Ciri-ciri dan Kinetika Pepsin

UIN Syarif Hidayatullah dalam keluarga aspartat protease. Enzim ini pertama diakui memiliki aktifitas dalam proses pencernaan dan pada tahun 1825 pertama kali diberi nama pada tahu tersebut Gillespie, 1898. Selama proses pencernaan, pepsin bekerja pada protein kompleks sampai menjadi peptida dan asam amino hingga dapat benar-benar diserap oleh lapisan usus. Pepsin dibuat dari mukosa usus atau kelenjar yang dikeringkan. Pengolahan pepsin melibatkan aktivasi zimogen menjadi enzim aktif dengan aktivasi terkontrol kelenjar diikuti dengan penyaringan, pemurnian dan akhirnya dikeringkan sampai menjadi bubuk halus dalam kondisi benar-benar dikontrol.

2.3.1 Ciri-ciri dan Kinetika Pepsin

Pepsin, bersama dengan protease aspartat lain yang umum ditemukan di vertebrata dan tanaman, yang paling sering disintesis sebagai zymogen tidak aktif. Pepsin zymogen ini adalah pepsinogen. Pepsinogen memiliki struktur primer yang sama seperti pepsin ditambah 44 residu di N-terminal dari protein. Segmen 44 residu ini sering disebut sebagai propeptide dan pepsinogen sering disebut sebagai sebuah proenzim Davies, 1990. Pepsinogen propeptide berisi sembilan residu lisin, dua residu arginin dan dua histidin residu yang membuat peptida dasar. Propeptide membentuk heliks struktur yang distabilkan oleh gaya elektrostatik enam dari rantai sisi dasar membentuk ion berpasangan dengan rantai samping karboksilat pepsin Perlmann, 1963. Propeptide yang menghambat aktifitas enzim dengan menghalangi akses ke katalitik aspartates di situs aktif. Hasil propeptide dihilangkan dalam aktivasi pepsinogen menjadi pepsin James dan Sielecki, 1986. Hilangnya struktur heliks dari propeptide juga biasanya terjadi selama aktivasi zymogen Davies, 1990. Aktivasi pepsinogen terjadi ketika pH larutan pepsinogen diturunkan. Penurunan pH diyakini membuka rantai samping karboksilat pepsin yang menyebabkan kompleks memecah dan mengarah pada pembentukan enzim aktif. Meningkatkan pH dapat sepenuhnya UIN Syarif Hidayatullah membalikkan aktivasi zymogen jika dilakukan pada waktu yang tepat. Namun, jika pH diturunkan untuk jangka waktu lama aktivasi akan ireversibel James dan Sielecki, 1986. Aktivasi pepsinogen menjadi pepsin diyakini terjadi melalui dua jalur, baik dalam proses satu langkah atau secara berurutan. Ada juga dua reaksi yang berbeda yang terjadi selama aktivasi. Dalam reaksi intramolekuler pepsinogen memotong sendiri untuk membentuk pepsin aktif, sedangkan pada reaksi antarmolekul pepsinogen dibelah oleh salah satu molekul pepsinogen lain, dalam bentuk molekul peralihan atau pepsin aktif. Percobaan kinetika menunjukkan bahwa reaksi intramolekul lebih dominan pada pH lebih rendah dari 3,0 Al-Janabi et al., 1972. Aktivasi Satu-langkah lebih sering terjadi, tetapi tidak eksklusif, melalui Reaksi antarmolekul Kageyama dan Takahashi, 1983. Baik proses satu langkah ataupun jalur bertahap diyakini terjadi secara bersamaan selama aktivasi pepsinogen ke pepsin Christensen et al. 1977. Reaksi intramolekul dan reaksi antarmolekul keduanya terlibat dalam jalur satu langkah. Tampaknya seolah-olah reaksi intramolekul merupakan bagian penting untuk aktivasi awal untuk menghasilkan molekul pepsin aktif. Sedangkan reaksi antarmolekul penting bagi penyelesaian aktivasi Kageyama dan Takahashi, 1987.

2.3.2 Struktur dan Aktifitas Pepsin

Dokumen yang terkait

Aplikasi Metode SDS-PAGE (Sodium Dodecyl Sulphate Poly Acrylamide Gel Electrophoresis) untuk Mengidentifikasi Sumber Gelatin pada Kapsul Keras

1 18 59

Analisa Profil Protein Gelatin Sapi dan Gelatin Babi Gummy Vitamin C Menggunakan Metode SDSPAGE (Sodium Dodecyl Sulphate Poly Acrylamide Gel Electrophoresis)

2 21 79

Purifikasi dan karakterisasi imunoglobulin Y (lgY) kuning telur ayam spesifik Streptococcus mutans menggunakan metode sodium dodecyl sulphate-poly acrilamide gel electrophoresis (SDS-page)

0 8 45

Purifikasi dan karakteristik imunoglobulin Y (lgY) kuning telur ayam spesifik Salmonelaenteritidis menggunakan metode sodium dedocyl sulphate poly acrilamide gel electrophoresis (SDS-page)

0 4 43

Karakteristik Protein Imunoglobulin Y (Ig Y) Kuning Telur H5N1, H5N2 Dan H5N9 Menggunakan Metode Sodium Dodecyl Sulphate-Poly Acrilamide Gel Electrophoresis (SDS-PAGE)

0 10 36

Karakterisasi Protein IgG Anti H5N1 Menggunakan Metode SDS-Page (Sodium Dodecyl Sulfate Polyacrilamide Gel Electrophoresis) Dari Kolostrum Sapi Yang Divaksin H5N1

1 14 75

Analisa Profil Protein Gelatin Babi dan Gelatin Sapi Cangkang Kapsul Lunak Menggunakan Metode SDS-PAGE (Sodium Dodecyl Sulphate Poly Acrylamide Gel Electrophoresis)

2 16 70

Remediasi Pasir Terkontaminasi Dengan Metode Pencucian Kolom Dengan Peningkatan Surfaktan Berbahan Baku Sodium Dodecyl Sulphate (SDS)

0 15 88

Remediasi Pasir Terkontaminasi Dengan Metode Pencucian Kolom Dengan Peningkatan Surfaktan Berbahan Baku Sodium Dodecyl Sulphate (SDS)

0 0 18

Protein Profilesof Beef (Bos indicus), Pork (Sus domesticus),and SausagesBy Using SDS-PAGE (Sodium Dodecyl Sulphate Polyacrylamide Gel Electrophoresis) Method | Zilhadia | Journal of Food and Pharmaceutical Sciences 2432 4129 2 PB

0 0 6