i BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Seiring dengan tuntutan globalisasi, pendidikan menjadi salah satu kebutuhan pokok manusia. Dengan pendidikan manusia memiliki kemampuan untuk
menyesuaikan diri dengan lingkungan dalam era globalisasi. Pendidikan juga merupakan investasi bagi terciptanya Sumber Daya Manusia SDM berkualitas.
Dalam pengertian yang sempit, pendidikan diartikan sebagai perbuatan atau proses perbuatan untuk memperoleh pengetahuan dan dalam pengertian yang lebih luas
pendidikan adalah sebuah proses dengan metode-metode tertentu sehingga orang memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan cara bertingkah laku sesuai dengan
kebutuhan.
1
Berdasarkan pengertian tersebut, manusia akan memperoleh pengetahuan dan pemahaman yang sesuai dengan kebutuhannya melalui proses yang dilakukan secara
sadar baik formal maupun non-formal. Pendidikan informal dimulai dari keluarga dan lingkungan sekitar, sementara
pendidikan formal diperoleh dari lembaga-lembaga pendidikan formal dan non formal. Yang dimaksud dengan lembaga pendidikan formal adalah sekolah mulai dari
tingkatan yang paling rendah yaitu Taman Kanak-kanak TK sampai Perguruan Tinggi PT. Lembaga non-formal meliputi lembaga pendidikan khusus seperti
kursus bahasa, komputer dan sejenisnya.
1
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan, Bandung: Remaja Rosda Karya, 1999, h. 10
i Sekolah sebagai pusat pendidikan formal, lahir dan berkembang dari
pemikiran efisiensi dan efektivitas di dalam pemberian pendidikan kepada warga masyarakat. Lembaga pendidikan formal persekolahan, kelahiran dan
pertumbuhannya dari dan untuk masyarakat sekitar.
2
Jadi artinya adalah, sekolah sebagai pusat pendidikan formal merupakan perangkat masyarakat yang diserahi kewajiban pemberian pendidikan. Perangkat ini
ditata dan dikelola secara formal, mengikuti haluan yang pasti dan diberlakukan dalam masyarakat yang bersangkutan. Haluan tersebut tercermin dalam falsafah dan
tujuan, penjenjangan, kurikulum dan pengadministrasian serta pengelolaannya. Sekolah sebagai institusi lembaga pendidikan juga memiliki sistem yang
kompleks dan dinamis yang memerlukan pengelolaan yang profesional dan optimal. Pengelolaan ini sangat penting bagi kelangsungan lembaga pendidikan. Sebagaimana
dikemukakan oleh Chester J. Barnard, bahwa tidak ada sesuatu hal untuk abad modern ini, yang lebih penting dari administrasi dan manajemen.
3
Dari peryataan diatas, bisa dicontohkan dengan kelangsungan hidup pemerintah yang beradab akan sangat bergantung pada kemampuan untuk mengelola
dan mengembangkan sesuatu, memerlukan administrasi dan manajemen sebagai alat dalam memecahkan masalah masyarakat modern.
2
Tim Dosen FIP. IKIP Malang, Pengantar Dasar-dasar Pendidikan, Surabaya: Usaha Nasional, 1987
3
H. S Koswara, Ade Nuryatini, Manajemen Lembaga Pendidikan Bandung: Patragading,2002, h. 2
i Selain itu, sekolah sebagai sebuah organisasi pendidikan, pasti mengalami
perubahan baik dalam diri sekolah maupun berasal dari lingkungan, terutama jika lingkungannya tidak stabil, berkembang terus dan sebagainya. Terhadap lingkungan
yang berubah ini organisasi perlu menyesuaikan diri dengan menjawab atau mengatasi masalah-maslah internal, seperti berubahnya kurikulum, volume kegiatan
yang bertambah banyak, penambahan tujuan, tingkat pengetahuan, tingkat keterampilan, sikap dan prilaku para pegawai dan sebagainya, yang mengharuskan
sekolah untuk mengatasinya, sehingga tetap terjadi satu keterpaduan dalam berfungsinya lembaga pendidikan.
Dalam menghadapi berbagai tantangan penyebab perubahan tersebut sekolah harus dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan supaya tidak ketinggalan zaman
dan ditinggalkan oleh siswanya. Walaupun tidak semua usaha perubahan berjalan dengan mudah, karena kadang-kadang usaha perubahan berlawanan dengan
perlawanan. Menghindari kemungkinan timbulnya perlawanan terhadap perubahan, maka
dalam setiap usaha perubahan harus diawali dengan rencana yang matang, pemberian informasi yang jelas kepada semua pihak yang akan terlibat, menumbuhkan
keyakinan bahwa perubahan yang akan dilaksankan tidak akan menimbulkan akibat negatif baik bagi pejabat maupun organisasi.
4
4
Sutarto, Dasar-dasar Organisasi, Yogya: Gajah Mada University Press, 2000, Cet. Ke-19, h. 414
i Hal ini perlu dilakukan oleh karena tujuan setiap usaha perubahan adalah
penyempurnaan. Usaha perubahan yang menimbulkan akibat negatif harus dihindarkan karena tidak sesuai dengan ide pokok usaha perubahan adalah menuju
kesempurnaan. Kurikulum sebagai salah satu komponen sekolah juga mengalami perubahan
dan pembaharuan yang harus disesuaikan dengan tuntutan masyarakat, sehingga sekolah harus mampu menyesuaikan diri dengan keadaan tersebut.
5
Ini dikarenakan kurikulum merupakan alat yang sangat penting dalam keberhasilan suatu pendidikan, tanpa adanya kurikulum yang baik dan tepat, maka
akan sulit dalam mencapai tujuan dan sasaran pendidikan yang dicita-citakan. Kurikulum juga memegang kedudukan kunci dalam pendidikan, sebab
berkaitan dengan penentuan arah, isi dan proses pendidikan, yang pada akhirnya menentukan macam dan kualifikasi lulusan suatu lembaga pendidikan. Oleh karena
itu, kurikulum harus dikelola dan dikembangkan sesuai dengan situasi dan kondisi dimana sekolah itu berada.
Dalam pengembangan kurikulum untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, salah satu unsur yang harus dilakukan adalah adanya strategi yang matang
dari sekolah dan pelaksanaannya harus ditopang oleh manajemen yang tepat.
5
Abdullah Idi, Pemgembangan Kurikulum Teori dan Praktek, Jakarta: Gaya Media,1999, h. 3
i Berdasarkan latar belakang inilah, penulis ingin mencoba mengadakan
penelitian tentang strategi yang digunakan lembaga pendidikan untuk mempertahankan keberadaan lembaganya.
Adapun penelitian dalam skripsi ini, penulis mengambil judul “Strategi Pengembangan Kurikulum Di MTs Al –Munawwar Grogol Jakarta Barat”.
B. Identifikasi Masalah