bahwa implementasi Program Penanggulangan Kemiskinan P2KP di Kecamatan
Medan Maimun berpengaruh terhadap penurunan jumlah keluarga miskin. Selanjutnya, koefisien korelasi tersebut dibandingkan dengan koefisien r-tabel.
Pada tabel koefisien korelasi product moment dengan taraf signifikan
α = 5 yang berarti tingkat kesalahan maksimal 5 atau tingkat kebenaran minimal 95 untuk
n=164, dengan ketentuan bila r-hitung lebih besar dari r-tabel maka hipotesis
alternatif diterima. Tetapi bila r-hitung lebih kecil dari r-tabel maka hipotesis nol
yang diterima. Berdasarkan ketentuan di atas diperoleh nilai r-tabel = 0,148. Atau dengan kata lain, 0.20092 0.148 atau r
xy
r. Sehingga hipotesis alternatif
diterima dan hipotesis nol ditolak. Bentuk hipotesisnya adalah sebagai berikut :
Hipotesis Nol
:Tidak ada hubungan antara implementasi Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan P2KP X dengan
penurunan jumlah keluarga miskin di Kecamatan Medan Maimun Y.
Hipotesis Alternartif : Ada hubungan antara implementasi Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan P2KP X dengan penurunan
jumlah keluarga miskin di Kecamatan Medan Maimun Y. ATAU
Ho :
µ = o tidak ada hubungan Ha : µ
≠ o ada hubungan
Indah Gustina : Implementasi Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan P2KP di Kecamatan..., 2008 USU e-Repository © 2008
Dengan analisis tersebut dapat diketahui apakah hipotesis yang diajukan dapat diterima atau tidak. Dan ternyata r-hitung 0,20092 lebih besar dari r-tabel 0,148.
Dengan demikian koefisien korelasi 0,20092 itu dapat diterima atau hipotesis alternatif diterima dan hipotesisi nol ditolak.
Selanjutnya, untuk dapat memberikan interpretasi seberapa kuat hubungan tersebut, maka digunakan pedoman berikut ini :
- Antara 0,00 sd 0,19
: hubungan sangat rendah -
Antara 0,20 sd 0,39 : hubungan rendah
- Antara 0,40 sd 0,59
: hubungan sedang -
Antara 0,60 sd 0,79 : hubungan tinggi
- Antara 0,80 sd 1,00
: hubungan sangat tinggi Sugiyono, 2002 : 149. Berdasarkan
koefisien korelasi yang diperoleh sebesar 0,20092 termasuk kepada kategori rendah. Jadi, terdapat hubungan yang rendah antara implementasi
Program Penanggulangan Kemiskinan P2KP terhadap penurunan jumlah keluarga miskin di Kecamatan Medan Maimun.
Koefisien Determinasi
Selanjutnya, untuk mengetahui sekaligus membuktikan hipotesis, yaitu mengetahui seberapa besar hubungan yang ditimbulkan oleh variabel bebas
implementasi Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan P2KP terhadap variabel terikat penurunan jumlah keluarga miskin di Kecamatan Medan Maimun
Indah Gustina : Implementasi Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan P2KP di Kecamatan..., 2008 USU e-Repository © 2008
digunakan Koefisien Determinasi. Rumus yang digunakan untuk menentukan
koefisien determinasi tersebut adalah sebagai berikut:
D = r
2
x 100
Keterangan : D :
koefisien determinasi
r : koefisien korelasi product moment Sugiyono, 2002 : 149.
Maka diperoleh : D
= r
2
x 100 =
0.20092
2
x 100 = 0,040368 x 100
= 4,0368
Hubungan yang ditimbulkan oleh variabel bebas implementasi Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan P2KP terhadap variabel terikat
penurunan jumlah keluarga miskin di Kecamatan Medan Maimun adalah sebesar
4,0368 .
Berdasarkan hasil analisis data di atas bahwa hubungan implementasi Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan P2KP terhadap penurunan jumlah
keluarga miskin di Kecamatan Medan Maimun memiliki tingkat efektivitas yaitu sebesar 4,0368 yang diperoleh berdasarkan indikator-indikator yang diolah penulis
meliputi implementasi, pengembangan masyarakat, pengembangan ekonomi, perlindungan lingkungan dan kemiskinan, serta faktor-faktor lain yang tidak termasuk
dalam penelitian ini.
Indah Gustina : Implementasi Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan P2KP di Kecamatan..., 2008 USU e-Repository © 2008
BAB V PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Kemiskinan di Indonesia saat ini merupakan bagian dari kompleksitas permasalahan bangsa di tengah-tengah masa transisi perubahan yang cepat dan
kondisi ekonomi yang penuh ketidakpastian dalam skala global. Dalam kondisi ketergantungan yang tinggi terhadap pinjaman luar negeri saat ini, maka upaya
penanggulangan kemiskinan di Indonesia, apapun bentuknya, perlu disertai dnegan proses membangun kesadaran nasional dan sikap mandiri, baik di jajaran aparatur
Pemerintah Daerah maupun masyarakat melalui pendekatan pemberdayaan daerah dan masyarakat.
Upaya penanggulangan kemiskinan selama ini, sesungguhnya tidaklah kurang. Berbagai program kemiskinan, yang didukung berbagai donor dengan framework
masing-masing, telah menyemarakkan program-program berbasis pemberdayaan masyarakat. Namun, sangat disayangkan program-program tersebut kurang
terkoordinasikan dengan baik sehingga hasil yang diharapkan belum maksimal. Pelaksanaan Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan P2KP di
Kecamatan Medan Maimun, tentu ada kekurangannya disamping keberhasilannya. Salah satu kekurangannya adalah ketidakmampuan menempatkan peran Pemerintah
Daerah Pemda secara proporsional sehingga tidak mendorong Pemda untuk ikut merasa memiliki dan menjaga kesinambungannya.
Indah Gustina : Implementasi Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan P2KP di Kecamatan..., 2008 USU e-Repository © 2008