Fase pertumbuhan bakteri Pengukuran aktivitas antibakteri

15 dari sel bakteri melalui membran sitoplasma yang disebut plasmolisis Tim Mikrobiologi FK Brawijaya, 2003. 4. Oksigen Menurut Tim Mikrobiologi FK Brawijaya 2003 berdasarkan akan kebutuhan terhadap oksigen, bakteri digolongkan menjadi berikut : a. Bakteri aerob obligat : bakteri yang memerlukan oksigen untuk pertumbuhannya. b. Bakteri anaerob fakultatif : bakteri yang dapat tumbuh baik ada oksigen maupun tanpa adanya oksigen. c. Bakteri anaerob obligat : bakteri yang hidup bila tidak ada oksigen d. Bakteri mikroaerofilik : bakteri yang kebutuhan oksigennya rendah. 5. Nutrisi Nutrisi merupakan substansi yang diperlukan untuk biosintesis dan pembentukan energi. Berdasarkan kebutuhannya, nutrisi dibedakan menjadi dua yaitu makroelemen C, O, H, N, S, P, Ca, Fe, Mg, dan mikroelemen Mn, Zn, Co, Cu Pratiwi, 2008. 6. Media kultur Bahan nutrisi yang digunakan untuk pertumbuhan mikroorganisme di laboratorium. Berdasarkan konsistensinya, media dikelompokkan menjadi dua macam yaitu media cair dan media padat Pratiwi, 2008.

2.5.4 Fase pertumbuhan bakteri

Menurut Pratiwi 2008 fase pertumbuhan bakteri meliputi empat fase, yaitu : 1. Fase lag 16 Fase lag merupakan fase adaptasi, yaitu fase penyesuaian mikroorganisme pada suatu lingkungan baru. Ciri fase ini adalah tidak adanya peningkatan jumlah sel, yang ada hanyalah peningkatan ukuran sel. Lama fase lag tergantung pada kondisi dan jumlah awal mikroorganisme dan media pertumbuhan. 2. Fase eksponensial fase log Fase ini merupakan fase dimana mikroorganisme tumbuh dan membelah pada kecepatan maksimum, tergantung pada genetika bakteri, sifat media, dan kondisi pertumbuhan. Sel baru terbentuk dengan laju konstan dan massa yang bertambah secara eksponensial. 3. Fase stasioner Pertumbuhan bakteri berhenti pada fase ini dan terjadi keseimbangan antara jumlah sel yang membelah dengan jumlah sel yang mati, karena pada fase ini terjadi akumulasi produk buangan yang toksik. 4. Fase kematian Pada fase ini jumlah sel yang mati meningkat, faktor penyebabnya adalah ketidaktersediaan nutrisi dan akumulasi produk buangan yang toksik.

2.5.5 Pengukuran aktivitas antibakteri

Penentuan kepekaan bakteri patogen terhadap agen antibakteri tertentu dapat dilakukan dengan salah satu dari dua metode pokok yaitu metode dilusi dan metode difusi. 1. Metode dilusi Metode ini digunakan untuk mengukur kadar hambat minimum KHM dan kadar bunuh minimum KBM. Cara yang dilakukan yaitu dengan membuat seri pengenceran agen antimikroba pada media cair yang telah ditambahkan 17 dengan mikroba uji. Larutan uji agen antimkroba pada kadar terkecil yang terlihat jernih tanpa adanya pertumbuhan mikroba uji ditetapkan sebagai KHM. Larutan yang ditetapkan sebagai KHM tersebut selanjutnya dikultur ulang pada media cair tanpa penambahan mikroba uji ataupun agen antimikroba, dan diinkubasi selama 18-24 jam. Media yang tetap terlihat jernih setelah diinkubasi ditetapkan sebagai KBM Pratiwi, 2008. 2. Metode difusi agar Metode yang paling sering digunakan adalah metode difusi agar. Cakram kertas saring berisi sejumlah tertentu obat ditempatkan pada permukaan medium padat yang sebelumnya telah diinokulasi bakteri uji pada permukaannya. Setelah inkubasi, diameter zona hambatan disekitar cakram dipergunakan mengukur kekuatan hambatan obat terhadap organisme uji Brooks, et al., 2001. 18

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di Laboratorium Fitokimia Fakultas Farmasi dan Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara.

3.2 Jenis Penelitian

Penelitian dilakukan dengan metode eksperimental dengan tahapan meliputi pengumpulan sampel, pembuatan simplisia, pemeriksaan karakterisasi simplisia, skrining fitokimia, pembuatan ekstrak etanol dan ekstrak samsu putihserta uji aktivitas antibakteri dari kedua ekstraktersebut terhadap bakteri Staphylococcus aureus, Staphylococcus epidermidis dan Pseudomonas aeruginosa. Penentuan aktivitas antibakteri ekstrak etanol dan ekstrak samsu putih daun titanus dilakukan dengan metode difusi agar. Prinsip metode ini adalah menggunakan media padat dengan pencadang kertas, kemudian area jernih mengindikasikan adanya hambatan pertumbuhan mikroorganisme oleh agen antimikroba pada permukaan media agar Pratiwi, 2008. 3.3 Alat dan Bahan 3.3.1 Alat Alat-alat yang digunakan adalah alat-alat gelas, alumunium foil, autoclaf Webeco, cawan petri, cawan porselin, cawan porselin berdasar rata, deck glass, desikator, Freeze dryer Modulio, inkubator Memmert, jangka sorong, jarum