7 Respon otonom
: Frekuensi jantung meningkat, volume sekuncup meningkat, tekanan darah meningkat, dilatasi pupil
meningkat, tegangan otot meningkat, motilitas gastrointestinal meningkat, respon otonom, respon
psikologis Respon psikologis
: Anxietas Contoh
: Nyeri bedah, trauma b.
Nyeri kronis, yaitu nyeri yang dirasakan lebih dari enam bulan. Nyeri kronis ini polanya beragam dan berlangsung berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun.
Karakteristik : Nyeri kronik
Tujuan : Memberikan alasan pada klien untuk mencari
informasi berkaitan dengan perawatan dirinya Awitan
: Terus menerus Durasi dan intensitas
: Durasi lama 6 bulan lebih, ringan sampai berat Respon otonom
: Tidak terdapat respon otonom, vital sign dalam batas normal
Respon psikologis : Depresi, keputusasaan, mudah tersinggung dan
menarik diri Contoh
: Nyeri kanker, arthritis, neuralgia terminal
2.1.4 Teori Nyeri
Barbara C. Long 1989 dalam Hidayat 2009, mengungkapkan terdapat beberapa teori tentang terjadinya rangasangan nyeri, diantaranya, yaitu:
1. Teori Pemisahan Specificity Theory
Menurut teori ini, rangasangan sakit masuk ke medulla spinalis spinal cord melalui kornu dorsalis yang bersinaps di daerah posterior, kemudian naik ke tractus
lissur dan menyilang di garis median ke sisi lainnya, dan berakhir di korteks sensoris tempat rangsangan nyeri tersebut diteruskan.
2. Teori Pola Pattern Theory
Rangsangan nyeri masuk melalui akar gangglion dorsal ke medulla spinalis dan merangsang aktivitas sel T. Hal ini mengakibatkan suatu respons yang merangsang
ke bagian yang lebih tinggi, yaitu korteks serebri, serta kontraksi menimbulkan persepsi dan otot berkontraksi sehingga menimbulkan nyeri. Persepsi dipengaruhi
oleh modalitas respon dari reaksi sel T.
Universitas Sumatera Utara
8 3.
Teori Pengendalian Gerbang Gate Control Theory Menurut teori ini, nyeri tergantung dari kerja seart saraf besar dan kecil yang
keduanya berada dalam akar ganglion dorsalis. Rangasangan pada serat saraf besar akan meningkatkan aktivitas substansia gelatinosa yang mengakibatkan tertutupnya
pintu mekanisme sehingga aktivitas sel T terhambat dan menyebablan hantaran rangasangan ikut terhambat. Rangsangan serat besar dapat langsung merangsang
korteks serebri. Hasil persepsi ini akan dikembalikan ke dalam medulla spinalis melalui serat eferendan reaksinya memengaruhi aktivitas substansia gelatinosa dan
membuka pintu mekanisme, sehingga merangsang aktivitas sel T yang selanjutnya akan menghantarkan rangsangan nyeri.
4. Teori Transmisi dan Inhibisi
Adanya stimulus pada nociceptor memulai transmisi impuls-implus saraf, sehingga transmisi implus nyeri menjadi efektif oleh neurotransmiter yang spesifik.
Kemudian, inhibisi implus nyeri menjadi efektif oleh implus-implus pada serabut- serabut besar yang memblok implus-implus pada serabut lamban dan endogen
opiate sistem supresif .
2.1.5 Faktor yang Mempengaruhi Nyeri