H 2 O 2 FeIII + OH - + OH Fenton reaction Sumber hydrogen peroksida untuk reaksi Fenton adalah superoksida yang dikatalisasi oleh superoksida dismutase.. 2O 2 - + 2H + SOD H 2 O 2 + O 2 Selanjutnya FeII dan Fe II tertentu bereaksi dengan lipid hidroperoksida ROOH dan hydrogen peroksida untuk memisahkan ikatan O-O. Proses ini menghasilkan RO, suatu radikal alkoxyl, yang dapat juga memisahkan H dari asam lemak tidak jenuh dan hidroperoksida. Radikal peroksil ROO yang dihasilkan tersebut dapat melanjutkan proses peroksidasi lipid. xxxv Simon P. Saing : Perbandingan Kadar Feritin Serum Pada Preeklampsia Berat Dan Kehamilan Normal, 2009 USU Repository © 2008 Sumber: Rayman et al 6 Hemoglobin dapat membantu proses peroksidasi lipid melalui pengeluaran Fe atau pengeluaran heme dari methemoglobin. Heme yang bebas dapat menghasilkan lipid hidroperoksida dalam partikel low-density lipoprotein LDL atau berdifusi ke dalam membran sel endotelial, menyebabkan kerusakan peroksidatif dan sitotoksik. Hemolisis vaskuler yang minimal sudah cukup untuk menghasilkan hemoglobin dalam konsentrasi yang dapat mempengaruhi peroksidasi LDL. 34 Proteksi terhadap efek pro-oksidatif yang rusak dalam plasma secara normal dilakukan oleh protein yang mengikat Fe dalam keadaan relatif lambat; haptoglobin mengikat hemoglobin bebas, hemopexin dan albumin, keduanya mengikat heme bebas. Katabolisme heme yang meningkat muncul pada preeklampsia, ditunjukkan dengan peningkatan level bilirubin dan karboksihemoglobin. 35 Pelepasan Fe intrasel secara normal disekuestrasikan dalam feritin, dan feritin serum menggambarkan jumlah protein yang tersimpan. 36 Serum feritin merupakan acute-phase reactant , yang diketahui akan meningkat dalam respon dari banyak kondisi inflamasi. Inflamasi kronik juga menekan eritropoesis, rendahnya penggunaan besi Fe dan akan meningkatkan penyimpanan besi Fe. Meningkatnya penyimpanan besi ditunjukkan dengan meningkatnya serum level feritin. 37 xxxvi Simon P. Saing : Perbandingan Kadar Feritin Serum Pada Preeklampsia Berat Dan Kehamilan Normal, 2009 USU Repository © 2008 Peningkatan serum feritin juga timbul pada banyak kondisi klinis yang dihubungkan dengan tidak digunakannya besi dan kerusaan jaringan seperti anemia hemolitik, kerusakan liver, inflamasi dan proses keganasan yang akan mensupresi eritropoesis untuk mengakumulasi penyimpanan besi. Pada penyakit liver, serum feritin meningkat akibat bocornya feritin dari rusaknya hepatosit pada sirkulasi. 38 Dapat dilihat bahwa pada preeklampsia, aktifitas antioksidan menurun drastis. Stress oksidatif tidak seimbangnya antara oxidant force dan antioksidan dengan meningkatkan lipid peroxide formation dapat menjadikan endotelial disfungsi pada preeklampsia. Pada kondisi lain seperti meningkatnya saturasi transferin dan menurunnya iron-binding capacity , secara langsung maupun tidak langsung menjadi pemicu proses stress oksidatif dan endotelial disfungsi berikutnya. Dapat dilihat reaksi dari maternal komponen terutama neutrofil dan oksidatif lipid dan faktor dari plasenta akan menjadi pemicu terjadinya stress oksidatif. Terapi antioksidan dapat dapat mengurangi kerusakan sel endotelial pada preeklampsia. 39,40 Raman L 1992, mengemukakan bahwa kadar feritin serum pada kelompok preeklampsia 31,5 U + U 19,65 ngml dibandingkan kontrol 13,8 U + U 13,16 ngml. 38 Teheripanah R 2004, mengatakan bahwa kadar feritin serum pada kelompok preeklampsia 123,8 U + U 146 ngdl dibandingkan kontrol 33,4 U + U 16,2 ngdl. 41 xxxvii Simon P. Saing : Perbandingan Kadar Feritin Serum Pada Preeklampsia Berat Dan Kehamilan Normal, 2009 USU Repository © 2008 BAB III METODOLOGI PENELITIAN xxxviii Simon P. Saing : Perbandingan Kadar Feritin Serum Pada Preeklampsia Berat Dan Kehamilan Normal, 2009 USU Repository © 2008 III.1. RANCANGAN PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan pendekatan rancangan potong silang cross sectional study dengan analisa komparatif terhadap dua kelompok preeklampsia berat dan kehamilan normal. III.2. LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN Penelitian dilakukan di RSUP. H. Adam Malik Medan, RSUD. Dr. Pirngadi Medan, dengan waktu penelitian hingga jumlah sampel terpenuhi. III.3. POPULASI DAN SAMPEL PENELITIAN III.3.1. Populasi Penelitian Populasi penelitian adalah pasien wanita yang melakukan kunjungan ke Bagian Obstetri RSUP. H. Adam Malik Medan, RSUD. Dr. Pirngadi Medan dengan kehamilan preeklampsia berat dan kehamilan normal pada usia kehamilan 34-40 minggu. xxxix Simon P. Saing : Perbandingan Kadar Feritin Serum Pada Preeklampsia Berat Dan Kehamilan Normal, 2009 USU Repository © 2008 III.3.2. Besar Sampel N Besar sampel ditentukan dengan menggunakan rumus: Z 0,5- 2 + Z 0,5- Sg 2 n 1 = n 2 = d Dimana : - n 1 = n 2 = : Jumlah sampel kelompok preeklampsia berat dan kehamilan normal - Z 0,5 – : Nilai baku normal dari tabel Z yang besarnya tergantung pada nilai yang ditentukan untuk = 0,05 maka Z 0,5 – = 1,96 - Z 0,5 - : Nilai baku normal dari tabel Z yang besarnya tergantung pada nilai yang ditentukan untuk = 0,20 maka Z 0,5 – = 0,842 - Sg : Standard deviasi gabungan : 26,32 didapat dari Hou 37 - d : Presisi tingkat ketepatan Maka didapat : Z 0,5- 2 + Z 0,5- Sg 2 n 1 = n 2 = xl Simon P. Saing : Perbandingan Kadar Feritin Serum Pada Preeklampsia Berat Dan Kehamilan Normal, 2009 USU Repository © 2008 d 1,96 + 0,842 26,32 2 14 = 27,75 Besar sampel dibulatkan menjadi 30 ,sehingga total seluruh sampel penelitian adalah 60 kasus . III.3.3. Kriteria Inklusi − Hamil tunggal dengan janin hidup. − Preeklampsia berat dan kehamilan normal − Usia kehamilan 34 – 40 minggu . − Nullipara atau Multipara. − Semua umur − Bersedia mengikuti penelitian. III.3.4. Kriteria Eksklusi - Ada riwayat penyakit hati, ginjal, DM - Kelainan darah. - Pasien yang menolak ikut dalam penelitian xli Simon P. Saing : Perbandingan Kadar Feritin Serum Pada Preeklampsia Berat Dan Kehamilan Normal, 2009 USU Repository © 2008 III.4. Alur Penelitian Sampel penelitian yang memenuhi kriteria inklusi dan tidak termasuk kriteria eksklusi Preeklampsia berat 34 – 40 minggu Kehamilan normal 34 – 40 minggu Pemeriksaan tekanan darah, proteinuria, kadar feritin serum, Hb, Ht Pemeriksaan tekanan darah, proteinuria, kadar feritin serum, Hb Ht Analisa data xlii Simon P. Saing : Perbandingan Kadar Feritin Serum Pada Preeklampsia Berat Dan Kehamilan Normal, 2009 USU Repository © 2008 Gambar 2. Alur Penelitian III.5. BAHAN DAN CARA KERJA III.5.1. Bahan : Bahan untuk penelitian adalah darah pasien dari penderita preeklampsia serta darah ibu dengan kehamilan normal yang memenuhi kriteria penerimaan yang datang ke RSUP H.Adam Malik dan RSUD Dr.Pirngadi Medan dan memberikan persetujuan tertulis. Alat yang digunakan : a. Tensimeter c. Vacutainer 3 cc b. Stetoskop d. Venoject III.5.2. Cara Kerja : Setiap wanita hamil yang masuk opname di RSHAM dan RSPM yang memenuhi kriteria inklusi serta tidak termasuk kriteria eksklusi, diberikan penjelasan tentang penelitian yang akan dilakukan. Bila bersedia ikut dalam penelitian, maka kepada mereka dimohon untuk menandatangani formulir persetujuan yang telah disediakan, kemudian pasien dikelola sesuai dengan prosedur dan pengobatan standar yang sudah baku sebagai berikut : 1. Anamnesa yang meliputi nama, umur, alamat, paritas, dan pemeriksaan klinis secara keseluruhan. Hasil Penelitian xliii Simon P. Saing : Perbandingan Kadar Feritin Serum Pada Preeklampsia Berat Dan Kehamilan Normal, 2009 USU Repository © 2008 2. Pemeriksaan Obstetri. Pemeriksaan tekanan darah sistolik dan diastolik dilakukan dengan posisi berbaring miring ke kiri. Pengukuran menggunakan alat sphygmomanometer air raksa merek Nova Pressameter dan stetoskop merek Littman. Nilai sistolik adalah angka pada saat terdengar denyut arteri brachialis pertama kali Korotkoff I dan saat intensitas denyut arteri brachialis menghilang menunjukkan nilai diastolik Korotkoff V. 3. Pemeriksaan Proteinuria. 4. Pemeriksaan darah lengkap. 5. Pemeriksaan kadar feritin serum dengan cara mengambil darah dari vena mediana kubiti sebanyak 3 mL mempergunakan tabung khusus bertekanan negatif vacutainer dengan menggunakan jarum sekali pakai yang tersedia pada setiap setnya. Jarum kemudian dilepaskan dari tabungnya dan dibuang sesuai aturan pencegahan infeksi. Setiap sampel darah penelitian yang diambil dicantumkan label kode nama, nomor rekam medik, dan tanggal pengambilan sampel. Darah tersebut dikirim ke Laboratorium Thamrin Medan dengan surat pengantar penelitian. 6. Peneliti akan menanggung seluruh biaya penelitian. III.6. MANAJEMEN DAN ANALISIS DATA Hasil penelitian dicatat dalam formulir yang disimpan sebagai berkas data komputer menggunakan perangkat lunak SPSS versi 15.0. Uji yang digunakan pada penelitian ini adalah uji t berpasangan dan uji korelasi Pearson . III.7. BATASAN OPERASIONAL xliv Simon P. Saing : Perbandingan Kadar Feritin Serum Pada Preeklampsia Berat Dan Kehamilan Normal, 2009 USU Repository © 2008 1. Preeklampsia berat adalah kehamilan di atas 20 minggu dengan tekanan darah ≥ 160110 mm Hg disertai proteinuria, tetapi dalam penelitian ini diambil usia kehamilan ≥ 34 minggu. Usia kehamilan dihitung dari hari pertama haid terakhir dengan menggunakan rumus Naegele. 2. Usia kehamilan trimester ketiga. Wanita hamil dengan usia kehamilan ≥ 34 minggu yang dihitung dari hari pertama haid terakhir. 3. Paritas. Jumlah anak yang pernah dilahirkan : - Nullipara adalah wanita yang belum pernah melahirkan anak viable - Multigravida adalah wanita yang pernah melahirkan 1 orang atau lebih anak yang viable 4. Tekanan darah. Tekanan darah diukur dengan sphygmomanometer air raksa merek Nova Pressameter pada posisi berbaring miring ke kiri dan stetoskop Littman. Nilai sistolik adalah angka pada saat terdengar denyut arteri brachialis pertama kali Korotkoff I dan saat intensitas denyut arteri brachialis menghilang menunjukkan nilai diastolik Korotkoff V. 5. Proteinuria adalah adanya protein dalam urin yang diperiksa secara kwalitatif dengan nilai positif 1 – 4. Urin porsi tengah diambil dan dimasukkan ke dalam tabung reaksi sebanyak 5 cc dan dipanaskan sampai mendidih, hasilnya dinilai : +1 : keruh seperti awan +2 : keruh seperti partikel pasir xlv Simon P. Saing : Perbandingan Kadar Feritin Serum Pada Preeklampsia Berat Dan Kehamilan Normal, 2009 USU Repository © 2008 +3 : keruh dengan partikel-partikel besar +4 : endapan pekat seluruhnya. Untuk melihat endapan yang menetap dapat dilakukan dengan pemberian satu tetes asam asetat 2 . III.8. ETIKA PENELITIAN Semua peserta diberi penjelasan mengenai tujuan dan cara yang akan dijalankan pada penelitian ini. Penelitian dijalankan setelah mendapat persetujuan sukarela dari masing-masing peserta dengan menandatangani surat persetujuan informed consent . Setiap peserta berhak mengetahui hasil pemeriksaan yang dilakukan. Karena alasan apapun setiap penderita boleh menarik diri dari penelitian . BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1. KARAKTERISTIK SUBJEK PENELITIAN Tabel 1. Usia, Paritas dan Usia Kehamilan Subjek Penelitian