Gambar 2.2.: Skema Siklus Mentruasi
2.2.3 Gangguan menstruasi Wiknjosastro, 2005
Gangguan menstruasi dan siklusnya khususnya dalam masa reproduksi dapat digolongkan dalam:
1. Kelainan dalam banyaknya darah dan lamanya perdarahan pada haid:
a. Hipermenorrhea atau menoragia
b. Hipomenorhea
2. Kelainan siklus:
a. Polimenorrhea
b. Oligomenorrhea
c. Amenorrhea
3. Perdarahan di luar haid:
a. Metroragia
4. Gangguan lain yang ada hubungan dengan haid:
a. Premenstrual tension ketegangan prahaid
Universitas Sumatera Utara
b. Mastodinia
c. Mittelschmerz rasa nyeri pada ovulasi
d. Dismenore
2.3. Dismenore 2.3.1. Definisi dismenore
Menurut Merck Manual for Healthcare Professionals, dismenore didefinisikan oleh sebagai sensasi nyeri sekitar masa menstruasi. Onset nyeri
boleh terjadi semasa menstruasi atau 1 hingga 3 hari sebelum menstruasi. Nyeri biasanya mencapai puncak dalam masa 24 jam selepas onset dan hilang dalam
masa 2 hingga 3 hari. Rasa nyeri biasanya bersifat kram pada abdomen bawah sering bersamaan dengan gejala lain seperti keringat, takikardia, sakit kepala,
mual, muntah, diare dan tremor.
2.3.2. Epidemiologi
Prevalensi dismenore paling tinggi terdapat pada remaja wanita, dengan perkiraan antara 20-90, tergantung pada metode pengukuran yang digunakan.
Sekitar 15 remaja wanita dilaporkan menderita dismenore berat. Dismenore merupakan penyebab tersering ketidakhadiran jangka pendek yang berulang pada
remaja wanita di Amerika Serikat. Sebuah studi longitudinal secara kohort pada wanita Swedia ditemukan prevalensi dismenore adalah 90 pada wanita usia 19
tahun dan 67 pada wanita usia 24 tahun. Sepuluh persen dari wanita usia 24 tahun yang dilaporkan tersebut mengalami nyeri yang sampai mengganggu
kegiatan sehari-hari, dan 75-85 wanita yang mengalami dismenore ringan. Pada suatu penelitian ditemukan bahwa 51 wanita tidak hadir di sekolah ataupun
pekerjaan paling tidak sekali dan 8 wanita tidak hadir di sekolah atau kerja setiap kali mengalami menstruasi. Lebih lanjut, wanita dengan dismenore
mendapatkan nilai lebih rendah di sekolah dan lebih susah beradaptasi dengan lingkungan sekolah daripada wanita tanpa dismenore Abbaspour et al, 2006.
Universitas Sumatera Utara