secara tertulis dalam jangka waktu selambat-lambatnya tiga bulan terhitung dari menerima permintaan dimaksud.
Sebelum mengambil keputusan pejabat yang menerima permintaan izin untuk melakukan perceraian atau untuk beristri lebih dari seorang wajib
mempehatikan dengan seksama alasan-alasan yang dikemukakan dalam surat izin. Jika alasan yang dikemukakan kurang meyakinkan maka pejabat
tersebut harus meminta keterangan tambahan dari istrisuami Pegawai Negeri Sipil yang mengajukan permintaan izin itu atau dari pihak yang lain
yang dipandang dapat memberikan keterangan meyakinkan. Untuk memberikan rasa adil maka Pegawai Negeri Sipil yang
melanggar ketentuan yang dimuat dalam PP No 45 Tahun 1990 akan dijatuhi salah satu disiplin berat dalam PP No. 30 Tahun 1980 tentang
Peraturan Disiplin Pegawai Negeri Sipil tergantung faktor pelanggarannya. Khusus bagi Pegawai Negeri Sipil wanita yang melanggar ketentuan pasal 4
ayat 2 menjadi istri ke duaketigakeempat dijatuhi disiplin pemberhentian tidak hormat sebagai Pegawai Negeri Sipil.
5. Instruksi Presiden No 1 Tahun 1991 Tentang Kompilasi Hukum Islam
KHI
Kompilasi Hukum Islam KHI adalah salah satu rujukan hukum Islam di Indonesia, dalam Kompilasi Hukum Islam diatur tentang hukum
perkawinan, hukum waris dan wakaf. Secara resmi Kompilasi Hukum Islam
KHI, merupakan hasil konsensus ijma ulama melalui media lokakarya, yang kemudian mendapat legalitas dari kekuasaan negara dan disebarluaskan
untuk memenuhi kebutuhan hukum subtansial bagi orang-orang yang beragama Islam.
47
Selain itu perumusan KHI bertujuan untuk menyiapkan pedoman yang seragam unikatif bagi hakim Pengadilan Agama dan menjadi
hukum positif yang wajib dipatuhi oleh seluruh bangsa Indonesia yang beragama Islam.
48
Aturan yang memuat tentang poligami diatur dalam buku 1 tentang Perkawinan BAB IX pasal 55 samapai 59. Dalam KHI diatur tentang
tata cara prosedur poligami. Dalam pasal 55 dijelaskan:
1 Beristri lebih dari satu orang pada waktu bersamaan,terbatas hanya
sampai empat istri. 2
Syarat utama beristri lebih dari seorang, suami harus mampu berlaku adil terhadap istri-istri dan anak-anaknya.
3 Apabila syarat utama yang disebut pada ayat 2 tidak mungkin
dipenuhi, suami dilarang beristri lebih dari seorang.
Pasal 56 1
Suami yang hendak beristeri lebih dari satu orang harus mendapat izin dari Pengadilan Agama
2 Pengajuan permohonan izin dimaksud dalam ayat 1 dilakukan
menurut tata cara sebagaimana diatur dalam Bab VIII peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975.
3 Perkawinan yang dilakukan dengan istri kedua, ketiga atau keempat
tanpa izin dari Pengadilan Agama, tidak mempunyai kekuatan hukum.
Pasal 57 Pengadilan Agama hanya memberikan izin kepada seorang suami yang akan
beristri lebih dari seorang apabila:
47
Cik Hasan Basri, Peradilan Agama di Indonesia Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1998, h. 122.
48
Ahmad Rofiq, Hukum Islam di Indonesia Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2000, h. 43.
a. Tidak dapat menjalankan kewajibannya sebagai isteri.
b. Isteri mendapat cacat badan atau penyakit yang tidak dapat
disembuhkan. c.
Istri tidakdapat melahirkan keturunan. Tampak dalam pasal 57 KHI di atas pengadilan agama hanya memberikan
izin kepada suami untuk beristeri lebih dari seorang apabila si isteri terdapat alasan sebagaiamana dalam pasal 4 Undang-Undang perkawinan jadi suami
dapat beristeri lebih dari seorang apabila dikehendaki oleh pihak-pihak yang bersangkutan
49
Pasal 58 1
selain syarat utama yang disebut pada pasal 55 ayat 2 maka untuk memperoleh izin Pengadilan Agama, harus pula dipenuhi syarat-syarat
yang ditentukan pada pasal 5 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974, yaitu:
a. Adanya persetujuan istri.
b. Adanya kepastian bahwa suami mampu menjamin keperluan hidup
istri-istri dan anak-anak mereka. 2
Dengan tidak mengurangi ketentuan pasal 41 huruf b Peraturan Pemerintah Nomor 9 tahun 1975, persetujuan istri atau istri-istri dapat
diberikan secara tertulis atau dengan lisan, tetapi sekalipun telah ada persetujuan tertulis, persetujuan ini dipertegas dengan persetujuan lisan
istri pada sidang Pengadilan Agama.
3 Persetujuan dimaksud pada ayat 1 huruf a tidak diperlukan bagi
seorang suami apabila istri atau istri-istri tidak mungkin diminta persetujuannya dan tidak dapat menjadi pihak dalam perjanjian atau
apabila tidak ada kabar dari istri atau istri-istri sekurang-kurangnya 2 tahun atau karena sebab lain yang perlu mendapat perhatian hakim.
49
Ahmad Rofiq , Hukum Islam di Indonesia, Jakarta: Rajawali Press, 1995 h. 175.
Dalam pasal 59 Pengadilan Agama bisa dikatakan sebagai satu-satunya institusi yang bisa memberikan izin beristeri lebih dari empat orang.
Pasal 59 Dalam hal istri tidak mau memberikan persetujuan dan permohonan izin
untuk beristri lebih dari satu orang berdasarkan atas salah satu alasan yang diatur dalam pasal 55 ayat 2 dan 57, Pengadilan Agama dapat menetapkan
tentang pemberian izin setelah memeriksa dan mendengar istri yang bersangkutan di persidangan Pengadilan Agama, dan terhadap penetapan ini
istri atau suami dapat mengajukan banding atau kasasi.
Jika diperhatikan substansi poligami dalam Kompilasi Hukum Islam KHI tidak berbeda dengan aturan poligami dalam Undang-Undang
Perkawinan. Hal ini dikarenakan dalam bidang perkawinan Buku 1 KHI dalam berbagai hal merujuk kepada peraturan perundang-undangan yang
berlaku. Disamping itu Kompilasi Hukum Islam juga merujuk kepada pendapat fuqoha yang sangat dikenal di kalangan ulama dan masyarakat
Islam Indonesia. Maka dapat dikatakan, KHI merupakan norma hukum konkrit, dalam penerapan hukum antara yang ditetapkan oleh pengurus negara
dan pandangan ulama.
50
6. KUHPer BW