Pedoman Umum P2KP

4.2. Pedoman Umum P2KP

Penanggulangan kemiskinan didasarkan pada nilai-nilai universal kemanusiaan moral agar dapat menghasilkan kebijakan pembangunan berdasar prinsip kemasyarakatan good governance dan pembangunan berkelanjutan sustainability development yang dilaksanakan melalui kegiatan Tridaya, baik dalam bidang lingkungan, sosial dan ekonomi. P2KP menggunakan pendekatan pembangunan yang bertumpu pada kelompok dalam hal ini masyarakat kelurahan untuk mendorong tumbuh berkembangnya modal sosial. Modal sosial dalam hal ini adalah nilai-nilai kemanusiaan dan nilai kemasyarakatan yang digunakan masyarakat untuk berinteraksi dalam menyelesaikan permasalahan kemiskinan secara mandiri. Visi P2KP Melalui implementasi P2KP dapat diwujudkan masyarakat madani, yang maju, mandiri dan sejahtera dalam lingkungan pemukiman sehat, produktif dan lestari. Misi P2KP Membangun masyarakat madani yang mampu menjalin kebersamaan dan sinergi dengan pemerintah maupun kelompok peduli setempat dalam menanggulangi kemiskinan secara efektif dan mampu mewujudkan terciptanya lingkungan pemukiman yang tertata, sehat, produktif dan berkelanjutan. Indah Gustina : Implementasi Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan P2KP di Kecamatan..., 2008 USU e-Repository © 2008 Nilai-Nilai P2KP Nilai-nilai universal kemanusiaan yang harus dilaksanakan P2KP adalah jujur, dapat dipercaya, ikhlaskerelawanan, adil, kesetaraan, kesatuan dalam keragaman. P2KP memiliki langkah-langkah pelaksanaan program penanggulangan kemiskinan yang dikenal dengan siklus P2KP. Siklus tersebut sebagai berikut : 1. Sosialisasi substansi P2KP dilakukan secara personal maupun melalui forum- forum pertemuan warga di tingkat kelurahan. Sosialisasi juga dilakukan melalui media komunikasi elektronik, diseminasi melalui poster, brosur spanduk maupun leaflet. Strategi sosialisasi dilaksanakan mengacu pada hasil pemetaan sosial social mapping tim fasilitator. 2. RKM Rembug Kesiapan Masyarakat untuk mengkonfirmasi kembali, apakah masyarakat kelurahan siap menerima atau menolak melaksanakan P2KP dengan segala konsekuensi partisipasi dan kontribusinya. 3. FGD Focus Group Discussion Refleksi Kemiskinan memiliki tujuan utama mengidentifikasi kriteria, karekteristik, faktor-faktor penyebab kemiskinan dan manggalang kepedulian untuk warga miskin. 4. Pemetaan Swadaya sebagai proses pemetaan dan analisis potensi, masalah dan kebutuhan masyarakat need assesment diklasifikasikan dalam : a. Prasarana Lingkungan fisik, berkaitan dengan kebutuhan pembangunan prasarana pemukiman. b. Ekonomi produktif, berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan pengembangan usaha kecil ekonomi produktif sektor informal. Indah Gustina : Implementasi Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan P2KP di Kecamatan..., 2008 USU e-Repository © 2008 c. Pengembangan sosial dan peningkatan sumber daya manusia melalui pelatihan keterampilan dan kelompok potensial, disamping pemenuhan kebutuhan warga miskin terhadap bantuan maupun santunan sosial. 5. Pembentukan BKM Badan Keswadayaan Masyarakat sebagai proses pengorganisasian masyarakat dilaksanakan melalui Rembug Warga. BKM dibentuk dari, oleh dan untuk masyarakat, selanjutnya dipercaya untuk memfasilitasi kebijakan penanggulangan kemiskinan secara demokratis, partisipatif, transparan, dan akuntabel dalam proses penanggulangan kemiskinan partisipatif. BKM diperankan sebagai motor penggerak dalam melembagakan dan membudayakan kembali modal sosial social capital berupa nilai-nilai sosial, kejujuran, solidaritas sosial, tanggung jawab sosial, yang berpotensi menjalin jaring sosial sosial networking. 6. Perencanaan partisipatif diwujudkan dalam proses untuk menyusun PJM Pronangkis Perencanaan Jangka Menengah Program Penanggulangan Kemiskinan. PJM Pronangkis dirumuskan berdasarkan data-data tabulasi potensi dan masalah melalui kegiatan pemetaan swadaya survei kampung sendiri. PJM Pronangkis selanjutnya dijadikan sebagai acuan pelaksanaan program penanggulangan kemiskinan di kelurahan setempat. Permasalahan dan potensi yang telah diinventarisir dalam PJM Pronangkis diharapkan dapat mendorong pemecahan masalah berbasis kebutuhan masyarakat. Indah Gustina : Implementasi Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan P2KP di Kecamatan..., 2008 USU e-Repository © 2008 7. Kelompok Swadaya Masyarakat KSM terbentuk dan tumbuh bersama masyarakat. Pembentukannya berdasarkan pada data-data kebutuhan masyarakat di dalam PJM Pronangkis dilengkapi dengan usulan-usulan proposal kegiatan yang diajukan kepada BKM. KSM mengakses dana BLM Bantuan Langsung Masyarakat P2KP melalui kegiatan Tridaya. Rencana kegiatan KSM disesuaikan dengan daftar kebutuhan yang telah tertuang dalam PJM Pronangkis dan diseleksi berdasarkan skala prioritas. KSM dapat melaksanakan kegiatan sesuai dengan perencanaan apabila termasuk dalam kualifikasi dan prioritas yang disetujui melalui rapat BKM. Siklus ini dimaksudkan agar apa yang dilakukan masyarakat dalam upaya penanggulangan kemiskinan berjalan terarah dan bertahap serta tetap berada dalam koridor yang telah digariskan. Sejak sosialisasi awal pada tahap pemanfaatan BLM telah terjadi proses yang cukup panjang dan melelahkan, namun demikian pada awalnya memang agak sulit karena masyarakat belum terbiasa dengan kondisi atau proses pelaksanaan program seperti di P2KP, akan tetapi dengan berbagai upaya yang dilakukan salah satunya adalah memberikan pemahaman kepada masyarakat akan pentingnya rembug-rembug atau pertemuan untuk menggali informasi serta menanamkan kepada masyarakat bahwa program ini sifatnya bottom-up. Pada akhirnya masyarakat bisa menerima dan menjalankan program ini dengan antusias, walau seluruhnya belum terlibat secara langsung, akan tetapi minimal sudah muncul Indah Gustina : Implementasi Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan P2KP di Kecamatan..., 2008 USU e-Repository © 2008 kesadaran kritis masyarakat betapa pentingnya menanggulangi kemiskinan secara bersama-sama dan itu merupakan tanggung jawab bersama pula. Pada siklus pemanfaatan BLM juga telah ditekankan bahwa dana yang ada sifatnya hanya stimulan atau rangsangan bagi masyarakat sebagai suatu proses pembelajaran dalam mengelola dana sendiri yang ditujukan untuk pelaksanaan Tridaya Lingkungan, Sosial dan Ekonomi yang kesemuanya diawali melalui rembugpertemuan guna menemukenali persoalan yang ada di masyarakat, kemudian dirumuskan dan disepakati secara bersama-sama yang pada akhirnya menjadi sebuah program sesuai kebutuhan yang juga dilaksanakan oleh masyarakat sendiri dengan memanfaatkan BLM, swadaya dan bantuan dari pihak-pihak yang peduli terhadap penanggulangan kemiskinan. Dalam implementasinya, P2KP berorientasi pada beberapa komponen yang direalisasikan ke dalam bentuk pelaksanaan pendampingan pada masyarakat, yaitu: A. Pengembangan Masyarakat dan Mengedepankan Peran Pemerintah 1. Pengembangan Masyarakat Kegiatan-kegiatan dalam P2KP tidak berorientasi pada outputproduk atau dilandasi prinsip sekedar terlaksana, namun justru memperlihatkan nuansa pembelajaran, dinamika proses, kesadaran kritis, pelembagaan nilai-nilai dan proses perubahan perilakusikap masyarakat. 2. Relawan-relawan masyarakat Relawan adalah pribadi-pribadi dari warga masyarakat setempat yang bersedia secara ikhlas mengorbankan sebagian waktu, tenaga, pikiran, bahkan materi, Indah Gustina : Implementasi Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan P2KP di Kecamatan..., 2008 USU e-Repository © 2008 maupun bentuk pengorbanan lainnya untuk mengabdikan diri bagi perjuangan memperbaiki taraf hidup dan harkat serta martabat masyarakat miskin serta kelompok masyarakat rentan anak yatim piatu, jompo, korban bencana. Keberadaan relawan untuk membantu masyarakat, terutama warga miskin, agar mampu melakukan proses pembelajaran dan menjadi motor penggerak bagi tercapainya kemandirian masyarakat. Relawan mendapatkan pendampingan serta penguatan kapasitas melalui berbagai kegiatan yang diselenggarakan tim fasilitator. 3. Badan Keswadayaan Masyarakat BKM BKM adalah lembaga pimpinan kolektif representasi masyarakat kelurahan, wadah masyarakat untuk bersinergi dan menjadi lembaga kepercayaan milik masyarakat berlandaskan nilai-nilai universal value based. Setiap keputusan BKM dilakukan secara kolektif melalui mekanisme rapat anggota BKM dengan menjunjung tinggi musyawarah mufakat sebagai norma utama dalam seluruh proses pengambilan keputusan. a. Proses Pembentukan BKM Pembentukan BKM didahului FGD refleksi lembaga masyarakat berbasis nilai dan identifikasi profil lembaga-lembaga yang ada melalui rembug warga untuk merefleksikan dan mengevaluasi lembaga-lembaga yang telah ada di kelurahan. Rembug warga tingkat kelurahan mengandung dua opsi keputusan : a Merevitalisasi dan memampukan lembaga masyarakat yang telah ada sebagai BKM. Indah Gustina : Implementasi Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan P2KP di Kecamatan..., 2008 USU e-Repository © 2008 b Membentuk lembaga baru sebagai BKM. b. Keanggotaan BKM Anggota-anggota pimpinan kolektif BKM tidak digaji atau menerima imbalan secara rutin. Kesempatan dan kepercayaan dari masyarakat merupakan imbalan yang tidak ternilai harganya untuk dapat berbuat baik terhadap sesama khususnya kaum miskin dan tertinggalmarjinal. Anggota-anggota BKM dipilih oleh seluruh utusan-utusan warga setempat dengan kriteria kualitas sifat kemanusiaan atau track record perbuatan baiknya. Mekanisme pemilihan tanpa kampanye, tanpa pencalonan, dan dilakukan secara tertulis serta rahasia. c. Struktur Organisasi BKM BKM memiliki alat kelengkapan organisasi sebagai pelaksana keputusan BKM yang terdiri dari kesekretariatan sekretariat yang mengkoordinir Unit Pengelola Keuangan UPK yang menangani kegiatan pengembangan ekonomi produktif, Unit Pengelola Lingkungan UPL yang mengkoordinasikan pembangunan prasarana lingkungan, dan Unit Pengelola Sosial UPS yang mengkoordinasikan para relawan dalam Kelompok Belajar Kelurahan KBK selain mengkoordinasikan kegiatan sosial. Peran BKM adalah mewadahi aspirasi masyarakat dengan cara melibatkan masyarakat agar proaktif dalam proses pengambilan keputusan dalam program pemberdayaan masyarakat dan penanggulangan kemiskinan di Indah Gustina : Implementasi Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan P2KP di Kecamatan..., 2008 USU e-Repository © 2008 wilayahnya dan memperjuangkan dipenuhinya kebutuhan dasar, sosial, ekonomi dan sarana prasarana dasar serta lingkungan bagi masyarakat miskin. Fungsi BKM adalah : 1. Pusat penggerak dan pertumbuhan kembali nilai-nilai kemanusiaan, kemasyarakatan, demokrasi dalam kehidupan nyata masyarakat setempat; 2. Pusat pengembangan aturan kode etik, kode tata laku, dan sebagainya; 3. Pusat pengambilan keputusan yang adil dan demokratis kegiatan penanggulangan kemiskinan serta pembangunan; 4. Pusat pengendalian dan kontrol sosial terhadap proses pembangunan, utamanya penanggulangan kemiskinan; 5. Pusat pembangkit dan mediasi aspirasi dan partisipasi masyarakat; 6. Pusat informasi dan komunikasi bagi warga masyarakat kelurahan; serta 7. Pusat advokasi integrasi kebutuhan dan program masyarakat dengan kebijakan dan program pemerintah. Tugas BKM adalah : 1. Merumuskan kebijakan serta aturan main secara demokratis mengenai hal- hal yang berhubungan dengan penanggulangan kemiskinan. 2. Mengorganisasi masyarakat untuk memutuskan visi, misi, rencana strategis dan pronangkis. 3. Memonitor, mengawasi dan mengendalikan pelaksanaan keputusan- keputusan yang diambil. 4. Mendorong proses pembangunan partisipatif. Indah Gustina : Implementasi Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan P2KP di Kecamatan..., 2008 USU e-Repository © 2008 5. Membuka akses dan kesempatan kepada masyarakat untuk melakukan kontrol terhadap kebijakan, dan kegiatan UP-UP. 6. Memfasilitasi usulan program penanggulangan kemiskinan untuk diintegrasikan dengan kebijakan pemerintah kelurahan, kecamatan dan kotakabupaten. 7. Mengawal penerapan nilai-nilai kemanusiaan dan prinsip kemasyarakatan. 8. Memfasilitasi jaringan dengan pihak lain. 9. Memverifikasi penilaian yang telah dilaksanakan oleh UP-UP. 10. Memonitor, memberikan masukan untuk berbagai kebijakan maupun program pemerintah lokal. 11. Menjamin dan mendorong peran serta berbagai unsur masyarakat. 12. Membangun transparansi. 13. Membangun akuntabilitas. 14. Melaksanakan rapat anggota tahunan. Sekretariat merupakan unsur pelaksana administrasi kegiatan sehari-hari BKM, baik dalam hal administrasi organisasi maupun administrasi keuangan. Kesekretariatan dibentuk oleh BKM sesuai dengan kebutuhan. Kesekretariatan mempertanggungjawabkan kegiatan dan hasil kegiatannya kepada BKM. Tugas sekretariat adalah : 1. Menyusun agenda rapatpertemuan BKM. 2. Membuat dan menyampaikan surat undangan. 3. Bertindak sebagai notulis dalam setiap acara rapatpertemuan BKM. Indah Gustina : Implementasi Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan P2KP di Kecamatan..., 2008 USU e-Repository © 2008 4. Memberikan laporan hasil notulensi kepada seluruh anggota BKM atau pihak lain yang berkepentingan. 5. Mencatat administrasi keuangan BKM, secara : a. Kronologis menurut urutan waktu b. Sistematis menurut cara-cara tertentu c. Informatif dapat dimengertidipahamilogis d. Auditable dapat di auditdiperiksa oleh pihak manapun yang terkait 6. Melapor administrasi keuangan kepada BKM secara berkala. Unit Pengelola Sosial UPS adalah salah satu gugus tugas yang dibentuk oleh BKM sebagai unit mandiri untuk melaksanakan kebijakan-kebijakan yang ditetapkan oleh BKM mengenai kegiatan-kegiatan di bidang sosial. Peran UPS adalah mengimplementasikan tugas BKM dalam meningkatkan peran sosial bagi masyarakat miskin, menggalang kepedulian, kerelawanan dan solidaritas sosial serta melembagakan nuansa pembelajaran melalui Komunitas Belajar Kelurahan KBK. Tugas UPS adalah : 1. Melakukan pendampingan penyusunan usulan kegiatan KSMpanitia. 2. Mengendalikan kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh KSMpanitia bidang sosial. 3. Membangunmengembangkan kontrol sosial masyarakat melalui media wargainfokom. 4. Memfasilitasi dan mendorong masyarakatrelawan dalam KBK. Indah Gustina : Implementasi Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan P2KP di Kecamatan..., 2008 USU e-Repository © 2008 5. Mendorong kepedulian warga dalam kegiatan sosial seperti santunan, beasiswa, sunatan massal, dan lain-lain 6. Menjalin kemitraan channeling dengan pihak-pihak lain yang mendukung program sosial UPS. Unit Pengelola Lingkungan UPL adalah salah satu gugus tugas yang dibentuk oleh BKM sebagai unit mandiri untuk mengelola kegiatan di bidang pembangunan lingkungan perumahan dan permukiman di wilayahnya. UPL bertanggung jawab dalam penanganan rencana perbaikan kampung, penataan dan pemeliharaan prasarana dasar lingkungan perumahan dan permukiman, tata kelola yang baik good goverance di bidang permukiman, dan lain-lain. Tugas UPL adalah : 1. Melakukan pendampingan penyusunan usulan kegiatan KSMpanitia. 2. Mengendalikan kegiatan-kegiatan pembangunan prasarana dasar lingkungan perumahan dan permukiman yang dilaksanakan oleh KSMpanitia pembangunan 3. Motor penggerak masyarakat dalam membangun kepedulian bersama dan gerakan masyarakat untuk penataan lingkungan perumahan dan permukiman yang lestari, sehat dan terpadu. 4. Menggali potensi lokal yang ada di wilayahnya. 5. Menjalin kemitraan channeling dengan pihak-pihak lain yang mendukung program lingkungan UPL. Indah Gustina : Implementasi Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan P2KP di Kecamatan..., 2008 USU e-Repository © 2008 Unit Pengelola Keuangan UPK adalah salah satu gugus tugas yang dibentuk oleh BKM sebagai unit mandiri untuk melaksanakan kebijakan- kebijakan yang ditetapkan oleh BKM mengenai pengelolaan dana pinjaman bergulir dan administrasi keuangan, baik yang berasal dari dana stimulan BLM P2KP maupun dari pihak-pihak lainnya yang bersifat hibah. Tugas UPK adalah : 1. Melakukan pendampingan penyusunan usulan kegiatan KSMpanitia. 2. Mengendalikan kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh KSMpanitia 3. Melakukan pengelolaan keuangan pinjaman bergulir untuk KSM, mengadministrasikan keuangan 4. Menjalin kemitraan channeling dengan pihak-pihak lain yang mendukung program ekonomi UPK. KSMpanitia adalah sekumpulan warga, baik laki-laki maupun perempuan yang menyatukan diri secara sukarela dalam kelompok dikarenakan adanya ikatan pemersatu, yaitu adanya kepentingan dan kebutuhan yang sama sehingga dalam kelompok tersebut memiliki kesamaan tujuan yang ingin dicapai bersama dalam mengatasi berbagi permasalahan kemiskinan yang menyangkut sarana dan prasarana dasar, pengembangan sumber daya manusia serta pengembangan ekonomi. Indah Gustina : Implementasi Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan P2KP di Kecamatan..., 2008 USU e-Repository © 2008 Tugas KSMpanitia adalah : 1. Membentuk KSM 2. Membuat kesepakatanaturan main yang menjadi acuan KSM termasuk susunan kepengurusan 3. Menyusun usulan kegiatanproposal KSM secara rinci dan masuk akal sesuai dengan aturan 4. Melaksanakan kegiatan yang sudah diverifikasi oleh BKM 5. Menggalang kepedulian dengan menumbuhkembangkan swadaya masyarakat 6. Membuat laporan pertanggung jawaban kegiatan 7. Menjaga dan memelihara keberlangsungan kegiatan. Indah Gustina : Implementasi Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan P2KP di Kecamatan..., 2008 USU e-Repository © 2008 Unit-Unit Pengelola Masyarakat Kelurahan Lurah BKM Sekretariat Unit Pengelola Sosial Unit Pengelola Lingkungan Unit Pengelola Keuangan LKM KSMPanitia Relawan-relawan kelurahan, media infokom warga, santunan sosial, beasiswa, KBK, dll KSMPanitia KSM Perbaikan sarana dan prasarana, permukiman, neighbourhood development, dll Pinjaman bergulir, usaha produktif, modal ventura, channeling ekonomi, dll Garis Perintah Garis Fasilitasi Garis Koordinasi Gambar 3. Struktur BKM 4. Perencanaan Partisipatif Menyusun PJM Pronangkis Penyusunan PJM Pronangkis adalah substansi utama dalam perencanaan partisipatif. Perencanaan partisipatif dibuat dengan mempertimbangkan hasil-hasil pemetaan swadaya yang telah dilakukan masyarakat, keterpaduan dengan rencana dan program kelurahan maupun kebijakan Pemda setempat. Pronangkis berisikan : Indah Gustina : Implementasi Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan P2KP di Kecamatan..., 2008 USU e-Repository © 2008 a. Dokumen strategi penanggulangan kemiskinan, yaitu visi, misi dan strategi penanggulangan kemiskinan di kelurahan setempat. b. Rencana Jangka Menengah penanggulangan, yaitu dalam jangka waktu 3 tahun. c. Rencana Tahunan Renta yang berisi rencana detail investasi tahunan. PJM dan Renta Pronangkis tidak boleh sebagai prasyarat untuk memperoleh dana bantuan P2KP, namun sebagai media pembelajaran masyarakat untuk menyusun program bersama. Muatan PJM dan Renta Pronangkis bukan hanya berisikan daftar kegiatan yang didanai sumber dana BLM P2KP, melainkan program masyarakat menyeluruh, termasuk dengan sumber dana swadaya masyarakat, APBD, ataupun channeling dengan perbankan. Pemerintah Swasta dan Kel. Peduli Koperasi LKMD, LPMK,dll Masy. Madani BKM Gambar 4. Kedudukan dan Posisi BKM 5. Komunitas Belajar Kelurahan KBK BKM menjadi motor penggerak dalam membangun forum pembelajaran dalam bentuk Komunitas Belajar Kelurahan KBK, yang dipelopori para relawan setempat. Indah Gustina : Implementasi Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan P2KP di Kecamatan..., 2008 USU e-Repository © 2008 Sebagai wadah melembagakan dan menumbuh kembangkan proses pembelajaran masyarakat, melalui diskusi-diskusi, kajian-kajian refleksi, best practice dan tukar pikiran mengenai berbagai persoalan kemiskinan dan upaya penanggulangannya agar lebih efektif dan berbasis nilai-nilai universal. Hasi-hasil kajian dari KBK menjadi masukan bagi BKM untuk meningkatkan kinerjanya dan juga menjadi masukan bagi pemerintah kelurahan hingga pemerintah kotakabupaten. 6. Forum Komunikasi Antar BKM FKA BKM Untuk saling menunjang proses balajar dan fungsi kontrol sosial, BKM juga membangun forum pembelajaran di tingkat Kecamatan dan KotaKabupaten dalam bentuk FKA BKM. BKM memegang peranan strategi sebagai media perencanaan dari bawah bottom up planning. FKA BKM tingkat Kabupaten berfungsi penting dalam bersinergi dengan Pemda dan KBP dalam menyusun SPKD Strategi Penanggulangan Kemiskinanan Daerah. B. Komponen Bantuan Langsung Masyarakat BLM Makna dana Stimulan BLM sebagai media pembelajaran masyarakat untuk membangun kapital sosial dan menumbuhkan nilai-nilai dan prinsip-prinsip universal akses bagi masyarakat miskin ke sumber dana yang dapat langsung digunakan oleh masyarakat miskin untuk upaya-upaya penanggulangan kemiskinan. Masyarakat miskin mempunyai kesempatan yang sama untuk belajar bersama dalam melakukan kegiatan di bidang lingkungan, sosial dan ekonomi sesuai kebutuhan wilayah masing-masing. Indah Gustina : Implementasi Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan P2KP di Kecamatan..., 2008 USU e-Repository © 2008 1. Alokasi Dana BLM Besarnya dana BLM ditentukan berdasarkan jumlah penduduk dan jumlah keluarga miskin Pra KS dan KS1 di kelurahan penerima program. Jumlah alokasi dana BLM untuk masing-masing kelurahan sasaran diinformasikan secara terbuka. Sumber dana P2KP adalah hutang luar negeri yang harus dibayar kembali oleh seluruh rakyat Indonesia tanpa terkecuali di kemudian hari. 2. Penyaluran dan pencairan dana BLM ke BKM Pencairan dana BLM ke BKMmasyarakat dilakukan secara bertahap, yaitu : Tahap I sebesar 20, Tahap II sebesar 50, dan Tahap III sebesar 30 dari total alokasi dana BLM untuk kelurahan sasaran melalui rekening bank yang ditunjuk oleh BKM. Pencairan dana BLM tahap I merupakan insentif terhadap proses pembelajaran masyarakat dalam menyusun PJM dan rencana tahunan Pronangkis. Pencairan dana BLM tahap II adalah insentif untuk proses pembelajaran masyarakat dalam menyusun usulan-usulan kegiatan sesuai Pronangkis yang telah disepakati bersama. Pencairan dana BLM tahap III merupakan insentif untuk proses pembelajaran masyarakat dalam memperkuat potensi keberlanjutan kegiatan, kelembagaan, dana serta penerapan prinsip dan nilai yang dijunjung P2KP, khususnya pada penyiapan fase terminasi. Indah Gustina : Implementasi Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan P2KP di Kecamatan..., 2008 USU e-Repository © 2008 C. Komponen Penanggulangan Kemiskinan Terpadu PAKET Komponen PAKET adalah salah satu komponen program P2KP yang dimaksudkan sebagai suatu upaya proses pembelajaran untuk membangun dan melembagakan “kemitraan” antara masyarakat dengan pemerintah kotakabupaten dan kelompok peduli setempat LSM, perguruan tinggi, pihak swasta, perbankan dan lain-lain dalam rangka terwujudnya sinergi upaya penanggulangan kemiskinan. PAKET dilaksanakan di beberapa kotakabupaten sasaran P2KP yang dipilih dengan cara kompetisi sehat melalui mekanisme seleksi partisipatif dengan melibatkan pemerintah pusat, provinsi dan pemerintah kotakabupaten. Kriteria seleksi lokal pelaksanaan PAKET sebagai berikut : a. Kinerja pemerintah kotakabupaten dalam mendukung pelaksanaan P2KP di wilayah kerjanya dalam memfasilitasi siklus maupun Komunitas Belajar Perkotaan KBP. b. Kinerja pemerintah kotakabupaten dalam penguatan peran dan fungsi Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan TKPK di wilayahnya. c. Kinerja TKPK Daerah setempat serta kualitas dokumen Strategi Penanggulangan Kemiskinan SPK setempat. Indah Gustina : Implementasi Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan P2KP di Kecamatan..., 2008 USU e-Repository © 2008 Untuk kelancaran pelaksanaan kegiatan Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan P2KP di Kota Medan, dibentuklah Pembina Kecamatan, Penanggung Jawab Operasional Kegiatan PJOK Bantuan Langsung Masyarakat BLM dan Pembina Kelurahan sesuai dengan Surat Keputusan Walikota Medan Nomor 411.41092K2006 tanggal 22 November 2006. Tugas Pembina Kecamatan adalah : 1. Melakukan pemasyarakatan program P2KP kepada Lurah dan Perangkat Kelurahan di wilayah kerjanya. 2. Memfasilitasi berlangsungnya koordinasi dan konsolidasi dalam pelaksanaan P2KP di wilayah kerjanya. 3. Melakukan pemantauan pelaksanaan P2KP di wilayah kerjanya dan menerima serta memverifikasi laporan pada Lurah. 4. Bersama-sama dengan PJOK BLM membuat laporan pertanggung jawaban penggunaan dana BOP Kecamatan. Tugas Penanggung Jawab Operasional Kegiatan PJOK BLM adalah : 1. Memantau proses pelaksanaan P2KP di wilayah kerjanya sesuai dengan pentahapan yang sudah ditentukan. 2. Melaksanakan pengadministrasian program yang meliputi menandatangani Surat Perjanjian Penyaluran Bantuan SPPB, memproses SPP ke KPPN, dan lain-lain. 3. Membuat laporan bulanan pelaksanaan tugas setiap bulan. Laporan bulanan dibuat rangkap empat untuk diserahkan sebelum tanggal 15 setiap bulan kepada Indah Gustina : Implementasi Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan P2KP di Kecamatan..., 2008 USU e-Repository © 2008 Walikota cq Bappeda Kota Medan. Laporan tersebut dikirim sebagai tembusan kepada Camat, Lurah, dan BKM-BKM di wilayah kerjanya. 4. Membuat laporan pertanggung jawaban pada akhir masa jabatannya dan menyerahkan kepada Walikota cq Bappeda Kota Medan paling lambat 1 satu bulan setelah masa tugasnya sebagai PJOK berakhir. Jika terjadi pergantian PJOK antar waktu, maka PJOK sebelumnya harus menyerahkan satu copy laporan kepada PJOK penggantinya. Laporan pertanggung jawaban PJOK memuat pelaksanaan tugas, hasil-hasil kegiatan, hasil monitoring dan evaluasi serta dilengkapi dengan uraian dan penjelasan penggunaan BOP-PJOK. 5. Melakukan koordinasi dan sinkronisasi kegiatan P2KP dengan Konsultan danatau Tim Fasilitator Faskel serta bersama-sama menangani penyelesaian persoalankonflik dan pengaduan mengenai pelaksanaan P2KP di wilayah kerjanya. 6. Melakukan pengecekan terhadap penggunaan dana yang telah disalurkan kepada BKMUP maupun KSM dan masyarakat agar sesuai dengan usulan yang diajukan. Tugas Pembina Kelurahan adalah : 1. Membantu sosialisasi awal P2KP ke seluruh masyarakat di wilayahnya. 2. Memfasilitasi proses pemahaman masyarakat mengenai P2KP, dan atas nama warga mengajukan surat ke KMW dan Bappeda, yang menyatakan kesiapan warga masyarakat melaksanakan P2KP. Indah Gustina : Implementasi Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan P2KP di Kecamatan..., 2008 USU e-Repository © 2008 3. Memfasilitasi pendaftaran dan pengusulan relawan-relawan masyarakat secara demokratis, transparansi dan akuntabel. 4. Memfasilitasi terselenggaranya FGD, rembug warga atau jenis pertemuan lainnya yang melibatkan perangkat Pemerintah Kelurahan termasuk Lingkungan, masyarakat, dan relawan masyarakat dalam upaya penyebarluasan informasi maupun pelaksanaan tahapan kegiatan P2KP. 5. Membuat laporan pertanggung jawaban penggunaan BOP Kelurahan, dan menyampaikannya kepada Walikota cq Bappeda Kota Medan.

4.3. Implementasi P2KP di Kecamatan Medan Maimun